Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

The Development of Natural Laboratory with Mangroves Ecotourism Concept for Geography Learning in Senior High School in the Olaya Village, Parigi Moutong Regency Maliki, Rendra Zainal
Sumatra Journal of Disaster, Geography and Geography Education Vol 1 No 1 (2017): Sumatra Journal of Disaster, Geography and Geography Education
Publisher : Sumatra Journal of Disaster, Geography and Geography Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.463 KB) | DOI: 10.24036/sjdgge.v1i1.41

Abstract

The development of this natural laboratory is motivated due to there is no development for learning in schools. The potential of mangroves forest area in the Olaya Village are wide enough so that it can be used as a natural laboratory. The reason chosen Olaya village is as seen from some aspects of the assessment parameters such as mangroves forest wide, the distance of the settlement, the condition of naturally mangroves forest, access to the location and condition of the communities who support it. The development of natural laboratory is aim to be able to facilitate student in learning where student are provided differentiated learning that is direct observing the object being studied. The concept of ecotourism mangroves are used as a natural laboratory support due to in the Olaya Village has an excellent mangroves and the role of local communities are able to maintain mangroves. The plan in the development of this natural laboratory will provide benefits both for student in the learning process and for the local communities in developing the potential of the region. The development of this natural laboratory combines two concepts that are education and tourism.
PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN BAMBU SECARA HIDROLOGIS, EKONOMIS, SOSIAL DAN PERTAHANAN Mainaki, Revi; Maliki, Rendra Zainal
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 4, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman sumberdaya hayati yang relatif tinggi. Salah satu sumberdaya hayati tersebut, adalah bambu. Keberadaan tanaman bambu di Asia termasuk Indonesia banyak dimanfaatkan ruas, buluh, pelepah, warna dan tingginya untuk berbagai keperluan. Penulisan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pemanfaatan keanekaragaman bambu secara hidrologis, ekonomis, sosial dan pertahanan di masyarakat, sebagai salah satu solusi alternatif pemanfaatan sumberdaya hayati di Indonesia. Jenis data yang digunakan adalah data literatur berupa hasil karya tulis ilmiah atau hasil penelitian yang relevan. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: 1) fungsi hidrologis bambu memberikan manfaat langsung sebagai tanaman konservasi mengurangi terjadinya erosi, penahan terjadinya longsor, penutup lahan yang baik untuk daerah tangkapan air, sedangkan secara tidak langsung sebagai penunjang kebutuhan air penduduk seperti untuk pipa, saluran dan tempat air; 2) fungsi ekonomi bambu membantu menunjang kebutuhan manusia, menambah pendapatan dan membuka kesempatan perekonomian baru seperti sebagai bahan konstruksi bangunan, anyaman, tulang beton, tali, alat sambung, atap, lantai dan jembatan; 3) Fungsi sosial dari bambu adalah memicu aktivitas sosial antar individu atau kelompok masyarakat, seperti pemanfaatan bambu untuk alat musik, obat tetes mata, alat pancing, tempat pembibitan, rakit dan pipa rokok; dan 4) Fungsi pertahanan bambu sendiri erat kaitannya dengan sejarah bangsa Indonesia terutama sebagai senjata dalam melawan penjajah, selain itu fungsi pertahanan bambu sendiri yakni sebagai medan pertahanan dan pagar hidup maupun buatan.
PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN BAMBU SECARA HIDROLOGIS, EKONOMIS, SOSIAL DAN PERTAHANAN Mainaki, Revi; Maliki, Rendra Zainal
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 4, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman sumberdaya hayati yang relatif tinggi. Salah satu sumberdaya hayati tersebut, adalah bambu. Keberadaan tanaman bambu di Asia termasuk Indonesia banyak dimanfaatkan ruas, buluh, pelepah, warna dan tingginya untuk berbagai keperluan. Penulisan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pemanfaatan keanekaragaman bambu secara hidrologis, ekonomis, sosial dan pertahanan di masyarakat, sebagai salah satu solusi alternatif pemanfaatan sumberdaya hayati di Indonesia. Jenis data yang digunakan adalah data literatur berupa hasil karya tulis ilmiah atau hasil penelitian yang relevan. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: 1) fungsi hidrologis bambu memberikan manfaat langsung sebagai tanaman konservasi mengurangi terjadinya erosi, penahan terjadinya longsor, penutup lahan yang baik untuk daerah tangkapan air, sedangkan secara tidak langsung sebagai penunjang kebutuhan air penduduk seperti untuk pipa, saluran dan tempat air; 2) fungsi ekonomi bambu membantu menunjang kebutuhan manusia, menambah pendapatan dan membuka kesempatan perekonomian baru seperti sebagai bahan konstruksi bangunan, anyaman, tulang beton, tali, alat sambung, atap, lantai dan jembatan; 3) Fungsi sosial dari bambu adalah memicu aktivitas sosial antar individu atau kelompok masyarakat, seperti pemanfaatan bambu untuk alat musik, obat tetes mata, alat pancing, tempat pembibitan, rakit dan pipa rokok; dan 4) Fungsi pertahanan bambu sendiri erat kaitannya dengan sejarah bangsa Indonesia terutama sebagai senjata dalam melawan penjajah, selain itu fungsi pertahanan bambu sendiri yakni sebagai medan pertahanan dan pagar hidup maupun buatan.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS AUGMENTED REALITY Maliki, Rendra Zainal; Saputra, Iwan Alim
Jurnal Spasial Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/js.v8i2.4571

Abstract

Learning media that uses Augmented Reality (AR) technology are able to model images in 3D that can run well. The development of Augmented Reality (AR) based learning media can make it easy for the world of education, one of which is geography. The aim of this research is to develop 3D geographic material using blender software. The method used is development research. The research model to be developed refers to the Research and Development (R&D) model with the ADDIE model (analysis, design, development, implementation, evaluation). For this research only in the analysis and design stage. The result of this research is blender software can create a 3D visual display in Augmented Reality (AR) which can help students in studying this abstract and complex material.
Pemanfaatan Keanekaragaman Bambu Secara Hidrologis, Ekonomis, Sosial dan Pertahanan Revi Mainaki; Rendra Zainal Maliki
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 4, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/geodika.v4i1.1951

Abstract

Indonesia is one of countries with a relatively high level of biodiversity. One of these biological resources, is bamboo. The existence of bamboo plants in Asia, including Indonesia, is widely used by segments, reeds, midribs, colors and height for various purposes. The writing of this article aims to explain the use of bamboo diversity in a hydrological, economic, social and defense manner in society, as one of the alternative solutions for the utilization of biological resources in Indonesia. The type of data used is literature data in the form of scientific papers or relevant research results. The data that has been collected is then analyzed using a qualitative descriptive approach. The results showed: 1) the hydrological function of bamboo provides direct benefits as a conservation plant reducing erosion, preventing landslides, good land cover for water catchments, while indirectly as a support for the population's water needs such as pipes, canals and water containers; 2) the economic function of bamboo helps to support human needs, increase income and open up new economic opportunities such as building construction materials, plaits, concrete bones, ropes, connecting tools, roofs, floors and bridges; 3) The social function of bamboo is to trigger social activities between individuals or community groups, such as the use of bamboo for musical instruments, eye drops, fishing rods, nurseries, rafts and cigarette pipes; and 4) The function of bamboo defense itself is closely related to the history of the Indonesian people, especially as a weapon in the fight against invaders, in addition to the function of bamboo defense itself, namely as a defense field and live and artificial fences.
Karakteristik Fisik Wilayah Pesisir Desa Sabang Untuk Pengembangan Wisata Bahari Ferdi Ferdi; Rendra Zainal Maliki
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 5, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/geodika.v5i2.3658

Abstract

Desa Sabang memiliki wilayah pesisir yang unik dan indah sehingga menarik untuk dikembangkan menjadi wisata bahari. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran umum dan karakteristik fisik wilayah kepesisiran untuk pengembangan wisata bahari Desa Sabang Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei deskriptif. Wilayah pesisir sebagain Desa Sabang yang menjadi lokasi penelitian memfokuskan pada tiga pantai yakni Bambarano, Salur, dan Labuan Lemo. Metode penentuan sampel yakni sampel wilayah (area sampling) secara acak berstrata (stratified random sampling). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, pengukuran, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik fisik wilayah pesisir Desa Sabang yang mencakup tiga wilayah pantai yakni Bambarano, Salur, dan Labuan Lemo tidak jauh berbeda antara lain bentuk pantai, tipe pantai, material penyusun pantai, kecerahan, dan kecepatan arus perairan. Pemanfaatan dan pengembangan wisata bahari yang tepat dilakukan di pesisir Desa Sabang dengan mengembangkan spot pemancingan, diving ataupun snorkeling.
Implementasi Kampus Merdeka Program Membangun Desa Dengan Pendampingan Penyusunan Basis Data Spasial Desa Iwan Alim Saputra; Rendra Zainal Maliki; Khairurraziq Khairurraziq
Surya Abdimas Vol. 6 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/abdimas.v6i3.1670

Abstract

Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diluncurkan di awal tahun 2020, bertujuan untuk menghasilkan ouput lulusan yang dapat menguasai beragam keilmuan dan aplikatif di pasar kerja masyarakat. Kebijkan tersebut memuat delapan (8) program yang menjadi motor dalam pengembangan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa. Salah satu program yang yang berdampak langsung ke masyarakat adalah membangun desa. Program ini secara langsung berkordinasi dengan Kementerian Desa yang bertujuan untuk pembangunan kawasan perdesaaan. Tantangan desa sebagai daerah administratif terkecil dalam menjalankan pemerintahan, seringkali tidak sejalan dengan potensi dan pengelolaannya. Presepsi desa sebagai area yang terbatas, seringkali menimbulkan permasalahan yang kompleks. Hal inilah yang kemudian membuat desa menjadi wilayah yang minim pembangunan. Pembangunan yang dimaksud adalah pembangunan yang sesuai potensi daerahnya. Pendekatan dalam pengabdian ini menggunakan Rapid Rural Apprasial (RRA) yang dilakukan dengaan metode pendampingan berbasis produk. Metode ini memuat beberapa tahapan, yaitu tahap pertama (1) yaitu Focus Group Discussion (FGD), tahap kedua (2) pemetaan, tahap ketiga (3) workshop dan tahap kempat (4) diseminasi. Hasil utama yang diharapkan dari pengabdian ini adalah adanya peta Desa Sioyong berdasarkan hasil kajian dan survey bersama perangkat desa, adanya basis data spasial yang digunakan untuk peta tematik lainnya di Desa Sioyong, adanya kejelasan batas desa Sioyong dengan desa lain yang bersebelahan dan terporgramnya rencana album peta desa Sioyong berdasarkan potensi hasil dari survey.
EFEKTIVITAS BAHAN AJAR DIGITAL BERBASIS MOBILE LEARNING PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI UNIVERSITAS TADULAKO Zumrotin Nisa; Nurvita Nurvita; Rendra Zainal Maliki
Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia) Vol 7, No 3 (2022): VOLUME 7 NUMBER 3 SEPTEMBER 2022
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jpipsi.v7i3.3262

Abstract

The development of Industry 4.0 in the learning process can support graduate learning outcomes. The lecture system both online and offline as well as blended learning can be carried out properly if it is prepared according to learning needs. The learning process in the geography education study program after the 28 September 2018 natural disaster continued with the covid 19 pandemic and the new normal, so the learning process was carried out online and blended learning. This study aims to determine the effectiveness of using digital teaching materials based on mobile learning in geography education study programs. The research design is Quasi Experimental with the Noneequivalent Control Group Design model. All students of the Indonesian regional geography course were the research subjects with a research sample of 2 classes as the experimental class and the control class. This research was conducted in two stages, namely (1) product development of digital teaching materials based on mobile learning and (2) implementation in the LMS class to determine the effectiveness of digital teaching materials based on mobile learning. The research instruments were in the form of tests and questionnaires. N-Gain analysis technique to measure the effectiveness of product development based on student learning outcomes. The results showed 1) Validation by design and instructional media experts showed an average percentage of 76.89% was in the eligible/usable qualifications and the product development attracted student learning interest with a percentage of 79.37%. The results showed that the average level of students' understanding increased as indicated by the average value of the pretest in the experimental class of 47.62 in the control class of 54.29 and the average post-test in the experimental class of 74.29 in the control class of 72.38. Product development is effective for use with an N-gain score for the experimental class of 0.6 and the control class of 0.4 in the medium category.
Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Desa Tompe Kabupaten Donggala Rendra Zainal Maliki; Arifuddin Abd Muis; Khairurraziq Khairurraziq
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/geodika.v6i2.6588

Abstract

Kearifan lokal merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam mengurangi dampak bencana. Kearifan lokasi juga merupakan warisan atau tradisi turun temurun pada suatu kelompok masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mitigasi bencana masyarakat berbasis kearifan lokal desa Tompe Kecamatan Sirenja. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan ekologi atau kelingkungan. Informan penelitian ini terdiri dari 20 masyarakat, 1 tokoh agama, dan 1 tokoh adat. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat nama lokal dalam masyarakat desa Tompe atau toponimi yang digunakan masyarakat dalam menyebutkan wilayah atau bencana alam. Tompe yang berarti lumpur diartikan bahwa desa Tompe pada zaman dulu yaitu berlumpur. Istilah tsunami sendiri diartikan sebagai lembotalu atau ombak yang besar. Untuk nama gempa masyarakat Tompe menyebutkan dengan linggu dan istilah ogo adalah air. Selain itu, masyarakat masih menjaga dan melestarikan kearifan lokal budaya setempat. 
Pendampingan Pemetaan Partisipatif Sekolah Siaga Bencana Rendra Zainal Maliki; Risma Fadhila Arsy; Rahmawati Rahmawati; Arifuddin Abd Muis
Surya Abdimas Vol. 7 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/abdimas.v7i1.2322

Abstract

Salah satu strategi dalam pengurangan risiko bencana adalah dengan peningkatan pemahaman dan kapasitas individu maupun masyarakat terhadap bencana. Lembaga pendidikan sebagai salah satu ruang publik dituntut harus mampu mengelola risiko bencana sesuai dengan ancaman yang ada di wilayah sekitarnya. Melalui penerapan pendidikan sekolah siaga bencana maka secara tidak langsung melatih guru dan sisiwa dalam mitigasi bencana di sekolah mereka. Tujuan utama dalam pengabdian ini adalah agar warga sekolah memiliki ketahanan dan ketangguhan dalam menghadapi bencana melalui sekolah siaga bencana. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode pendampingan. Pelaksanaan kegiatan Participatory Mapping dibedakan menjadi 3 tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis. Tahap persiapan merupakan tahapan pengumpulan data primer. Pengumpulan data primer untuk penyusunan peta-peta dasar. Tahap pelaksanaan merupakan tahap peserta kegiatan melakukan pelatihan untuk membuat peta denah sekolah. Tahap analisis merupakan tahap akhir kegiatan dengan menjelaskan dan mendiskripsikan peta denah sekolah. Hasil dari refeksi, observasi, serta inventarisasi dari kelompok kemudian dideskripsikan dan divisualisasikan dengan pembuatan denah peta lingkungan sekolah. Proses pemetaan lingkungan denah sekolah dilakukan secara partisipatif, terutama untuk menentukan jalur evakuasi dan titik kumpul apabila sewaktu-waktu terjadi bencana. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan sebagai salah satu sarana bagi mitra yaitu sekolah dalam rencana tanggap darurat bencana. Pelibatan seluruh komunitas sekolah sangat penting terhadap literasi kebencanaan. Kegiatan ini telah menumbuhkan peningkatan pemahaman komunitas sekolah dalam kebencanaan khususnya di sekolah rawan bencana.