Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak focuses on topics related to gender and child issues. We aim to disseminate research and current developments on these issues. We invite manuscripts on gender and child topics in any perspectives, such as religion, economics, culture, history, education, law, art, communication, politics, and theology, etc. We look forward to having contributions from scholars and researchers of various disciplines.
Articles
118 Documents
INTERNALISASI NILAI KESETARAAN GENDER MELALUI KETELADANAN GURU DI SD/MI KOTA BANDUNG
Nurul Alia
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24235/equalita.v4i1.10901
Berdasarkan data yang diambil dari data pokok pendidikan tentang data guru SD/MI di Kota Bandung. Jumlah keseluruhan dari guru SD/MI yang ada di Kota Bandung ialah berjumlah 9.235 orang, yang di antaranya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2.370 dan 6.865 berjenis kelamin perempuan. Atas data tersebut, maka menarik untuk dikaji sebuah pendekatan dalam menginternalisasi nilai-nilai kesetaraan gender melalui keteladanan guru di SD/MI. Sebab dengan banyaknya perempuan yang bekerja sebagai guru SD/MI dapat membuat suatu peluang dalam pendidikan untuk mengajarkan nilai-nilai kesetaraan gender sejak anak masih menempuh pendidikan di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis, di mana peneliti mencoba untuk menguraikan cara-cara dalam menginternalisasi nilai kesetaraan gender melalui keteladanan guru dengan fokus penelitian kepustakaan. Hasil penelitian ini dapat memandu para guru SD/MI agar dapat memahami konsep internalisasi nilai kesetaraan gender melalui keteladanan guru. Penelitian ini juga diharapkan dapat mengoptimalkan pendidikan karakter yang ramah gender, serta dapat merangsang penelitian dan pengembangan lebih lanjut tentang pendidikan karakter ramah gender.
POTRET RESIPROSITAS TRADISI NYUMBANG PADA PEREMPUAN PERDESAAN DI DESA KALIPAIT BANYUWANGI
Eko Setiawan
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24235/equalita.v4i1.10892
Dalam kehidupan masyarakat perdesaan Jawa tidak bisa dilepaskan dari serangkaian tradisi, budaya yang berkaitan dengan siklus daur hidup manusia, salah satunya tradisi nyumbang. Nyumbang merupakan wujud solidaritas sosial dimaksudkan untuk membantu meringankan beban orang yang menggelar hajatan, mengandung nilai resiprositas. Hubungan timbal balik berlangsung terus menerus seiring perkembangan zaman, namun terdapat pergeseran yang membuat tradisi nyumbang berubah. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan paradigma konstruktivis dan mengambil setting lokasi sub budaya di Desa Kalipait. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif meliputi, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan tradisi nyumbang masih memiliki kekuatan sebagai pranata reprositas. Tradisi nyumbang dilaksanakan terkait siklus kehidupan manusia (kelahiran, perkembangan, kematian). Baik penyumbang laki maupun perempuan memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat.
The Influence Of Parental Guidance Of Full-Time Workers On The Emotional Development Of Children
Zahrah Isnaini;
Adillah Zhafira;
Wahyunengsih Wahyunengsih
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24235/equalita.v4i1.10897
Pola pengasuhan sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter pada setiap anak, salah satunya adalah bagaimana orang tua memberikan atau meluangkan waktu kepada anak. Pada dasarnya, orang tua harus bisa menyeimbangkan antara waktu kerja dan waktu komunikasi dengan anak untuk tumbuhnya karakter anak yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi beberapa data dan kesesuaian orang tua yang bekerja penuh waktu untuk perkembangan emosional anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Yaitu mengumpulkan data melalui survei observasi dan kuesioner menggunakan jenis kuesioner terbuka pada anak dan orang tua. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah 2 anak-anak dan 11 orang tua yang bekerja penuh waktu. Dapat dilihat bahwa setiap anak membutuhkan cukup waktu dan perhatian dari orang tua mereka untuk dapat memahami kehidupan sehari-hari mereka. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, dinyatakan bahwa emosi dan respons anak berbeda sesuai dengan tingkat usia mereka. Dan mengasuh anak sangat diperlukan untuk perkembangan karakter emosional anak
Kesetaraan Gender: Perempuan Perspektif Sufisme Jalaluddin Rumi
Theguh Saumantri
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24235/equalita.v4i1.10893
Dalam literatur tasawuf, manusia baik laki-laki maupun perempuan mempunyai peluang yang setara dalam kesempatan memperoleh maqamat dan ahwal guna menggapai sufi sejati. Dalam pandangan sufisme perempuan memiliki keterlibatan sebagai entitas yang aktif menikmati pengalaman religius intensif dan paling bermakna. Seorang penyair sufi tersebar dalam sejarah yakni Jalaluddin Rumi memberikan interpretasi tentang manusia bahwasanya dalam kacamata tasawuf manusia memiliki jangkauan yang sangat luas di luar fisik. Rumi yang dikenal sebagai seorang sufi yang hamunis, toleran, dan yang selalu menebar buih-buih cinta dalam karya-karyanya dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian manusia memiliki pandangan khusus tentang perempuan. Selalu ada ruang bagi perempuan di setiap karya syairnya. Hal ini menunjukan bahwa perempuan di matanya memiliki nilai yang istimewa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kepustakaan (library research) untuk menelusuri suatu data dan informasi tentang pemikiran maupun yang relevan dengan kajian judul. Hasil kajian ini, ialah membaca pemikiran seorang jalaluddin rumi tentang gender yakni perempuan dalam perspektif sufisme.
Konseling Berbasis Husnudzon untuk Meningkatkan Resiliensi pada Remaja Korban Kekerasan Seksual : Studi Deskriptif terhadap Remaja
Mumtaz Afridah;
Inayah Nurfitri Syam;
Muhammad Saefullah Yusuf;
Anzar Agustian;
Dimas Agus Darmawan
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24235/equalita.v4i1.10898
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas konseling berbasis husnudzon dalam meningkatkan resiliensi remaja korban kekerasan seksual dan mengetahui gambaran dinamika psikologis remaja korban kekerasan seksual, serta faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya resiliensi pada remaja korban kekerasan seksual. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan metode penelitian menggunakan studi deskriptif dan teknik pengambilan data menggunakan wawancara mendalam. Penelitian ini pun memberikan gagasan intervensi berupa konseling berbasis husnudzon. Reseponden pada penelitian ini adalah dua remaja yang mengalami kekerasan seksual. Hasil dari penelitian yang dilakukan, didapat bahwa konseling berbasis husnudzon mampu meningkatkan resiliensi korban kekerasan seksual dan didapat pula gambaran mengenai dinamika psikologis remaja korban kekerasan seksual. Selain itu didapat faktor yang melatarbelakangi terjadinya resiliensi, diantaranya: dukungan sosial, perilaku mencari bantuan, berpikir positif terhadap diri menjadi faktor terbesar terbentuknya resiliensi pada penelitian ini.
PERAN ORANGTUA TERHADAP PENDIDIKAN SEKSUALITAS ANAK USIA DINI
Rijal Assidiq Mulyana;
Syifa Siti Fatimah
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24235/equalita.v4i1.10894
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena rendahnya pengetahuan orangtua terhadap pendidikan seksualitas pada anak usia dini. Orangtua menganggap tabu pendidikan seksualitas serta memiliki ketakutan jika pendidikan seksualitas diberikan pada anak sejak dini dapat memicu timbulnya aktivitas seksual pada anak serta berbagai penyimpangan seksual. Tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi dua bagian pertama, agar terdeskripsikannya pendidikan seksualitas pada anak usia dini perspektif Yusuf Madani; kedua, agar terdeskripsikannya peran orangtua terhadap pendidikan seskualitas anak usia dini perspektif Yusuf Madani. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif yang bekerja pada tataran analitik dan bersifat perspect emic. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kepustakaan (library research) yang digunakan untuk menyusun konsep dengan analisis isi yang mengacu pada literatur terkait peran orangtua terhadap pendidikan seksualitas anak usia dini, sebagai sumber data primernya. Hasil penelitian ini memaparkan bahwa pendidikan seksualitas penting untuk diberikan kepada anak sedini mungkin dan yang memiliki peran paling besar dalam memberikan pendidikan seksualitas pada anak usia dini adalah orangtua. Dengan perannya sebagai sebagai pendidik, pengawas, pelatih, pembina, serta fasilitator.
IDE FEMINISME DAN POLA DIKOTOMI RELASI GENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PANDANGAN FILOSOFIS
Afifi Hasbunallah
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24235/equalita.v4i1.10899
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengelaborasi pola relasi gender yang sering dipahami secara dikotomis, khususnya dalam Islam. Dengan menggunakan pendekatan filosofis, penulis hendak memberikan pandangan mengenai keragaman pemaknaan terhadap pola relasi gender sebagai ide feminisme yang menjadi persoalan terjadinya pemahaman yang dikotomis terhadap gender itu sendiri. Sebagai kesimpulan, pemahaman relasi gender dalam Islam disebabkan interpretasi yang berbeda sehingga pada gilirannya ide feminisme sendiri dipahami secara beragam. Keragaman pemahaman tentang ide feminisme tersebut hendaknya bukan dipahami secara dikotomis, namun harus dimaknai secara dialogis dalam rangka memperkaya khazanah pemikiran Islam. Karena bagaimana pun, interpretasi merupakan imbas dari model paradigma yang digunakan dalam melahirkan produk pemikiran.
HAK PEREMPUAN DAN KESETARAAN GENDER MENURUT PERSPEKTIF NAWAL EL-SA’DAWI
Muhammad Khanafi Asnan;
Alif Fattahillah
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24235/equalita.v4i1.10895
Tulisan ini berfokus pada asal mula dan perkembangan hak perempuan dan prinsip kesetaraan gender. Hak perempuan sebagai bagian dari Hak Asasi Manusia lahir dan berkembang dari pemikiran-pemikiran mengenai pentingnya perlindungan dan pemenuhan hak bagi kaum perempuan yang termasuk kelompok rentan dan juga untuk memastikan kesetaraan gender. Meskipun telah diakomodasi dalam berbagai instrumen hukum nasional maupun internasional, perempuan nemiliki hak dan kesempatan yang setara dengan gender yang lainnya. Kesetaraan gender adalah hal paten yang dikasih oleh tuhan, yang bersifat bebas dan mempunyai hak yang sama seperti laki-laki. Ketidakadilan gender tidak hanya dalam soal jenis kelamin, melainkan merambah dalam segala bidang sosial. Perempuan sudah seharusnya diberikan peran sosial untuk melanjutkan hidupnya, khususnya hak dan kebebasannya dalam menjalani kehidupan. Metode yang digunakan termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan (library research). Ketidakadilan gender dalam bidang sosial pada penghinaan dan pelecehan perempuan serta cacian. Ketidakadilan gender dalam bidang politik berupa batasan untuk memperoleh pendidikan, dan dibatasinya ruang bagi kaum perempuan untuk terlibat dalam ranah politik. Perbedaan jenis kelamin yang memang tidak dipungkiri eksistensinya dalam semua kitab suci keagamaan harus benar-benar ditempatkan pada posisi dan kedudukannya masing-masing. Perlakuan dan pemberian hukum yang berbeda kepada masing-masing jenis kelamin harus diarahkan pada satu kerangka pikir untuk mewujudkan keadilan atau kesetaraan gender. Dengan konsep kesetaraan gender ini, perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara kodrati dan tradisi serta budaya yang berlaku tidak akan menjadikan keduanya berada pada posisi dan kedudukan yang timpang. Perbedaan yang ada justru untuk saling mengisi kekurangan yang ada pada masing-masing dengan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing jenis kelamin tersebut
KONSEP QIWAMAH DAN FENOMENA PEREMPUAN KEPALA KELUARGA
Wardah Nuroniyah
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24235/equalita.v4i1.10900
Dalam keluarga inti terdapat seorang suami sebagai kepala keluarga, seorang istri sebagai pengurus rumah tangga dan juga anak-anak. Namun, di beberapa keluarga hal ini tidak ditemukan apalagi jika peran suami sebagai kepala keluarga telah digantikan oleh istri yang biasanya bertugas mengurus rumah tangga. Peran istri yang menggantikan suami sebagai kepala keluarga merupakan fenomena yang semakin menjamur dewasa ini, sejalan dengan pemikiran kontekstual tentang konsep qiwamah, bahwa sesungguhnya tidak ada aib bagi istri yang menjalankan tugasnya sebagai kepala. Dari keluarga itu. Para pemikir kontemporer juga mengkritisi pemahaman klasik tentang qiwamah yang sering dimaknai sebagai superioritas laki-laki atas perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sedangkan dalam hal pengumpulan data peneliti melakukan studi pustaka. Peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa informan perempuan kepala keluarga untuk kemudian dianalisa terhadap konsep qiwamah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep qiwamah terhadap amalan yang dilakukan oleh kepala keluarga di Desa Astapada Kecamatan Tengah Tani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman dan praktik kepemimpinan keluarga yang dilakukan oleh informan cukup moderat. Namun dalam beberapa kasus masih terdapat kontradiksi antara konsep qiwamah pada tataran ajaran agama dengan praktik di lapangan.
PERAN HABITUS PEREMPUAN (Studi Sosiologis Pemberdayaan Perempuan Lewat Program Kampung Kb “Melati” Bonorejo Kelurahan Blotongan, Kota Salatiga, Jawa Tengah)
Dina Anike Lumendek;
Elly Esra Kudubun;
Antik Susanti
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24235/equalita.v4i1.10896
Konstruksi sosial masyarakat tentang perempuan di dominasi oleh pekerjaan rumah tangga, sehingga kebanyakan perempuan tidak beraktivitas dalam ruang publik, namun di kampung KB “Melati” Kelurahan Blotongan, Salatiga, ternyata perempuan memegang kunci dari setiap program permerdayaan masyarakat yang ada di sana. Penelitian ini dengan menggunakan perspektif Pierre Bourdieu ingin mengetahui mengapa perempuan yang telah tersita waktunya di ruang domestik masih bisa berperan di arena publik pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu dengan cara observasi, wawancara mendalam dan kajian dokumen. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme. Hasil penelitian ini menunjukkan peran perempuan yang ada di kampung KB “Melati” sangat baik karena mereka mereproduksi habitus, mampu menjadi aktor di arena publik, yakni arena pemberdayaan sejak menjadi kampung KB. Dengan reproduksi habitus, mereka membangun keterikatan sosia yang mendukung dan mengakumulasi modal-modal (modal sosial, modal ekonomi, modal budaya dan modal simbolik).