cover
Contact Name
Hilwan Yuda Teruna
Contact Email
hilwan@iai.id
Phone
+6221-56962581
Journal Mail Official
info@jfi-online.org
Editorial Address
Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Jalan Wijayakusuma No. 17 Tomang, Jakarta Barat Jakarta 11430
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Farmasi Indonesia
ISSN : 14121107     EISSN : 2355696X     DOI : https://doi.org/10.35617/jfionline
Core Subject : Health,
Jurnal Farmasi Indonesia adalah jurnal nasional (peer-reviewed) yang diterbitkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia dua kali dalam setahun sebagai sarana diseminasi ilmu pengetahuan di bidang farmasi, yaitu: farmasi klinis, farmasi masyarakat/komunitas, kimia farmasi, biologi farmasi/famakognosi, farmakologi, pengembangan obat/kimia medisinal, formulasi dan bidang terkait. Artikel yang dipublikasi berupa hasil penelitian dan mini-review. JFIOnline telah mulai diterbitkan sejak tahun 2009 dalam edisi cetak. Pada tahun 2014 mulai dibuat edisi online. Akses artikel pada jurnal tidak berbayar, tetapi dikenakan biaya proses publikasi untuk penulis (open access journal). Mulai bulan Juli 2019 jurnal ini dapat diakses di alamat yang baru yaitu www.jfi-online.org dari alamat sebelumnya www.jfionline.org.
Articles 149 Documents
Efek penambahan ekstrak Etanol Herba Ciplukan (Physalis angulata L) sebagai suplemen terapi pada Rheumatoid Artritis Suci Nar Vikasari; Afifah Bambang Sutjiatmo; Elin Yulinah Sukandar; Sri Wahyuningsih; Puspa Sari Dewi Solihah; Suryani Suryani; Salmanda Aisyah; Kuatrina Kuatrina; Niken Juni Astuti; Nindy Dwi Siftiani
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3660.699 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v11i2.1

Abstract

Rheumatoid artritis (RA) merupakan gangguan otoimun yang ditandai peradangan kronis pada sendi. Peradangan kronis dapat menyebakan gangguan fungsi hati. Herba ciplukan telah diteliti mempunyai efek antiinflamasi, hepatoprotektor, dan imunosupresan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan ekstrak etanol herba ciplukan sebagai suplemen terapi pada fungsi hati hewan model RA. Pemodelan hewan RA dilakukan dengan induksi 0,1 mL Complete Freund Adjuvant (CFA) intraplantar. Dosis ekstrak ciplukan adalah 50 mg/kg bb peroral. Ekstrak ciplukan diberikan selama 10 hari sebagai suplemen terapi metotreksat 0,1125 mg/ kg bb. Parameter fungsi hati yang diamati adalah kadar aminotransferase (AST dan ALT), alanin fosfatase (ALP), indeks organ, dan histologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok kontrol mengalami peningkatan kadar ASTdan ALPsertapenurunankadar ALTdanindeksorganhatidibandingkankelompoknormal. Pemberianekstrak ciplukan sebagai suplemen terapi metotreksat dapat menurunkan kadar AST dan ALP serta dapat meningkatkan kadar ALT dan nilai indeks organ jika dibandingkan dengan kontrol, meskipun belum bisa mencapai nilai normal. Hasil histologi menunjukkan adanya perbaikan organ hati pada hewan yang diberi ekstrak ciplukan sebagai suplemen terapi metotreksat. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol ciplukan 50 mg/kg bb yang digunakan sebagai suplemen terapi metotreksat dapat membantu memperbaiki fungsi hati pada hewan model RA.
Pengaruh pengisi hasil Spray Drying terhadap karakteristik Orally Disintegrating Tablet (ODT) Famotidin Faizatun Faizatun; Andreas Agung Saputra; Safira Nafisa
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5294.663 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v11i2.2

Abstract

Famotidin digunakan dalam pengobatan penyakit lambung dan diperlukan waktu kerja obat yang cepat dalam penggunaan. Orally Disintegrating Tablet (ODT) merupakan suatu sediaan yang memiliki waktu hancur yang cepat, sehingga efek terapi dari famotidin dapat terjadi dengan segera. Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan karakteristik ODT dengan pengisi ODT yang dibuat dengan metode spray drying dan pengisi pembanding yang terdapat dipasaran. Pengisi ODT yang dibuat terdiri dari avicel PH 102, xylitol, manitol, dan crospovidone ( 2; 3,5; 5%). Pengisi ODT yang dihasilkan digunakan untuk pembuatan tablet ODT secara cetak langsung. Evaluasi pengisi berupa uji sifat alir, kadar air, dan kompresibilitas, sedangkan evaluasi tablet ODT terdiri dari uji waktu hancur, disolusi, kekerasan, dan friabilitas untuk melihat pengaruh perbedaan konsentrasi crospovidone yang digunakan terhadap kecepatan hancurnya ODT. Hasil penelitian menunjukkan  F III dengan konsentrasi crospovidone 5% dari tablet, memiliki waktu hancur lebih cepat (44,45 detik), kekerasan yang lebih kecil (5,68 kg/cm2) dan friabilitas yang besar (0,435%) dibandingkan tablet F I dan F II. Tablet F III memiliki waktu hancur yang lebih lama (44,45 detik) dari tablet ODT pembanding (33 detik).
Analisis aktivitas antioksidan Jus Mangga segar merek A dan olahan sendiri Christine Kusuma; Catherine Caroline; Emi Sukarti
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3942.864 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v11i2.3

Abstract

Minuman jus bergula merupakan minuman praktis dalam budaya masyarakat perkotaan saat ini. Berbagai merek ternama dan populer banyak menjual  jus buah,  khususnya  jus buah mangga di pasaran. Namun, banyaknya pengolahan buah yang dilakukan dari para pengusaha jus buah mangga membuat harga yang ditawarkan di pasaran cukup tinggi dengan kurangnya informasi dalam produknya. Di sisi lain, angka penyakit degeneratif di Indonesia juga semakin meningkat. Hal ini dapat diatasi salah satunya dengan mengkonsumsi antioksidan yang terdapat pada jus buah. Karenanya, pada penelitian ini dilakukan analisis aktivitas antioksidan jus mangga merek A yang dibandingkan dengan buah mangga dan jus mangga olahan sendiri untuk memberikan informasi bahwa jus mangga yang dibuat sendiri memiliki antioksidan lebih tinggi dan ekonomis sehingga dapat dimanfaatkan untuk memelihara kesehatan dan dapat digunakan sebagai salah satu sumber antioksidan yang baik. Metode pengujian yang akan digunakan untuk mengetahui aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil pemilihan panjang gelombang DPPH yang terpilih adalah 517 nm. Rata-rata IC50 vitamin C, mangga, jus mangga olahan sendiri, dan sampel jus mangga merek A berturut-turut adalah 13,95 μg/ml, 27475,18 μg/ml, 67589,40 μg/ml, 143819,93 μg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa sampel jus mangga merek A memiliki nilai aktivitas antioksidan yang lebih kecil dibandingkan dengan jus mangga hasil olahan sendiri dan buah mangga tanpa penambahan apapun.
Hypoglycemic effect test of Ethanolic extract of Baligo seeds (Benincasa Hispida (Thumb.) Cogn.) on white male rats wistar strain with Alloxan induction Dina Maryati; Jamilah Sarimanah; Wiwin Herdwiani; lrfan Zamzani
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3965.822 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v11i2.4

Abstract

Baligo merupakan tanaman asli dari daerah tropis yang di Indonesia dikenal dengan sebutan kundur atau labu besar. Baligo antara lain mengandung karbohidrat, glikosida, alkaloid, fitosterol, gum dan mucilago, saponin, protein dan asam amino bebas, serta flavonoid. Kandungan kimia pada biji baligo yang diduga memiliki aktivitas antidiabetes adalah flavonoid dan  saponin.  Penelitian  ini  bertujuan untuk mengetahui efek hipoglikemik ekstrak etanol biji baligo (Benincasa hispida (Thumb.) Cogn.) dan mengetahui apakah semakin besar dosis ekstrak etanol biji baligo (Benincasa hispida (Thumb.) Cogn.) semakin besar efek hipoglikemik pada tikus putih jantan galur wistar dengan induksi aloksan. Penelitian ini menggunakan metode induksi aloksan dimana tikus dibagi menjadi lima kelompok perlakuan yaitu masing- masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus. KI sebagai kontrol negatif (CMC 0,5%), K II sebagai kontrol positif (glibenklamid) dengan dosis 0,09 mg/200 g BB tikus, dan K III, IV, V diberikan dosis ekstrak etanol biji baligo berturut-turut 4,10 mg/200 g BB tikus, 8,21 mg/200 g BB tikus, 16,42 mg/200 g BB tikus. Semua kelompok diinduksi aloksan pada hari ke-0 (setelah dipuasakan 16 jam) secara intraperitoneal. Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan pada hari ke-4 dan ke-8 setelah pemberian sediaan uji. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa semakin besar dosis ekstrak etanol biji baligo (4,10 mg/200 g BB tikus, 8,21 mg/200 g BB tikus, 16,42 mg/200 g BB tikus) tidak semakin besar efek hipoglikemik pada tikus putih jantan galur wistar dengan induksi aloksan.
Pengaruh Electronic Word of Mouth (e-WOM) dan Brand Image terhadap keputusan pembelian produk Immunomodulator (penelitian di wilayah DKI Jakarta) Novia Maulina; Sampurno Sampurno; Nurita Andayani; Dian Ratih Laksmitawati
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4386.433 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v11i2.5

Abstract

Data Top Brand Index tahun 2012-2018 menunjukkan grafik prosentase pertumbuhan yang stagnan dan cenderung menurun untuk beberapa produk immunomodulator. Untuk mengatasi permasalahan ini, para produsen produk immunomodulator harus gencar melakukan promosi dan memasang strategi pemasaran melalui electronic word of mouth (e-WOM) dan penguatan brand image terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pengaruh e-WOM terhadap keputusan pembelian, (2) pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian, dan (3) pengaruh e-WOM terhadap brand image produk immunomodulator (penelitian dilakukan di wilayah DKI Jakarta). Penelitian  ini  menggunakan  metode  survey dan menyebarkan kuisioner kepada 384 orang responden di wilayah DKI Jakarta yang hasilnya kemudian diolah melalui program Structural Equation Modeling (SEM)-PLS (Partial Least Square) dengan software SmartPLS. Analisa menggunakan PLS ini menunjukkan bahwa hasil penelitian memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas melalui uji outer model (model pengukuran). Hasil pengujian hipotesis penelitian ini melalui inner model (model struktural) adalah bahwa (1) e-WOM berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator, (2) Brand Image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator, dan (3) e-WOM berpengaruh signifikan terhadap Brand Image produk immunomodulator. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh e-WOM dan brand image terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator.
Pengembangan Nutraseutikal Sereal Daun Kelor (Moringa oleifera L.) dengan tepung Garut (Maranta arundinaceae L.) sebagai pengikat Karina Citra Rani; Nani Parfati; Pragita Putri; Elisabeth Regina
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8504.43 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v11i2.6

Abstract

Daun kelor (Moringa oleifera L.) berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk nutraseutikal karena mengandung asam amino, karbohidrat, vitamin, serat, lemak, dan mineral. Salah satu produk nutraseutikal yang dapat dikembangkan adalah sereal. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan sereal daun kelor dalam bentuk granul instan. Pembuatan granul sereal daun kelor dilakukan dengan metode granulasi basah. Terdapat dua formula sereal daun kelor yang dibuat dalam penelitian ini yaitu formula 1 (tanpa tepung garut) dan formula 2 (dengan tepung garut (Maranta arundinaceae L.) sebagai pengikat). Sereal daun kelor yang dihasilkan dalam penelitian ini kemudian dilakukan evaluasi meliputi karakteristik fisik granul, viskositas, pH, analisa proksimat (kadar air, serat kasar, abu, protein, lemak, karbohidrat) sesuai SNI susu sereal (SNI 01-4270-1996), dan kadar logam (Pb dan Cu). Hasil evaluasi karakteristik fisik granul, viskositas, dan pH menunjukkan bahwa formula 1 dan formula 2 telah memenuhi persyaratan. Hasil pemeriksaan parameter kadar abu, protein, karbohidrat, dan cemaran logam juga menunjukkan bahwa kedua formula telah memenuhi persyaratan SNI. Hasil pengujian kadar lemak menunjukkan bahwa formula 2 (7,30%) memenuhi persyaratan, sedangkan formula 1 (6,29%) tidak memenuhi persyaratan SNI. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa granul sereal daun kelor dengan tepung garut sebagai pengikat (formula 2) telah memenuhi persyaratan kandugan nutrisi sesuai SNI.
POTENSI EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT HITAM (Curcuma caesia) DALAM MELINDUNGI FUNGSI DAN STRUKTUR GINJAL TIKUS YANG DIINDUKSI PARACETAMOL DOSIS TOKSIK Yulia Yusrini Djabir; Farid Fani Temarwut; Peter Kabo
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 12 No. 1 (2020): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.481 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v12i1.7

Abstract

Penggunaan parasetamol secara berlebihan atau melebihi dosis dapat mengakibatkan peningkatan metabolit reaktif yang mengganggu integritas membran sel dan berlanjut menjadi kerusakan ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak rimpang kunyit hitam (Curcuma caesia) dalam mencegah terjadinya gangguan fungsi dan kerusakan struktur ginjal yang disebabkan oleh toksisitas paracetamol. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium yang menggunakan 20 ekor tikus yang terbagi dalam kelompok kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan plasebo, kelompok perlakuan yang diberi ekstrak dengan dosis 100 mg/kg, 200 mg/kg dan 300 mg/kg, serta kelompok kontrol positif yang diberi sediaan ekstrak curcuma. Berdasarkan pengukuran kadar ureum dan kreatinin, ekstrak kunyit hitam pada semua dosis mampu mencegah peningkatan biomarker ginjal, namun dosis 200 mg/kg yang secara signifikan mencegah kenaikan kadar kreatinin dan ureum, dimana hasil histopatologi menunjukkan kerusakan ginjal sangat minim dibandingkan dengan kelompok plasebo. Disimpulkan pemberian ekstrak etanol kunyit hitam terutama dosis 200 mg/kg-BB berpotensi mencegah kerusakan fungsi dan struktur jaringan ginjal yang diinduksi dengan parasetamol dosis toksik.
Amikasin: Profil Penggunaan pada Pasien Dewasa Rawat Inap di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta berdasarkan Fungsi Ginjal Utami, Esti Dyah; Puspitasari, Ika; Asdie, Rizka Humardewayanti; Lukitaningsih, Endang; Dahesihdewi, Andaru
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 13 No. 1 (2021): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.829 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v13i1.9

Abstract

Amikacin is used for serious infection treatment, with a nephrotoxicity incidence of 3-13%. More than 90% of amikacin is excreted through the renal in unchanged form, thus accumulation may occur in renal dysfunction. This research is aimed to determine the amikacin usage profiles based on the patient’s renal function and evaluate the association between a renal function with hospital discharge conditions and length of stay (LOS). This research was conducted by collecting the medical record data of adult inpatients at Dr. Sardjito Hospital treated with amikacin in 2020. A Chi-Square test was used to determine the proportion differences between 2 groups of patients with different renal functions, and the relationship of renal function with discharge condition and LOS. The majority of 78 subjects had normal renal function, with a diagnosis of mixed infection. Amikacin was used as definitive therapy, as an antibiotic combination, with a median dosage of 14.3mg/kgBW/day, 12 hours interval, and 5 days duration. Results showed that the CrCl, infection type, comorbid, amikacin intervals and duration had significantly different proportions (p<0.05) between patients with normal renal function and those with renal dysfunction. Renal function was positively associated with the patient’s discharge condition, but not with LOS.
Evaluasi Pengobatan Yang Diterima Anak Berkebutuhan Khusus Di Sumatera Selatan, Indonesia Ramatillah, Diana Laila; Dinli, Dwi Yunisa; Ipadeola, Mairo Hamid; Rabima, Rabima; Paulina, Ida; Rofii, Ahmad
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 14 No. 1 (2022): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.156 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v14i1.11

Abstract

Children with special needs (ABK) are children with different characteristics from children in general who have significant abnormalities (mental-intellectual, physical, social and emotional). This study aims to evaluate the treatment received by children with special needs in South Sumatra. This is a cross-sectional survey conducted among students at SLB South Sumatra using a self-administered questionnaire. The sampling technique was done by convenience sampling. From the results of this study, it is known that there are 53 males and 43 females. Based on the results of the study, it was found that the treatment received by children with special needs, namely DHA (Omega-3) + Vitamin B Complex as many as 20 people (37%) by 20% was influenced by most of those who took medication at the age of 11-15 years. There is a significant relationship between treatment and intelligence level which is indicated by a p-value of 0.02, which shows that 7 people (7%) are good and 89 people (93%). It is also known that there is a significant relationship between comorbidities and treatment, which is indicated by significant p-value (P < 0.001), 35 people (37%), and 61 people (63%). DHA (Omega-3) is the most widely given supplement to students with special needs at the age of 11-15, and only a few students receive depakote (Divalproex Sodium) and multivitamins including Vitamin A, B complex and Vitamin C with an average moderate level of intelligence. This is influenced by comorbidities such as epilepsy.
Persepsi Mahasiswa Farmasi, Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, Gizi Dan Pendidikan Jasmani Terhadap Interprofessional Education (IPE) Utami, Vitis Vini Fera Ratna; Satibi, Satibi; Kristina, Susi Ari; Prabandari, Yayi Suryo
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 14 No. 1 (2022): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.436 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v14i1.12

Abstract

The implementation of interprofessional education (IPE) is a key strategy to produce professionals who have the ability to collaborate with other professions or interprofessional collaboration (IPC) such as in pharmacy and other health sciences. The ability to collaborate between professions is important due to the changing role of pharmacists and increasingly integrated health services. Before implementing IPE, it is necessary to do an analysis of student perceptions of IPE and whether there are differences in the perceptions of students from different majors as a basis for developing IPE implementation. This research is a descriptive-analytical study conducted in a cross-sectional nature, in Faculty of Health Sciences (Fikes). The sampling technique used was a total sampling of 383 respondents, in 4th semester students, with respondent distribution in pharmacy majors (n=92), nursing majors (n=88), public health majors (n=95), nutrition majors (n=66) and majoring in physical education (n=42). The questionnaire used is the Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS) questionnaire. Then the total score was calculated based on the results of the questionnaire and continued with the Kruskal Wallis Test to find out the difference in scores between majors. Students in all majors have a good perception of IPE. The Nursing Department has the highest score (86.73% of the total score) and the Physical Education Department has the lowest score (83.61% of the total score). This shows that students in all majors have a positive perception of IPE. Based on the item questioner analysis, the point about being a professional who is reliable and can also be relied upon by other team members is something that needs to be improved. These two things need to be considered when applying IPE to learning activities.

Page 1 of 15 | Total Record : 149