cover
Contact Name
Indriyanti
Contact Email
indriyanti.iyt@bsi.ac.id
Phone
+62274-4342536
Journal Mail Official
jurnal.pariwisata@bsi.ac.id
Editorial Address
Jl. Kramat Raya No.98, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10450
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Pariwisata
ISSN : 25282220     EISSN : 23556587     DOI : https://doi.org/10.31311/par
Core Subject : Humanities, Social,
Jurnal PARIWISATA Terbit pertama kali pada 2014. Jurnal ini dimaksudkan sebagai media kajian ilmiah hasil penelitian, pemikiran dan kajian analisis-kritis mengenai Kepariwisataan dan Destinasi Wisata. Dengan lingkup keilmuan pada bidang: 1. Destinasi Pariwisata 2. Kualitas Pelayanan 3. Perhotelan 4. Budaya 5. Makanan
Articles 190 Documents
PENGEMBANGAN KOMPETENSI MELALUI MODEL WISATA EDUKASI (STUDI KASUS DI BALAI PELATIHAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BOGOR) Zuhriana, Diah; Syahroni, Caca; Susmianto, Adi
Jurnal Pariwisata Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/par.v12i1.25315

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk merumuskan pengembangan kompetensi pengelola yang sesuai dengan rumusan model wisata edukasi di BPLHK Bogor. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif melalui studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 86% responden sangat mendukung pemanfaatan Hutan Diklat Rumpin sebagai lokasi wisata edukasi. Pengunjung dan pengelola menyatakan bahwa Hutan Diklat Rumpin sesuai untuk dijadikan wisata edukasi karena adanya objek/atraksi wisata dan memiliki fasilitas yang cukup memadai. Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara, sebanyak 14% responden berpersepsi kurang positif terkait pemanfaatan Hutan Diklat Rumpin sebagai lokasi wisata edukasi, dengan alasan kurang memadai dalam hal sarana transportasi, fasilitas, sarana komunikasi, serta ketersediaan petunjuk/ informasi/media. Dari hasil analisis supply demand, model wisata edukasi yang dikembangkan adalah terkait konten dan kemasan wisata edukasi, promosi dan pemasaran, serta pelayanan wisata edukasi. Pengembangan materi konten wisata edukasi meliputi atraksi outbond, minizoo dan taman bermain. Materi terkait promosi dan pemasaran wisata edukasi yaitu pengelolaan medsos facebook, Instagram, twitter, dengan memperhatikan aspek kontinyuitas dalam membuat/memperkaya konten pada sosial media. Pengembangan materi pelayanan terkait fisik, keandalan, empati, jaminan dan kepastian serta pelayanan kerjasama pengelolaan. Metode pengembangan kompetensi yang dibutuhkan pengelola yaitu secara klasikal dan non klasikal, dengan pendekatan; pelatihan, sosialisasi, magang, dan studi banding.Kata Kunci : Pengembangan Kompetensi, Model, Wisata Edukasi                                                                    ABSTRACTThis research aims to formulate the development of management competencies that align with the educational tourism model at BPLHK Bogor. The approach in this study is qualitative with a descriptive method through case studies. The results indicate that 86% of respondents strongly support the utilization of the Rumpin Training Forest as an educational tourism location. Visitors and managers state that the Rumpin Training Forest is suitable for educational tourism due to the presence of tourist objects/attractions and adequate facilities. Meanwhile, 14% have a less positive perception, as BPLHK Bogor is deemed insufficient in terms of transportation facilities, amenities, communication means, and the availability of signs/information/media. From the supply-demand analysis, the developed educational tourism model is related to the content and packaging of educational tourism, promotion and marketing, as well as educational tourism services. The development of educational tourism content materials includes outbound attractions, minizoos and playgrounds. Materials related to the promotion and marketing of educational tourism are the management of social media Facebook, Instagram, twitter, by paying attention to the aspect of continuity in creating/enriching content on social media. Development of service materials related to physicality, reliability, empathy, assurance and certainty as well as management cooperation services. The competency development methods needed by managers are classical and non-classical, with the approach; training, socialization, internships, and comparative studies.Keyword: Competency Development, Model, Educational Tourism 
EXPLORATION OF TOURISM POTENTIAL IN NEGERI SALEMAN (CENTRAL MALUKU) FOR THE DEVELOPMENT OF TOURIST ATTRACTIONS Nugraheni, Krisnawati Setyaningrum; Aswan, Muhammad Kholil; Ratnasari, Devi; Mawastri, Desvita Diananggun
Jurnal Pariwisata Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/par.v12i1.23550

Abstract

ABSTRAK Desa Wisata Negeri Saleman, terletak di Kecamatan Seram Utara Barat, Kabupaten Maluku Tengah, merupakan kawasan dengan potensi wisata alam. Kawasan ini memiliki karakteristik khas berupa kombinasi lanskap pantai, bahari, dan pegunungan dengan atraksi utama seperti Pantai Ora, Pantai Air Belanda, Keramba Cinta, dan Tebing Hatupia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan model daya tarik wisata Desa Saleman melalui analisis potensi wisata alam, pemberdayaan masyarakat lokal, dan ekonomi kreatif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara mendalam dengan pemangku kepentingan meliputi pengelola wisata, komunitas lokal, dan wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Negeri Saleman memiliki berbagai atraksi wisata unggulan yang dapat dikembangkan menjadi produk ekowisata berbasis keunikan lokal seperti pengalaman snorkeling di terumbu karang yang masih alami, eksplorasi gua laut, dan wisata tujuh pulau yang memadukan keindahan alam dengan kearifan lokal. Meskipun infrastruktur aksesibilitas masih perlu ditingkatkan akibat cuaca ekstrem yang sering menyebabkan kerusakan jalan, potensi ekowisata dan pariwisata berkelanjutan di desa ini sangat menjanjikan. Partisipasi aktif masyarakat lokal dalam pengelolaan wisata serta promosi digital menjadi kunci utama untuk mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, dengan implementasi berupa keterlibatan warga dalam penyediaan akomodasi, kuliner lokal, dan pelestarian lingkungan. Strategi pengembangan yang diusulkan mencakup diversifikasi produk wisata, peningkatan kapasitas SDM lokal melalui pelatihan kewirausahaan dan keterampilan digital, serta perbaikan infrastruktur pendukung seperti signage, pengelolaan sampah, dan transportasi lokal guna meningkatkan daya saing Desa Wisata Negeri Saleman di tingkat nasional dan internasional. Kata kunci: Desa Wisata, ekowisata, pemberdayaan masyarakat, potensi wisata, ekonomi kreatif, pariwisata berkelanjutan ABSTRACT The Tourism Village of Negeri Saleman, located in the North West Seram District, Central Maluku Regency, is an area rich in natural tourism potential, including coastal and marine tourism. This study aims to identify and develop a model of tourist attractions in Saleman Village through an analysis of natural tourism potential, local community empowerment, and the creative economy. The results indicate that Negeri Saleman possesses various premier tourist attractions. Although accessibility infrastructure still needs improvement due to extreme weather often causing road damage, the potential for ecotourism and sustainable tourism in this village is highly promising. Active participation of the local community in tourism management and digital promotion are key factors in supporting sustainable tourism development. The proposed strategies include diversification of tourism products, enhancement of local human resource capacity, and infrastructure improvements to increase the competitiveness of the Negeri Saleman Tourism Village at both national and international levels. Keywords: Tourism Village, ecotourism, community empowerment, tourism potential, creative economy, sustainable tourism.
PARIWISATA INKLUSIF : TANTANGAN DALAM MEWUJUDKAN DESTINASI WISATA RAMAH DIFABEL DI YOGYAKARTA (Studi Kasus di Destinasi Wisata Taman Sari Yogyakarta) Islami, Mona Erythrea Nur; Sogen, Katarina Fausti Na Bine; Sarin, Kristiana Dwi; Trisnice, Yosefa Maristella
Jurnal Pariwisata Vol 12, No 2 (2025): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/par.v12i2.27142

Abstract

ABSTRAK Pariwisata inklusif merupakan satu pendekatan yang bertujuan untuk memberikan ruang yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas dan kelompok marjinal untuk terlibat dan menikmati manfaat ekonomi, sosial, budaya dari sektor pariwisata. Pendekatan ini menekankan keadilan sosial, partisipasi, dan aksesibilitas sebagai fondasi utama dalam pengembangan destinasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat implementasi kebijakan pariwisata inklusif di Yogyakarta dengan mengambil satu studi kasus di destinasi wisata Taman Sari Yogyakarta. Mendeskripsikan tantangan yang dihadapi serta mendeskripsikan peran pemerintah kota Yogyakarta untuk mewujudkan destinasi wisata inklusif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan data menggunakan teknik wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Taman Sari sudah berupaya untuk mewujudkan destinasi wisata ramah difabel dengan membangun fasilitas untuk difabel, melatih pemandu dengan ketrampilan bahasa isyarat. Namun demikian, hasil yang dicapai belum maksimal, karena Taman Sari masih menghadapi berbagai tantangan dan keterbatasan-keterbatasan dalam upaya mewujudkan destinasi wisata yang bisa diakses untuk semua golongan. Faktor-faktor penghambat tersebut adalah struktur bangunan yang termasuk dalam cagar budaya, keterbatasan anggaran, kurangnya ketrampilan SDM, kurangnya partisipasi sosial. Rekomendasi dari penelitian ini adalah prioritas anggaran untuk pembangunan sarana prasarana bagi pengunjung difabel,  komitmen dan kolaborasi antara pengelola, pemerintah, dan masyarakat lokal untuk menciptakan lingkungan wisata ramah difabel, pelibatan komunitas difabel yang lebih intensif serta dukungan pemerintah  untuk mewujudkan pariwisata inklusif di Yogyakarta. Kata Kunci: Aksesibilitas,  Kesetaraan, Inklusi Sosial, Ramah Disabilitas, Destinasi Inklusif ABSTRACT Inclusive tourism is an approach aimed at providing equal opportunities for all segments of society including persons with disabilities and marginalized groups—to participate in and benefit from the economic, social, and cultural advantages of the tourism sector. This approach emphasizes social justice, participation, and accessibility as key foundations in destination development. This study aims to examine the implementation of inclusive tourism policies in Yogyakarta by conducting a case study at the Taman Sari tourism site. It describes the challenges encountered and explores the role of the Yogyakarta City Government in realizing an inclusive tourism destination. This research employs a qualitative method, utilizing in-depth interviews and document analysis as data collection techniques. The findings reveal that Taman Sari has made efforts to become a disability-friendly destination by constructing accessible facilities and training guides in sign language. However, these efforts remain suboptimal due to several ongoing challenges and limitations in making the destination fully accessible to all groups. The main inhibiting factors include the site's status as a cultural heritage structure, budget constraints, limited human resource capacity, and low levels of social participation. This study recommends prioritizing budget allocations for accessible infrastructure development, fostering commitment and collaboration among site managers, local government, and communities to create a disability-friendly environment, increasing the involvement of disability communities, and strengthening government support to realize inclusive tourism in Yogyakarta. Keywords: accessibility, equality, social inclusive, disability-friendly, inclusive destinations
KINERJA WAITER/WAITRESS DI NOBLE COURT CHINESE RESTAURANT GUMAYA TOWER HOTEL SEMARANG UNTUK MENDUKUNG PARIWISATA BERKELANJUTAN Firmansyah, Aulia; Hakim, M. Fathurrahman Nurul; Putri, Emmita Devi Hari
Jurnal Pariwisata Vol 12, No 2 (2025): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/par.v12i2.26213

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja waiter/waitress/waiteress di Noble Court Chinese Restaurant, Gumaya Tower Hotel Semarang, dalam mendukung pariwisata berkelanjutan. Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran  dan kinerja waiter/waitress dalam memberikan layanan yang berkualitas serta kontribusinya terhadap keberlanjutan pariwisata dengan tolok ukur dari guest comment card yang disi oleh tamu, baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi langsung di restoran. Informan penelitian terdiri dari para waiter/waitress dengan jumlah 5 orang, manajer restoran, dan 30 pengunjung restoran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja waiter/waitress yang, terlatih, dan paham tentang produk lokal serta keberagaman budaya, berkontribusi besar dalam menciptakan pengalaman kuliner yang mendukung prinsip pariwisata berkelanjutan. Selain itu, mereka juga turut berperan dalam implementasi kebijakan pengelolaan sampah dan pemilihan bahan makanan yang ramah lingkungan. Penelitian ini memberikan gambaran tentang pentingnya peran tenaga kerja restoran yang memilki pengetahuan tentang produk lokal sangat mendukung keberlanjutan pariwisata di Semarang. Kata Kunci: Kinerja waiter/waitress, Chines Food Restauran, Pariwista Berkelanjutan ABSTRACT  This study aims to analyze the performance of waiters/waitresses at Noble Court Chinese Restaurant, Gumaya Tower Hotel Semarang, in supporting sustainable tourism. The main focus of this study is to identify the role and performance of waiters/waitresses in providing quality service and their contribution to sustainable tourism, measured by guest comment cards filled out by guests, covering social, economic, and environmental aspects. The research method used is a qualitative approach, with data collected through in-depth interviews and direct observation at the restaurant. The research informants consisted of five waiters/waitresses, the restaurant manager, and 30 restaurant customers. The results show that the performance of waiters/waitresses, who are well-trained and knowledgeable about local products and cultural diversity, contributes significantly to creating a culinary experience that supports the principles of sustainable tourism. Furthermore, they also play a role in implementing waste management policies and selecting environmentally friendly food ingredients. This study illustrates the importance of restaurant workers who possess knowledge of local products in supporting sustainable tourism in Semarang.  Keywords: Waiter/waitress performance, Chinese food restaurant, sustainable tourism 
PERAN INTENTION TO REVISIT DAN VALUE CO- CREATION DALAM MENCIPTAKAN LOYALITAS DI EKOSISTEM ONLINE TRAVEL AGENT Oktaviani, Desy; Sarwoko, Sarwoko; Sulistiyo, Tri Djoko; Sugiharto, Totok
Jurnal Pariwisata Vol 12, No 2 (2025): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/par.v12i2.27163

Abstract

ABSTRAK Perkembangan teknologi digital telah mendorong transformasi Online Travel Agents (OTA) seperti Traveloka dari sekadar platform pemesanan menjadi bagian penting dalam ekosistem pariwisata pintar. Dalam konteks ini, keterlibatan pelanggan melalui konsep value co-creation diyakini berperan dalam membentuk kepuasan (satisfaction) dan loyalitas (loyalty). Namun, kajian empiris mengenai mekanisme ini masih terbatas, terutama pada layanan digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perceived service quality dan intention to revisit terhadap customer satisfaction dan customer loyalty, dengan satisfaction sebagai variabel mediasi serta value co-creation behavior sebagai variabel moderasi. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif survei dengan 216 responden pengguna Traveloka di Indonesia. Data dikumpulkan melalui kuesioner berbasis skala Likert 7 poin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived service quality berpengaruh positif terhadap satisfaction, sementara intention to revisit berpengaruh signifikan terhadap satisfaction dan loyalty, baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun, value co-creation tidak terbukti memoderasi hubungan satisfaction dan loyalty. Kesimpulannya, loyalitas pelanggan OTA lebih ditentukan oleh niat untuk kembali dibandingkan hanya pada kualitas layanan. Saran penelitian selanjutnya adalah memperluas sampel pada platform OTA lain serta memasukkan variabel tambahan seperti perceived price, trust, dan customer engagement untuk memperkaya pemahaman perilaku pelanggan digital. Kata Kunci: Online Travel Agents (OTA); Perceived Service Quality; Intention to Revisit; Customer Satisfaction; Customer Loyalty; Value Co-Creation ABSTRACT The development of digital technology has driven the transformation of Online Travel Agents (OTAs) such as Traveloka from merely booking platforms into an essential part of the smart tourism ecosystem. In this context, customer engagement through the concept of value co-creation is believed to play a role in shaping satisfaction and loyalty. However, empirical studies on this mechanism remain limited, particularly in digital services. This study aims to analyze the influence of perceived service quality and intention to revisit on customer satisfaction and customer loyalty, with satisfaction as a mediating variable and value co-creation behavior as a moderating variable. The research employed a quantitative survey approach with 216 Traveloka users in Indonesia as respondents. Data were collected through a questionnaire using a 7-point Likert scale. The results indicate that perceived service quality has a positive effect on satisfaction, while intention to revisit significantly affects both satisfaction and loyalty, directly and indirectly. However, value co-creation was not found to moderate the relationship between satisfaction and loyalty. In conclusion, OTA customer loyalty is more strongly determined by revisit intention rather than service quality alone. Future studies are recommended to expand the sample to other OTA platforms and include additional variables such as perceived price, trust, and customer engagement to enrich the understanding of digital customer behavior. Keywords: Online Travel Agents (OTA), Perceived Service Quality, Intention to Revisit, Customer Satisfaction, Customer Loyalty, Value Co-Creation
PERAN STRATEGIS SDM DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PARIWISATA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR CARITA, BANTEN Nadya, Nadya; Hulu, Meitolo
Jurnal Pariwisata Vol 12, No 2 (2025): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/par.v12i2.26981

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran strategis pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam meningkatkan daya saing industri pariwisata, khususnya di kawasan pesisir Carita, Kabupaten Pandeglang. Transformasi industri pariwisata pasca-pandemi dan percepatan digitalisasi menuntut penguatan kapasitas SDM yang adaptif, profesional, dan berbasis keberlanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam, FGD, dan studi dokumentasi terhadap 15 informan kunci dan 20 peserta diskusi kelompok. Analisis data dilakukan secara tematik dengan bantuan perangkat lunak NVivo 14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenjangan kompetensi SDM antara wilayah perkotaan dan kawasan pesisir menjadi hambatan utama dalam pengelolaan destinasi wisata. Meskipun tersedia infrastruktur wisata yang memadai, rendahnya literasi digital, keterampilan pelayanan, dan akses pelatihan menyebabkan kualitas layanan belum optimal. Strategi penguatan SDM yang kolaboratif melibatkan pemerintah, industri, dan komunitas serta pendekatan pelatihan berbasis proyek dan digitalisasi kontekstual terbukti mampu meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat lokal. Temuan ini menegaskan pentingnya penyelarasan program pelatihan dengan kebutuhan lokal, serta perlunya model pembangunan SDM pariwisata yang inklusif, digital, dan berbasis komunitas sebagai fondasi menuju destinasi wisata berdaya saing dan berkelanjutan.Kata kunci: Sumber Daya Manusia, Daya Saing Destinasi, Pariwisata Pesisir, Digitalisasi, Pemberdayaan Komunitas. ABSTRACTThis study aims to analyze the strategic role of human resource (HR) development in enhancing the competitiveness of the tourism industry, particularly in the coastal area of Carita, Pandeglang Regency. The post-pandemic transformation of the tourism sector and the acceleration of digitalization demand the strengthening of HR capacity that is adaptive, professional, and sustainability-oriented. A descriptive qualitative approach was employed through in-depth interviews, focus group discussions (FGDs), and document analysis involving 15 key informants and 20 FGD participants. Data were analyzed thematically using NVivo 14 software. The findings reveal that competency gaps between urban and coastal areas pose significant challenges to effective destination management. Although tourism infrastructure is relatively adequate, limited digital literacy, service skills, and training access hinder the optimization of service quality. Collaborative HR strengthening strategies—engaging government, industry, and communities—combined with project-based training and contextual digitalization have proven effective in enhancing local community capacity and participation. These findings underscore the need for aligning training programs with local needs and highlight the importance of inclusive, digitally adaptive, and community-based HR development models as a foundation for building competitive and sustainable tourism destinations.Keywords: Human Resources, Destination Competitiveness, Coastal Tourism, Digitalization, Community Empowerment
OPTIMALISASI HOMESTAY DALAM MENDUKUNG MEMORABLE TOURISM EXPERIENCE BERBASIS ROOT CAUSE ANALYSIS DI DESA WISATA (KASUS DI LUMBAN SUHI-SUHI TORUAN, SAMOSIR) Denny, Agustinus; Liyushiana, Liyushiana
Jurnal Pariwisata Vol 12, No 2 (2025): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/par.v12i2.26552

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kontribusi homestay dalam menciptakan memorable tourism experience (MTE) di Desa Wisata Lumban Suhi-Suhi Toruan (Dewi Lusi), Samosir, dengan fokus pada tujuh dimensi MTE: hedonism, refreshment, social and local culture, meaningfulness, knowledge, novelty, dan adverse feeling. Studi ini juga bertujuan untuk merumuskan strategi penguatan homestay berbasis akar masalah guna meningkatkan pengalaman wisatawan. Penelitian dilakukan selama bulan September 2024–Juli 2024 dengan pendekatan kualitatif studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap 12 informan utama, yaitu pengelola dari BUMDes Hita Do Hita, pemilik homestay dan wisatawan, serta melalui observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pendekatan tematik dan Root Cause Analysis (RCA) untuk mengidentifikasi akar masalah dan solusi strategis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa homestay di Dewi Lusi tidak hanya berperan sebagai akomodasi, tetapi juga sebagai sarana interaksi budaya, edukasi, dan keterlibatan emosional yang mendalam. Strategi yang diusulkan mencakup pelatihan pelayanan, pengemasan pengalaman tematik, dan penguatan narasi budaya. Kata kunci : homestay, memorable tourism experience, desa wisata, interaksi budaya,  root cause analysis. ABSTRACT This study aims to assess the contribution of homestays in creating a memorable tourism experience (MTE) in Lumban Suhi-Suhi Toruan Tourism Village (Dewi Lusi), Samosir, focusing on seven MTE dimensions: hedonism, refreshment, social and local culture, meaningfulness, knowledge, novelty, and adverse feeling. The study also seeks to formulate root-problem-based strategies to enhance tourists’ experience through homestay development. Conducted from September 2024 to July 2025, this research employed a qualitative case study approach. Data were collected through in-depth interviews with 12 key informants—managers of the local village enterprise (BUMDes Hita Do Hita), homestay owners and tourists—as well as through observation and documentation. Data analysis utilized a thematic approach and Root Cause Analysis (RCA) to identify core issues and strategic solutions. Findings reveal that homestays in Dewi Lusi serve not only as lodging but also as a platform for cultural interaction, education, and emotional engagement. The proposed strategies include service training, thematic experience packaging, and enhancement of cultural narratives.  Keywords: homestay, memorable tourism experience, tourism village, cultural interaction, root cause analysis.
DIVERSIFIKASI ATRAKSI DI DESA WISATA LUMBAN SUHI-SUHI TORUAN, SAMOSIR Liyushiana, Liyushiana; Yanti, Dewi; Rosari, Dina; Rizkiyah, Putri; Denny, Agustinus
Jurnal Pariwisata Vol 12, No 2 (2025): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/par.v12i2.26530

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan diversifikasi atraksi wisata berbasis budaya dan alam di Desa Wisata Lumban Suhi-Suhi Toruan (Dewi Lusi). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus, dimana data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada 5 informan dari perwakilan desa, pengrajin ulos, wisatawan dan pegiat wisata lokal. Analisis menggunakan pendekatan tematik dengan analisis  Business Model Canvas (BMC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan Pantai Lumban Manik sebagai atraksi wisata baru dapat memperluas portofolio atraksi Dewi Lusi, memperpanjang lama tinggal wisatawan, dan memperkuat positioning Dewi Lusi sebagai desa wisata budaya. Strategi pengembangan atraksi baru yang inklusif, berbasis kearifan lokal, serta integratif dengan atraksi budaya yang ada berkontribusi positif terhadap keberlanjutan pariwisata dan pemberdayaan masyarakat. Kata kunci : diversifikasi atraksi, desa wisata, desa wisata budaya, BMC, Danau Toba ABSTRACT This study aims to formulate a strategy for developing diversified cultural and natural attractions in the Lumban Suhi-Suhi Toruan Tourism Village (Dewi Lusi). Using a qualitative case study approach, data were collected through in-depth interviews, observation, and documentation. Thematic analysis and business model mapping using the Business Model Canvas (BMC) framework were applied. The findings indicate that the development of Pantai Lumban Manik as a new tourism attraction can expand Dewi Lusi's attraction portfolio, extend tourist length of stay, and strengthen Dewi Lusi’s positioning as a cultural tourism village. The strategy for developing new attractions emphasizes inclusiveness, integration with existing cultural assets, and a foundation in local wisdom, all of which contribute positively to tourism sustainability and community empowerment. Keywords: attraction diversification, tourism village, cultural tourism village, BMC, Lake Toba.
KEMASAN BERDAYA JUAL BERBASIS IDENTITAS LOKAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA TARIK PRODUK UMKM KULINER DI DESA WISATA CIBEBER, PURWAKARTA Ratnaningtyas, Heny; Aditya, Michael Khrisna; Wicaksono, Haryo; Taviprawati, Ervina
Jurnal Pariwisata Vol 12, No 2 (2025): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/par.v12i2.27165

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan memvalidasi strategi kemasan berdaya jual bagi UMKM kuliner di Desa Cibeber, Purwakarta, guna meningkatkan minat beli wisatawan, memperkuat persepsi kualitas produk, dan mendukung citra desa wisata. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus, melibatkan 8–10 pelaku UMKM. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur, observasi, dan dokumentasi foto, serta dianalisis menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain kemasan mayoritas masih sederhana, didominasi warna netral, tipografi standar, dan minim identitas budaya lokal. Label produk umumnya tidak memuat informasi lengkap seperti komposisi, nilai gizi, dan sertifikasi halal resmi, sementara material kemasan lebih dipilih berdasarkan harga murah dibandingkan aspek keberlanjutan. Hambatan utama meliputi keterbatasan anggaran, rendahnya literasi desain, dan minimnya akses ke pemasok berkualitas. Penelitian ini menegaskan pentingnya integrasi elemen visual khas lokal, label informatif sesuai regulasi, material ramah lingkungan yang fungsional, serta dukungan pelatihan dan kebijakan. Kesimpulan penelitian menyoroti perlunya strategi kemasan yang terintegrasi untuk daya saing UMKM. Saran penelitian selanjutnya adalah melakukan uji kuantitatif dan eksperimen pasar terhadap prototipe kemasan untuk validasi efektivitasnya di berbagai konteks desa wisata. Kata Kunci: kemasan berdaya jual, UMKM kuliner, identitas lokal, keberlanjutan ABSTRACT This study aims to design and validate a marketable packaging strategy for culinary MSMEs in Cibeber Village, Purwakarta, to increase tourist purchase intention, strengthen product quality perception, and support the image of the tourism village. The research employed a qualitative approach with a case study method, involving 8–10 MSME actors. Data were collected through semi-structured interviews, observations, and photographic documentation, and analyzed using thematic analysis. The findings reveal that most packaging designs remain simple, dominated by neutral colors, standard typography, and minimal representation of local cultural identity. Product labels generally lack complete information such as composition, nutritional values, and official halal certification, while packaging materials are often chosen based on low cost rather than sustainability considerations. The main constraints include limited budgets, low design literacy, and minimal access to quality suppliers. This study emphasizes the importance of integrating distinctive local visual elements, informative labels in compliance with regulations, functional eco-friendly materials, and the support of training and policy. The conclusion highlights the need for an integrated packaging strategy to enhance MSME competitiveness. Future research is suggested to conduct quantitative testing and market experiments on packaging prototypes to validate their effectiveness across various tourism village contexts. Keywords: marketable packaging, culinary MSMEs, local identity, sustainability
STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA PAMAH SIMELIR KABUPATEN LANGKAT DENGAN PENDEKATAN TOURISM AREA LIFE CYCLE (TALC) Prayogi, Budi; Yanti, Dewi
Jurnal Pariwisata Vol 12, No 2 (2025): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/par.v12i2.26207

Abstract

ABSTRAK Dusun Pamah Simelir, yang terletak di Desa Telagah, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata berbasis alam dan agrowisata. Namun, pengembangan kawasan ini masih menghadapi berbagai kendala, seperti keterbatasan infrastruktur dan aksesibilitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan daya tarik wisata Pamah Simelir dengan pendekatan Tourism Area Life Cycle (TALC) dan analisis SWOT untuk mengetahui tahapan pengembangan dan merumuskan strategi pengembangan yang tepat. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan delapan narasumber yang terdiri dari pengelola wisata, tokoh masyarakat, pelaku usaha lokal, dan wisatawan, dipilih secara purposive. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara semi-terstruktur, observasi lapangan, dan studi dokumentasi, dengan validasi melalui triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pamah Simelir berada pada tahap involvement, ditandai dengan keterlibatan masyarakat lokal yang semakin aktif meskipun fasilitas masih terbatas. Strategi konkret yang dihasilkan antara lain adalah peningkatan akses jalan dan penambahan papan petunjuk arah untuk memudahkan mobilitas wisatawan, serta pelatihan pemandu wisata lokal guna meningkatkan kualitas layanan. Strategi ini, didukung promosi digital dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan mampu mendorong pengembangan Pamah Simelir secara berkelanjutan dan kompetitif.Kata Kunci: Tourism Area Life Cycle (TALC), SWOT, Pamah SimelirABSTRACT Pamah Simelir Hamlet, located in Telagah Village, Langkat Regency, North Sumatra, has significant potential as a nature-based and agrotourism destination. However, its development faces several challenges, including limited infrastructure and accessibility. This study aims to analyze the development strategy of the Pamah Simelir tourist attraction using the Tourism Area Life Cycle (TALC) model and SWOT analysis to identify its current development stage and formulate strategic recommendations. A qualitative approach was used with eight respondents, including tourism managers, community leaders, local business actors, and tourists, selected through purposive sampling. Semi-structured interviews, field observations, and document reviews were conducted, and data triangulation ensured the validity and reliability of the findings. The results show that Pamah Simelir is at the involvement stage in the TALC cycle, where community participation is growing despite limited infrastructure. The study identifies concrete strategies, such as improving road access and signage to support tourist mobility, and providing training for local tour guides to enhance service quality. These efforts, combined with digital promotion and government-community collaboration, are essential to ensure the sustainable and competitive development of Pamah Simelir as a rural tourism destination. Keyword: Tourism Area Life Cycle (TALC), SWOT, Pamah Simelir