Claim Missing Document
Check
Articles

Faktor Determinant yang Mempengaruhi Kecemasan Remaja pada Masa Pandemi Emira Apriyeni; Helena Patricia
Jurnal Keperawatan Vol 14 No 2 (2022): Jurnal Keperawatan: Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.136 KB)

Abstract

Pandemi covid-19 menimbulkan kecemasan pada remaja untuk beraktivitas di luar rumah, terbatasnya sosialisasi, dan khawatir jika terpapar dengan virus Covid-19. Kecemasan akan berdampak pada masalah kesehatan mental remaja. Banyak faktor yang mempengaruhi kecemasan pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinant yang berhubungan dengan tingkat kecemasan remaja pada masa pandemi. Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 25 Padang dengan 105 orang sampel dengan Proporsional Stratified Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan dianalisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian didapatkan lebih dari separuh remaja yang mengalami kecemasan sedang-berat sebesar (71,4%). Hasil statistik menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan adalah konsep diri (p=0,002), dukungan keluarga (p=0,000) dan strategi coping (p=0,000), serta religiusitas (p=0,006). Faktor yang paling dominan untuk kecemasan adalah strategi koping (OR=6,7). Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara tingkat kecemasan dengan konsep diri, dukungan keluarga, strategi coping dan religiusitas pada remaja. Faktor yang paling dominan adalah strategi koping. Diharapkan sebaiknya remaja memahami konsep diri, dan meningkatkan religiusitas dan menggunakan strategi koping yang baik serta di harapkan keluarga memberikan dukungan kepada remaja agar menggunakan strategi koping untuk mengurangi kecemasan pada remaja.
TERAPI MODALITAS ULAR TANGGA PADA LANSIA Emira Apriyeni; Helena Patricia; Dwi Christina Rahayuningrum
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i1.1830

Abstract

umlah lansia yang meningkat menjadi beban jika mengalami berbagai permasalahan berkaitan dengan kesehatan, kelemahan fisik, kognitif dan sosial. Masalah ini lebih banyak  terjadi pada lansia yang berada di Panti dibanding lansia yang tinggal di rumah. Masalah penurunan kemampuan fisik, social, dan kognitif pada lansia dapat berakibat lanjut pada penurunan kualitas hidup lansia. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melatih kemampuan fisik, kognitif dan sosial lansia melalui terapi ular tangga agar menciptakan lansia yang sehat jiwa. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode permainan dan diskusi. Sasaran dalam kegiatan ini yaitu lansia yang memiliki kemampuan fisik, kognitif dan sosial yang rendah. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil yang didapatkan yaitu adanya peningkatan rata-rata kemampuan fisik, kognitif dan sosial setelah diberikan terapi ular tangga yang dilihat melalui hasil kuesioner yaitu dari 76 dari nilai 54. Diharapkan kegiatan ini akan meningkatkan kemampuan fisik, social, dan kognitif pada lansia yang tinggal di PSTW sehingga meningkatkan kualitas hidup lansia
ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR USIA DENGAN KEJADIAN CHRONIC KIDNEY DISEASE STAGE V Etri Yanti; Emira Apriyeni; Nova Fridalni
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 6, No 1 (2023): Mei 2023
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v6i1.1818

Abstract

CKD merupakan penyebab kematian peringkat ke-18 di dunia pada tahun 2010 dan meningkat menjadi urutan ke-12 di tahun 2020, faktor yang paling beresiko terjadinya CKD Stgae V yaitu usia, semakin tua pasien maka semakin rentan mengalami CKD stage V. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor usia dengan kejadian chronic kidney disease stage V di RS. Tk. III Dr. Reksodiwiryo Padang tahun 2022. Jenis penelitian ini analitik dengan study dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di RS. Tk. III Dr. Reksodiwiryo Padang tahun 2022 pada tanggal– 4 September 2022. Jumlah populasi 73 dan jumlah sampel sebanyak 42 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisi univariat dan bivariat digunakan Uji Chi-square. Hasil penelitian didapatkan kejadian CKD stage V 31 orang (73,8%) responden, umur yang beresiko ≥60 tahun 28 orang (66,7%). Uji statistik pada penelitian ini dengan Uji Chi-square hubungan faktor usia dengan kejadian chronic kidney disease stage V didapatkan p-value 0,024 (p< 0,05).Kesimpulan terdapat hubungan faktor usia dengan kejadian chronic kidney disease stage V dan diharapkan kepada perawat dapat meningkatkan program penyuluhan tentang faktor resiko dan upaya pencegahan CKD (chronic kidney disease) kepada keluarga pasien agar dapat meminimalisir terjadinya angka kejadian CKD.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN) Dwi Christina Rahayuningrum; Helena Patricia; Emira Apriyeni; Pamela Yulandari
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 14, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v14i1.1883

Abstract

ABSTRAK Anak usia prasekolah (3-5 tahun) belum mandiri dalam melakukan toilet training perlu bantuan orang tuanya dalam toilet training sehingga kejadian menahan saat ingin BAK sering terjadi yang dapat menyebabkan dampak fisik seperti infeksi saluran kemih (ISK), enuresis (mengompol). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian toilet training pada anak usia pra sekolah (3-5 tahun). Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik, dengan metode cross sectional Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak pra sekolah berusia 3-5 tahun di Tk Pembangunan Laboratorium UNP sebanyak 39 murid, teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Pengolahan data menggunakan komputerisasi dengan untuk menganalisa secara univariat yaitu dengan distribusi frekuensi dan univariat dengan melakukan uji chi square. Hasil penelitian lebih dari separuh (61,5%) kemandiran toilet training yang kurang, lebih dari separuh (56,4%) pengetahuan ibu rendah, lebih dari separuh (51,3%) sikap ibu kurang, lebih dari separuh (56,4%) pendidikan ibu rendah, lebih dari separuh (59%) peran ibu kurang. Ada hubungan pengetahan ibu dengan kemandirian toilet training dengan p-value 0,000, ada hubungan sikap ibu dengan kemandirian toilet training dengan p-value 0,006, ada hubungan pendiidkan ibu dengan kemandirian toilet training dengan p-value 0,000, ada hubungan peran ibu dengan kemandirian toilet training dengan p-value 0,000. Diharapkan kepada semua guru agar dapat meningkatkan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai kemandirian toilet training pada ibun anak agar anak menjadi kebiasaan meakukan toilet training seperti melakukan pertemuan sekali sebulan khusus membahas toilet training anak kepada ibu, atau juga bisa seperti melakukan sosialisasi tentang toilet training.Kata Kunci : pengetahuan; sikap; pendidikan; peran; kemandirian toilet training ABSTRACTPreschool-aged children (3-5 years) who are not yet independent in toilet training need the help of their parents in toilet training so that events of holding back when they want to urinate often occur which can cause physical effects such as urinary tract infections (UTI), enuresis (wetting the bed). The purpose of this study was to determine the factors that influence the independence of toilet training in pre-school children (3-5 years). This research is a type of descriptive analytic research, with cross sectional method. The population in this study were all pre-school children aged 3-5 years at UNP Laboratory Development Kindergarten, totaling 39 students. The sampling technique was total sampling. Data processing uses computerization to analyze it univariately, namely by frequency distribution and univariately by conducting a chi square test. The results of the study were more than half (61.5%) lack of independence in toilet training, more than half (56.4%) mothers had low knowledge, more than half (51.3%) mothers attitudes were lacking, more than half (56.4%) %) mother's education is low, more than half (59%) mother's role is less. There is a relationship between mother's knowledge and toilet training independence with a p-value of 0.000, there is a relationship between mother's attitude and toilet training independence with a p-value of 0.006, there is a relationship between mother's education and toilet training independence with a p-value of 0.000, there is a relationship between mother's role and toilet training independence. with a p-value of 0.000. It is hoped that all teachers will be able to increase the level of knowledge and attitudes regarding the independence of toilet training for mothers of children so that children will become in the habit of doing toilet training, such as holding meetings once a month specifically to discuss toilet training for children to mothers, or also by conducting socialization about toilet training.Keywords: knowledge; attitude; education; role; independent toilet training 
Spiritual Therapy-Based Videos Combined with Lecture Methods to Increase Religiosity Among Older People Living in Nursing Homes Helena Patricia; Emira Apriyeni; Dwi Christina Rahayuningrum
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 10 (2023): Volume 6 No 10 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i10.12126

Abstract

ABSTRACT Among the stages of human development, aging is a natural phenomenon. Transferring elderly individuals to nursing homes is a crucial to protect and promote the health of the elderly residents because they lack family support. So, a spiritual meaning system is needed that can assist people in handling stressful situations. One way to assess spiritual health in older people is to measure their level of religiosity. A person's religiosity can be increased by doing spiritual therapy. Sabai Nan Aluih Sicincin Nursing Homes is one of the nursing homes in West Sumatra. One hundred ten older people live in orphanages with limited staff, especially health workers and therapy counsellors. Based on direct observations during the initial survey, it was found that there were several problems with older people feeling anxious, uneasy, often sad, lonely, empty of mind, and happy to be alone. The present study aimed to investigate the effect of religious therapy-based videos combined with lecture methods on increasing religiosity among older people in nursing homes. The performance of spiritual treatment using videos combined with the lecture method combines two main approaches in delivering psychotherapy: the audiovisual and direct lecture. The findings are increase in the average score on the religiosity scale when filling out the pretest and post-test questionnaires, namely 24.75 at the pretest, rising to 31.50 at the post-test. The activity went well, where older people could follow the event's direction well, and no participants left the place during the exercise. Therefore, it is hoped that nursing homes can learn techniques for implementing this therapy through video tutorials provided by the community service implementing team. Keywords: Spiritual Therapy, Videos Combine with Lecturer Methods, Religiosity, Older People, Nursing Homes.
PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA Emira Apriyeni; Helena Patricia; Dwi Christina Rahayuningrum; Siska Sakti Angraini
Khidmah Vol 3 No 2 (2021): Khidmah
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/khidmah.v3i2.362

Abstract

Kota Padang merupakan daerah rawan bencana sehingga kasus Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) mengalami peningkatan. Remaja merupakan salah satu yang rentan mengalami PTSD karena masa remaja merupakan masa transisi yang penuh gejolak dan tidak stabil dengan berbagai perubahan fisik, fisiologis, kognitif, emosional, perilaku, sosial. Remaja yang berada di daerah rawan bencana menunjukkan nilai Psychological Well Being yang rendah dan akan berdampak pada kesehatan mental. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melatih perilaku remaja melalui Assertive Training (AT) agar menciptakan generasi remaja yang sehat jiwa. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode ceramah dan diskusi pada kelompok. Sasaran dalam kegiatan ini yaitu remaja yang memiliki pshycological well being yang rendah. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil yang didapatkan yaitu adanya peningkatan rata-rata pshycological well being setelah diberikan latihan asertif yang dilihat melalui hasil koesioner yaitu 9,25 dan pre test sebelum diberikan latihan asertif yaitu 5,19. Diharapkan kegiatan ini akan meningkatkan sikap dan perilaku asertif serta kesejahteraan psikologis pada remaja.
Hubungan Perilaku Bullying dengan Kemampuan Interaksi Sosial pada Remaja Dwi Christina Rahayuningrum; Emira Apriyeni; Helena Patricia
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 3 (2024): Volume 4 Nomor 3 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i3.13580

Abstract

ABSTRACT  Bullying cases at school top the list of public complaints to the child protection commission (KPAI) in the education sector. West Sumatra has a prevalence rate of 28% of children experiencing violence at school, while 29% of children who experience violence at school are 29%. The aim of this research is to determine the relationship between bullying behavior and social interaction skills among teenagers at SMPN 26 Padang. Cross sectional study research design. The research was carried out in September 2023, with a population of 588 people and a sample of 240 students in grades 7 and 8 of SMP N 26 Padang. Sampling was taken using a proportional random sampling technique using a research instrument in the form of a questionnaire. The research results showed that more than half of the respondents (52.1%) had less interaction, more than half of the respondents (59.6%) had high levels of bullying behavior. The results of the Chi-Square test showed that the relationship between bullying behavior and social interaction was obtained with a value of p=0.000. It was concluded that social interaction is one of the factors causing bullying behavior in students. It is recommended that the school improve extracurricular activities at school Keywords: Bullying Behavior, Social Interaction, Teenagers ABSTRAK Kasus bullying disekolah menduduki peringkat teratas pengaduan masyarakat ke komisi perlindungan anak (KPAI) di sektor pendidikan. Sumtera Barat memiliki angka prevalensi anak mengalami kekerasan di sekolah sebesar 28%, sedangkan anak pelaku kekerasan disekolah 29%.. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku bullying dengan kemampuan interaksi sosial pada remaja di SMPN 26 Padang. Desain penelitian cross sectional study. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2023, dengan jumlah populasi 588 orang dan sampel 240 orang siswa kelas 7 dan 8 SMP N 26 Padang. Pengambilan sampel dengan teknik proportional random sampling dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitian didapatkan lebih dari separuh responden (52,1%) dengan interaksi yang kurang, lebih dari separuh responden (59,6%) dengan  perilaku bullying  yang tinggi.  Hasil uji Chi-Square didapatkan hubungan antara perilaku bullying dengan interaksi sosial diperoleh nilai p=0,000. Disimpulkan bahwa interaksi sosial merupakan salah satu faktor terjadinya perilaku bullying pada siswa. Disarankan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan ekstrakulikuler disekolah Kata Kunci: Perilaku Bullying, Interaksi Sosial, Remaja
PENINGKATAN PENGETAHUAN LANSIA DI BASA AMPEK BALAI KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN EDUKASI HIPERTENSI Apriyeni, Emira; Dafriani, Putri
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 10 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i10.P03

Abstract

Kurangnya pengetahuan, kesadaran yang rendah bahkan tidak peduli sama sekali tentang hipertensi dan tidak ada keinginan untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber seperti media massa, media elektronik maupun langsung dari tenaga kesehatan, menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian Hipertensi pada Lansia. Berdasarkan data dari Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan, tahun 2019 jumlah penderita hipertensi sebanyak 312 orang dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 435 orang lansia penderita hipertensi. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan hipertensi terhadap lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan Tahun 2021. Jenis penelitian ini Pre-Eksperimental One Group Pretest dan Posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita lansia Hipertensi di wilayah kerja Puskemas Basa Ampek Balai Tapan sebanyak 435 orang dengan jumlah sampel sebanyak 16 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pada tanggal 14 Juli 2021 dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis secara univariat dan Bivariat. Rata-rata pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi adalah 7,31 dan Rata-rata pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi 12,44. Terdapat pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan tentang Hipertensi Pada Lansia di wilayah kerja Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan Tahun 2021 (p value= 0,000). Kesimpulan penelitian ada pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan tentang Hipertensi Pada Lansia. Diharapakan pada pimpinan Puskesmas harus membuat program penyuluhan kesehatan tentang tentang Hipertensi Pada Lansia dua kali sebulan di Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan
AKTIVITAS FISIK PADA KUALITAS TIDUR PADA LANSIA LAKI-LAKI Apriyeni, Emira; Patricia, Helena
Indonesian Journal of Health Development Vol 5 No 2 (2023): IJHD
Publisher : Fakultas Ilmu kesehatan UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52021/ijhd.v5i2.121

Abstract

Lanjut usia sering mengalami kesulitan tidur sekitar 67% yang mengakibatkan kualitas tidur yang buruk. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas tidur adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang rutin dapat menyebabkan kelelahan dan membuat kualitas tidur menjadi lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada lansia laki-laki. Metode penelitian dengan desain analitik menggunakan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Sabai Nan Aluih Sicincin di bulan juni 2023. Jumlah sampel sebanyak 50 orang lansia laki-laki dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang di gunakan adalah Physical Activities Scale For Elderly (PASE) dan Pittesburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini di dapatkan sebagian besar responden memiliki aktivitas fisik yang ringan (62%) dan sebagian besar lansia memiliki kualitas tidur yang buruk (58%) dengan nilai pvalue 0,008. Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada lansia laki-laki di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin Tahun 2023. Di harapkan bagi pengasuh wisma untuk mengajak lansia melakukan kegiatan rutin terjadwal di PSTW.
Adolescents Conflicts Resolution Patterns: A Descriptive Analysis Apriyeni, Emira; Patricia, Helena; Rahayuningrum, Dwi Christina
International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science Том 2 № 02 (2024): International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science
Publisher : Pt. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/ijmars.v2i02.748

Abstract

Adolescence is a critical period and is vulnerable to experiencing conflict in everyday life. Therefore, appropriate conflict resolution is needed for adolescents to avoid social problems. Conflict resolution is a problem-solving process that considers the needs of diverse individuals. The research aims to see a picture of conflict resolution in adolescents. This type of research is descriptive and was conducted at Senior High School in Padang City. The research was conducted for one week on 24 respondents using a purposive sampling technique. Data were collected using a questionnaire via form for students. Univariate data analysis uses frequency distribution. The research results showed that more than half of the respondents (54.2%) carried out conflict resolution destructively. It can be concluded that adolescents still use destructive resolutions in dealing with conflicts in everyday life. It is hoped that teenagers will be able to find ways to resolve conflicts so that they can improve mental health in adolescents.