Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Skrinning fitokimia komponen bioaktif Parem Karo Sembiring, Novitaria Br.; Lubis, Asyrun Alkhairi; Karo, Reh Malem Br; Hidayat, Andri
Buletin Kedokteran & Kesehatan Prima Vol. 2 No. 2 (2023): September
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/bkkp.v2i2.4798

Abstract

Param Karo atau disebut juga Kuning Bergeh, memiliki khasiat untuk menurunkan suhu tubuh ketika demam. Berdasarkan wawancara dengan pembuat param Karo, di Kelurahan Pekan Bahorok, Sumatera Utara, sediaan ini terbuat dari buah pala (Piperis Nigri Fructus), jahe (Zingiberis Officinalis Rhizoma), bangle (Zingiber purpureum), lempuyang (Zingiber cassumunar), kencur (Kaemferia galanga), temulawak (Curcuma xanthoriza), temu kunci (Boesenbergia pandurata), dan tepung beras (Oryza Sativa) yang dihaluskan, kemudian dibentuk bulat-bulat ukuran kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi metabolit sekunder Param Karo yang belum pernah diteliti. Metode penelitian ini eksperimental dengan menguji metabolit sekunder param Karo menggunakan reagen-reagen skrinning fitokimia. Hasil pengujian skrinning fitokimia param Karo positive mengandung alkaloid, flavonoid, fenol, tannin, monoterpene, seskuiterpen, triterpenoid, dan saponin. Sehingga dapat disimpulkan param Karo mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, fenol, tannin, monoterpene, seskuiterpen, triterpenoid, dan saponin. Meskipun, bahan-bahan dalam pembuatan param Karo sudah melewati proses pemanasan, komponen senyawa bioaktif khususnya metabolit sekunder tidak rusak dan dapat dipertahankan.
The effect of gelagah stem extract on blood glucose levels in male white rats induced with alloxan Simatupang, Veronica Triwindari; Lubis, Asyrun Alkhairi; Nasution, Ali Napiah; Lumbantobing, Christina JRE; Fioni, Fioni; Rahimi, Armon
Buletin Kedokteran & Kesehatan Prima Vol. 3 No. 1 (2024): March
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/bkkp.v3i1.5218

Abstract

Diabetes mellitus is a metabolic disorder characterized by elevated blood glucose levels due to insulin deficiency, insulin resistance, or both. This study aimed to investigate the effects of gelagah stem extract (Saccharum spontaneum L.) on blood glucose levels in male Sprague-Dawley rats induced with alloxan. Experimental rats were divided into six groups: a normal control group, a negative control group (administered 100 mg/kg body weight alloxan), a positive control group (administered 5 mg/kg body weight glibenclamide), and three treatment groups administered gelagah stem extract at doses of 100, 200, and 400 mg/kg body weight. Results showed that all doses of gelagah stem extract significantly reduced blood glucose levels in alloxan-induced diabetic rats. Statistical analysis (Post hoc LSD) confirmed that the decrease in blood glucose levels was significantly different between the treatment groups and the negative control group (p < 0.05).
Pengaruh Ekstrak Daun Kunyit (Curcuma Longa Linn.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Pada Luka Diabetes Metode Difusi Cakram Br Ginting, Anissa Destryana; Nasution, Ali Napiah; Lubis, Asyrun Alkhairi
Jurnal Mahasiswa Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 3 (2024): Juli: Jurnal Mahasiswa Ilmu Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/jumkes.v2i3.1490

Abstract

Daun kunyit memiliki kandungan bahan aktif, seperti flavonoid, tanin dan senyawa fenolik. Zat-zat ini memiliki beragam manfaat bagi kesehatan. Daun kunyit juga mempunyai kandungan berupa minyak atsiri yang diketahui memiliki efek positif terhadap kesehatan tubuh. Studi ini mempunyai tujuan guna mengetahui adanya pengaruh ekstrak daun kunyit (Curcuma Longa Linn.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada luka diabetes. Ekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak daun kunyit diuji dalam perlakuan dengan konsentrasi bertingkat (20%, 40%, 60%, dan 80%) serta kontrol positif menggunakan Kloramphenikol dan kontrol negatif menggunakan DMSO (Dimethyl sulfoxide). Hasil analisis fitokimia menunjukkan keberadaan zat aktif seperti steroid, saponin, tanin, flavonoid, dan alkanoid dalam daun kunyit. Studi ini mengungkapkan ekstra daun kunyit mempunyai potensi untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, yang terbukti dengan pembentukan zona hambat yang signifikan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak 80% menunjukkan efek penghambatan yang paling efektif terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, dengan ukuran zona hambat mencapai 5,52 mm.
Efek Protektif Ekstrak Jinten Hitam (Nigella sativa L.) terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Tetrasiklin Anzelita, Ayu; Lubis, Asyrun Alkhairi; Yunus, Muhammad
Sciences and Clinical Pharmacy Research Journal Vol. 2 No. 2 (2025): July
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/scpr.v2i2.3975

Abstract

Penggunaan tetrasiklin sebagai antibiotik spektrum luas dapat menyebabkan efek samping nefrotoksisitas yang berisiko merusak ginjal. Jinten hitam (Nigella sativa L.) diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang berpotensi melindungi ginjal dari kerusakan akibat stres oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek protektif dari jinten hitam (Nigella Sativa L.) terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus putih (Rattus novergicus) yang diinduksi tetrasiklin. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus yang dibagi menjadi lima kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol positif (K+), kelompok kontrol negatif (K-) diberi tetrasiklin 200 mg/kgBB, kelompok perlakuan diinduksi tetrasiklin 200 mg/kgBB dan ekstrak jinten hitam sebagai terapi (P1)  200 mg/kgBB, (P2) 400 mg/kgBB, dan (P3) 800 mg/kgBB. Penelitian dilakukan selama 14 hari.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar ekstrak jinten hitam (Nigella sativa L.) dapat menurunkan kadar kreatinin dan memperbaiki histopatologi ginjal pada tikus. Dilihat berdasarkan hasil yang diperoleh ekstrak jinten hitam (Nigella sativa L.) memiliki efek protektif terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus yang diinduksi tetrasiklin.
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FARMASI UNPRI TERHADAP PENGGUNAAN OBAT DIABETES MELITUS TIPE 2 Amelia, Ade; Ginting, Astriani Natalia Br; Meutia, Rena; Lubis, Asyrun Alkhairi
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.44811

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat lagi memproduksi insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Penyakit DM diklasifikasi menjadi beberapa bagian, termasuk DM tipe 2 yang umum terjadi pada usia dewasa dan dapat dipicu oleh obesitas dan faktor keturunan serta berisiko menyebabkan komplikasi jika tidak dikendalikan. Mahasiswa farmasi berperan dalam edukasi dan pelayanan kesehatan, sehingga tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa farmasi terhadap penggunaan obat DM tipe 2 sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa farmasi UNPRI terhadap penggunaan obat DM tipe 2 guna mendukung pengelolaan penyakit secara efektif. Penelitian ini dilakukan di Universitas Prima Indonesia menggunakan desain penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan data yaitu data primer yang dikumpulkan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa farmasi UNPRI. Data dianalisis secara univariat menggunakan aplikasi spss versi 27. Terdapat total 100 responden yang termasuk dalam penelitian ini. Didapatkan sebagian besar responden merupakan perempuan dan berusia 17-19 tahun. Berdasarkan tingkat pengetahuan mahasiswa kategori Baik 88 orang (88.0%), kategori Cukup Baik 7 orang (7.0%), dan kategori Kurang Baik 5 orang (5.0%) dan tingkat sikap mahasiswa kategori Baik berjumlah 44 orang (44.0%), kategori Cukup Baik 50 orang (50.0%), dan kategori Kurang Baik berjumlah 6 orang (6.0%). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa farmasi UNPRI tentang penggunaan obat diabetes melitus tipe 2 sebagian besar baik, namun sikap mereka cenderung cukup baik. 
Skrining Resep untuk Identifikasi Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus dan Hiperurisemia Periode Oktober 2023 hingga Maret 2024 di Rumah Sakit Advent Surbekti , Destiana Tata; Sembiring, Novitaria Br; Lubis, Asyrun Alkhairi
Journal of Pharmaceutical and Sciences JPS Volume 8 Nomor 2 (2025)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v8i2.894

Abstract

Background: Diabetes mellitus (DM) and hyperuricemia are frequently encountered comorbidities in clinical practice with increasing prevalence. Long-term pharmacological therapy for these conditions carries the potential for drug interactions and other drug-related problems. Prescription completeness evaluation and drug interaction identification are necessary to ensure therapeutic safety and efficacy. Objectives: This study aimed to identify medications prescribed for patients with DM and hyperuricemia, evaluate potential drug interactions, and assess prescription completeness based on administrative standards according to Indonesian Ministry of Health Regulation No. 72 of 2016. Methods: This retrospective descriptive study with a cross-sectional design analyzed 50 outpatient prescriptions at Advent Hospital Medan from October 2023 to March 2024. The analysis covered administrative, pharmaceutical, and clinical aspects. Drug interactions were identified using Drugs.com with classification as major, moderate, and minor. Results: The most frequently prescribed antidiabetic drugs were metformin (82%), glimepiride (76%), and acarbose (64%), while for hyperuricemia they were allopurinol (88%) and meloxicam (72%). Ten drug interactions were identified, consisting of 8 moderate (80%), 1 major (10%), and 1 minor (10%). Administrative evaluation showed 92% completeness for mandatory components, but patient weight (48%), physician address (64%), and physician phone number (56%) were frequently omitted. Conclusion: The study revealed a significant prevalence of moderate drug interactions between antidiabetic drugs and non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Optimization of prescription screening systems and completion of patient clinical data are required to enhance therapy safety.
Relationship Between the Level of Knowledge and Medication Adherence Level in Diabetes Mellitus Patients in Advent Medan Hospital Amazihono, Keytrin; Erida Novriani; Lubis, Asyrun Alkhairi
NSMRJ: Nusantara Scientific Medical Research Journal Vol. 3 No. 01 (2025): NSMRJ: Nusantara Scientific Medical Research Journal
Publisher : CV. Nusantara Scientific Medical

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58549/nsmrj.v3i01.102

Abstract

Hyperglycemia or elevated blood sugar levels due to decreased pancreatic insulin productin, is a sign of a metabolic disorder that leads to diabetes mellitus (DM). One crucial factor in managing diabetes mellitus is the patient’s knowledge and adherence to treatment. Patients with adequate knowledge are more likely to comply with therapy, which helps control the disease. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge and the level of medication adherence in diabetes mellitus patients in Advent Hospital Medan. This research employed a quantitative approach with a cross-sectional design and a purposive sampling technique. The research involved 90 patients who were selected and agreed to participate as respondents. Data were collected using a validated Diabetes Knowledge Questionnaire (DKQ-24) and Medication Adherence Report Scale (MARS-5). Data analysis was conducted using a non-parametric statistical test, specifically the Chi-Square test. The study found that the majority of patients had a high level of knowledge (48,9%) but were non-adherent to medication (56,7%). The Chi-Square test showed a significance of 0.001 < 0.05, indicating a significant relationship between the level of knowledge and medication adherence among diabetes mellitus patients at Advent Medan Hospital.
Uji Efek Nefroprotektif Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) pada Tikus Jantan yang Diinduksi Gentamisin. Waruwu, Tuti Putri; Lubis, Asyrun Alkhairi; Yunus, Muhammad
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.47642

Abstract

Upaya nefroprotektif bertujuan untuk menjaga kesehatan ginjal dari risiko kerusakan.Tujuan dari studi ini adalah agar memahami pengaruh efek protektif terhadap ginjal serta menentukan dosis dalam jumlah yang tepat dari ekstrak etanol daun sirih hijau yang berfungsi sebagai agen pelindung ginjal.Studi melibatkan 25 ekor tikus jantan yang terbagi kedalam lima kelompok perlakuan berbeda,dimana kelompok kontrol normal tidak diberi perlakuan,Kelompok kontrol negatif yang diinduksi dengan gentamisin,serta kelompok uji yang menerima perlakuan ekstrak etanol daun sirih hijau dengan dosis brturut turut dari 100 mg/KgBB,150 mg/KgBB dan 200 mg/KgBB.Ekstrak diberikan melalui oral sekali sehari masa 8 hari,kemudian setiap hewan uji diberikan injeksi intraperitoneal gentamisin dengan dosis 80 mg/KgBB sejam setelah pemberian ekstrak,kecuali pada kelompok normal. Hasil pemeriksaan kreatinin hari 1 dan 9 mengindikasikan bahwa ekstrak etanol daun sirih hijau berpotensi sebagai agen nefroprotektif