cover
Contact Name
Siti Nurul Rofiqo Irwan
Contact Email
rofiqoirwan@ugm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
vegetalika.faperta@ugm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Vegetalika
ISSN : 23024054     EISSN : 26227452     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Vegetalika ISSN (Cetak): 2302-4054 dan ISSN (Online): 2622-7452 adalah open access jurnal yang mempublikasikan artikel-artikel ilmiah berupa gagasan dan hasil penelitian. Topik publikasi berkaitan dengan disiplin ilmu Agronomi mencakup Manajemen dan Produksi Tanaman, Hortikultura, Ekologi Tanaman, Fisiologi Tanaman, Genetika dan Pemuliaan, Teknologi Benih, Bioteknologi Tanaman, dan Biostatistika.
Arjuna Subject : -
Articles 430 Documents
Evaluasi Segregan Transgresif pada Dua Populasi Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Hakim, Abdul; Syukur, Muhamad; Wahyu, Yudiwanti
Vegetalika Vol 13, No 4 (2024): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.93776

Abstract

Kemajuan seleksi menunjukkan sejauh mana nilai peningkatan yang diperoleh dari karakter yang diseleksi. Kemajuan seleksi dipengaruhi oleh intensitas seleksi, ragam dan heritabilitas. Percobaan ini bertujuan untuk memperoleh kandidat genotipe segregan transgresif pada populasi terseleksi cabai rawit. Hasil dari penelitian ini pada populasi F3-285290 dan F3-C321290 nilai kemajuan seleksinya positif untuk semua karakter kecuali untuk umur berbunga dan umur panen. Nilai heritabilitas populasi F3-285290 termasuk dalam kategori sedang untuk karakter bobot per buah, panjang tangkai buah dan jumlah buah per tanaman. Sedangkan nilai heritabilitas pada populasi F3-321290 yang termasuk kategori tinggi terdapat pada karakter umur panen, bobot per buah, panjang buah, diameter buah dan panjang tangkai buah. Genotipe segregan transgresif pada populasi F3-285290 terdapat pada karakter panjang buah, tebal daging buah dan panjang tangkai buah. Genotipe yang terverifikasi segregan transgresif hanya pada karakter panjang buah yang terdapat pada tiga genotipe yaitu F3-285290-205, F3-285290-248 dan F3-285290-257. Pada populasi F3-321290 genotipe segregan transgresif terdapat pada karakter tebal daging buah, panjang tangkai buah dan bobot buah per tanaman. Genotipe yang terverifikasi segregan transgresif hanya pada karakter bobot buah per tanaman yang terdapat pada dua genotipe yaitu F3-321290-33 dan F3-321290-293. Adanya informasi segregan transgresif pada kegiatan pemuliaan cabai rawit ini dapat dijadikan sebagai akselerasi dalam memperoleh kandidat calon varietas. 
Multiplikasi Tunas Kentang Merah (Solanum Tuberosum L.) dengan Aplikasi ZPT NAA Dan BAP Secara In Vitro Wardana, Rudi; Mauidah, Ana Uzunul; Jumiatun, Jumiatun; Widodo, Tirto Wahyu; Firgiyanto, Refa
Vegetalika Vol 13, No 4 (2024): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.95287

Abstract

Rendahnya produksi kentang merah di Indonesia dikarenakan terbatasnya ketersediaan bibit unggul dan bibit rentan terhadap serangan patogen. Perlu adanya solusi alternatif untuk meningkatkan mutu bibit kentang merah yang seragam dan bebas patogen yaitu melalui teknik kultur in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi terbaik NAA dan BAP terhadap multipikasi tunas kentang merah secara in vitro. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) yang terdiri dari atas dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi Napthalene Acetic Acid (NAA) meliputi 0,1 mg/l; 0,3 mg/l; 0,5 mg/l. Faktor kedua adalah konsentrasi 6-Benzyl Amino Purine (BAP) meliputi 1 mg/l; 1,5 mg/l; 2 mg/l). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kombinasi konsentrasi 0,3 mg/l NAA dan 1,5 mg/l BAP berpengaruh berbeda nyata terhadap tinggi tunas (7,03 cm). Aplikasi konsentrasi NAA 0,1 mg/l berpengaruh berbeda nyata terhadap waktu munculnya kalus (9,44 HST). Pada  aplikasi konsentrasi BAP 1,5 mg/l berpengaruh berbeda nyata terhadap waktu muncul tunas yaitu 8,78 HST dan jumlah daun (7,58 helai).
Identifikasi Kalus Embriogenik pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Klon Sulawesi 01 Duri, Rijal Daivu; Salsabila, Hilda Mutiara; Mumtaz, Rahmanda; Rahmawati, Rahmawati
Vegetalika Vol 13, No 4 (2024): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.95832

Abstract

Perbanyakan tanaman kakao (Theobroma cacao L.) di Indonesia masih sering dilakukan secara konvensional, seperti okulasi untuk mendapatkan bibit tanaman. Cara ini memiliki banyak kelemahan, diantaranya membutuhkan areal yang luas, tenaga kerja yang banyak, dan bibit yang dihasilkan relatif beragam. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan bibit kakao dengan cara non konvensional yang lebih efektif. Cara tersebut dapat dilakukan melalui kultur jaringan. Pada prosesnya kultur jaringan memiliki tahapan yang panjang. Salah satu tahapan awal yang menunjang keberhasilan dalam kultur jaringan adalah induksi kalus. Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan potensi kalus embriogenik yang baik. Adapun tujuan dalam penelitian adalah melakukan identifikasi spesifik terhadap kalus embriogenik asal daun muda dan kuncup bunga kakao klon Sulawesi 01. Metode yang digunakan adalah identifikasi spesifik menggunakan mikroskop stereo Olympus. Kalus yang diidentifikasi merupakan hasil dari proses induksi kalus asal eksplan kuncup bunga dan daun muda kakao klon Sulawesi 01. Variabel pengamatan terdiri dari sifat, tekstur, dan warna kalus. Hasil penelitian menunjukkan kuncup bunga kakao lebih cepat mengalami perkembangan kalus dibandingkan daun muda kakao, dibuktikan dengan adanya fase heart. Struktur remah, warna putih dan coklat kehitaman menunjukkan kalus embriogenik yang direkomendasikan.
Identifikasi Keseragaman Genetik dan Fenotipik pada Semangka (Citrullus lanatus Thunb.) Triploid Ginting, Tesalonika; Purwantoro, Aziz; Setiawan, Agus Budi
Vegetalika Vol 13, No 4 (2024): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.96895

Abstract

Semangka triploid merupakan hasil pemuliaan tanaman dengan melakukan penggandaan kromosom pada salah satu tetuanya. Semangka triploid umumnya bersifat tidak memiliki biji namun masih sering dijumpai adanya peristiwa terbentuknya putatif biji normal dengan kulit biji yang berwarna hitam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keseragaman genetik tanaman tetua betina, tetua jantan, dan tanaman F1 berdasarkan level ploidi dan karakter morfologi. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Maron, Desa Pujon Lor, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang mulai Agustus 2023 hingga Januari 2024 dengan menggunakan 1 galur tetua betina, 9 galur tetua jantan dan9 galur tanaman F1 sebagai bahan penelitian. Pengujian dilakukan dengan mengamati level ploidi menggunakan flowcytometry serta karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Data karakter kuantitatif dianalisis menggunakan analisis menggunakan uji T dengan taraf α=5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur tanaman F1 menunjukkan adanya variasi level ploidi yaitu triploid (3x) dan tetraploid (4x). Hal ini disebabkan oleh galur betina yang digunakan untuk menghasilkan F1 triploid menunjukkan adanya variasi karakter kualitatif sehingga secara genetic belum homozigot.
Tanggap Pertumbuhan dan Pengakumulasian Metabolit Sekunder pada Tumbuhan Heliofitik Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) terhadap Paparan Ultraviolet Idris, Muhammad; Putri, Shintiya Rahmadhani; Suwirmen, Suwirmen
Vegetalika Vol 13, No 4 (2024): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.99127

Abstract

Cahaya matahari mengandung sinar ultraviolet (UV) yang dapat menembus lapisan ozon, UV-A dan sebagian kecil UV-B, yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman. Tumbuhan di daerah tropis umumnya terpapar intensitas cahaya tinggi, termasuk UV. Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) merupakan tumbuhan heliofit yang diperkirakan telah adaptif terhadap paparan UV. Penelitian ini dirancang untuk melihat pengaruh paparan UV dilingkungan terhadap pertumbuhan dan akumulasi metabolit sekunder pada anakan karamunting. Penelitian ini dilaksanakan di kampus Universitas Andalas, Padang pada ketinggian sekitar 255 mdpl selama dua bulan (April-Juni, 2022). Metode eksperimental digunakan untuk menganalisis perbandingan respon antara anakan karamunting tidak terpapar dan terpapar UV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan signifikan (uji t-test, p < 0,05) antara tumbuhan tidak terpapar dengan terpapar UV pada parameter pertambahan tinggi, jumlah daun, luas daun dan kandungan klorofil. Hasil analisis regresi terhadap tinggi anakan dan pertambahan tinggi selama perlakuan menunjukkan bahwa usia anakan yang digunakan sebagai sampel mempengaruhi respon terhadap paparan UV. Hasil analisis metabolit sekunder memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan kandungan antosianin yang signifikan pada anakan karamunting yang terpapar UV namun tidak untuk kandungan flavonoid. Berdasarkan hal tersebut, pertumbuhan anakan karamunting secara umum tidak terpengaruh oleh paparan UV. 
Optimasi Regenerasi Kalus Embriogenik Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Melalui Kultur Suspensi Sel Menggunakan BAP (Benzyl Amino Purin) Restanto, Didik Pudji; Prayoga, Mohammad Candra; Arsyika, Izna; Farlisa, Veronenci Yuliarbi; Hardjo, Popy Hartatie
Vegetalika Vol 13, No 4 (2024): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.100708

Abstract

Porang Amorphophallus muelleri Blume merupakan tanaman umbi-umbian yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik dan diekspor untuk bahan baku industri. Perbanyakan porang secara konvensional mengalami masa dormansi. Perbanyakan porang melalui kultur jaringan dapat menghasilkan bibit yang cepat dan dalam jumlah yang banyak. Kultur jaringan porang dapat melalui somatik embriogenesis melalui pembentukan kalus dan poliferasi kalus dengan kultur suspensi sel. Optimasi regenerasi kalus hasil poliferasi kultur suspensi sel sangat penting untuk menunjang keberhasilan perbanyakan porang secara masal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi BAP terhadap regenerasi kalus embriogenik porang Amorphophallus muelleri B. hasil kultur suspensi. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan faktor konsentrasi BAP yang terdiri dari 4 taraf perlakuan antara lain 1 mg.L-1, 2 mg.L-1, 3 mg.L-1, dan 4 mg.L-1. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 ulangan. Analisis data penelitian menggunakan ANOVA dan uji lanjut dengan DMRT pada taraf kesalahan 5%. Analisis data menggunakan aplikasi SPSS statistics versi 26. Berdasarkan hasil penelitian, perlakuan BAP 1 mg.L-1menunjukkan hasil terbaik dengan parameter kedinian munculnya tunas tercepat 45 hst, tunas terpanjang 7.6 cm, jumlah tunas terbanyak 7,33 tunas, dan persentase regenerasi 93,33%. Berdasarkan pengamatan histologi, kalus embriogenik berkembang menghasilkan mature embrio yang lebih banyak sehingga dapat menginduksi tunas yang banyak.
Pengaruh Jenis Media Tanam terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Kandungan Flavonoid Ciplukan (Physalis peruviana L.) Putri, Aidha Rusita; Respatie, Dyah Weny; Purwantoro, Aziz
Vegetalika Vol 14, No 1 (2025): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.82177

Abstract

Ciplukan (Physalis peruviana L.) merupakan salah satu tanaman liar yang memiliki banyak senyawa, salah satunya adalah flavonoid yang berguna bagi kesehatan. Hal ini membuat tanaman ciplukan berpotensi untuk dibudidayakan secara komersial. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam budidaya ciplukan adalah pemilihan jenis media tanam yang tepat sehingga tanaman ciplukan dapat memberikan hasil yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis media tanam terhadap pertumbuhan, hasil dan kandungan flavonoid ciplukan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Juni 2022 di Kebun Tri Dharma, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan jenis media tanam menggunakan vinasse dapat meningkatkan pertumbuhan dan kandungan flavonoid ciplukan. Sedangkan penggunaan pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, dan vinasse memberikan pengaruh sama baiknya terhadap hasil tanaman ciplukan.
Pengaruh Konsentrasi Pupuk Silika terhadap Kualitas Bunga Krisan Potong (Chrysanthemum morifolium Ramat.) Tipe Standar Allaam, Daffa Ramzy Syah; Purwantoro, Aziz; Respatie, Dyah Weny
Vegetalika Vol 14, No 1 (2025): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.90127

Abstract

Krisan (Chrysanthemum morifolium Ramat.) merupakan salah satu komoditas florikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi karena banyak dimanfaatkan sebagai bunga pajang. Untuk meningkatkan kualitas dan hasil yang optimal terutama pada vase life atau masa pajang maka perlu dilakukan intervensi budidaya, seperti pemupukan silika. Pemupukan silika dapat meningkatkan aktivitas fisiologis, pertumbuhan, hasil, dan kualitas tanaman krisan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi pupuk silika yang terbaik terhadap kualitas bunga krisan potong tipe standar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 – Maret 2023. Penelitian terbagi menjadi dua tahap, yaitu penelitian lapangan dan penelitian laboratorium. Penelitian lapangan dilaksanakan di Asosiasi Tanaman Hias Bunga dan Daun Potong Asthabunda sedangkan penelitian laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Produksi Tanaman, Sub Laboratorium Ilmu Tanaman, dan Sub Laboratorium Ekologi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) satu faktor dengan tiga ulangan. Faktor perlakuan adalah konsentrasi pupuk silika yang dilakukan dalam penelitian di lahan dengan tiga aras konsentrasi, yaitu 0 mg.L-1, 50 mg.L-1, dan 100 mg.L-1. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk silika dengan konsentrasi 100 mg.L-1 memberikan peningkatan pertumbuhan dan kualitas bunga krisan, seperti tinggi tanaman, diameter batang, kekerasan batang, diameter tangkai bunga, diameter bunga mekar, dan vase life dibandingkan dengan kontrol.
Optimalisasi Limbah Sorgum Lokal Sumba Sebagai Pupuk Organik dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Kimia Tanah Jawang, Uska Peku; Mbana, Febyningsi Rambu Ladu; Yewa, Darius Meta; Windi, Arman Kambaru; Mbita, Ones Pajaru; Liau, Frans Meta Pangga
Vegetalika Vol 14, No 1 (2025): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.99287

Abstract

Masalah  yang  muncul  saat musim tanam di tingkat  petani  adalah  terbatasnya  ketersediaan  pupuk,  maka  pemenuhan  kebutuhan pupuk  wajib  dilakukan. Langkah konkret  yang  diambil  yaitu  dengan  memanfaatkan  potensi  bahan  organik  lokal,  guna  membuat  pupuk.  Sorgum  merupakan  jenis serealia yang  memiliki  potensi  yang  dapat  dikembangkan  melalui  limbah  hasil  produksi.  Sumba  Timur  memiliki  keanekaragaman  sorgum  yang  dapat  memberikan  potensi  bahan  organik  untuk  bahan  dalam  pembuatan  pupuk  organik  yang  berkualitas.  Penelitian  ini  merupakan penelitian eksperimen  dengan  dua  tahapan  yaitu  mengomposkan  limbah  empat  jenis  sorgum  lokal  dan  2)  pemberian  perlakuan  kompos  limbah  sorgum  ke  tanah.  Kelima  jenis  kompos  dianalisis  untuk  mengetahui  kualitas  pupuk  berdasarkan  SNI  19-7030-2004.  Pupuk  hasil  kompos  dari  beberapa  limbah  sorgum di  aplikasikan  ke  tanah  untuk  melihat  pengaruh  terhadap  sifat kimia tanah  dengan menggunakan  rancangan  acak  lengkap.  Rancangan  perlakuan  yaitu  6  perlakuan  dan  diulang  sebanyak 4 kali.  Jenis  perlakuan  yaitu  S0: kontrol, S1:  kompos Jarada  Anahida,  S2:  kompos Jarabi  Anahida,  S3:  kompos  Jaraga  Anahida,  S4: kompos  Jarala  Anahida,  dan  S5: Jarahammu  Anahida.  Pada  uji  kualitas  pupuk  parameter  ujinya adalah  temperatur,  warna, aroma,  pH, kadar air, bahan organik,  nitrogen,  fosfor, kalium dan  C/N  rasio. Uji  pengaruh  kompos pada  sifat  kimia  tanah  parameter yang  diuji  yaitu  pH,  c-organik, nitrogen,  fosfor, kalium dan  kapasitas  tukar  kation.  Berdasarkan  hasil  pengujian  terhadap  kelima  jenis  pupuk  kompos  lokal  berbahan  dasar  limbah  sorgum  yang memenuhi  standar  SNI  19-7030-2004 yaitu  kompos  Jarabi  Anahida.  Keempat  jenis  kompos  Jarada  Anahida,  Jaraga  Anahida, Jarala  Anahida, dan Jarahammu Anahida belum memenuhi SNI. Parameter uji yang  mempengaruhi  ketidaksesuaian  dengan  SNI  pupuk kompos  yaitu  warna,  pH  dan  bahan  organik. Kompos  berpengaruh  terhadap  sifat  kimia  tanah  pada  pH  terjadinya  penurunan  pH sedangkan  pada C-organik, N-total, P, K  dan KTK  mengalami  peningkatan.  Kompos  yang  berpengaruh  terhadap sifat  kimia tanah dengan nilai tertinggi yaitu  pemberian kompos Jarahammu Anahida  (S5). Rekomendasi  perbaikan untuk  dapat  meningkatkan  kualitas pupuk  kompos  yaitu dengan memperhatikan bahan organik yang digunakan, media dan lama  mengomposkan.  
Evaluasi Kompetisi Model Tumpang Gilir Cabai Rawit dengan Jagung dan Aplikasi Konsorsium Agens Hayati Sevirasari, Nindy; Sulistyaningsih, Endang; Kurniasih, Budiastuti; Suryanti, Suryanti; Wibowo, Arif; Joko, Tri
Vegetalika Vol 14, No 1 (2025): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.101401

Abstract

Praktik budidaya yang intensif pada tumpang gilir antara cabai rawit–jagung perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui keunggulan lahan dan kompetisi di antara dua spesies yang berbeda. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai kompetisi dan keunggulan lahan dari model tanam tumpang gilir cabai rawit–jagung dan aplikasi agens hayati. Penelitian dilakukan di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia pada Mei 2019–Januari 2020. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap dua faktor; faktor pertama yaitu model tanam tumpang gilir (2 baris dan 3 baris cabai rawit) dan faktor kedua yaitu aplikasi agens hayati (dengan dan tanpa aplikasi agens hayati). Monokultur cabai dan jagung tanpa aplikasi agensi hayati merupakan kontrol. Data dianalisis menggunakan Analisis Varians dan Uji Lanjut Duncan's multiple range tests pada α = 5%. Tumpang gilir dinilai berdasarkan Nisbah Kesetaraan Lahan, Nisbah Kesetaraan Lahan berdasarkan Waktu, Agresivitas, Rasio Kompetisi, dan Kehilangan Hasil Aktual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model tanam 2 dan 3 baris cabai rawit pada pola tanam tumpang gilir cabai rawit dengan jagung dan pemberian agens hayati menghasilkan nilai Nisbah Kesetaraan Lahan dan Nisbah Kesetaraan Lahan Berdasarkan Waktu > 1. Cabai rawit memilki indeks Agresivitas dan Rasio Kompetisi yang lebih besar daripada jagung, namun memiliki nilai Kehilangan Hasil Aktual yang tinggi jika ditanam pada pola tumpang gilir tidak disertai pemberian agens hayati. Dari metode yang diterapkan pada penelitian ini, maka tumpang gilir cabai rawit dengan jagung model 2 baris dengan pemberian agens hayati direkomendasikan karena layak diterapkan dan menguntungkan untuk diusahakan terutama bagi pertanian skala kecil.