Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Analisis Yuridis Pembuktian Dalam Putusan Hakim Perkara pra Peradilan Studi Kasus Melina Setiaharta Versus Widiatmoko, Arry; Anabertha, Malemna Sura; Kanthika, I Made; Markoni, Markoni
Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal Vol. 2 No. 5 (2024): Multidiciplinary Scientifict Journal
Publisher : Al Makki Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57185/mutiara.v2i5.184

Abstract

Praperadilan memiliki arti penting dalam rangka penegakan hukum, melindungi pihak-pihak (tersangka, keluarga atau kuasanya) yang menjadi korban ketidaksewenang-wenangnya aparat penegak hukum baik dalam proses penyelidikan, penyidikan hingga penetapan sebagai tersangka. Putusan Praperadilan Nomor 13/Pid.Pra/2019/PN.JKT.PST permohonan Praperadilan dalam kasus ini termohon sebelumnya tidak menempati janjinya dan memerintahkan termohon untuk mencabut surat ketetapan tentang penghentian penyidikan atas laporan polisi. Dalam putusan ini permohonan pemohon dikabulkan untuk menindaklanjuti tindak pidana yang dilakukan oleh termohon. Penelitian hukum ini menggunakan jenis penelitian normatif. Karena peneliti berusaha mengkaji perundang-undangan dan peraturan yang berlaku yang berkaitan dengan wewenang lembaga Praperadilan. Kemudian dihubungkan dengan permasalahan yang menjadi pokok pembahasan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini sehingga dengan mengkaji undang-undang, peraturan yang berlaku, juga buku-buku yang berkonsep teoritis tersebut dapat menjawab dan menjelaskan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam skripsi ini. Dari hasil penelitian diperoleh kseimpulan a. Proses Pembuktian dan dasar pertimbangan hakim dalam Putusan Praperadilan Nomor 13/PID.PRAP/2019/PN.JKT.PST merupakan merupakan suatu proses yang terjadi saat persidangan yaitu untuk menyakinkan hakim tentang suatu kebenaran dalil atau dalil-dalil yang dikemukan dalam suatu persengketaan. b. Akibat hukum yang timbul dari Putusan Praperadilan dalam Mengabulkan/Gugatan Praperadilan Perkara Pidana dengan menyatakan batal dan tidak sah Penetapan tersangka terhadap laporan kejadian Tindak Pidana Sektor Jasa Keuangan Nomor: LKTP-SJK/7/IV/2019/DPJK, tertanggal 15 April 2019.
Legal Analysis of Legal Power and Legal Protection in Informed Consent Practices in High-Risk Surgical Procedures in Hospitals Ediyanto; Markoni; Kanthika, I Made; Asri, Dyah Permata Budi
International Journal of Science and Society Vol 7 No 2 (2025): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v7i2.1443

Abstract

This research examines the legal force and protective function of informed consent in high-risk surgical procedures, focusing particularly on the latest regulatory framework in Indonesia as stipulated by Law Number 17 of 2023 concerning Health. Currently, there is a notable absence of specific scholarly examination addressing this issue comprehensively. Although the regulation clearly defines patients’ rights to comprehensive medical information and mandates healthcare providers to deliver it transparently, practical ambiguities remain regarding the extent of informed consent’s binding legal authority and effectiveness in providing legal protection for both patients and medical professionals. Employing a normative juridical approach with descriptive-analytical methods, the study is primarily based on literature review and analysis of relevant Supreme Court decisions. The central objective of this research is to evaluate the legal enforceability and protective role of informed consent within the context of high-risk surgical treatments. The findings reveal that informed consent possesses substantial legal force derived from contractual principles established between patients and healthcare providers, thereby ensuring mutual legal protection during high-risk medical procedures. Informed consent encompasses preventive measures that aimed at averting potential disputes through clear communication, and repressive measures, which offer legal remedies in cases of violation, thus strengthening accountability and legal certainty within healthcare services.
Kedudukan Hukum Klausul Take Or Pay dalam Perjanjian Jual Beli Gas Alam Antara PT. P dengan PT. S, PT. K, Dan PT. B Purba, Maria Elisabet; Kanthika, I Made; Judge, Zulfikar; Widarto, Joko; Elawati, Tuti
Almufi Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 2 No 2: Juli 2025
Publisher : Yayasan Almubarak Fil Ilmi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63821/ash.v2i2.470

Abstract

Klausul take-or-pay dalam perjanjian jual beli gas alam lazim digunakan sebagai mekanisme kepastian pendapatan bagi penjual. Namun, persoalan hukum timbul karena klausul tersebut mengharuskan pembeli membayar penuh atas volume gas yang disepakati, meskipun tidak seluruhnya diambil, sehingga menimbulkan potensi ketimpangan dalam pemenuhan hak dan kewajiban para pihak. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penyelesaian permasalahan yang muncul akibat dari klausul take-or-pay dalam perjanjian jual beli gas alam yang dapat melindungi kepentingan penjual dan pembeli secara proporsional. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif, serta mengacu pada teori perjanjian, teori keadilan, dan teori penyelesaian sengketa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klausul take-or-pay ini berpotensi menimbulkan ketimpangan jika tidak disusun dengan memperhatikan proporsionalitas hak dan kewajiban para pihak. Kesimpulannya, keberadaan klausul take-or-pay hanya dapat dibenarkan secara hukum apabila disusun dengan mempertimbangkan asas keadilan dan proporsionalitas, serta memberikan ruang bagi penyelesaian sengketa yang melindungi kepentingan kedua belah pihak secara seimbang. Sarannya Pemerintah dan pelaku industri energi perlu mendorong penggunaan contractual risk-sharing mechanism yang adil dalam klausul ini, termasuk pengaturan tentang kompensasi yang wajar apabila terjadi kegagalan pengambilan gas yang bukan karena kelalaian pembeli.
Implications of Marriage Agreements on the Status of Couples' Property on Money Laundering Criminal Acts in Indonesia Kurniawan, Alan; Asri, Dyah Permata Budi; Markoni; Kanthika, I Made
International Journal of Science and Society Vol 7 No 3 (2025): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v7i3.1501

Abstract

This study examines the implications of prenuptial agreements on the status of marital property in Money Laundering Crimes (TPPU). The research aims to analyze the legal status of assets separated through prenuptial agreements when one spouse is involved in money laundering, and to evaluate legal protection mechanisms for good-faith spouses. The study focuses on the conflict between the principle of party autonomy in marriage law and the principles of follow the money and asset recovery under the Anti-Money Laundering Act. The method used is normative juridical, employing statutory and theoretical approaches, including the theory of legal protection, the theory of evidence, and the concept of reverse burden of proof. Findings reveal that prenuptial agreements hold a strategic role as instruments of legal certainty under the principle of freedom of contract and the 1945 Constitution. However, in practice, within money laundering and corruption cases, their effectiveness is limited because the principles of follow the money and reverse burden of proof grant broad authority to law enforcement to seize assets even if formally legitimate. The normative conflict between civil and criminal law creates legal uncertainty disadvantaging third parties, while existing protections remain suboptimal due to high evidentiary standards and procedural barriers. Thus, regulatory harmonization is necessary to ensure legal certainty, prevent misuse of prenuptial agreements, and provide effective protection for good-faith spouses.
Legal Protection of Patients and Responsibilities of Artificial Intelligence-Based Telemedicine Health Services in Indonesia Alvina, Alvina; Markoni, Markoni; Kanthika, I Made; Asri, Dyah Permata Budi
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 5 No. 9 (2025): Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/eduvest.v5i9.52126

Abstract

The advancement of digital technology in healthcare has fostered the emergence of telemedicine powered by artificial intelligence (AI), particularly within medical practice. In Indonesia, however, this rapid development has not been matched by clear legal safeguards for either patients or medical professionals. The central issues concern the extent of patient protection and the allocation of liability when errors occur in AI-assisted telemedicine services. This study employs a normative juridical approach, supported by statutory analysis, conceptual inquiry, and comparative legal study. The findings reveal that Indonesia’s health regulations remain general in nature and do not specifically define liability boundaries in AI-based medical practice. The absence of a lex specialis and ambiguity regarding legal subjects create potential injustice. This article recommends establishing regulations grounded in precautionary principles, incorporating algorithmic safety, independent audits, and a shared liability framework among physicians, platform providers, and developers to ensure accountability and patient protection in digital healthcare.
Analisis Yuridis Pembuktian Dalam Putusan Hakim Perkara pra Peradilan Studi Kasus Melina Setiaharta Versus Widiatmoko, Arry; Anabertha, Malemna Sura; Kanthika, I Made; Markoni, Markoni
Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal Vol. 2 No. 5 (2024): Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal
Publisher : Al Makki Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57185/mutiara.v2i5.184

Abstract

Praperadilan memiliki arti penting dalam rangka penegakan hukum, melindungi pihak-pihak (tersangka, keluarga atau kuasanya) yang menjadi korban ketidaksewenang-wenangnya aparat penegak hukum baik dalam proses penyelidikan, penyidikan hingga penetapan sebagai tersangka. Putusan Praperadilan Nomor 13/Pid.Pra/2019/PN.JKT.PST permohonan Praperadilan dalam kasus ini termohon sebelumnya tidak menempati janjinya dan memerintahkan termohon untuk mencabut surat ketetapan tentang penghentian penyidikan atas laporan polisi. Dalam putusan ini permohonan pemohon dikabulkan untuk menindaklanjuti tindak pidana yang dilakukan oleh termohon. Penelitian hukum ini menggunakan jenis penelitian normatif. Karena peneliti berusaha mengkaji perundang-undangan dan peraturan yang berlaku yang berkaitan dengan wewenang lembaga Praperadilan. Kemudian dihubungkan dengan permasalahan yang menjadi pokok pembahasan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini sehingga dengan mengkaji undang-undang, peraturan yang berlaku, juga buku-buku yang berkonsep teoritis tersebut dapat menjawab dan menjelaskan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam skripsi ini. Dari hasil penelitian diperoleh kseimpulan a. Proses Pembuktian dan dasar pertimbangan hakim dalam Putusan Praperadilan Nomor 13/PID.PRAP/2019/PN.JKT.PST merupakan merupakan suatu proses yang terjadi saat persidangan yaitu untuk menyakinkan hakim tentang suatu kebenaran dalil atau dalil-dalil yang dikemukan dalam suatu persengketaan. b. Akibat hukum yang timbul dari Putusan Praperadilan dalam Mengabulkan/Gugatan Praperadilan Perkara Pidana dengan menyatakan batal dan tidak sah Penetapan tersangka terhadap laporan kejadian Tindak Pidana Sektor Jasa Keuangan Nomor: LKTP-SJK/7/IV/2019/DPJK, tertanggal 15 April 2019.
The Juridical Analysis of Narcotics Abuse Settlement through Restorative Justice in Bekasi Septiana Agri, Siska; Kanthika, I Made; Markoni, Markoni; Sembiring, Malemna Sura Anabertha
Jurnal Daulat Hukum Vol 8, No 3 (2025): September 2025
Publisher : Magister of Law, Faculty of Law, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jdh.v8i3.47626

Abstract

This study aims to analyze the implementation of restorative justice in drug abuse cases at the District Attorney’s Office of Bekasi Regency. The approach is grounded in the values of substantive justice, humanity, and criminal justice system effectiveness, particularly in response to the inefficiencies of conventional penal models for drug users. This research adopts a normative juridical method and a case study approach of the suspect Muhamad Yunus. The resolution of narcotics abuse cases through rehabilitation is a mechanism inseparable from the implementation of restorative justice, with the spirit of restoring the original condition by rehabilitating the perpetrator of narcotics abuse, which constitutes a victimless crime. The Prosecution Service may terminate prosecution if the perpetrator meets certain criteria and can undergo rehabilitation, thereby providing a solution to narcotics abuse cases involving offenders better suited for rehabilitative measures. The findings reveal that while restorative justice is not explicitly regulated in Law No. 35 of 2009 on Narcotics, its implementation can be legally justified through prosecutorial discretion based on the Attorney General’s Regulation and integrated assessment results. The study also emphasizes the importance of amending legislation to strengthen the legal legitimacy of restorative justice in drug-related cases as a corrective and humanistic approach within Indonesia’s criminal justice system
Mitigasi Risiko Sengketa dalam Kontrak Jasa Konstruksi di Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Marito, Alexsander; Kanthika, I Made
Arus Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 4 No 3: Desember (2024)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajsh.v4i3.971

Abstract

Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah memiliki segi hukum publik dan hukum privat serta terlibat dalam hubungan kontraktual dengan penyedia barang/jasa melalui suatu perjanjian (government contract) yang memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan kontrak privat lainnya. Dalam kontrak yang dibuat pemerintah, prinsip dan aturan hukum dalam hukum kontrak privat tidak sepenuhnya berlaku dikarenakan adanya unsur hukum publik, karena itu diperlukan mitigasi risiko mencegah timbulnya dan apabila terjadi permasalahan atau sengketa. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang ditelaah dalam penelitian ini yaitu, pertama Bagaimana kedudukan hukum para pihak dalam kontrak jasa konstruksi antara Pemerintah Kota Tangerang Selatan dengan Pihak Penyedia Jasa Konstruksi, dan kedua, Bagaimana perlindungan hukum terhadap para pihak, jika terjadi permasalahan pada Kontrak Jasa Konstruksi Pemerintah. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif, dengan metode pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Hasil dari penelitian kedudukan Pemerintah Kota Tangerang Selatan didalam kontrak jasa konstruksi pemerintah sebagai pengguna jasa konstruksi dengan penyedia jasa konstruksi seringkali berada dalam keadaan yang tidak seimbang, pemerintah sebagai pengguna jasa konstruksi seringkali berada dalam kedudukan yang lebih kuat, sedangkan penyedia jasa konstruksi berada dalam kedudukan yang lemah. Mitigasi risiko sengketa dalam kontrak jasa konstruksi pemerintah memerlukan upaya yang sistematis dan terencana, mulai dari identifikasi risiko sejak awal, penyusunan kontrak yang jelas dan komprehensif, hingga pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan jasa konstruksi pemerintah. Pengelolaan risiko finansial, kualitas, perlindungan hukum serta penyelesaian sengketa yang efisien sangat penting untuk meminimalkan potensi kegagalan jasa konstruksi pemerintah dan melindungi kepentingan publik.
Mitigation of Legal Disputes on Business Contracts between Commercial Banks and Providers of Information Technology Goods and Services Gautama, Maria Patricia; Kanthika, I Made; Markoni; Zulfikar
International Journal of Science and Society Vol 6 No 1 (2024): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v6i1.1051

Abstract

This research aims to translate Financial Services Authority Regulations into the clauses of business contracts between commercial banks and providers of information technology goods and services by harmonizing agreements with contractual law principles, especially to reach mutual agreements to mitigate legal disputes. The harmonization process starts from the planning, preparation, implementation, and contract termination stages. The research method used in this article is normative legal research, which aims to research, study, and analyze laws and regulations relating to banking, the OJK, and business contracts between banks and providers of information technology goods and services. This research will use several approaches, including a case approach, a statutory approach, and a conceptual approach. The results of this research emphasize the importance of banks providing standard business contracts that comply with the provisions in MRTI SEOJK to facilitate initial identification and the need for harmonization of clauses that require negotiation with information technology providers. In mitigation efforts, the Bank has considered to accept and control the risks after obtaining approval from management.
Legal Protection of Creditors Against Letters of Undertaking as Additional Agreements Siregar, Pascal Raja Ilham; Kanthika, I Made; Markoni; Subiyanto, Achmad Edi
International Journal of Science and Society Vol 6 No 1 (2024): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v6i1.1055

Abstract

This research aims to learn about the Legal Protection of Creditors Against Letters of Undertaking as Additional Agreements. The research method is normative juridical, using deductive thinking and library data collection. One of them is using the Legal Protection Theory to examine problems in LoUs between debtors and creditors so that debtors commit themselves to fulfilling obligations so that they get their rights by bank rules and applicable laws and regulations in the event of payment failure or default with the conclusion of preventive and repressive measures. This research found that a Letter of Undertaking (LoU) is part of an additional agreement or accessory and an alternative third-party guarantee in the form of a statement of the promissory note to fulfil an obligation made by the Debtor. In this modern and rapidly developing era, LoUs are born as credit guarantees or financing in various fields of construction projects, infrastructure projects, and tender bonds, which are used to facilitate business to help smooth national and international trade transactions.