cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Al-I´lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
ISSN : 25988883     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Komunikasi dan Dakwah merupakan isu yang saban hari semakin "panas". Komunikasi selalu menjadi panas karena isu-isu besar hari-hari ini muncul karena ulah. Komunikasi baik media, komunikator maupun konten komunikasi itu sendiri. Manakala dakwah merupakan "program agama" yang tidak mungkin lepas dari komunikasi maka tak berlebihan, jika komunikasi dan dakwah ibarat dua sisi mata uang yang berdampingan. Atas alasan inilah, Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Mataram merasa perlu menghadirkan Al-I'lam sebagai media untuk mengkaji dan menganalisa segala tetek bengek yang berkaitan dengan dua isu besar tersebut.
Arjuna Subject : -
Articles 144 Documents
Islamic Education from a Gender Perspective (A Sociological, Economic, and Da'wah Analysis) Hasanah, Risqiatul; Fidzi, Ridhahani; Sabda, Syaifuddin; Yaqin, Husnul
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 8, No 2 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v8i2.30321

Abstract

Abstrak: Penafsiran terhadap pendidikan Islam dari perspektif gender menjadi semakin relevan di tengah upaya menciptakan masyarakat yang adil dan setara. Melalui pendekatan tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab, artikel ini mengkaji ulang konstruksi peran gender dalam pendidikan Islam dengan menekankan nilai-nilai kesetaraan, keadilan, dan pemberdayaan perempuan. Tafsir Al-Misbah tidak hanya menyajikan pemahaman keislaman yang kontekstual, tetapi juga menawarkan pembacaan ulang terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang selama ini ditafsirkan secara patriarkal. Dengan pendekatan kualitatif berbasis studi pustaka, penelitian ini menyoroti tiga dimensi utama: sosiologis, ekonomi, dan dakwah. Dalam dimensi sosiologis, pendidikan Islam dipandang sebagai alat untuk mengubah norma sosial yang bias gender. Secara ekonomi, pendidikan diberi makna sebagai jalan bagi perempuan untuk meraih kemandirian dan peran aktif dalam pembangunan. Sementara itu, dari sisi dakwah, pendidikan menjadi medium penyampaian nilai kesetaraan yang rahmatan lil ‘alamin. Studi ini menegaskan bahwa pendidikan Islam yang inklusif dan berbasis keadilan gender merupakan jalan strategis menuju masyarakat yang beradab dan seimbang secara spiritual maupun sosial.  Abstract:  Reinterpreting Islamic education through a gender perspective has become increasingly vital in shaping a just and equitable society. This article draws upon M. Quraish Shihab’s Tafsir Al-Misbah to revisit gender roles in Islamic education, emphasizing the principles of equality, justice, and women’s empowerment. Shihab’s work presents a contextual reading of the Qur’an, challenging patriarchal interpretations and advocating a more balanced theological framework. Employing a qualitative, literature-based approach, the study explores three central dimensions: sociological, economic, and da’wah. Sociologically, Islamic education is framed as a transformative tool to dismantle gender-biased social norms. Economically, it is positioned as a path to empower women towards independence and societal contribution. Through the lens of da’wah, education serves as a platform to convey Islam’s universal message of equality and compassion. The findings reaffirm that a gender-responsive Islamic education  grounded in inclusive values and prophetic justice offers a strategic pathway for fostering a spiritually enriched and socially just community.
Revitalizing Communication of Islamic Religious Education Lecturers in Preventing Bullying in Higher Education Wardi, Muhammad Musfiatul; Mappanyompa, Mappanyompa
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 8, No 2 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v8i2.30875

Abstract

Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran Pendidikan Agama Islam  dalam mencegah terjadinya bullying di perguruan tinggi, dengan fokus pada komunikasi dosen dalam proses pembelajaran. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini melibatkan 15 dosen dan 97 mahasiswa dari tiga fakultas di Universitas Muhammadiyah Mataram. Pemilihan sampel dilakukan melalui purposive sampling untuk menjamin keragaman perspektif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan studi literatur yang relevan, dengan analisis menggunakan metode reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Triangulasi sumber digunakan untuk memastikan validitas data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang melibatkan nilai-nilai religius, pendekatan moderasi beragama, serta penguatan karakter dapat mencegah tindakan bullying. Mindmap digunakan untuk memetakan dimensi variabel penelitian, seperti nilai religius, pendekatan pembelajaran, dan konteks sosial-budaya, yang saling terkait dalam membentuk kesadaran moral mahasiswa. Penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap pengembangan strategi pencegahan bullying di perguruan tinggi melalui integrasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam pendidikan tinggi. Abstract:This study aims to describe the role of Islamic Religious Education  in preventing bullying in higher education, focusing on lecturer communication in the learning process. Using a descriptive qualitative approach, this study involved 15 lecturers and 97 students from three faculties at Muhammadiyah Mataram University. Sample selection was done through purposive sampling to ensure diversity of perspectives. Data were collected through interviews, observations, and study of relevant literature, with analysis using data reduction, data presentation, and conclusion drawing methods. Source triangulation was used to ensure data validity. The results showed that Islamic Religious Education learning that involves religious values, religious moderation approach, and character strengthening can prevent bullying. Mindmaps were used to map the dimensions of the research variables, such as religious values, learning approaches, and socio-cultural contexts, which are interrelated in shaping students' moral awareness. This research makes an important contribution to the development of bullying prevention strategies in higher education through the integration of Islamic Religious Education values in higher education.
A Virtual Etnography of Male K-Drama Fans on the Social Media X Account @kdrama_menfess Sa’diah, Anisa’ Fadilatus; Dharma, Ferry Adhi
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 9, No 1 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v9i1.35281

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi motif-motif laki-laki pecinta K-drama dalam menggunakan media yaitu akun @kdrama_menfess untuk mengikuti tren yang berkembang tentang K-drama dalam perspektif teori Uses and Gratification yang membagi empat indikator kebutuhan menggunakan media, yaitu diversion (pengalihan), personal relationship (kebutuhan integrasi sosial), personality identity (kebutuhan identitas pribadi), dan surveillance (pengawasan). Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini ialah kualitatif dengan pendekatan etnografi virtual. Penelitian ini mengambil lima informan laki-laki dengan memiliki rentang usia 19 hingga 25 tahun. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu observasi dan wawancara melalui online. Penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratification yang dikemukakan oleh Elihu Katz didefinisikan bahwa individu secara aktif mencari media dan konten tertentu untuk mencapai kepuasan atau hasil tertentu. Hasil temuan ini secara keseluruhan, dari keempat motif utama yang diidentifikasi berdasarkan teori Uses and Gratification, motif diversion atau pengalihan merupakan motif yang paling dominan di antara kelima informan laki-laki pecinta K-drama. Bagi mereka, K-drama bukan sekadar hiburan, tetapi juga media untuk melepas penat, mengisi waktu luang, dan mengurangi kesepian terutama saat jauh dari rumah. Lebih dari itu, K-drama berperan sebagai sarana psikologis yang membantu mengatasi stres diwaktu penat. Abstract: This study aims to explore the motives of male K-drama lovers in using media, focusing on the @kdrama_menfess account and the growing trend of K-drama. The research uses the Uses and Gratification theory, which divides media use needs into diversion, personal relationship, personality identity, and surveillance. The method used is qualitative with a virtual ethnographic approach. Five male informants aged 19 to 25 years participated in the study. Data was collected using online observation and interviews. Uses and Gratifications theory, proposed by Elihu Katz, states that individuals actively seek specific media and content to achieve certain satisfaction or outcomes. The findings show that, among the four main motives identified, diversion is the most dominant for the five male informants who enjoy K-dramas. For them, Korean dramas provide entertainment, a way to relax, fill leisure time, and alleviate loneliness, especially when far from home. Additionally, Korean dramas help them cope with stress during difficult times by serving as a psychological tool. 
Communication Accommodation in Interethnic Social Relations between Makassar and Gorontalo Patobo, Fitrinai Daeng; Fatimah, Jeanny Maria; Ismail, Ahmad
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 9, No 1 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v9i1.35286

Abstract

Abstrak: Interaksi sosial antaretnis di Indonesia seringkali dihadapkan pada tantangan komunikasi yang dipengaruhi oleh perbedaan bahasa, budaya, dan norma sosial. Studi ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana akomodasi komunikasi dan konvergensi nilai budaya terjadi dalam interaksi sosial antara komunitas etnis Makassar dan Gorontalo di Kota Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, menggabungkan wawancara mendalam dan pengamatan partisipatif untuk mengumpulkan data dari individu yang aktif dalam interaksi antaretnis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terdapat perbedaan bahasa dan praktik budaya, proses akomodasi komunikasi terjadi secara dinamis melalui konvergensi gaya bahasa dan penghormatan terhadap norma lokal, sehingga memungkinkan terciptanya hubungan sosial yang harmonis dan inklusif. Temuan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman teori Akomodasi Komunikasi dan mengonfirmasi peran strategi komunikasi adaptif dalam membangun kohesi sosial di komunitas multietnis. Manfaat penelitian ini terletak pada rekomendasi praktisnya untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antarbudaya di wilayah yang beragam etnis. Abstract: Interethnic social interactions in Indonesia often face communication challenges influenced by differences in language, culture, and social norms. This study aims to examine how communication accommodation and cultural value convergence occur in social interactions between the Makassar and Gorontalo ethnic communities in Gorontalo City. The research method used is a qualitative approach with a case study design, combining in-depth interviews and participatory observation to collect data from individuals actively involved in cross-ethnic interactions. The findings reveal that despite language and cultural differences, the process of communication adaptation occurs dynamically through the convergence of language styles and respect for local norms, enabling the creation of harmonious and inclusive social relationships. These findings contribute significantly to the understanding of Communication Accommodation Theory and affirm the role of adaptive communication strategies in fostering social cohesion in multiethnic communities. The practical benefits of this research lie in its recommendations for enhancing the effectiveness of intercultural communication in regions with ethnic diversity. 
The Implications of Adi Hidayat Official's YouTube Content in Shaping the Religious Behavior of Millennials in the Gubuk Panaraga West Cakra Akbara, Affandy; Zaenuri, Lalu Ahmad; Sa’i, Muhammad
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 9, No 1 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v9i1.35282

Abstract

Abstrak: Dakwah di media sosial khususnya Youtube adalah sebagai sarana dan metode baru agar dakwah memiliki jangkauan yang lebih luas menembus ruang dan waktu. Berkembangnya penggunaan Youtube sebagai media dakwah kemudian dimanfaatkan oleh Ustadz Adi Hidayat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konten dakwah Adi Hidayat Official yang diminati oleh generasi milenial di lingkungan Gubuk Panaraga Cakra Barat dan mengetahui implikasinya dalam pengamalan nilai-nilai agama seperti pengamalan ibadah wajib, pengamalan ibadah sunnah dan penguatan pemahaman terkait agama islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi lapangan sebagai metode pengumpulan data. Paradigma kualitatif melihat realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik, dinamis, kompleks dan penuh makna. peneliti bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, Tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Bahasa. Pada penelitian ini ditemukan bahwa konten dakwah Adi Hidayat Official yang diminati oleh generasi milenial adalah hal-hal yang berkaitan dengan fiqih sholat, motivasi kehidupan dan pembahasan tentang ilmu AlQur’an. Konten tersebut sangat berdampak pada kehidupan sehari-hari generasi milenial di lingkungan Gubuk Panaraga. Abstract: Da'wah on social media, especially Youtube, is a new tool and method to reach a wider range of da'wah through time and space. The developments of Youtube's use as a media for da'wah were then utilized by Ustadz Adi Hidayat. The purpose of this study is to determine the content of Adi Hidayat Official's da'wah that is of interest to the millennial generation in the Gubuk Panaraga Cakra Barat area and to determine its implications in shaping religious behavior such as the practice of obligatory worship, the practice of sunnah worship, and strengthening understanding of Islam. This study uses a qualitative approach with literature study as the data collection method. The qualitative paradigm views social reality as something holistic, dynamic, complex, and meaningful. The researcher aims to understand the phenomena experienced by the research subject, for example, behavior, perception, motivation, action and others holistically and through description in the form of words and language. In this study, it was found that Adi Hidayat Official's da'wah content that is attractive to the millennial generation is matters relating to prayer fiqh, life motivation and discussion of the science of the Qur'an. This content has a huge impact on the daily life of the millennial generation in the Gubuk Panaraga area. 
The Role of Islamic Values in Addressing Hoaxes and Misinformation in Digital Media: A Systematic Literature Review Fitria, Rizky Salsabila; Anisah, Hastin Umi; Hatami, Hairul; Fauziannor, Achmad
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 9, No 1 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v9i1.35287

Abstract

Abstrak: Di era digital yang saling terhubung, penyebaran hoaks dan misinformasi melalui media sosial telah menjadi isu global. Penelitian ini mengeksplorasi penerapan nilai-nilai Islam dalam menghadapi tantangan tersebut di platform digital. Dengan menggunakan Systematic Literature Review (SLR), sebanyak 38 studi relevan diidentifikasi dari 80 jurnal awal, yang kemudian disaring berdasarkan relevansi topik, metodologi, dan rentang publikasi (2019–2024). Analisis mencakup tema-tema utama seperti etika Islam, Tabayyun, media digital, dan kecerdasan buatan (AI) dalam verifikasi informasi. Temuan menunjukkan bahwa prinsip Tabayyun, yang menjadi pusat ajaran Islam dalam verifikasi informasi, efektif dalam memerangi hoaks di dunia digital. Namun, penerapannya pada platform media sosial masih terbatas. Penelitian ini juga menemukan bahwa AI berbasis nilai-nilai Islam memiliki potensi signifikan dalam mendeteksi hoaks dan misinformasi, meskipun penerapannya secara global masih kurang dieksplorasi. Studi ini menyoroti tantangan dan peluang dalam pengembangan teknologi AI berbasis etika Islam serta kebutuhan pendidikan digital berbasis Tabayyun untuk meningkatkan literasi, khususnya di kalangan generasi muda yang sangat bergantung pada media sosial. Penelitian ini merekomendasikan pengembangan lebih lanjut model AI berbasis Islam untuk verifikasi informasi serta integrasi prinsip Tabayyun dalam kebijakan media sosial guna memerangi misinformasi. Abstract: In the interconnected digital era, the spread of hoaxes and misinformation through social media has become a global issue. This study explores the application of Islamic values in addressing these challenges on digital platforms. Using a Systematic Literature Review (SLR), 38 relevant studies were identified from an initial pool of 80 journals, filtered based on topic relevance, methodology, and publication range (2019-2024). The analysis covers major themes like Islamic ethics, Tabayyun, digital media, and AI in information verification. The findings suggest that the principle of Tabayyun, central to Islam for information verification, is effective in combating hoaxes in the digital world. However, its application on social media platforms is limited. The research also finds that AI based on Islamic values has significant potential in detecting hoaxes and misinformation, though its global application remains underexplored. This study highlights the challenges and opportunities for developing AI technologies based on Islamic ethics and the need for Tabayyun-based digital education to enhance literacy, especially among younger generations who heavily rely on social media. The research suggests further development of AI-based Islamic models for information verification and the integration of Tabayyun in social media policies to combat misinformation. 
Digital Da'wah Strategies In Guiding Parents To Become The First Madrasah For Children Rahmawati, Endang; Rohmah, Nurliya Ni'matul; Saudi, Yusron
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 9, No 1 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v9i1.35283

Abstract

Abstrak: Penelitian ini menganalisis strategi dakwah digital orang tua dalam peran mereka sebagai madrasah pertama bagi anak-anak di tengah tantangan disrupsi teknologi. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan, penelitian ini mensintesis temuan dari berbagai literatur untuk membangun sebuah kerangka kerja strategis yang unik dan orisinal. Hasilnya, penelitian ini mengidentifikasi Kerangka Strategis 5-M sebagai model yang efektif: (1) Memahami, yaitu memandang anak sebagai anugerah yang harus dijaga fitrah-nya; (2) Meneladani, yaitu membangun otoritas moral digital melalui praktik yang bertanggung jawab; (3) Mengarahkan, yaitu berperan sebagai digital navigator yang memandu anak; (4) Menghadirkan, yaitu menciptakan benteng spiritual dan emosional; dan (5) Mengembangkan, yaitu menjadi pembelajar berkelanjutan di era digital. Kerangka 5-M ini tidak hanya menjawab tantangan pendidikan anak di era digital tetapi juga menawarkan panduan praktis dan holistik bagi orang tua untuk menanamkan nilai-nilai agama secara efektif. Abstract: This study analyzes the digital da'wah strategies of parents to effectively serve as the "first madrasah" for their children amid the challenges of technological disruption. Using a qualitative approach with a library research method, the study synthesizes findings from various literature to build a unique and original strategic framework. The results identify the 5-M Strategic Framework as an effective model: (1) Understanding (Memahami), viewing children as a divine gift whose fitrah must be protected; (2) Modeling (Meneladani), building digital moral authority through responsible practice; (3) Guiding (Mengarahkan), acting as a digital navigator to lead children; (4) Presence (Menghadirkan), creating a spiritual and emotional fortress; and (5) Evolving (Mengembangkan), becoming a continuous learner in the digital era. This 5-M framework not only addresses the challenges of child education in the digital age but also offers a practical and holistic guide for parents to effectively instill religious values. 
Preventive Teenage Free Sex Behaviour Through Islamic Communication: A Study Based on Islamic Law Lutfi, M.; Rais, Muhammad Fauzi
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 9, No 1 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v9i1.35288

Abstract

Abstrak: Belakangan ini, seks bebas pada remaja menjadi hal yang serius, khususnya di negara kita Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hal ini, seperti pergaulan bebas, teknologi informasi, dan kurangnya perhatian terhadap pendidikan agama serta pemahaman dari hukum Islam pada remaja. Jika kita lengah terhadap situasi ini, maka hal ini akan menghancurkan masa depan remaja kita. Kita harus berupaya keras dan berkesinambungan untuk menangani situasi ini, misalnya mengoptimalkan peran orang tua, pendidik dan penggiat hukum Islam berpengaruh pada tokoh agama dan masyarakat, serta mengfungsionalkan kegiatan keagamaan dan konselin. Abstract: Recently, casual sex among teenagers has become a serious issue, especially in our country, Indonesia. Many factors contribute to this, such as promiscuity, information technology, and a lack of attention to religious education and understanding from Islamic law to teenagers. If we are careless in responding to this situation, it will destroy the future of our youth. We must make strong and continuous efforts to address this situation, for example, by optimizing the roles of parents, educators, and Islamic law activists. We must also influence religious and community leaders, and utilize religious activities and counseling 
Islamic Digital Communication and the Changing Meanings of Religious Values: A Discourse Analysis of AI and Social Media Hatami, Hairul; Anisah, Hastin Umi; Fitria, Rizky Salsabila; Fauziannor, Achmad
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 9, No 1 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v9i1.35284

Abstract

Abstrak: Digitalisasi telah mentransformasi komunikasi keagamaan, memengaruhi cara nilai-nilai Islam disebarkan dan dipahami. Penelitian ini mengeksplorasi mediatization konsep tabayyun (verifikasi informasi) berdasarkan QS. Al-Hujurat 49:6 dalam ruang digital, dengan fokus pada Instagram, TikTok, dan chatbot Islami berbasis AI. Dengan menggunakan Analisis Wacana dalam kerangka Mediatization of Religion (Stig Hjarvard), penelitian ini menelaah (1) teks-teks klasik Islam, (2) video dakwah digital dengan total durasi 120 menit di media sosial, (3) 300–500 komentar pengguna, dan (4) 3–5 chatbot Islami berbasis AI. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi bagaimana tabayyun mengalami substitusi, amplifikasi, atau adaptasi dalam wacana keagamaan digital. Temuan menunjukkan bahwa keterlibatan yang digerakkan oleh algoritma, interaktivitas audiens, serta respons yang dihasilkan AI berkontribusi pada pergeseran narasi keagamaan. Penelitian ini memberikan wawasan mengenai bagaimana AI dan media sosial memediasi ajaran Islam, sekaligus membentuk pemahaman kontemporer tentang tabayyun di era digital. Abstract: Digitalization has transformed religious communication, influencing how Islamic values are disseminated and understood. This study explores the mediatization of tabayyun (verification of information) based on QS. Al-Hujurat 49:6 in digital spaces, focusing on Instagram, TikTok, and Islamic AI chatbots. Using Discourse Analysis within the framework of Mediatization of Religion (Stig Hjarvard), this research examines (1) classical Islamic texts, (2) digital dakwah videos accumulating to 120 minutes on social media, (3) 300-500 user comments, and (4) 3-5 AI-powered Islamic chatbots. The objective is to identify how tabayyun undergoes substitution, amplification, or adaptation in digital religious discourse. Findings indicate that algorithm-driven engagement, audience interactivity, and AI-generated responses contribute to shifts in religious narratives. This research provides insights into how AI and social media mediate Islamic teachings, shaping contemporary understandings of tabayyun in the digital era. 
Islamic Communication Ethics Between Son-in-Law and Mother-in-Law in the Rebu Customary Tradition the Suffering in Jaranguda Village, Merdeka District, Karo Regency Br. Purba, Nurdini Lady Taminta; Kustiawan, Winda
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 9, No 1 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v9i1.35289

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana etika komunikasi Islam digunakan di Desa Jaranguda, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo. Dimana adat Rebu merupakan larangan atau tabu dalam berbicara antara mertua dan menantu perempuan dan juga antara mertua lawan jenis terutama saat acara adat di daerah tersebut. Penulis penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif yang menggambarkan bagaimana praktik terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara. Selanjutnya, penyajian dan analisis data diceritakan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Karo meyakini bahwa adat Rebu Miserable selaras dengan ajaran Islam dalam menjaga keharmonisan keluarga melalui etika komunikasi yang baik, sehingga dapat membangun hubungan keluarga yang harmonis dan damai. Kesimpulan penelitian yaitu Penelitian ini menyimpulkan bahwa adat Rebu Miserable memiliki keharmonisan yang signifikan dengan etika komunikasi dalam Al- Qur'an, terutama dalam menjaga keharmonisan keluarga melalui komunikasi yang efektif dan harmonis, sehingga dapat menjadi landasan untuk membangun hubungan keluarga dan masyarakat yang harmonis dan sejahtera Abstract: This study aims to explore the Islamic communication ethics used in Jaranguda Village, Merdeka District, Karo Regency, particularly in relation to the "Rebu" custom, which prohibits or taboos certain forms of communication between in-laws and co- siblings-in-law of the opposite sex, especially during traditional events. The study employs a descriptive qualitative research method, which describes the practical application of the custom in daily life. Data was collected through observation and interviews, and then presented and analyzed descriptively. The results show that the Karo community believes that the Rebu Ngerana custom is in line with Islamic teachings in maintaining family harmony through good communication ethics, thereby building harmonious and peaceful family relationships. In conclusion, this study finds that the Rebu Ngerana custom has significant alignment with communication ethics in the Quran, particularly in maintaining family harmony through effective and harmonious communication, and can serve as a foundation for building harmonious and prosperous family and community relationships.