Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Diagnosis: Jurnal Ilmiah Kesehatan

Efektivitas Penggunaan Mobile Health Pada Manajemen Mandiri Diabetes Melitus Tipe Ii: A Scoping Review Juliani, Enni; Yari, Yarwin; Rosliany, Nia
Diagnosis Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 19 No. 2 (2024): Diagnosis: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jikd.v19i1.1833

Abstract

Diabetes melitus tipe2 adalah gangguan sistem metabolisme dan sebagai salah satu penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dalam tubuh akibat resistensi insulin atau produksi insulin yang tidak adekuat. Diperlukan penanganan yang berkesinambungan untuk mengendalikan dan mencegah akibat lanjut dari penyakit ini, oleh karena itu partisifasi aktif dan manajemen mandiri dari pasien memiliki peran yang sangan penting. Mobile Health (MHealth) sebagai suatu inovasi dalam mengendalikan dan menangani pasien diabetes melitus tipe2. Proses pelingkupan (scoping review) dilakukan sesuai dengah kriteria yang disarankan oleh Joanna Briggs Institute: Populasi (orang dewasa dengan penyakit Diabetes Melitus tipe2 dan mendapat manfaat dari penggunaan Mobile Health, Konsep (studi mobile health yang digunakan pasien Diabetes Melitus, Konteks (studi Mobile Health digunakan di rumah sakit, rumah, komunitas. Pencarian data base dilakukan pada rentang tahun 2019-2024 pada MedLine via PubMed, SAGE dan Science Direct dengan kata kunci seperti Diabetes Melitus tipe2 dan manajemen mandiri dan mobile health. Kami memasukkan tiga belas artikel dalam ulasan efektifitas mobile health pada manajemen mandiri pasien diabetes melitus tipe2 menjadi fokus, baik dalam bentuk SMS, maupun bentuk aplikasi. MHealth telah mampu menciptakan resolusi baru dalam menyediakan layanan kesehatan secara umum dan efektif meningkatkan manajemen mandiri diabetes melitus tipe2. Berbagai aplikasi yang menggunakan mobile health seperti: (DHealthBar, applet WeChat), Fitbit Alta®, glukometer iHealth®, skala BodyTrace®), Hospital-Community-Hospital (i-HCH), My Diabetes Coach (MDC)-Aplikasi Laura, Mobile Diabetic Foot Personal Care System (m- DAKBAS), POWER2DM, Model perilaku Fogg/ Fogg behavior model (FBM).
Intervensi Keperawatan Dalam Pencegahan Cardiac Arrest Pada Pasien Dengan Gangguan Kardiovaskular Wahdini, Rizqa; Chairunisa, Ratu; Ziah sibualamu, Khalidah; Rosliany, Nia
Diagnosis Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 19 No. 2 (2024): Diagnosis: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jikd.v19i1.1881

Abstract

Penyakit kardiovaskular, yang meliputi gangguan pada jantung dan pembuluh darah, adalah penyebab kematian utama di seluruh dunia. Penyakit ini termasuk jantung koroner, hipertensi, gagal jantung, dan stroke, dan merupakan penyebab kematian tidak menular dengan angka kematian tertinggi secara global. Data WHO 2019 menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular menyumbang 32% dari total kematian dunia, dengan 80% kasus terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk Indonesia, di mana penyakit ini menyumbang 35% dari kematian akibat penyakit tidak menular. Henti jantung bisa terjadi baik di rumah sakit (in-hospital) maupun di luar rumah sakit (out-hospital), Kematian paling tinggi sering terjadi dalam 24 jam setelah henti jantung. Keterlambatan dalam pemberian resusitasi oleh petugas kesehatan, terutama jika lebih dari 10 menit, dapat meningkatkan risiko kematian. Metode yang digunakan mengikuti kerangka Arskey dan O’Molley, dengan artikel yang diambil dari database Proquest, Pubmed, dan Sage (2014-2024). Peninjauan dilakukan menggunakan kriteria kelayakan JBI (Joanna Briggs Institute). Penelitian ini mengikuti pedoman PRISMA-ScR untuk scoping review. Hasil penangan pasca cardiac arrest dapat dilakukan dengan pengaturan tekanan darah, oksigenasi dengan saturasi O2 92% - 98%, pengaturan suhu tubuh. Intervensi diberikan di 24 jam pertama dan 48 jam berikutnya. Kesimpulan Post-cardiac arrest syndrome merupakan kondisi kompleks yang melibatkan berbagai proses patofisiologis. Secara umum, pasien yang selamat dari cardiac arrest dengan kondisi neurologis yang baik dapat bertahan hidup hingga 5 tahun, meskipun berisiko mengalami komplikasi seperti syok kardiogenik, ruptur sternum, dan kerusakan otak yang mempengaruhi kualitas hidup.