Claim Missing Document
Check
Articles

STUDI NILAI EKONOMI KEGIATAN PENAMBANGAN BATUBARA DI PIT ARJUNA SITE PT. KOMUNITAS BANGUN BERSAMA SUB PT. KALTIM DIAMOND COAL KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Setiawan Tandi; windhu Nugroho; Tommy Trides
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Desember 2019
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v7i2.2959

Abstract

Ekonomi teknik merupakan penentuan faktor-faktor dan kriteria ekonomi yang digunakan ketika satu atau lebih alternatif dipertimbangkan untuk dipilih dalam menyelesaikan suatu masalah di bidang teknik. Bisa juga dikatakan bahwa ekonomi teknik adalah sekumpulan teknik matematika yang menyederhanakan perbandingan ekonomi dalam suatu kasus di bidang teknik. Penelitian ini bertujuan untuk mnghitung biaya-biaya yang terkati dengan penambangan batubara, menghitung keuntungan dan aliran kas, membuat analisis kepekaan serta mengkaji layak atau tidaknya proyek tersebut dilaksanakan pada PT Kaltim Diamond Coal. Analisis kelayakan investasi di PT Kaltim Diamond Coal menggunakan data dari hasil wawancara dari supervisor engineering perusahaan secara langsung. Metode yang digunakan untuk menghitung suatu kelayakan investasi di PT Kaltim Diamond Coal adalah dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Pay Back Period (PBP) dan Minimum Attractive Rate of Return (MARR). Dari metode tersebut parameter yang digunakan adalah apabila nilai NPV positif dan nilai IRR lebih besar dari nilai MARR serta nilai dari PBP lebih kecil dari umur tambang maka proyek tersebut dikatakan layak. Berdasarkan hasil dari perhitungan yang telah dilakukan dapat disimpulkan biaya produksi bergantung pada target produksi perusahaan, pendapat yang diperoleh pada perusahaan berbeda pada berbagai tahun, nilai aliran kas yang didapat; NPV sebesar Rp 185.212.238.414 dan nilai IRR adalah 35% dari nilai MARR 10% serta nilai PBP sebesar 30 bulan atau 2,5 tahun.
Studi Pencegahan Swabakar (Self Combustion) pada Stockipile di PT Baramulti Suksessarana Bunga Bunga; Windhu Nugroho; Tommy Trides; Sakdillah Sakdillah; Henny Magdalena
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Juni 2022
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v10i1.7917

Abstract

Swabakar atau spontaneous combustion atau disebut juga self combustion adalah salah satu fenomena yang terjadi pada batubara pada waktu batubara tersebut disimpan di stockpile dalam jangka waktu tertentu. Swabakar pada stockpile merupakan hal yang sering terjadi dan perlu mendapatkan perhatian khususnya pada timbunan batubara dalam jumlah besar. Batubara akan teroksidasi saat tersingkap di permukaan sewaktu penambangan, demikian pada saat batubara ditimbun proses oksidasi ini terus berlanjut. Akibat dari reaksi oksidasi antara oksigen dengan gas-gas yang mudah terbakar dari komponen zat terbang akan menghasilkan panas. Pengolahan data penelitian ini menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel. Hasil penelitian ini didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk batubara terbakar yaitu 5-6 minggu dihitung sejak mulai ditumpuk. Beberapa faktor penyebab terjadinya swabakar yaitu lama dan metode penimbunan. Cara pencegahan swabakar pada stockpile di PT Baramulti Sukessarana yaitu dilakukan pengecekkan suhu, dilakukan manajemen FIFO (First In First Out), dan peyiraman menggunakan zat kimia. Sedangkan cara penanganan swabakar yaitu, pemisahan antara titik yang terbakar dengan tumpukan dan penyiraman zat kimia menggunakan water truck.
Evaluasi Produktivitas Unit Crushing Plant Serta Faktor Yang Berpengaruh Pada Coal Processing Plant Di PT. MNC Infrastruktur Utama Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur Orfinada Sultan Danilof; Windhu Nugroho; Tommy Trides
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Juni 2019
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v7i1.2430

Abstract

Pengolahan bahan galian batubara di PT. MNC Infrastruktur Utama Port Bentuas salah satunya adalah proses pereduksian ukuran butir batubara hasil dari penambangan dengan menggunakan unit peremuk batubara dan beberapa bantuan alat lainnya, setelah kita dapat mengetahui masalah yang dihadapi unit peremuk maka akan didapat cara untuk meningkatkan produktivitas unit peremuk itu sendiri. Dalam hal ini ada beberapa masalah yang dihadapi unit peremuk batubara sehingga produksi yang di inginkan tidak dapat terpenuhi. Unit peremuk juga mengalami beberapa hambatan selama proses pengolahan berlangsung seperti terjadinya gangguan teknis dan gangguan mekanis yaitu terjadinya kerusakan pada sistem kelistrikan, belt conveyor macet, motor penggerak crusher rusak. Oleh sebab itu diperlukan pengamatan dan perawatan alat secara berkala agar kerusakan fatal dapat dihindari sehingga proses pereduksian batubara tidak terganggu. Dalam pengamatan dan analisis, langkah awal yang dilakukan adalah mengetahui target produksi dari unit crushing plant yaitu sebesar 130.000 ton per bulan januari dan februari serta mengetahui produktivitas dari unit crusher yaitu 215 ton/ jam pada bulan januari serta 238 ton/jam pada bulan februari. Setelah dilakukan pengamatan di lapangan diperoleh data produksi aktual unit crusher pada bulan januari adalah 395 ton/jam dan 450 ton/jam pada bulan februari.
Studi Kelayakan Investasi Pada Perusahaan PT. Lamindo Inter Multikon Site Bunyu Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara Orisius Oktavianus; Windhu Nugroho; Sakdillah .
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Juni 2019
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v7i1.2432

Abstract

Salah satu hal yang dapat membantu manajemen adalah nilai sensitivitas kelayakan investasi. Dimana yang dimaksud disini adalah bagaimana nilai sensitivitas ini dapat memberikan informasi tentang nilai sensitif dari parameter kealayakan investasi yakni NPV, IRR, BCR dan BEP. Dari sini dapat dilihat nilai jual batubara pada harga tertentu yang masih bisa dikatakan layak dan tidak layak tambang. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa total biaya yang di butuhkan selama umur sisa tambang adalah US$ 800.164.896,68,- dan total target produksi sebanyak 42.340.000 metrik ton dengan asumsi awal harga jual batubara sebesar 20 US$/ton. Dimana PT. Lamindo Inter Multikon memiliki nilai NPV > 0 (US$ 12.108.338,19,-), IRR 106,57% (NPV=0), BCR > 1 (1,06) dan BEP (ton batubara terjual) sebanyak 2.942.198,16 metrik ton. Sehingga investasi dapat dilakukan jika harga batubara mengalami penurunan hingga 4% dengan biaya produksi juga mengalami penurunan hingga 2%.
Hubungan Kandungan Total Sulphur Terhadap Gross Calorific Value Pada Batubara PT. Carsurin Samarinda Nur Muhammad Agung; Windhu Nugroho; Harjuni Hasan
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Juni 2019
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v7i1.2422

Abstract

Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang mempengaruhi potensi kegunaannya. Umumnya untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisis kimia pada batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis total Sulphur menggunakan standar acuan ASTM D4239-14e2 dengan menggunakan alat IRS Leco S-144DR. Selanjutnya untuk menganalisis nilai kalori menggunakan standar acuan ASTM D5865-13 dengan menggunakan alat PARR 6200. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien bernilai positif, besarnya kandungan sulfur pada batubara sangat mempengaruhi nilai kalori batubara. Semakin tinggi nilai total sulfur maka semakin menaikkan GCV final atau nilai kalori pada batubara. Setelah dilakukan koreksi terhadap nilai total sulfur dan keasaman didapatkan nilai kalori kotor atau GCV final batubara mengalami penurunan, antara 8 hingga 54 kalori.
METODE AGLOMERASI AIR KAPUR DAN MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) UNTUK MENINGKATKAN NILAI KALORI BATUBARA SUB-BITUMINOUS Yudi Sapta Prastya; Windhu Nugroho; Agus Winarno
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 9, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Juni 2021
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v9i1.6002

Abstract

Total keseluruhan cadangan batubara Indonesia mencapai 37,6 milyar ton. Dengan perincian batubara kualitas kalori rendah 14,4 milyar ton, kualitas kalori sedang 20,3 milyar ton, kualitas kalori tinggi 2,3 milyar ton dan kualitas kalori sangat tinggi 0,42 milyar ton. Upaya untuk pengoptimalan batubara peringkat rendah yakni dengan penerapan teknologi batubara bersih untuk meningkatkan kualitas batubara. Teknologi aglomerasi batubara – minyak akan digunakan untuk menghasilkan produk batubara dengan kadar abu dan sulfur yang rendah. Metode aglomerasi adalah suatu metode pencucian batubara secara kimia dengan penambahan media pemisah berupa cairan. Bahan baku aglomerasi yaitu batubara raw coal dengan ukuran -40 mesh masing – masing 100 gr  untuk CPO 20 ml, 30 ml, 40 ml, dan 50 ml, serta CPO 0,4% untuk raw coal 5 kg, dan air kapur dengan kadar 3 %. Hasil pengujian proksimat pada aglomerat diperoleh inherent moisture paling tinggi 0,81% dan paling rendah 0,10%,dan inherent moisture 15,91%  pada CPO 0,4%. Dari kandungan ash content menunjukkan terjadi kenaikan kadar sebesar 15,17% (5,87%, 4,62%, 5,17% dan 10,46%), dan nilai volatile matter mengalami penurunan sebesar 17,18% (37,52%, 33,11%, 28,18% dan 33,09%). Adapun untuk fixed carbon, mengalami kenaikan 49,27% (55,85%, 61,46%, 66,49% dan 56,35%). Nilai calorific value juga mengalami kenaikan pada range 7757,56 Cal/g (dmmf) – 88210,58 Cal/g (dmmf), serta nilai total sulphur mengalami penurunan dari 2,12% menjadi 1,25%.
Perencanaan Produksi Batubara Pit B di PT. Pancaran Surya Abadi, Kecamatan Anggana Dan Muara Badak, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur Sahar S; Agus Winarno; Hamzah Umar; Windhu Nugroho; Shalaho Dina Devy; Harjuni Hasan; Anisah Azizah
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 9, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Desember 2021
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v9i2.6956

Abstract

Pada perancangan tahapan penambangan, perlu diketahui jumlah volume cadangan batubara tertambang maupun volume overburden yang terdapat pada sebuah pit. Volume cadangan batubara tertambang dan volume overburden diperlukan untuk memperkirakan dan memprediksi suatu area yang akan dikembangkan menjadi lokasi penambangan yang kemudian akan dibuat perancangan tahapan penambangan (push back). Tujuan dari perancangan tahapan penambangan adalah untuk menyederhanakan seluruh volume yang ada dalam overall pit ke dalam unit-unit pit penambangan yang lebih kecil, sehingga memudahkan penanganannya.Metode batterblock solid digunakan untuk menentukan estimasi cadangan menggunakan software desain tambang, dari hasil  tersebut di buat desain solid (desain pit sebagai batas bawah dan topografi sebagai batas atas), sehingga dari solid tersebut kita dapat membuat rencana penambangan menggunakan software schedulling, dari hasil rencana penambangan tersebut dapat ditentukan tahapan penambangan bulanan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui proses penambangan overburden menggunakan 2 fleet. Masing-masing fleet menggunakan 1 unit excavator Volvo EC360BLC  dengan 2 unit dump truck Nissan CWBM dan 1 unit excavator Sumitomo 350 dengan 2 unit dump truck TRX Build. Proses penambangan batubara menggunakan 1 fleet, yang terdiri dari 1 unit excavator Volvo EC360BLC  dan 4 unit dump truck dengan tipe Hino FM260. Tahapan blok penambangan dibagi menjadi beberapa blok dengan ukuran 30 × 30 m dan tinggi 2 m dengan pertimbangan dibutuhkan minimal 25 m.
Pengaruh Deformasi Terhadap Faktor Keamanan Pit Roto Selatan Blok E1 Wall Barat PT. Pamapersada Nusantara Jobsite PT. Kideco Jaya Agung Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur Anggi Permatasari; Revia Oktaviani; windhu nugroho
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Juni 2019
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v7i1.2424

Abstract

Kegiatan penambangan yang dilakukan PT. Pamapersada Nusantara jobsite PT. Kideco Jaya Agung menggunakan sistem tambang terbuka (surface mining). Dalam hal ini kestabilan lereng perlu diperhatikan karena menyangkut keselamatan pekerja, peralatan mekanis dan fasilitas tambang yang ada disekitarnya. Kestabilan lereng lokasi penelitian ditandai dengan faktor keamanan >1,3. Berdasarkan data slope stability radar, deformasi yang terjadi pada bulan Maret-April 2018 pada zona atas pada bagian atas, tengah dan bawah sebesar 629,37 mm, 621,686 mm dan 615,537 mm. Pada bulan Mei 2018 deformasi lereng pada zona atas, tengah dan bawah masing-masing sebesar 682,68 mm, 658,23 mm dan 724,00 mm. Sedangkan, pada bulan Juni 2018 pada zona atas, tengah dan bawah sebesar 1.159,98 mm, 1.102,67 mm dan 955,89 mm. selain itu, berdasarkan analisis kestabilan lereng dengan menggunakan rocscience slide faktor keamanan kondisi aktual pada bulan Maret-Juni 2018 sebesar 1,226; 1,222; 1,179 dan 1,127. Berdasarkan hubungan antara deformasi dan faktor keamanan. Berdasarkan hasil perhitungan deformasi dan ananalisis yang telah dilakukan pada zona atas dan zona tengah pergerakan yang terjadi cenderung progresif seiring dengan menurunnya faktor keamanan. Dimana pada zona tersebut di dominasi oleh material mudstone. Pada zona atas memiliki geometri lereng dengan tinggi bench berkisar 9  - 28  meter, lebar bench berkisar 3 – 41 meter dan single slope berkisar 26o – 37o dengan overall slope zona tengah sebesar 18o. Dan pada zona tengah memiliki geometri lereng dengan tinggi bench berkisar 3 – 37 meter, lebar bench berkisar 10 – 51 meter dan single slope berkisar 36o – 38o dengan overall slope zona tengah sebesar 21o. Sedangkan pada zona bawah deformasi cenderung stabil. Dimana zona tersebut memiliki geometri lereng dengan tinggi bench berkisar 8 – 9 meter, lebar bench berkisar 8 – 10 meter dan single slope berkisar 35o – 51o dengan overall slope zona tengah sebesar 15o.
Analisis Kestabilan Lereng Dengan Menggunakan Metode Rock Mass Rating (RMR) Dan Metode Slope Mass Rating (SMR) Pada Penambangan Batupasir Daerah Bukit Pinang Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur Marlinus Matius Lollong; Tommy Trides; Windhu Nugroho
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Juni 2019
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v7i1.2435

Abstract

Kestabilan pada lereng batuan berhubungan dengan tingkat pelapukan dan struktur geologi yang ada pada massa batuan tersebut, seperti sesar, kekar, lipatan, dan bidang perlapisan. Struktur tersebut selain lipatan disebut dengan bidang lemah. Disamping struktur geologi, kehadiran air dan sifat fisik-mekanik batuan juga mempengaruhi kestabilan lereng. Analisis kestabilan lereng yang digunakan yaitu metode Rock Mass Rating (RMR) dilanjutkan dengan metode Slope Mass Rating (SMR). Metode Rock Mass Rating (RMR) menggunakan lima parameter serta sifat fisik dan sifat mekanik batuan berupa berat jenis batuan dan kuat tekan batuan. Lima parameter tersebut yaitu Kuat Tekan Batuan, Rock Quality Designation (RQD), jarak kekar, kondisi kekar, dan kondisi airtanah daerah penelitian. Slope Mass Rating (SMR) diperoleh dengan menjumlahkan faktor penyesuaian yang bergantung pada orientasi bidang diskontinuitas dan metode penggalian. Dari analisis yang dilakukan pada lereng di lokasi penelitian, didapatkan nilai parameter metode Rock Mass Rating (RMR) yaitu kuat tekan batuan = 81,37 MPa, RQD = 99,72%, jarak kekar = 1,28 meter, kodisi kekar = panjang diskontinuitas 28 - >500 cm, terbuka 0 – 10 mm, agak kasar, isian kasar (lempung), sedikit lapuk. Kondisi Airtanah daerah tersebut termasuk kedalam kondisi kering. Untuk nilai SMR yang didapatkan ada tiga dikarenakan ada tiga potensi longsoran yang terdapat pada daerah penelitian. SMR pada longsoran bidang = 50,2 (kelas SMR nomor III), SMR pada longsoran baji = 43 (kelas SMR nomor III), SMR pada longsoran guling = 49,5 (kelas SMR nomor III). Hal ini menyatakan bahwa lereng dalam keadaan tidak menentu. Perlu dilakukan perubahan pada geometri lereng agar lereng dalam keadaan stabil.
Perancangan Sistem Penyaliran Tambang Pada PIT XYZ PT Karya Bhumi Lestari Jobsite PT Kartika Selabumi Mining Desa Kedang Ipil Kota Bangun II Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur Bagus Hidayat; Windhu Nugroho; Ma Revia Oktaviani
Jurnal Kendali Teknik dan Sains Vol. 2 No. 3 (2024): Juli : Jurnal Kendali Teknik dan Sains
Publisher : Universitas Katolik Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/jkts-widyakarya.v2i3.3835

Abstract

Water is one of the things that is very influential in the mining process, mining water is water that is at the location and/or comes from the process of mining activities, both mining and processing, including runoff water in the mining area. Surface runoff water is rainwater that overflows into mining areas and is not a result of mining activities. The open pit mining method will cause the formation of a large basin so that it has the potential to become a water storage area, both from surface runoff and groundwater. During extreme weather conditions with high rainfall, water from surface runoff can inundate the ground floor and cause the mining front to become muddy, which can hamper mining activities. Handling waterlogging in mining forts requires good pumping performance, as well as re-planning the mine drainage system for the mine progress area. So that mining activities run smoothly and the mining front is free from puddles of water after rain, the drainage system must be well designed. Based on research that has been carried out, the total area of ​​the Catchment Area is 52.14 Ha with a runoff discharge of 82,567.79 m³/month. The planned discharge using the MF-290 Pump with RPM 1600 is, 290.00 m³/hour or 123,540.00 m³/month. After comparing the MF-290, MF-385 and DND-200 pumps, the MF-290 pump was selected for use. This is because the fuel consumption of the MF-290 is smaller so it saves costs and it is also deemed sufficient to use the MF-290 pump. Pump Ratio on the MF-290 pump April 6.71. May 3.93, June 6.44, July 6.36 and August 8.83, which means the pump is safe to use because the ratio is >1.