Perumahan Gla Deyah memiliki layout bangunan dengan beragam orientasi sehingga kenyamanan termal pengguna rumah tidak dijadikan pertimbangan yang khusus dalam merancang perumahan. Penelitian ini mengkaji pengaruh orientasi pada suatu bangunan dalam menghadapi permasalahan kenyamanan serta kinerja kenyamanan termal pada rumah yang memiliki tipe yang sama dengan orientasi yang berbeda. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif yaitu mengukur variabel termal seperti suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin pada objek penelitian. Pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah pengukuran langsung serta hasil pengukuran ini akan memberikan data numerik yang dapat digunakan dalam analisis. Alat yang digunakan dalam pengukuran adalah Anemometer untuk mengukur kecepatan angin dan Termohygrometer untuk mengukur temperatur udara serta kelembaban udara. Jumlah total pengukuran pada 3 sampel dilakukan pada bulan maret, diukur setiap hari selama 7 hari. Pembagian waktu pada pengukuran dibagi menjadi 4 waktu yaitu pagi hari pada pukul 08.00-10.00 WIB, siang hari pukul 12.00-14.00 WIB, sore hari 15.00-17.00 WIB dan malam hari pukul 19.00-21.00 WIB. Pengukuran ditulis setiap 5 menit. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa bangunan orientasi selatan merupakan orientasi paling nyaman disebabkan perolehan suhu rata-rata yang paling rendah dan orientasi timur adalah orientasi paling tidak nyaman dengan rata-rata nilai suhu yang paling tinggi. Hasil pengukuran temperatur pada perumahan Gla Deyah adalah 31C -34C, nilai kelembaban yaitu 63%-70% dan kecepatan angin adalah 0 m/s.