Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

KEABSAHAN PERCERAIAN YANG DILAKUKAN DENGAN PESAN MELALUI MEDIA TELEPON Yaqin, Husnul
Mimbar Keadilan Vol 12 No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : Faculty of Law, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mk.v12i2.2384

Abstract

Perkembangan Teknologi informasi (TI) abad XXI sangat pesat dan menduduki lini kehidupan. Terutama dalam komunikasi yang berbasis kemudahan dalam melakukan hubungan seseorang secara langsung. Konteks dalam Hukum Islam ini yang bersifat universal (umum), sehingga dengan kaidah ushul fikih itu sendiri, bahwa hukum tersebut akan berubah dengan perubahan zaman dan perubahan tempat. Permasalahannya, hukum positif di Indonesia sekarang ini belum mengatur spesifik kaidah perkawinan yang melalui alur telekomunikasi, dalam praktek perkawinan yang berlaku di dalam masyarakat, banyak bermunculan hal baru bersifat ijtihad, karena dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 tentang ketentuannya dalam Kompilasi Hukum Islam tidak ada aturan yang khusus untuk mengatur hal tersebut. Kasus-kasus perceraian dewasa ini sudah menjadi fenomena sosial yang menggejala dalam masyarakat. Bahkan tingkat perceraian mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Adanya dominasi suami terhadap istri dalam hal thalak sangat kuat dan istri seakan menjadi pihak yang lemah, menjadikan sebuah perceraian (thalak) sebagai suatu fenomena yang wajar dan dapat dilakukan dengan mudah. Lebih lanjut sering dengan perkembangan teknologi komunikasi pada saat ini, ada satu persoalan yang muncul dalam masalah ini, yaitu ucapan thalak tersebut tidak diikrarkan secara langsung oleh suami kepada istri, tetapi hanya gadget seperti melalui SMS atau Email dan semacamnya. Dari perkembangan teknologi yang begitu pesat guna membantu dan mempermudah berbagai urusan komunikasi sesama manusia, sampai kemudian masuk ke masalah perkawinan dengan alasan yang cukup signifikan, tentunya permasalahan ini memerlukan payung hukum yang tegas guna mengatur dengan melihat aspek masalah dan mencari solusinya.
LEXICAL RELATION ANALYSIS REFERRING TO MUSLIMS ON DONALD TRUMP’S SPEECH; BAN ALL MUSLIMS TRAVEL TO UNITED STATES OF AMERICA YAQIN, HUSNUL
LANGUAGE HORIZON Vol 6, No 1 (2018): Volume 6 tahun 2018
Publisher : LANGUAGE HORIZON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract This research reviews Donald Trump?s dictions which refer to Muslims in his campaign speech. He keeps arguing that terrorism attacks in America are mostly performed by Muslims which leads to be one of his campaign concerns on banning Muslims travel to America. It becomes issue of debate over the world since the policy program hits sentimental field. Thus, knowing how the tight-loose expression level of them turns to be the interest of this study. The study focuses on semantic relation theory by Riemer and uses qualitative method to reveal the goal. There are various lexical relation terms arise over Donald Trump?s dictions to refer Muslims. They provide variant meanings which can be variation terms to use by speaker. Those terms come over four lexical relations, Antonym, Synonym, Meronym and Hyponym. Donald Trump tended to use tighter meaning words to address Muslims. Hyponymy covers more semantic components than others on componential analysis which indicates looser meaning among others. While in turn, Donald Trump should not use antonymy form to avoid misunderstanding on his audiences. It also indicates tighter meaning since it mostly does not cover any component.
Education Management in the Qur'an Perspective Husnul Yaqin; Hasni Noor
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 5, No 1 (2022): Budapest International Research and Critics Institute February
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i1.3959

Abstract

This study aims to determine the management of education from the perspective of the Qur'an. This study uses a qualitative method with a literature study approach. The result of this research is that management is a process of utilizing all resources through other people and working with them. The process is in order to achieve common goals effectively, efficiently, and productively. The principles of educational management according to the Qur'an include sincerity, honesty, trustworthiness, fairness, responsibility, dynamic, practical, flexible, selective, effective and efficient, open, cooperative and participatory, giving warnings, giving instructions and directions. The conclusion of this research is henceforth, management functions like planning, organizing, mobilizing, and supervising. This function is a process that must be carried out by all parties involved in an organization. These functions will determine the success or failure of management performance.
Reducing the Divorce Rate in the Religious Courts Through Cultivating Egalitarian Relationships Na’mah, Ulin; Rachmatulloh, Mochammad Agus; Yaqin, Husnul; Qamaria, Rezki Suci
Khazanah Hukum Vol 6, No 1 (2024): Khazanah Hukum Vol 6, No 1 April (2024)
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/kh.v6i1.34368

Abstract

The income factor is often the reason for divorce by petition, a phenomenon of high divorce rates in Indonesia. Furthermore, this problem has resulted in various analytical results. It is very embarrassing that all these analyses tend to blame one party, namely that often, the wife is blamed without presenting writings about wise efforts to resolve relationship problems that lead to mutualism. Apart from that, previous researchers were still trapped in understanding the husband-and-wife relationship as a relationship that was nothing more than a matter of the rights and obligations of husband and wife, which were considered absolute. Even though the perspective of interdependence as something prescribed in Islam has begun to be discussed, there has been no study or offer on how to improve the pattern of interdependence in the lives of husbands and wives. This research aims to provide a practical way to create an egalitarian relationship between husband and wife by first uncovering the causes of the difficulty of implementing an egalitarian pattern in husband-and-wife relationships, which is a factor in the increase in divorce cases due to income reasons. This research uses an empirical or psychological phenomenological approach based on Gary Chapman's "Five Main Love Languages" theory. In selecting subjects, researchers used purposive sampling. Researchers conducted interviews with four ex-husband and wife couples in cases of divorce for reasons of livelihood in the jurisdiction of the Kediri City Religious Court. The result is a vacuum of emotional affection between husband and wife, which causes the wife to resist and be unable to give up her desire to fulfill household needs, a form of contextual and egalitarian role division. Instead of creating an egalitarian husband and wife relationship, the relationship ended in divorce. Thus, a sufficient husband and wife's love tank is the primary condition for carrying out their roles contextually and egalitarian.
Inovasi dan Difusi Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Manajemen Pendidikan Islam Safitri, Syaumi; Cahyadi, Ani; Yaqin, Husnul
Al-Madrasah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Madrasah Vol. 7, No. 4 (Oktober 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (SIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/am.v7i4.2678

Abstract

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengembangan manajemen Pendidikan Islam agaknya dapat diidentikkan dengan penerapan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan, yaitu dalam pembelajaran pendidikan Islam. Ruang lingkup teknologi pendidikan, di antaranya adalah desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana inovasi dan difusi pemanfaatan teknologi informasi dalam manajemen pendidikan Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi pustaka. Bentuk inovasi pemanfaatan teknologi informasi dalam manajemen pendidikan islam ialah Ujian Nasional Berbasis Komputer, Pemanfaatan konsep e-madrasah, Pengembangan SDM, Media Pembelajaran, Peningkatan kinerja lembaga, Layanan akademik, Penyebaran informasi lembaga dan lainnya. Untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam memperbaiki mutu pendidikan Islam, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru; harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru; guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.
Implementasi Manajemen Pembiayaan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar Islam Al Firdaus Banjarmasin Fahlupi, Muhammad Rizka; Yaqin, Husnul; Salabi, Ahmad
ALACRITY : Journal of Education Volume 4 Issue 2 Juni 2024
Publisher : LPPPI Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52121/alacrity.v4i2.269

Abstract

Implementasi manajemen keuangan memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Firdaus Banjarmasin. Manajemen keuangan yang efektif dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas pendidikan dengan cara mengoptimalkan pengelolaan sumber daya keuangan, sehingga dapat meningkatkan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan yang diberikan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi manajemen keuangan yang diterapkan di sekolah tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui pendekatan studi kasus di SDIT Al Firdaus Banjarmasin, penelitian ini menggali lebih dalam tentang perencanaan dan pelaksanaan manajemen keuangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk memahami pentingnya strategi manajemen keuangan dalam konteks pendidikan, khususnya dalam lingkungan SDIT Al Firdaus Banjarmasin. Proses penganggaran dipandu oleh skala prioritas yang terdiri dari empat tingkatan, yaitu mendesak dan penting, penting tapi tidak mendesak, tidak penting tapi mendesak, dan tidak penting dan tidak mendesak. Skala ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara efektif dan efisien. Prinsip keadilan, transparansi, dan kehati-hatian dalam manajemen keuangan ditekankan sebagai nilai-nilai fundamental dalam Islam dan menjadi dasar untuk praktik penganggaran yang baik.
Internalisasi Nilai Moderasi Beragama dalam Literasi Finansial (Analisis Qur’an Surah Al-Furqan Ayat 67) Hamli, Haji; Hamdan, Hamdan; Sabda, Syaifuddin; Fidzi, Ridhahani; Yaqin, Husnul
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 18, No. 4 : Al Qalam (Juli 2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v18i4.3627

Abstract

Literasi finansial menjadi kata kunci dalam ketidakstabilan ekonomi. Permasalahan tentang krisis ekonomi dan kemiskinan masih menjadi momok menakutkan hingga hari ini dan menarik perhatian serius dari individu atau masyarakat sosial. Tujuan artikel ini untuk mengetahui bagaimana internalisasi nilai moderasi beragama dalam literasi finansial (analisis Qur’an surah al-Furqan  ayat 67).) Metode pengumpulan data adalah studi pustaka dengan menggunakan pendekatan kualikatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam al-Qur’an banyak ayat yang berbicara tentang konsep literasi finansial salah satunya adalah QS. Al-Furqan ayat 67 yang menekankan pada moderasi dalam literasi finansial atau  pengelolaan keuangan berdasarkan sistem ekonomi Islami serta pemberantasan kemiskinan dengan zakat dan infaq.
Jember Fashion Carnival (JFC) as a National Culture Viewed from Islamic Law Perspective Yaqin, Husnul; Ira Eka Pratiwi; Taufiqur Rohman; Balkis Nur Azizah
Hikmatuna : Journal for Integrative Islamic Studies Vol 7 No 2 (2021): Hikmatuna: Journal for Integrative Islamic Studies, December 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/hikmatuna.v7i2.4288

Abstract

The purposes of this research were to (1) describe the practice of the Jember Fashion Carnival (JFC), which is held in Jember, Indonesia, and (2) explain how the practice of the Jember Fashion Carnival (JFC) is regarded from the perspective of Islamic law. This research is included in the qualitative-descriptive and literature research category. In conclusion, (1) the Jember Fashion Carnival (JFC) is a cultural event as well as a carnival that is held every year with a specific theme; this spectacular activity attracts foreign tourists and helps to boost the economy, among other things; and (2) the entire event contained in the Jember Fashion Carnival (JFC) is a good culture that does not conflict with Islamic law. As a result, it is feasible and may be implemented as a normal culture within the local community. No action taken at the Jember Fashion Carnival (JFC) activity violates Islam, nor does it ban something permissible, nor does it cancelsomething compulsory, invalidate the meaning of benefit, nor does it foster the growth of evil.
Pembelajaran Islam Pendekatan Multi, Inter, dan Transdisipliner (Hakikat dan Implementasinya) Rahmah, Rahmah; Yaqin, Husnul; Amiruddin, Andi
TARBAWI : Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 9, No 01 (2024): TARBAWI: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jtw.v9i01.14788

Abstract

Pendidikan adalah pilar fundamental dalam pembangunan masyarakat dan peradaban. Dalam konteks Pendidikan Islam, upaya untuk menyelaraskan nilai-nilai agama dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern menjadi suatu tantangan yang tak terhindarkan. Pendekatan transdisipliner, yang mengintegrasikan pemahaman dari berbagai disiplin ilmu, muncul sebagai alternatif yang menjanjikan dalam merespons kompleksitas tuntutan pendidikan masa kini. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep Pendidikan Islam melalui pendekatan Multi, Inter, dan Transdisipliner Artikel  ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian mengunakan studi literatur. Sumber data dan bahan analisis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari berbagai referensi artikel ilmiah yang relevan dari berbagai jurnal dan buku. Berdasarkan penggalian terhadap data dari beberapa sumber yang digunakan didapatkan hasil bahwa pembelajaran Islam multidisipliner menekankan pada tinjauan multiperspektif ilmu yang terkait dengan masalah yang dipecahkan, tanpa menggabungkan ilmu-ilmu tersebut menjadi sebuah kesatuan ilmu. Sementara Pembelajaran Islam interdisipliner menekankan pada interaksi dan kolaborasi antar disiplin ilmu untuk menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif. Sedangkan Pembelajaran Islam transdisipliner menekankan pada interaksi dan kolaborasi antar disiplin ilmu untuk menghasilkan pemahaman baru yang tidak dapat dipahami oleh disiplin ilmu mana pun secara terpisah.
SEKOLAH, MADRASAH, DAN PESANTREN (ANALISIS SOSIOLOGIS, MANAJEMEN, BUDAYA, DAN EKONOMI) Sidik, Abdul Rahman; Yaqin, Husnul
Tajdid Vol 8 No 2 (2024): Oktober
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v8i2.2500

Abstract

Perkembangan zaman menuntut tiga jenis lembaga pendidikan di Indonesia, yaitu sekolah, madrasah, dan pesantren memiliki perubahan sehingga berdampak pada adanya problematika yang dihadapi masing-masing, termasuk dalam input, proses, dan output. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi dari tiga jenis lembaga pendidikan di Indonesia tersebut dengan melihat dari aspek sosiologis, manajemen, budaya, dan ekonomi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tiga jenis lembaga pendidikan ini muncul di Indonesia saling berkaitan. Meskipun sempat terjadi persaingan di antara ketiganya, tetapi tetapi secara tidak langsung kekhasan dalam segi sosiologi, budaya, manajemen, dan ekonomi muncul sebab perbedaan yang masih ada tidak menjadikan ketiga lembaga tersebut saling melengkapi. Sekolah yang dikelola secara langsung oleh pemerintah lebih terlihat sebagai suatu pilihan utama baik dinilai dari aspek sosiologi, manajemen, budaya maupun ekonomi. Sedangkan madrasah masih menjadi pilihan kedua karena kebanyakan madrasah masih berada dalam kondisi peralihan dari klasik menuju modern dan kebanyakan pengelolaannya masih dipegang oleh pemilik yayasan sehingga dari aspek sosiologis, manajemen, budaya, dan ekonomi sebagian madrasah belum mengalami keluwesan untuk mengikuti perubahan zaman. Sedangkan pesantren meski telah berubah menjadi bentuk yang lebih modern, masih menjadikan kiai sebagai titik sentral dalam berbagai aspek tersebut di atas.