cover
Contact Name
Aria Gusti
Contact Email
ariagusti@ph.unand.ac.id
Phone
+6282173932705
Journal Mail Official
editor.jk3l@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas Jalan Kampus Unand Limau Manis Padang 25613
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan
Published by Universitas Andalas
ISSN : -     EISSN : 27764133     DOI : 10.25077/jk3l
Core Subject : Health,
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) adalah Jurnal ilmiah yang didirikan dan dikelola oleh bagian Keselamatan Kesehatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan (K3/Kesling), Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas sejak tahun 2020. Terbit dua kali dalam setahun pada bulan Juni dan Desember (e-ISSN: 2776-4133). Sesuai namanya, Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) menerima naskah dalam tema umum : 1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2. Kesehatan Lingkungan. 3. Epidemiologi Lingkungan 4. Epidemiologi Kesehatan Kerja
Articles 86 Documents
Komponen Fisik rumah, Fasilitas Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Prolingkungan Keluarga Nelayan di Muara Siberut Aria Gusti; Wafiq Ainul Fiqran; Andini Agesta Putri; Dea Anggraini
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 4 No. 2 (2023): Juli - Desember 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.4.2.121-128.2023

Abstract

Berbagai faktor lingkungan, antara lain komponen fisik rumah, fasilitas sanitasi lingkungan, dan perilaku prolingkungan, dapat menyebabkan penyakit berbasis lingkungan pada keluarga nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi komponen fisik rumah, sarana sanitasi lingkungan, dan perilaku pro lingkungan keluarga nelayan. Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, terhadap 98 keluarga nelayan yang dipilih secara sistematik dan acak. Komponen fisik suatu rumah terdiri dari lantai, dinding, jendela ruang keluarga, jendela kamar tidur, ventilasi, langit-langit, penerangan, dan cerobong dapur. Sarana sanitasi lingkungan meliputi sumber air bersih, jamban, sarana pembuangan air limbah, dan tempat pembuangan sampah. Sedangkan perilaku pro lingkungan meliputi cara membuang sampah, pengendalian vektor penyakit, kebiasaan memakai alas kaki, kebiasaan membuka jendela, dan kebiasaan membersihkan halaman. Hasil penelitian menunjukkan 26,5% lantai rumah nelayan masih retak dan berdebu, diplester papan/tanah, 34,7% rumah tidak berdinding, dan 29,6% tidak memiliki plafon. 19,8% keluarga tidak memiliki akses terhadap sumber air bersih yang layak, 18,4% tidak memiliki akses terhadap toilet yang memenuhi persyaratan kesehatan, hanya 13,3% yang memiliki pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan, dan 29,6% tidak memiliki tempat pembuangan sampah. Hampir separuh keluarga nelayan di Muara Siberut tinggal di rumah dengan komponen fisik, fasilitas sanitasi lingkungan, dan perilaku pro lingkungan yang buruk. Peningkatan kondisi kesehatan lingkungan keluarga nelayan perlu menjadi perhatian pemerintah daerah karena akan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan
Faktor Risiko Lingkungan Kejadian Stunting Pada Balita 0-59 Bulan Di Kecamatan Ulim Pidie Jaya Tiara Mairani; Agustina Agustina; Phossy Vionoca Ramadhana
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 4 No. 2 (2023): Juli - Desember 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.4.2.129-135.2023

Abstract

Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi stunting severe di Indonesia 19,3%. Kabupaten Pidie Jaya berada pada posisi ke 3 (37,8%) kejadian stunting, dengan cakupan imunisasi rendah (13,8%), penaganan tinja/ jamban sehat (60%) dan akses air bersih yang memenuhi syarat (66%). Kondisi ini masih berada di bawah standar WHO yaitu 20% dan menjadi perhatian lebih untuk menurunkan prevalensi angka stunting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko lingkungan dengan kejadian stunting di Kecamatan Ulim Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2023 di kecamatan Ulim Pidie Jaya dengan melakukan observasi, pengukuran PB/TB dan BB serta wawancara kuesioner. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif analitik dengan desain cross-sectional dengan jumlah sampel 70 balita menggunakan teknik simple random sampling. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil analisis univariat menunjukkan sumber air bersih yang layak sebesar 67,1% digunakan oleh rumah tangga balita dan 74,3% menggunakan jamban sehat serta 68,6% anggota rumah tangga berstatus merokok. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara Sumber Air bersih (p=0,005 OR=4,286), Jamban sehat (p=0,0001 OR=24,000), dan Status Merokok (p=0,008 OR=0,204) dengan Kejadian Stunting pada balita. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan instansi terkait dapat melakukan pendekatan dan pencegahan stunting melalui edukasi masyarakat terkait faktor risiko kejadian stunting dan meningkatkan pemberdayaan kader dalam memberikan informasi kepada masyarakat.
Analisis Kandungan Opuntia Ficus-Indica (Kaktus Pir Berduri) dalam Pengolahan Air Nindi Octaviani; Aken Puti Nandi Nanti; Muhamad Varrel Anandhito; Trianda Nurlia Hidayat; Shirli Rizki; Azyyati Ridha Alfian
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 4 No. 2 (2023): Juli - Desember 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.4.2.147-150.2023

Abstract

Kaktus pir berduri (OFI) merupakan tanaman yang mudah beradaptasi dengan iklim ekstrem dan dapat tumbuh dengan cepat. Kaktus diyakini dapat memberikan banyak manfaat, mulai dari bidang industri, pertanian, kesehatan, farmasi, kosmetik, dan gizi. OFI juga memiliki manfaat membantu mengurangi cemaran dalam air. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan senyawa organic dalam OFI yang dapat membantu mengurangi cemaran dalam pengolahan air. Metode penelitian dilakukan dengan membuat ekstrak OFI dalam bentuk serbuk kemudian dilakukan uji FTIR. Tahapan dimulai dengan memarut OFI sehingga didapatkan lender OFI dalam jumlah yang cukup. Selanjutnya lendir OFI ditambahkan kandungan etanol dengan perbandingan 1:1 dengan jumlah lendirnya untuk menghilangkan warna alami dari OFI. Kemudian dilakukan pengeringan lendir dengan bantuan oven selama 3-4 hari. Setelah kering maka lendir OFI di hancurkan menjadi butiran serbuk halus dan dilakukan uji FTIR untuk melihat kandungan apa saja yang ditemukan dalam lendir OFI yang bermanfaat dalam pengolahan air. Analisis hasil uji FITR menunjukan adanya vibrasi gugus fungsi hidroksil dan gugus nitril. Kandungan gugus fungsi hidroksil dan nitril dapat digunakan sebagai koagulan melalui pengikatan dan adsorpsi. Hal ini menunjukan OFI mampu untuk mengurangi cemaran yang terdapat di dalam air seperti endapan, lumpur dan cemaran logam. Selain itu, juga menunjukan kandungan OFI sebagai bio-absorben yang dapat digunakan dalam pemulihan air limbah
Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Bagian Boiler di PLTU Teluk Sirih Areta Ardiningrum; Fitriyani Fitriyani; Aria Gusti
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 4 No. 2 (2023): Juli - Desember 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.4.2.151-169.2023

Abstract

Dari data BPJS Ketenagakerjaan di Kota Padang tahun 2019 tercatat angka kecelakaan kerja mencapai 1.597 kasus. PLTU Teluk Sirih merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga uap terbesar di Sumatera Barat. Berdasarkan survei awal, lingkungan kerja pada bagian boiler memiliki bahaya dan tingkat risiko yang tinggi dengan 13 sumber bahaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko pada bagian boiler di PLTU Teluk Sirih Tahun 2023. Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan metode HIRADC. Penelitian ini berlangsung dari Januari-Juni 2023. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan telaah dokumen dengan 8 orang informan. Analisis data menggunakan risk matriks untuk mengetahui tingkat risiko. Berdasarkan hasil identifikasi bahaya PLTU Teluk Sirih pada bagian boiler mempunyai tingkat risiko sebanyak 7 sangat tinggi, 22 tinggi, 38 sedang, dan 4 ringan. Pengendalian yang telah diterapkan, yaitu isolasi energi dan panas, rambu K3, SOP, APD, sistem pemadam kebakaran, P3K, protecline, monitoring, dan safety briefing. Perhitungan residual risk didapatkan tingkat risiko 7 tinggi, 22 sedang, dan 42 ringan. Terdapat 9-13 sumber bahaya pada setiap area boiler dengan tingkat risiko umumnya sedang dan tinggi. Pengendalian risiko sudah berjalan dengan baik, maka untuk mempertahankannya disarankan kepada perusahaan untuk memberikan pelatihan dan penyuluhan terkait K3 untuk semua pekerja yang terlibat.
Analisis Pengurangan Tingkat Risiko Kecelakaan Kerja pada Proses Pembuatan Konveyor dengan Metode HIRADC Erwin Barita Maniur Tambunan; Didin Sjarifudin; Hibarkah Kurnia; Muanas Rizki Mubarok
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 4 No. 2 (2023): Juli - Desember 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.4.2.136-146.2023

Abstract

Salah satu proses pekerjaan yang berbahaya dan berpotensi terjadi kecelakaan kerja adalah proses pembuatan konveyor. Perusahaan pembuat konveyor tersebut belum mempunyai tindakan pengendalian kecelakaan dan belum adanya instruksi kerja di area proses pembuatan conveyor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis kecelakaan kerja pada proses pembuatan konveyor dan  memberikan usulan pengendalian sumber bahaya untuk menurunkan atau menghilangkan tingkat risiko kecelakaan yang terdapat pada proses pembuatan konveyor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis Hazard Identification Risk Assessment Determining Control (HIRADC) dengan penerapan ISO 45001 (2018). Penelitian ini telah menemukan adanya 16 potensi bahaya dengan rincian 3 potensi bahaya tinggi, 6 potensi bahaya sedang dan 7 potensi bahaya rendah merupakan data sebelum perbaikan. Sesudah melakukan tindakan perbaikan maka menghasilkan 16 potensi bahaya rendah, artinya ada penurunan tingkat risiko kecelakaan dari tingkat tinggi dan menengah ke tingkat rendah. Usulan perbaikan dalam pengendalian pada setiap masing-masing potensi bahaya diantaranya pengendalian teknis, pengendalian administratif dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Solusi lain dalam pengurangan kecelakaan kerja yaitu membuat Instruksi Kerja (IK) dalam tindakan safety pada proses pembuatan konveyot. Agar terciptanya kesadaran dan pencegahan kecelakaan kerja maka perusahaan rutin memberikan sosialisasi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) setiap 4 bulan sekali.
Hubungan Karakteristik Responden dan Intensitas Kebisingan dengan Peningkatan Tekanan Darah pada Pekerja Sofia .; Endang Dwiyanti; Nisrina Oksigendaru Dicha; Andrea Thrisiawan Pradhana
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 5 No. 1 (2024): Januari - Juni 2024
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.5.1.13-19.2024

Abstract

Kebisingan merupakan faktor bahaya fisik yang paling dominan ditemukan di lingkungan kerja dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan sistem auditori atau non-auditory seperti gangguan komunikasi, stres, gelisah, peningkatan tekanan darah hingga penurunan produktivitas kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik responden dan intensitas kebisingan yang ada di lingkungan kerja dengan peningkatan tekanan darah pekerja di unit produksi PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Plant Margomulyo pada saat sebelum dan sesudah bekerja. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik dengan menggunakan pendekatan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 51 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia (p = 0,000), masa kerja (p = 0,007), penggunaan APT (p = 0,011) dan intensitas kebisingan (p = 0,000) dengan peningkatan tekanan darah serta tidak terdapat hubungan antara status gizi (p = 0,467), kebiasaan merokok (p = 0,763) dan riwayat hipertensi (p = 0,170) dengan peningkatan tekanan darah pekerja unit produksi PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Plant Margomulyo.
Dampak Pajanan Timbal terhadap Anemia Pekerja dan Strategi Intervensi Yumna Satyani Lasiyo; Doni Hikmat Ramdan
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 5 No. 1 (2024): Januari - Juni 2024
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.5.1.1-12.2024

Abstract

Lead poisoning is still a major case of industrial and environmental problems in developing countries. In the last decade, several studies have been conducted on the impact of lead exposure on health, one of which is the risk of anemia in both workers and communities around exposed factories. The aim of this research is to determine the impact of lead on the risk of anemia in the work environment, and intervention strategies that can be carried out by the parties involved. This research includes a literature review obtained from a search using the PRISMA 2009 system. Of the 246 journals obtained from the first search, 20 journals were included in this research. The research results showed that factors that influence blood lead levels are environmental conditions, work area, use of PPE, worker hygiene behavior, and duration of work, either daily or long term. Anemia is one of the dominant symptoms and has an impact on work productivity. Intervention strategies for cases of anemia due to lead exposure can be carried out using the principle of hierarchy control and improving individual hygiene behavior, as well as providing additional supplements. In severe cases, chelation and alternative therapies need to be considered. Controlling the impact of lead exposure needs to be carried out by company management and requires worker participation to be protected from the effects of intoxication on health.
Evaluation of Fire Protection System Implementation in A Production Area of Oil and Gas Company, East Java Devita Aprilia Pramesti; Denny Ardyanto; Noeroel Widajati; Meirina Ernawati
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 5 No. 1 (2024): Januari - Juni 2024
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.5.1.20-27.2024

Abstract

The oil and gas industry is an industry with a high risk of fire. This is because this industry involves several types of substances that cause pressure and have the potential to cause leaks and spills. Industry's inability to detect these conditions can cause fires. Therefore, it is necessary to evaluate the implementation of fire protection systems in the industry. This research was conducted using a checklist method for fulfilling requirements according to appropriate regulations. The results of this assessment show that the company has fulfilled regulations in accordance with each system with a percentage above 75%. Some suggestions that can be considered for improvement include replacing expired fire extinguishers so that they are ready for use, providing APAR signs or symbols at each location point, providing a cover or placing the fire extinguisher outside in a roofed area, equip each hydrant point with instructions for use, carry out hydrant maintenance regarding the completeness and cleanliness of the hydrant box, and update evacuation route signs that are no longer legible and cut trees or branches that cover the signs.
Pengelolaan Limbah Padat Menstruasi Siswi Sekolah Menengah Pertama di Provinsi Sumatera Barat Trisfa Augia; Mery Ramadani; Regina Muthia Sahirah; Luthfil Hadi Anshari; Muthya Divani Sukardi; Aliffa Oktanofrida Hade
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 5 No. 1 (2024): Januari - Juni 2024
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.5.1.28-37.2024

Abstract

Menstrual Hygiene Management (MHM) is part of the government's program for women's reproductive health. Adolescents' understanding of MHM in developing countries is still low. The study aimed to explore the actions, knowledge, attitudes, and perceptions of female students about facilities and infrastructure, as well as the role of parents in managing menstrual solid waste. The method used is a quantitative method with a cross-sectional approach. The study population was junior high school students in Padang Panjang City and Padang Pariaman Regency, with a sample of 234 people. Data were analyzed univariately, bivariately, and multivariately using SPSS. Almost half of respondents took poor action in managing menstrual solid waste (44.9%), had low knowledge (44.4%), had a negative attitude (44.4%), had a poor perception of supporting facilities and facilities (48.3%), and stated that there was no role of parents/families in managing menstrual solid waste (43.2%). There was a significant relationship between the level of knowledge, respondents' attitudes, and the role of parents with menstrual solid waste management measures. However, there is no relationship between the perception of the availability of facilities and infrastructure and action. The level of knowledge and attitude has the most significant influence in determining the actions taken by respondents. The government is expected to provide socialization to the public on how to dispose of menstrual solid waste and provide adequate sanitation facilities and infrastructure. Parents also provide guidance early on
Keterkaitan Intensitas Kebisingan Lingkungan Terhadap Tingkat Stres Pekerja (Studi Kasus di Industri Kimia Sukoharjo) Edbert Lintang PNS; Irfan AN; Siti Rachmawati
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 5 No. 1 (2024): Januari - Juni 2024
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.5.1.38-47.2024

Abstract

Pajanan kebisingan yang diterima oleh pekerja akibat proses produksi dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Salah satu gangguan kesehatan tersebut adalah stres kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan intensitas kebisingan dengan tingkat stres pekerja bagian produksi Industri Kimia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional dengan penambahan intepretasi data berupa noise mapping. Penelitian dilakukan pada area produksi Industri Kimia dengan sampel sebanyak 35 pekerja dan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sound Level Meter untuk mengukur intensitas kebisingan dan kuesioner Terry Looker dan Olga Gregson untuk mengukur tingkat stres kerja. Uji statistik yang digunakan dalam menentukan korelasi adalah uji Somers’d dengan bantuan software SPSS 25.0. Hasil pengukuran intensitas kebisingan didapatkan bahwa rata-rata intensitas kebisingan di bagian produksi mencapai 87,7 dBA (>NAB) dan hasil pengukuran stres kerja didapatkan bahwa pekerja mengalami stres mulai dari kategori sedang, tinggi, hingga sangat tinggi. Berdasarkan uji Somers’ d didapatkan hasil p value sebesar 0,047 (< 0,05) yang berarti signifikan dan koefisien korelasi sebesar 0,906 (korelasi sangat kuat) dengan arah korelasi positif. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dengan stres kerja pada pekerja area produksi Industri Kimia, dan semakin tinggi intensitas kebisingan maka semakin tinggi pula stres kerja yang dialami oleh pekerja