Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia
Jurnal ini menerima tulisan ilmiah dalam bentuk artikel hasil penelitian, artikel diskursus, dan artikel metode penelitian. Ruang lingkup keilmuan yang diwadahi oleh jurnal ini meliputi bidang arsitektur lanskap, arsitektur perilaku dan lingkungan, pengelolaan pembangunan dan pengembangan kebijakan, perancangan arsitektur, perencanaan dan perancangan kota, perencanaan wilayah dan perdesaan, perumahan dan permukiman, sains dan teknologi bangunan, sejarah dan teori arsitektur dan kota, sistem infrastruktur wilayah dan kota, serta bidang keilmuan lingkungan binaan lainnya.
Articles
237 Documents
Kajian Arsitektur Neo-Vernakular pada Agrowisata Studi Kasus: Gunung Mas Agrowisata
Mohamad Rizky Ramdhani;
Anisa
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 11 No. 4 (2022): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.v11i4.39
Perkembangan gaya arsitektur setelah memudarnya gaya modern sejak tahun 1960-an berlangsung sangat pesat dengan diadopsinya gaya post modern serta salah satu cabangnya yaitu gaya Neo-Vernakular yang memiliki ciri khas menggabungkan desain arsitektur tradisional dengan desain modern. Gaya Neo-Vernakular banyak digunakan oleh arsitek pada masa kini baik pada desain bangunan maupun pada sektor pariwisata khususnya pada desain agrowisata. Penelitian kali ini dilakukan untuk mencari tahu dan memahami penerapan gaya arsitektur Neo-Vernakular di dalam desain agrowisata, serta menjabarkan hasil dari penelitian untuk mengetahui apakah desain agrowisata menerapkan gaya Neo-Vernakular didalamnya. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dan prinsip arsitektur Neo-Vernakular yang dikemukakan oleh Brolin yakni prinsip hubungan langsung, abstrak, lansekap, kontemporer, dan masa depan. Lokasi studi kasus berada di Gunung Mas Agrowisata, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil yang didapat pada penelitian ini menunjukkan adanya penerapan Neo-Vernakular pada Gunung Mas Agrowisata pada desain kawasannya berdasarkan prinsip yang digunakan pada penelitian. Dapat disimpulkan bahwa Gunung Mas Agrowisata telah menerapkan desain Neo-Vernakular pada kawasannya.
Identifikasi Pilihan Tempat Bermain Anak pada Lingkungan Permukiman Terencana dan Tidak Terencana
Dhini Dewiyanti;
Tri Widianti Natalia;
Dianna Hertoety
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 11 No. 4 (2022): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.v11i4.61
Lingkungan permukiman yang baik, biasanya akan menyediakan ruang yang dapat digunakan anak untuk bermain, baik berupa ruang yang direncanakan (seperti playground) maupun yang tidak sengaja terbentuk. Pada beberapa kasus, banyak permukiman yang tidak menyediakan ruang untuk dapat digunakan oleh anak, sehingga anak harus melakukan penjelajahan ruang bermain ke permukiman lain di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi ruang bermain eksploratif yang dipilih oleh anak. Penelitian kualitatif dipilih dengan melakukan pengamatan secara intensif dengan metode partisipatif selama dua tahun pada permukiman berdampingan antara permukiman terencana dan tidak terencana. Lokasi pengamatan berada di kawasan permukiman Kampung Padi, Kompleks Dosen UNPAD Cigadung 1, dan PERUMNAS Sadang Serang, Bandung. Hasil analisis ditemukan adanya ruang yang dipilih anak pada permukiman terencana dan ruang-ruang tidak terduga serta klasifikasi jenis permainan yang dilakukan pada anak. Kesimpulan memperlihatkan bahwa anak-anak lebih menyukai ruang-ruang yang tidak sengaja terbentuk sebagai akibat tidak adanya ruang pada permukiman.
Kajian Penerapan Split Level pada Bangunan Permukiman Ilegal di Bantaran Sungai Cakung Jakarta
Margareta Sudarwani;
Stepanus Andi Saputra;
Uras Siahaan
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 11 No. 3 (2022): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.v11i3.175
Fenomena relokasi pemukiman liar merupakan permasalahan yang kompleks. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah relokasi ke Rusunawa yang terjadi di Kampung Pulo Jakarta Timur pada 20 Agustus 2015. Kebijakan relokasi berdampak positif pada normalisasi bantaran sungai dan negatif bagi masyarakat yang tidak memiliki tempat tinggal. Kebijakan pemerintah akan relokasi permukiman ilegal ke rumah susun belum optimal dikatakan kebutuhan hunian, harus terus dievaluasi desain rumah susun atau perlunya perencanaan desain baru untuk menjawab kebutuhan hunian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi tata ruang wilayah permukiman bantaran sungai Kampung Baru Jakarta Timur dan menciptakan suatu metode pelaksanaan desain Split Level pada permukiman bantaran sungai Kampung Baru Jakarta Timur. Dalam mengkaji design split level pada permukiman ini metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, design survey, dan pengumpulan data kepustakaan. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap. Tahap satu yaitu observasi, dan wawancara untuk menarik data, setelah data terkumpul langkah selanjutnya analisis dari data tersebut. Kampung Baru Jakarta Timur merupakan salah satu permukiman liar permukiman ilegal di Jakarta. Dengan kajian penerapan desain split level pada kawasan ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan tempat permukiman liar di dataran banjir Kampung Baru Jakarta Timur. Hasil penelitian berupa rancangan dan diagram tentang implementasi rancangan split level management.
“Negeri Seribu Kubah”: Identitas Arsitektur Rokan Hilir dan Pengaruh Selera Penguasa pada Era Pasca-Reformasi
Rizki Dwika Aprilian;
Vebryan Rhamadana;
Azwar
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 11 No. 3 (2022): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.v11i3|178
Pada 1999, Rokan Hilir dimekarkan dari Kabupaten Bengkalis dan menjadi salah satu daerah administrasi baru di Provinsi Riau, tepat setelah diberlakukannya desentralisasi di Indonesia. Pemekaran ini mendorong setiap daerah baru untuk membentuk identitas dengan cara beragam, mulai dari membuat slogan hingga mendirikan gedung pemerintahan yang sesuai dengan citra daerah yang ingin dibentuk. Dibandingkan dengan empat wilayah eks Kerajaan Siak Sri Indrapura, Rokan Hilir memiliki pendekatan yang berbeda dalam membentuk identitas barunya. Bukannya menggunakan keterakaran Melayu yang kental, pemerintah daerah justru mengambil referensi arsitektur dari bentuk kubah yang dianggap sangat melekat dengan citra Islam bertema Negeri Seribu Kubah. Tulisan ini hendak membahas proses pembangunan citra baru Rokan Hilir di bawah kepemimpinan Bupati Annas Maamun (2006-2014). Tulisan ini merupakan narrative research yang bertujuan untuk melihat hubungan antara identitas arsitektur suatu wilayah dengan pengaruh selera penguasa melalui perspektif theory of practice dari Pierre Bordieu. Melalui tulisan ini, dapat disimpulkan bahwa pemilihan identitas yang berkiblat pada arsitektur asing ini mengindikasikan bahwa selera penguasa sangat memegang peranan dalam pembentukan identitas arsitektur baru di Rokan Hilir.
Kajian Evaluasi Revitalisasi Kampung Betawi di Setu Babakan, Jakarta Selatan
Kartika Dwi Cahyanti;
Lutfi Prayogi
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 12 No. 1 (2023): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.v12i1.68
Seiring dengan berjalannya waktu, sebuah kawasan akan mengalami penurunan nilai, kualitas atau degradasi. Revitalisasi merupakan upaya untuk menghidupkan kembali kawasan yang mengalami penurunan kualitas, sehingga dapat menghasilkan citra kawasan baru. Peran dan kegunaan revitalisasi di suatu kawasan tidak lepas dari prinsip revitalisasi yang terdiri dari intervensi fisik, rehabilitasi ekonomi, dan revitalisasi sosial/kelembagaan. Kampung Budaya Betawi merupakan kawasan kampung yang dibangun untuk melestarikan budaya Betawi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekurangan yang harus diperbaiki pada kampung budaya Betawi Setu Babakan, berdasarkan pada tolak ukur prinsip dan konsep revitalisasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menghasilkan analisis data berdasarkan survei langsung dan studi pustaka. Hasil akhir penelitian merupakan data valuasi dan solusi terhadap kawasan budaya Betawi Setu Babakan yang di klasifikasikan berdasarkan kategori bangunan komersial, fasilitas pendukung dan penanda/rambu menggunakan 2 prinsip revitalisasi berupa aspek fisik dan aspek ekonomi.
Kondisi Lingkungan Termal Ruang Kelas Sekolah Menengah di Area Suburban pada Masa Pandemi COVID-19
Rosady Mulyadi;
Baharuddin Hamzah;
Nurul Jamala Bangsawan;
Asniawaty;
MUhammad Taufik Ishak;
Yusaumi Ramadhanti Fitri Taufik;
Muhammad Rijal Syukri;
Andi Ahmad Fauzan Bachtiar;
Nurhasanah;
Priscilla Agatha Duminggu
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 12 No. 1 (2023): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.v12i1.69
Saat pemerintah mulai membolehkan kembali tatap muka di kelas, sebagaimana protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19, perangkat pendingin udara di dalam ruangan (air conditioner/AC) tidak lagi digunakan dan beralih menggunakan penghawaan alami. Kondisi tersebut dapat menyebabkan masalah terhadap kondisi lingkungan termal di ruang kelas yang berpotensi memengaruhi kenyamanan termal siswa. Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi lingkungan termal di ruang kelas di area suburban pada masa pandemi COVID-19. Survei dilakukan untuk mendapatkan data kondisi lingkungan termal mulai pukul 08:00 - 13:00 WITA. Hasil survei memperlihatkan kondisi temperatur udara (Ta) rata-rata 29.80°C, kelembaban relatif (RH) rata-rata 67.71%, kecepatan aliran udara (V) rata-rata 0.05m/s, Mean Radian Temperature (MRT) rata-rata 29.67°C dan temperatur operatif (Top) rata-rata 29.72°C. Hasil analisis menggunakan CBE Thermal Comfort Tool dengan metode PMV (Predicted Mean Vote) memperlihatkan bahwa saat pagi hari, sensasi termal yang dirasakan “sedikit hangat” (slightly warm), seiring peningkatan temperatur, penurunan kelembaban, dan kecepatan aliran udara di siang hari maka temperatur operatif (Top) pun meningkat yang menyebabkan sensasi termal berubah menjadi “panas” (warm) dengan nilai PMV, PPD, dan SET yang meningkat pula. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kondisi lingkungan termal di ruang kelas tidak memenuhi standar ASHRAE-55.
Diskursus Mengenai Peran Arsitek Dalam Penerbitan Persetujuan Bangunan Gedung di Kota Mataram
Miratri Absari
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 12 No. 1 (2023): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.v12i1.70
Definisi Arsitek telah berubah sejak diterbitkannya Undang-Undang Arsitek Nomor 6 Tahun 2017. Dengan adanya peraturan tersebut, kompetensi dan lisensi menjadi persyaratan utama agar dapat diakui dan berprofesi sebagai seorang arsitek profesional. Di sisi lain, seiring dengan terbitnya peraturan perijinan tentang Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), telah terjadi perubahan jumlah penggunaan tenaga arsitek dalam proses penerbitan PBG di Kota Mataram pada periode Tahun 2017-2021. Dalam perijinan berusaha, PBG mensyaratkan adanya tenaga arsitek sebagai perancang bangunan yang diajukan PBGnya. Diskursus ini merupakan paparan aparatur negara yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai peran arsitek dalam penerbitan PBG. Penerbitan PBG membutuhkan kajian arsitek dalam penyelenggaraan pembangunan di Indonesia. Diskursus dilakukan dengan pendekatan deskriptif dan diskusi dengan pihak dinas terkait. Hasil diskursus menemukan di Kota Mataram telah terjadi peningkatan jumlah arsitek yang digunakan dalam penerbitan PBG. Diskursus ini menyimpulkan terdapat beberapa peran lain dari seorang arsitek selain sebagai perancang bangunan, salah satunya adalah sebagai pelaku utama untuk memperlancar proses investasi pembangunan di daerah.
Prospek Penerapan Metode PlaceMaker untuk Analisis dan Desain Lanskap Ruang Kota di Indonesia (Studi Kasus: Kawasan Jeron Beteng, Yogyakarta)
Emmelia T. Herliana;
Suharyo Joko Purnomo
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 12 No. 1 (2023): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.v12i1.77
Pentingnya upaya konservasi lanskap ruang kota agar tetap memiliki identitas menjadi latar belakang dikembangkannya metode PlaceMaker. Tujuan penulisan artikel ini adalah mengeksplorasi penerapan metode PlaceMaker untuk analisis dan desain lanskap ruang kota di Indonesia dengan 1) menjelaskan tahap-tahap analisis dan desain lanskap ruang kota dengan menggunakan metode PlaceMaker, 2) mengenal kelebihan dan kelemahannya, serta 3) menerapkan metode ini bagi analisis dan desain lanskap ruang kota di Indonesia dengan Kawasan Jeron Beteng Yogyakarta sebagai studi kasus. Metode yang digunakan di dalam artikel ini adalah deskriptif, yaitu diawali dengan menjelaskan secara singkat pertimbangan kesesuaian metode ini untuk diterapkan pada konservasi lanskap ruang kota, menguraikan perkembangan dari konservasi lanskap ruang kota berkaitan dengan upaya memelihara identitas tempat, serta menguraikan kerangka metodologi dan tahap-tahap pelaksanaan metode PlaceMaker. Pembahasan diakhiri dengan penjelasan mengenai prospek penerapan metode ini pada lanskap ruang kota di Kawasan Jeron Beteng Yogyakarta. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa kondisi-kondisi tertentu diperlukan untuk dapat menerapkan metode PlaceMaker pada analisis dan desain lanskap ruang kota di Indonesia. Kondisi pertama yang harus dipenuhi berkaitan dengan signifikansi daerah studi, sehingga diperlukan pemahaman sejarah dan budaya di masing-masing kota atau bagian kota yang menjadi daerah studi. Kondisi lainnya yang perlu diperhatikan adalah tersedianya sumber daya manusia yang dapat melaksanakan penelitian dengan teknik pengumpulan data yang bervariasi dengan proses yang kompleks, kerjasama yang baik dengan responden dan pihak terkait, ketersediaan dan kelengkapan peta tradisional, serta keterampilan dalam membuat peta yang kompleks.
Diskursus Keselamatan dan Kesehatan pada Ruang Publik Perkotaan dan Permukiman
Susilo Kusdiwanggo;
Qomariyatus Sholihah
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 12 No. 1 (2023): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.v12i1.81
Kecelakaan kerja tidak lagi berada di wilayah kerja, melainkan merambah pada domain publik. Kondisi seperti ini membawa pergeseran besar sudut pandang bahwa kecelakaan kerja tidak lagi berdampak pada pekerja dan perusahaan, melainkan berimbas juga pada masyarakat atau publik dalam skala yang lebih luas. Diskursus ini memuat bagaimana peran perencana dan perancang kota melalui kriteria dan karakteristik yang penting dan tepat dapat mendukung secara preventif sekaligus akses mitigasi dalam menjamin keselamatan dan kesehatan ruang publik perkotaan. Refleksi yang muncul adalah perbaikan keamanan dan kesehatan ruang publik perkotaan tidak terjadi melalui penegakan peraturan yang kecil dan parsial, melainkan melalui upaya jangka panjang untuk membangun dan memelihara ruang demi mencegah bencana dan kecelakaan dalam menangani keselamatan dan kesehatan publik.
Kajian Manajemen Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya: Studi Kasus Kawasan Pusaka Lasem
Aliifa Andita Taufan;
Muhammad Andi Gofar
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 12 No. 1 (2023): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.v12i1.84
Kawasan Pusaka Lasem merupakan salah satu kawasan cagar budaya di Kabupaten Rembang yang saat ini menjadi nominasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN). Kajian ini berusaha untuk memahami lebih lanjut mengenai aspek manajemen pengelolaan cagar budaya kota di Kawasan Pusaka Lasem. Pengelolaan cagar budaya ini merupakan aspek penting karena dinamika kehidupan bergerak cepat sehingga berisiko terhadap aset budaya dan sejarah yang bisa menghilang melalui destruksi fisik atau hilangnya sejarah dan budaya yang terikat. Kajian ini dilakukan dengan meninjau literatur dan menganalisis secara deskriptif. Pengumpulan data menggunakan data sekunder melalui tinjauan data digital dari berbagai sumber tentang Kawasan Kota Pusaka Lasem untuk tangible aspek, seperti perkembangan morfologi lansekap kawasan, bangunan dan lingkungan, struktur jalan, monumen dan Intagibel aspek, berupa kegiatan masyarakat, kerajinan lokal yang terikat. Kesimpulan dari kajian ini menjelaskan aspek pengelolaan yang perlu diperhatikan lebih lanjut dalam pengelolaan Kawasan Pusaka Lasem sesuai dengan perangkat Cultural Heritage Management (CHM), yaitu Community Engagement, Knowledge and Planning, Regulatory System, dan Financial Tools sesuai dengan interpretasi permasalahan setiap komponen dari kajian literatur.