Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Relationship between Knowledge Level and Incidence of Skin Diseases: Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kejadian Penyakit Kulit Prasetya, Didik; Abadi, Moh Fairuz
Medicra (Journal of Medical Laboratory Science/Technology) Vol. 8 No. 1 (2025): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/medicra.v8i1.1785

Abstract

Onychomycosis is a fungal infection of the nail frequently found in tropical regions and may negatively impact community health and quality of life. This study aimed to examine the association between public knowledge and the incidence of onychomycosis in Banjar Dinas Batang, Karangasem Regency. An analytical observational design with a cross-sectional approach was employed. A total of 30 adults were selected using purposive sampling based on inclusion criteria. Knowledge levels were assessed using a closed-ended questionnaire, and laboratory diagnosis was confirmed through culture on Sabouraud Dextrose Agar and microscopic observation with Lactophenol Cotton Blue staining. The results revealed that 60% of participants had nail fungal infections, most commonly in those with low knowledge levels (66.7%). Statistical analysis showed a significant association between knowledge and infection incidence (p = 0.045; PR = 4.25). Identified fungal species included Aspergillus spp., Zygomycetes, and yeasts. These findings suggest that limited knowledge increases the risk of onychomycosis. Community-based health education is essential to promote preventive behavior, especially in moist environments that favor fungal growth. 
Perbedaan Kadar Bilirubin Total Sebelum Dan Sesudah Fototerapi Pada Neonatus Di RSU PRIMA MEDIKA Putri Raweg, Pande Made Arie Santika; Bintari, Ni Wayan Desi; Prasetya, Didik
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol. 9 No. 2 (2025)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v9i2.748

Abstract

Abstrak Hiperbilirubinemia pada neonatus merupakan kondisi klinis yang umum terjadi dan memerlukan penanganan segera untuk mencegah komplikasi neurologis. Fototerapi dikenal sebagai metode yang efektif untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kadar bilirubin sebelum dan sesudah fototerapi yang diberikan selama 24 jam secara kontinu menggunakan alat fototerapi LED. Subjek dalam penelitian ini melibatkan 44 neonatus yang menjalani fototerapi dari Januari hingga Maret 2025. Analisis data dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS, diawali dengan uji normalitas Shapiro-Wilk dan dilanjutkan dengan uji paired sample t-test. Hasil uji normalitas menunjukkan data berdistribusi normal (p > 0,05). Uji t berpasangan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kadar bilirubin total sebelum dan sesudah fototerapi (p < 0,001). Rata-rata kadar bilirubin menurun dari 16,24 mg/dL menjadi 9,45 mg/dL, dengan penurunan rata-rata sebesar 6,78 mg/dL. Kesimpulan dari penelitian ini adalah fototerapi terbukti efektif secara statistik dalam menurunkan kadar bilirubin pada neonatus. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan fototerapi sebagai salah satu intervensi utama dalam penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus.   Kata kunci : Fototerapi, Hiperbilirubinemia, Neonatus