cover
Contact Name
Tajerin
Contact Email
marina.sosek@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
marina.sosek@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Buletin Ilmiah Marina : Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
ISSN : 25020803     EISSN : 25412930     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan merupakan Buletin Ilmiah yang diterbitkan oleh Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dengan tujuan menyebarluaskan hasil karya tulis ilmiah di bidang Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Artikel-artikel yang dimuat diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pelaku usaha dan pengambil kebijakan di sektor kelautan dan perikanan terutama dari sisi sosial ekonomi.
Arjuna Subject : -
Articles 157 Documents
Dinamika Usaha Perikanan Masyarakat Suku Akit di Kepulauan Riau Elsera, Marisa; Wisadirana, Darsono; Edi Kuswandoro, Wawan; Fatma Chawa, Anif; Casiavera, Casiavera; Oprasmani3, Elfa
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 10, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v10i1.12602

Abstract

Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan dinamika permasalahan pada usaha penangkapan perikanan dan usaha budi daya perikanan pada masyarakat Suku Akit yang merupakan salah satu dari komunitas adat terpencil (KAT) di Indonesia. Suku Akit belajar melakukan budi daya ketam (kepiting bakau/Scylla) dan siput bakau (Siput mangrove/Telescopium Telescopium) secara otodidak dan mengalami kegagalan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan pada tahun 2020-2021 dan pengolahan data dilakukan pada tahun 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua golongan masalah masyarakat Suku Laut, pertama dalam hal penangkapan mereka hanya bisa melakukan penangkapan dengan menggunakan alat-alat tradisional dengan risiko lingkungan lebih kecil namun hasil tangkapan juga sangat sedikit. Kedua, mereka mengalami kendala pengetahuan, akses dan kurangnya pendampingan pada perikanan budi daya.  Pada usaha budi daya kepiting bakau, mereka masih mengalami beberapa kendala, yaitu pertama, Suku Akit belum memahami tingkah laku kanibalisme ketam yang dibudi dayakan, sehingga ketam dewasa dengan anak ketamdigabungkan dalam satu kolamketambudi daya. Kedua, Suku Akit membuat kolam budi daya ketam yang lebih rendah, sehinggapada saat air pasang ketam yang dibudi dayakan hanyut karena arus pasang surut. Ketiga, mereka tidak dilakukan pengecekan kualitas air pada lingkungan budi daya secara berkala Title: The Dynamics of Problems of Akit Ethnic Community in Riau IslandsThis paper aims to describe the dynamics of fishing and aquaculture businesses in the Akit community, which is one of the remote indigenous communities (KAT) in Indonesia. The Akit learnt to cultivate mangrove crabs (Scylla) and mangrove snails (Telescopium) by themselves and experienced failure. This research uses a qualitative method with a descriptive approach. The research was conducted in 2020-2021 and data processing was carried out in 2022. Based on the results of the research, two classes of problems of the Sea Tribe community can be identified, firstly in terms of fishing they can only catch using traditional tools with less environmental risk but the catch is also very small. Secondly, there is the issue of aquaculture, where they experience constraints in knowledge, access and lack of assistance.  The weaknesses in the Akit Tribe's fisheries efforts are First, the Akit Tribe combines adult oysters with juvenile oysters because they do not understand the cannibalistic behaviour of the cultivated oysters. Secondly, the Akit Tribe made a lower oyster cultivation pond at high tide so that the cultivated oysters were washed away by the tidal current. Third, there is no regular checking of water quality in the cultivation environment
Strategi Pengembangan Ekowisata Hutan Mangrove Pantai di Karangsong Indramayu melalui Pendekatan Ecotourism Opportunity Spectrum (ECOS) Indrayani, Erlinda; ., Jumanah
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v9i2.12310

Abstract

Mangrove merupakan tanaman tropis yang keberadaannya perlu dijaga dan dilestarikan karena memiliki peran penting bagi kehidupan. Keberhasilan rehabilitasi hutan mangrove di Karangsong sebagai destinasi ekowisata dan dicanangkan sebagai mangrove center di Jawa Barat mendasari penelitian untuk dilakukan pengembangan secara berkelanjutan. Penelitian dilakukan pada Juli 2022 di Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Pantai Lestari (KEHMPL) Karangsong Indramayu. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan data diperoleh melalui wawancara dengan kuisioner, observasi, dokumentasidan data sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik ekowisata serta mengevaluasi dan membangun strategi pengembangan KEHMPL dengan menggunakan pendekatan Ecotourism Opportunity Spectrum (ECOS) dan analisis Recreation Zone Index (RZI). Hasil analisis evaluasi menunjukan bahwa KEHMPL Karangosng memiliki kondisi kategori intermediate dengan nilai 65,62%, di mana kondisi ini mengartikan bahwa KEHMPL Karangsong termasuk ekowisata yang berkembang dan memiliki pengelolaan baik. Arah strategi pengembangan dilakukan terhadap delapan variabel parameter meliputi akses, penawaran atraksi, infrastruktur internal, infrastruktur eksternal, interaksi sosial, pengetahuan dan keahlian, sumber daya lain yang berkaitan dan dampak pengunjung. Untuk pengembangannya, sangat memerlukan peranan stakeholder baik dari pengelola sendiri, pemerintah, masyarakat dan lembaga-lembaga terkait untuk mencapai tujuan pelestarian ekosistem melalui pengembangan ekowisata berkelanjutan yang dapat memberi dampak positif terhadap ekologi, ekonomi,  sosial dan budaya masyarakat. Title: Ecotourism Development Strategy for Sustainable Coastal Mangrove Forest through Ecotourism Opportunity Spectrum (ECOS) Approach in Karangsong IndramayuMangroves are tropical plants whose existence needs to be maintained and preserved because they have an important role in life. The success of mangrove forest rehabilitation in Karangsong as an ecotourism destination and launched as a mangrove centre in West Java underlies research for sustainable development. The research was conducted in July 2022 in the Pantai Lestari Mangrove Forest Ecotourism Area (PLMFEA) Karangsong Indramayu. The approach carried out research with a quantitative approach, and data are obtained through interviews with questionnaires, observations, documentation and secondary data. This study aims to identify ecotourism characteristics and evaluate and develop PLMFEA using the Ecotourism Opportunity Spectrum (ECOS) approach and Recreation Zone Index (RZI) analysis. The results show that PLMFEA Karangosong has an intermediate category condition with a value of 65.62%, where this condition means that PLMFEA Karangsong is a developing ecotourism and has good management. The direction of the development strategy is carried out on eight parameter variables, including access, attraction, infrastructure, social interaction, knowledge and expertise, other related resources and visitor impact. Therefore, it is the role of stakeholders from the management itself, the government, the community and related institutions to achieve the goal of ecosystem preservation through sustainable ecotourism that can positively impact the ecology, economy, society and culture of the community.
Persepsi Wisatawan terhadap Destinasi Wisata Pantai Tilalohe, Kabupaten Gorontalo Nago, Ludgardis Fibriyanti; Hamzah, Sri Nuryatin; Panigoro, Citra
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 10, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v10i1.13130

Abstract

Persepsi positif dalam pengembangan suatu destinasi wisata tidak lepas dari persepsi wisatawan terhadap keberadaan destinasi tersebut. Pada dasarnya, persepsi wisatawan merupakan salah satu bentuk penilaian terhadap eksistensi pariwisata yang bertujuan untuk pengembangan destinasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi wisatawan terhadap sarana dan prasarana, persepsi wisatawan terhadap aksesibilitas, persepsi wisatawan terhadap sumber daya alam, dan persepsi wisatawan terhadap kualitas kawasan wisata.  Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari sampai April 2023, dengan menggunakan metode campuran (mix method). Pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kuesioner. Responden dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 100 orang berdasarkan formula Slovin. Metode analisis data menggunakan skala likert untuk menganalisis persepsi wisatawan terhadap wisata Pantai Tilalohe. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi wisatawan terhadap keberadaan destinasi wisata Pantai Tilalohe berada  dalam kriteria baik, dengan nilai persentase sebesar 73,51%. Persepsi wisatawan terhadap sarana dan prasarana memperoleh nilai persentase sebesar 75,52%, persepsi wisatawan terhadap aksesibilitas sebesar 61,25%, persepsi wisatawan terhadap sumber daya alam sebesar 77,73%, serta persepsi wisatawan terhadap kualitas kawasan wisata memperoleh nilai persentase sebesar 79,53%.  Meskipun secara umum persepsi wisatawan terhadap keberadaan objek wisata Pantai Tilalohe mendapat hasil yang positif, tetapi masih adanya wisatawan yang memberikan persepsi rendah terhadap keberadaan destinasi wisata ini, perlu menjadi perhatian pihak pengelola dan pemerintah daerah sebagai upaya menjaga eksistensi destinasi Wisata Pantai TilaloheTitle: Tourist Perceptions of Tilalohe Beach Destinations in Gorontalo RegencyThe positive perception and development of a tourist destination cannot be separated from the perception of tourists towards the existence of the destination. Tourist perception is a form of assessment of the existence of tourism that aims at destination development. This study aims to determine tourist perceptions of facilities and infrastructure, tourist perceptions of accessibility, tourist perceptions of natural resources, and tourist perceptions of the quality of tourist areas in Tilalohe Beach. This research was conducted from January to April 2023, using a mixed method: observation, interviews, and questionnaires to collect research data. Respondents in this study were determined as many as 100 people based on the Slovin Formula. The data analysis method uses the Likert scale to assess tourist perceptions of Tilalohe Beach tourism. The results show that, in general, tourists' perceptions of the existence of the Tilalohe Beach tourist destination are good, with a percentage value of 73.51%. Tourists' perceptions of facilities and infrastructure obtained a percentage value of 75,52%, and tourists' perceptions of accessibility were 61,25%, tourists' perception of natural resources was 77,73%, and tourists' perception of the quality of tourist areas obtained a percentage value of 79,53%. Although, in general, tourists' perception of the existence of the Tilalohe Beach tourist attraction has received positive results, there are still tourists who have a low perception of the existence of this tourist destination, and it needs the attention of the management and regional government to maintain the existence of Tilalohe Beach tourist destinations.
Potensi Penerapan Ekonomi Biru Dalam Mendukung Pariwisata Berkelanjutan di Wilayah Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta Airawati, Maria Nooza; Fauzi, Ibnu; Putranto, Alan
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v9i2.12723

Abstract

Kondisi wilayah pesisir yang kaya potensi ternyata tidak berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir, hal tersebut juga terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan pariwisata merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun disisi lain perkembangan kegiatan pariwisata baharí di wilayah pesisir DIY masih menghadapi berbagai permasalahan lingkungan. Salah satu konsep yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan di wilayah pesisir adalah ekonomi biru atau Blue Economy (BE), yaitu pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengoptimalkan pariwisata yang berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi penerapan BE dan strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan di wilayah pesisir DIY. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu 5 bulan, mulai bulan Januari sampai dengan Mei 2023. Pengumpulan data menggunakan literature review dan wawancara dengan Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda dan Dinas Pariwisata DIY. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan indikator penerapan BE yang merupakan kombinasi Indeks Kesehatan Laut Indonesia (IKLI) dan Ocean Health Index (OHI). Strategi pengembangan dianalisis menggunakan matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT). Hasil analisis menunjukkan potensi penerapan ekonomi biru dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di DIY sangat besar, namun masih dibutuhkan beberapa strategi pengembangan. Title: The Potential Apllication of Blue Economy in Supporting Sustainable Tourism in The Coastal Areas of Yogyakarta ProvinceThe condition of coastal areas that are rich in potential is not directly proportional to the level of welfare of the people in coastal areas, and this also happens in the Yogyakarta Province (DIY). Tourism activities are one of the solutions to improve people’s welfare. However, on the other hand, developing marine tourism activities in the DIY coastal area still faces various environmental problems. One concept that can be applied to address problems in coastal areas is the blue economy or Blue Economy (BE), namely the sustainable use of marine resources to improve people’s welfare by optimizing sustainable tourism. This study analyzed the potential for applying BE and strategies for developing sustainable tourism in the DIY coastal area. This research was carried out over five months, from January to May 2023. Data collection used literature reviews and interviews with the Maritime Affairs and Fisheries Service, Bappeda and the DIY Tourism Office. The data is then analyzed using BE implementation indicators. The development strategy is analyzed using the Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) matrix. The analysis results show that the potential for implementing the blue economy in supporting sustainable tourism in DIY is excellent, but several development strategies are still needed.
Peran Pedagang Udang Vaname terhadap Akses Informasi Harga dan Pasar di Muncar, Kabupaten Banyuwangi Rosyidah, Lathifatul; Suman, Agus; Manzilati, Asfi
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 10, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v10i1.12911

Abstract

Budi daya udang vaname mempunyai peranan penting dalam perekonomian masyarakat pesisir di Muncar. Namun, sampai saat ini, pembudi daya kekuatan negosiasinya masih lemah dalam menentukan harga dengan pedagang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis peran pedagang dalam akses dan informasi harga pada pemasaran udang vaname di Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2023 dengan menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pengalaman dan perspektif subjek penelitian. Jenis data pada penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi kepada responden kunci, yaitu pembudi daya udang vaname dan tiga orang pedagang (supplier). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pedagang memiliki kendali yang kuat dalam memperoleh akses informasi harga yang memengaruhi kesejahteraan pembudi daya. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu memfasilitasi akses informasi harga bagi pembudi daya agar dapat meningkatkan posisi tawar (bargaining position) kepada pedagang udang vaname. Title: The Role of Vaname Shrimp Traders in Accessing Price and Market Information in Muncar, Banyuwangi Regency aname shrimp farming plays an important role in the economy of coastal communities in Muncar. However, they have less negotiation power in determining prices with intermediaries. This study aims to identify and analyze the role of traders in accessing and price information on Vaname shrimp marketing in Wringinputih Village, Muncar District, Banyuwangi Regency. This research was conducted in June 2023 using a qualitative phenomenological approach to gain a deep understanding of the experiences and perspectives of research subjects. The primary and secondary data were used in this study. Data has been collected using in-depth interviews, observation, and documentation of key respondents, namely Vaname shrimp farmers and traders/suppliers. The results showed that traders have strong control in gaining access to price information that affects the welfare of farmers. Therefore, local governments must facilitate farmers' access to price information to improve bargaining positions for Vaname shrimp traders.
Penguatan Lembaga Adat Panglima Laot: Pembelajaran dari penyelesaian Konflik Nelayan dalam mewujudkan Komunitas Nelayan yang Inklusif Afriandi, Fadli; Abdillah, Ligar; Mardhatillah, Muntaha
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 10, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v10i1.13834

Abstract

Konflik nelayan terjadi di Kabupaten Aceh Singkil yang merupakan wilayah perbatasan antara Provinsi Aceh dan Sumatera Utara, terutama antara nelayan Kabupaten Singkil dengan nelayan dari luar daerah. Penelitian ini penting untuk dilakukan dikarenakan selama ini kajian konflik nelayan dengan resolusi konflik dengan pendekatan bottom-up masih minim. Ada tiga tujuan penelitian, yaitu: memetakan wilayah rawan konflik nelayan, mengkaji peran Panglima Laot dalam upaya penyelesaian konflik yang berkeadilan, dan menganalisis dampak penyelesaian konflik nelayan berbasis kearifan lokal terhadap keinklusivan masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teori konflik dari Lewis A. Coser. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober 2023. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara, focus group discussion (FGD) bersama pemerintah, Panglima Laot, dan masyarakat nelayan. Data sekunder dikumpulkan dari buku, jurnal, berita, aturan adat, dan observasi lapangan juga dilakukan untuk mengamati kondisi perikanan secara langsung . Hasil penelitian menemukan bahwa 1). Konflik nelayan terjadi akibat masuknya nelayan luar Aceh Singkil yang menangkap ikan dengan cara yang dilarang yang menyebabkan rusaknya habitat ikan dan berkurangnya kuantitas tangkapan nelayan lokal; 2). Konflik nelayan yang terjadi membuat lembaga adat semakin kuat dan membaik dengan terbentuknya aturan adat penangkapan ikan beserta sanksinya; dan 3). Konflik nelayan meningkatkan rasa solidaritas, integritas, adanya konsensus, dan meningkatkannya pengawasan diantara nelayan serta adanya aturan penindakan terhadap pelaku illegal fishing.Title: TouristStrengthening Panglima Laot Traditional Institutions: Lesson Learned from Fishermen Conflict Resolution in Realizing an Inclusive Fishing CommunityFishermen's conflicts occur in Aceh Singkil Regency, a border area between Aceh and North Sumatra Provinces, especially between fishermen in Singkil Regency and fishermen from outside the region. This research is essential because the study of fishermen's conflicts with conflict resolution with a bottom-up approach is minimal. The research has three objectives: mapping areas prone to fishermen's conflicts, examining Panglima Laot's role in resolving conflicts justly and analyzing the impact of fishermen's conflict resolution based on local wisdom on community inclusion. This qualitative research uses conflict theory from Lewis A. Coser. The study was conducted from August to October 2023. Primary data was collected through interviews and focus group discussions (FGD) with the government, Panglima Laot, and the fishing community. Secondary data collected from books, journals, news, customary rules, and field observations are also carried out to observe fisheries conditions directly. The results of the study found that 1). Fishermen's conflicts occur due to the entry of fishermen outside Aceh Singkil who catch fish in prohibited ways that cause damage to fish habitats and reduce the number of local fishermen's catches; 2). The conflicts between the fishermen made customary institutions stronger and improved with the formation of customary fishing rules and their sanctions; and 3). Fishermen's conflicts increase the sense of solidarity, integrity, consensus, and increased supervision among fishermen, as well as the existence of enforcement rules against illegal fishing perpetrators. 
Analisis Faktor Internal dan Eksternal Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pengolah Ikan di Jembrana, Bali Febrianti, Desy; Fikriyah, Amiqatul
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v9i2.12385

Abstract

Rendahnya kemampuan UMKM dalam mengembangkan area pemasarannya diduga disebabkan ketidakmampuan dalam mengenali kondisi internal dan eksternal UMKM itu sendiri. Kedua hal tersebut berimplikasi pada kapasitas UMKM dalam menerapkan manajemen strategis untuk meningkatkan kinerja usahanya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor internal dan eksternal dan merumuskan strategi terbaik untuk pengembangan UMKM pengolah ikan di Kabupaten Jembrana Bali. Penelitian dilakukan pada bulan November 2022 s.d Januari 2023. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, kuisioner, wawancara dan focus grup discussion (FGD). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Penelitian dilakukan pada UMKM pengolah ikan di Kabupaten Jembrana. Berdasarkan hasil analisis SWOT posisi UMKM pengolah ikan di Kabupaten Jembrana berada pada kuadran I sehingga strategi yang direkomendasikan adalah strategi progresif yaitu strategi untuk terus bergerak maju, melakukan ekspansi dan meraih keuntungan yang besar. Rumusan strategi yang diformulasikan untuk pengembangan UMKM Kabupaten Jembrana terbagi dalam empat strategi utama yaitu meningkatkan pembinaan usaha dari instansi terkait, meningkatkan daya saing produk, mengatur ketersediaan bahan baku, dan memperluas akses dan jaringan pemasaran. Hasil penelitian dapat dijadikan referensi bagi pemerintah daerah untuk menyusun sebuah strategi kebijakan yang mendukung pengembangan usaha dari UMKM. Title: Internal and External Factor Analysis of Fish Processing Micro, Small and Medium Enterprises in Jembrana, Bali    The limited capacity of micro, small, and medium enterprises (MSMEs) to perceive internal and external factors is regarded as the cause of their low marketing capability. Both of these factors affect the MSME’s ability to to implement strategic management in order to improve business performance. The purpose of this study is to analyze the internal and external factors affecting the development of fish processing MSMEs and formulate the best strategy to improve their performance in Jembrana Regency Bali. The study was conducted from November 2022 to January 2023. Data was collected through observation, kuisioner, interviews, and focus group discussions (FGD). The data was analyzed using a SWOT analysis. The study focused on fish processing SMEs in Pengambengan Village, Jembrana Regency. Based on the results of the SWOT analysis, the position of fish processing SMEs in Jembrana Regency is in quadrant I, so the proposed strategy is a progressive plan, that is, an approach to keep moving forward, increasing, and making large profits. The strategy developed for the growth of MSMEs in Jembrana Regency is divided into four key strategies: enhancing business development from linked agencies, increasing product competitiveness, regulating raw material availability, and expanding access and marketing networks. Results from the research can be used by local governments to develop a policy approach that promotes the growth of MSMEs.