cover
Contact Name
Yogi Setiawan
Contact Email
jurnal.P4I@gmail.com
Phone
+62851733700892
Journal Mail Official
jurnal.P4I@gmail.com
Editorial Address
Lingkungan Handayanai, Kel. Leneng, Kec. Praya, Kab. Lombok Tengah
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
EDUCATIONAL: Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pengajaran
ISSN : 27752585     EISSN : 27752593     DOI : https://doi.org/10.51878/educational.v4i4
Core Subject : Education,
Jurnal ini berisi artikel hasil pemikiran dan penelitian yang ditulis oleh para guru, dosen, pakar, ilmuwan, praktisi, dan pengkaji dalam semua disiplin ilmu yang berkaitan dengan pedidikan dan pengajaran.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 282 Documents
IMPLEMENTASI PERMAINAN INTERAKTIF DALAM MENINGKATKAN MINAT MENGHAFAL AL-QUR’AN SURAT PENDEK DI TPQ MASJID AL-IHSAN SURABAYA PRAMAHDI, YOGA SURYA; EL-YUNUSI , MUHAMMAD YUSRON MAULANA
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i1.4530

Abstract

ABSTRACT Recently, interactive games have become highly popular among teenagers and children. In the midst of this phenomenon, there are Quranic education institutions such as TPQ Al-Ihsan mosque, which combines learning and memorizing the Qur'an with interactive games with the aim of increasing the interest in learning and memorizing the Qur'an of students. Because so far, the learning method is still dominated by lectures, sorogan (individual recitation), and traditional memorization, which are considered less engaging for today's children, who prefer game-based learning. This study is motivated by the phenomenon observed at TPQ Al-Ihsan mosque, where interactive games are used to increase students' interest in memorizing short Quranic surahs. The purpose of this research is to understand the process of implementing interactive games, examine their impact on students' interest in memorizing short surahs, and identify the supporting and inhibiting factors in this process. This study employs a qualitative research method with a descriptive approach, collecting data through observation, interviews, and documentation. Data analysis is conducted to structure and organize information for better comprehension through three stages: data reduction, data display, and conclusion drawing. The findings indicate that the implementation of interactive games to enhance interest in memorizing short Quranic verses follows several stages: setting the rules, forming groups, conducting assessments, and a cooling-down session. The interactive game approach applied at TPQ Al-Ihsan mosque has been proven to increase children's enthusiasm for memorizing short surahs. The success of this method depends on its systematic and consistent implementation. ABSTRAK Akhir-akhir ini, permainan interaktif merupakan hal yang banyak diminati oleh remaja dan anak-anak. Di tengah fenomena tersebut terdapat lembaga pendidikan Al-Qur’an seperti TPQ masjid Al-Ihsan yang memadukan antara belajar dan menghafal Al-Qur’an dengan permainan interaktif dengan maksud agar minat belajar dan menghafal Al-Qur’an dari santri meningkat.  Karena selama ini, metode pembelajaran masih didominasi oleh ceramah, sorogan, dan hafalan yang tradisional serta kurang menarik bagi anak-anak masa kini yang lebih menyukai pembelajaran berbasis permainan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu fenomena pada TPQ masjid al-Ihsan yang menggunakan permainan interaktif untuk meningkatkan minat santri dalam menghafal Al-Qur’an surat pendek. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui proses penerapan permainan interaktif dan hasil implikasi dari permainan interkatif dalam meningkatkan minat santri menghafal Al-Qur’an surat pendek serta mengetahui faktor pendorong dan penghambatnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk menyusun dan mengorganisasikan informasi agar lebih mudah dipahami melalui beberapa tahapan yaitu reduksi data, display data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode implementasi permainan interaktif dalam meningkatkan minat menghafal Al-Qur’an ayat pendek ini bisa diterapkan melalui beberapa tahapan, yaitu menentukan aturan main, membentuk kelompok, melakukan penilaian, dan sesi pendinginan. Permainan interaktif yang diterapkan di TPQ Masjid Al-Ihsan terbukti dapat meningkatkan minat anak dalam menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an. Keberhasilan metode ini bergantung pada penerapan tahapan secara sistematis dan konsisten.
PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA PHET SIMULATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMANTULAN DAN PEMBIASAN CAHAYA UTAMI, TIKA ESTRI; WIDODO, WAHONO
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i1.4608

Abstract

ABSTRACT This research aims to determine the improvement of student learning outcomes, encompassing both knowledge (cognitive) and skill (psychomotor) aspects. This study employs a guided inquiry model based on PhET Simulation media in its learning process, with the subject matter being the reflection and refraction of light in class VIII-B of SMP Muhammadiyah 2 Taman, Sidoarjo. A pre-experimental design with a one-group pretest-posttest model is used in this research, with 28 students as the research subjects. The research instruments include learning implementation sheets, pre-test and post-test sheets consisting of 15 multiple-choice questions, skill (psychomotor) assessment sheets, and student satisfaction questionnaires. The research data analysis uses N-gain (Normalized Gain) analysis and normality tests as prerequisites, as well as the Wilcoxon test as a non-parametric test. The learning implementation in this study shows that the PhET simulation-based guided inquiry model is effective. Furthermore, the results of the N-gain analysis indicate high criteria for each aspect, with cognitive indicators of C2 at 0.90, C3 at 0.78, and C4 at 0.87. Additionally, the skill (psychomotor) aspect achieves data results with completion criteria for each meeting. The responses given by students in the form of satisfaction with the learning process using the PhET simulation-based guided inquiry model show a positive response. Based on the research conducted, it is concluded that the PhET simulation-based guided inquiry model is effective in improving student learning outcomes, there is an improvement in learning outcomes in both knowledge (cognitive) and skill (psychomotor) aspects, and students give a positive response regarding satisfaction with learning using the PhET simulation-based guided inquiry model. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik yang mencakup aspek pengetahuan (kognitif) dan aspek keterampilan (psikomotorik). Penelitian ini menggunakan model inkuiri terbimbing berbasis media PhET Simulation pada proses pembelajarannya, dan materi yang digunakan ialah pemantulan dan pembiasan cahaya di kelas VIII-B SMP Muhammadiyah 2 Taman, Sidoarjo. Desain pre-experimental dengan model one group pretest-posttest digunakan pada penelitian ini, dengan subjek penelitian sebanyak 28 peserta didik. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran, lembar tes pre-test dan post-test sebanyak 15 soal pilihan ganda, dan lembar penilaian aspek keterampilan (psikomotorik), serta angket kepuasan peserta didik. Analisis data penelitian menggunakan analisis N-gain (Normalized Gain) dan uji normalitas sebagai prasyarat, serta uji Wilcoxon sebagai uji non parametrik. Keterlaksanaan pembelajaran pada penelitian ini menunjukkan bahwa model inkuiri terbimbing berbasis PhET simulation efektif untuk dilakukan. Kemudian hasil dari analisis N-gain menunjukkan kriteria tinggi untuk setiap aspeknya, untuk indikator kognitif C2 sebesar 0,90, C3 sebesar 0,78, dan C4 sebesar 0,87. Selain itu untuk aspek keterampilan (psikomotorik) memperoleh hasil data dengan kriteria tuntas untuk setiap pertemuannya. Respon yang diberikan peserta didik berupa kepuasan terhadap proses pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing berbasis media PhET simulation menunjukkan respon positif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan yaitu model inkuiri terbimbing berbasis media PhET simulation efektif dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, terdapat peningkatan hasil belajar baik aspek pengetahuan (kognitif) maupun aspek keterampilan (psikomotorik), dan peserta didik memberikan respon positif terkait kepuasan pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing berbasis media PhET simulation.
IMPLEMENTASI MODEL PBL GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA TOPIK MATRIKS KELAS XI SMA SWASTA GKPI PAMEN PURBA, DITA LOVIANNA; SARAGIH , DWITA LESTARI; HALOHO, EKA CHRISTY; NASUTION , NUR HAFIZAH; MANIK , ROMAIDA FITRIANI BR; SIMANIHURUK, SRI VIONI NOVENA; HUTAPEA , YOKEBET; SIREGAR, BUDI HALOMOAN
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i1.4632

Abstract

ABSTRACT This study aims to assess the implementation of the PBL model in improving problem solving competence on the topic of matrix in class XI of GKPI Pamen Private High School. The background of this study is the low problem solving ability of students, especially on the topic of matrix. This study uses a quasi-experimental method using initial and final tests in the teaching and learning process. Information was collected through the results of the initial and final problem solving tests of the teaching and learning process, then analyzed using t-tests to ensure the significance of the comparison between the experimental class with the PBL model and conventional learning in the control class. The results of this study showed that students who learned with the PBL model experienced a significant increase in problem solving competence compared to those who followed the learning through the conventional process. The conclusion of this study shows that PBL can improve problem solving competence specifically on matrix material, which has a positive influence on the quality of mathematics education at the high school level. This research is expected to contribute to the development of more innovative education in learning mathematics. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menilai implementasi model PBL dalam meningkatkan kompetensi pemecahan masalah pada topik matriks kelas XI SMA Swasta GKPI Pamen. Latar belakang penelitian ini merupakan rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa khususnya pada topik matriks. Penelitian ini memakai metode quasi-experimental dengan menggunakan test awal dan akhir pada proses belajar mengajar. Informasi dikumpulkan melalui hasil test awal dan akhir pemecahan masalah proses belajar mengajar, kemudian dianalisis memakai uji t(t-test) untuk memastikan signifikansi perbandingan antara kelas eksperimen dengan model PBL dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan model PBL mengalami kenaikan yang signifikan dalam kompetensi pemecahan masalah dibanding dengan yang mengikuti pembelajaran melalui proses konvensional. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa PBL dapat meningkatkan kompetensi pemecahan masalah terkhusus pada materi matriks, yang memberikan pengaruh positif pada kualitas pendidikan matematika di tingkat SMA. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan yang lebih inovatif dalam belajar matematika.
NILAI-NILAI SPIRITUAL QS. AL-BAQOROH 183-185 DAN PENGALAMAN SPIRITUAL SANTRI ALVATH, ACHMAT; SUSANTI, AGUS; BAHARUDIN, BAHARUDIN; HIJRIYAH, UMI; ZULAIKHA, SITI
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i1.4722

Abstract

ABSTRACT This study aims to examine the spiritual values in the Quran, specifically in Surah Al-Baqarah verses 183-185, and the spiritual experiences of fasting among Santri at Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin. The current development of technology poses challenges faced by Muslims in the modern era. Many students today experience stress, identity confusion, and even moral crises due to an environment that does not support spiritual values, which often weakens their enthusiasm for worship. The Quran, through Surah Al-Baqarah, provides relevant spiritual values such as piety, patience, and empathy that can serve as guidelines to face these challenges. The focus of this research is to analyze how the fasting experiences of santri in the pesantren can serve as a general reference in implementing these spiritual values in daily life. The method used is qualitative phenomenology through in-depth interviews with santri and caretakers, as well as an in-depth analysis of the verses of the Quran using Maudhui interpretation. Key stages of this research include data collection, analysis of spiritual experiences, and interpretation of the values embodied during the month of Ramadan. The results indicate that the spiritual values contained in Surah Al-Baqarah are highly relevant in helping both students and educators face the challenges of the times and strengthen their character. The main conclusion of this study is that there are spiritual values in the Quranic Surah Al-Baqarah verses 183-185, and fasting is not merely a ritual but also an opportunity to reflect upon and internalize profound spiritual values. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai spiritual dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 183-185 dan pengalaman spiritual puasa Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin. Perkembangan teknologi saat ini menjadi tantangan yang dihadapi umat Islam di era modern, Banyak peserta didik saat ini mengalami stres, kebingungan identitas, dan bahkan krisis moral akibat lingkungan yang tidak mendukung nilai-nilai spiritual. yang sering melemahkan semangat beribadah. Al-Qur'an, melalui surat Al-Baqarah, memberikan nilai-nilai spiritual yang relevan, seperti ketakwaan, kesabaran, dan empati, yang dapat menjadi pedoman untuk menghadapi tantangan tersebut. Fokus penelitian ini adalah menganalisa bagaimana pengalaman puasa yang dialami oleh santri di pondok pesantren dapat dijadikan rujukan umum dalam mengimplementasikan nilai-nilai spiritual ini dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan adalah kualitatif fenomenology melalui wawancara mendalam dengan santri dan pengasuh, serta analisis mendalam terhadap ayat-ayat Al-Qur'an dengan menggunakan tafsir Maudhui. Tahapan penting penelitian ini meliputi pengumpulan data, analisis pengalaman spiritual, dan interpretasi nilai-nilai yang dihayati selama bulan Ramadan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam surat Al-Baqarah sangat relevan untuk membantu peserta didik hingga pendidik dalam menghadapi tantangan zaman dan memperkuat karakter mereka. Simpulan utama dari penelitian ini adalah terdapat nilai-nilai spiritual dalam Al-Qur’an surat Al-Baqoroh 183-185 dan ibadah puasa bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga menjadi kesempatan untuk merefleksikan dan menghayati nilai-nilai spiritual.
ANALISIS EFISIENSI DAN AKUNTABILITAS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASONAL SEKOLAH (BOS) RAHMAT, ZAMRONI; SUHARDI, MUHAMAD
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i1.4756

Abstract

ABSTRACT As a developing country, Indonesia is trying to improve the quality of education by implementing the School Operational Assistance Program (BOS) to support a quality 12-year compulsory education program, as regulated in Law Number 20 of  2003. To improve the quality of education, the government through the BOS budget allocation supports the improvement of educational facilities and infrastructure. However, the quality of education in Indonesia still faces challenges, such as the lack of number, quality, and welfare of educators, suboptimal learning infrastructure and facilities, insufficient funding, and learning processes that are not yet efficient and effective. This study aims to analyze the efficiency and accountability in the utilization of School Operational Assistance (BOS) funds at SMK Negeri 1 Linggsar, located in Linggsar District, West Lombok Regency. The primary focus of this research is to support the improvement of financial reporting quality through an evaluation of BOS fund usage at the school. This study employs a qualitative method, with data collection techniques including interviews, observations, and documentation involving the principal and administrative staff. The collected data were analyzed thematically to identify patterns and themes related to the efficiency and accountability in the use of BOS funds. The results indicate that efficiency and accountability play a crucial role in enhancing transparency and responsibility in financial management. These findings highlight the need to improve efficiency and accountability in the use of BOS funds to achieve better and more accountable financial practices within the educational environment. ABSTRAK Sebagai negara berkembang, Indonesia berupaya meningkatkan mutu pendidikan dengan melaksanakan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk mendukung program wajib belajar 12 tahun yang berkualitas, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah melalui alokasi anggaran BOS mendukung perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Namun, Mutu pendidikan di Indonesia masih menghadapi tantangan, seperti kurangnya jumlah, kualitas, dan kesejahteraan pendidik, prasarana dan sarana belajar yang belum optimal, pendanaan yang tidak mencukupi, serta proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi dan akuntabilitas dalam pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMK Negeri 1 Linggsar, Kecamatan Linggsar, Kabupaten Lombok Barat. Fokus utama dari penelitian ini adalah untuk mendukung peningkatan kualitas pelaporan keuangan melalui evaluasi terhadap penggunaan dana BOS di sekolah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi yang melibatkan kepala sekolah serta staf administrasi. Data yang terkumpul dianalisis secara tematik guna mengidentifikasi pola dan tema yang berkaitan dengan efisiensi dan akuntabilitas penggunaan dana BOS. Hasil analisis menunjukkan bahwa efisiensi dan akuntabilitas memiliki peranan penting dalam mendorong transparansi dan tanggung jawab dalam pengelolaan keuangan. Temuan ini menegaskan pentingnya peningkatan efisiensi serta akuntabilitas dalam penggunaan dana BOS agar tercapai pengelolaan keuangan yang lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan di lingkungan pendidikan.
EKSPLORASI IMPLEMENTASI KURIKULUM DI INDONESIA DAN INGGRIS: TINJAUAN PADA ASPEK PEMBELAJARAN SAINS Syafitri, Indriani; Wahyuni, Aditiya; Tianita, Tianita; Koto, Irwan
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i2.4802

Abstract

ABSTRACT Curriculum is a learning plan that is prepared in accordance with national education policies and objectives to be the main guideline in the education process. This study analyzes the curriculum and implementation of science learning in Indonesia and the United Kingdom. This study uses a qualitative method with a comparative approach based on literature review. The results show that Indonesia uses the more flexible Merdeka Curriculum, but the UK uses a more structured National Curriculum with a Key Stages system. Science learning in Indonesia is still theory-oriented with limited experimental activities in the laboratory, while the UK emphasizes experimentation and problem solving. The advantage of the Indonesian curriculum system is its flexibility, but the main challenge in implementing the curriculum is the availability of supporting infrastructure for science learning and the willingness of educators. In contrast, the UK system has strict academic standards, so academic guidance becomes a challenge for students. To improve the quality of science learning in Indonesia, it is necessary to align the requirements of the curriculum documents with their implementation, improve the competence of teachers, and strengthen laboratory facilities to support experiment-based learning. ABSTRAK Kurikulum adalah rancangan pembelajaran yang disusun sesuai kebijakan dan tujuan pendidikan nasional untuk menjadi pedoman utama dalam proses pendidikan. Penelitian ini menganalisis kurikulum dan implementasi pembelajaran sains di Indonesia dan Inggris. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan komparatif berbasis studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia menerapkan Kurikulum Merdeka yang lebih fleksibel, namun Inggris menggunakan National Curriculum yang lebih terstruktur dengan sistem Key Stages. Pembelajaran sains di Indonesia masih berorientasi pada teori dengan keterbatasan kegiatan eksperimen di laboratorium, sedangkan Inggris lebih menekankan eksperimen dan pemecahan masalah. Keunggulan sistem kurukulum di Indonesia adalah fleksibilitasnya tetapi tantangan utamanya untuk mengimplementasi kurikulum adalah ketersedian infrastruktur pendukung pembelajaran sain dan kesiapan tenaga pendidik. Sebaliknya, sistem Inggris memiliki standar akademik yang ketat sehingga tuntanta akademik menjadi tantangan bagi siswa. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sains di Indonesia, diperlukan kesesuian tuntutan dokumen kurikulum dengan implementasinya, peningkatan kompetensi guru, serta penguatan fasilitas laboratorium untuk mendukung pembelajaran berbasis eksperimen.
ANALISIS KOMPARATIF IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA DAN KANADA Rosalia, Rosalia; Putri, Patra Rahmayani; Fitriah, Laely Nurul; Koto, Irwan
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i2.4845

Abstract

ABSTRACT This study seeks to provide a comparative analysis of the implementation of multicultural education within the educational systems of Indonesia and Canada. This study emphasizes the significance of intercultural education in cultivating an inclusive and tolerant society, particularly in the context of the cultural, ethnic, and religious variety present in both nations. The employed methodology is a literature review utilizing a qualitative approach and comparative examination of policy documents, curriculum, and pertinent research findings. National research findings indicate that Canada has intentionally incorporated multicultural education into its educational framework via curriculum, legislation, teacher training, and community engagement. Conversely, in Indonesia, multicultural principles are implicitly integrated into several disciplines and largely rely on teacher activities and the educational atmosphere. While both are dedicated to diversity, Canada excels in systemic support and lacks a formal policy. This study advocates for Indonesia to establish a more systematic multicultural education strategy, enhance teacher training, and contextually incorporate local cultural values into the curriculum. This study aims to serve as a reference for advancing a more inclusive and responsive educational system that addresses diversity in the context of globalization. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara komparatif implementasi pendidikan multikultural dalam sistem pendidikan di Indonesia dan Kanada. Latar belakang kajian ini didasari oleh pentingnya pendidikan multikultural dalam membentuk masyarakat yang inklusif dan toleran, terutama di tengah keberagaman budaya, etnis, dan agama yang dimiliki oleh kedua negara. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan pendekatan kualitatif dan analisis komparatif terhadap dokumen kebijakan, kurikulum, serta hasil-hasil penelitian yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kanada telah mengintegrasikan pendidikan multikultural secara eksplisit dalam sistem pendidikannya melalui kurikulum, kebijakan, pelatihan guru, dan keterlibatan komunitas. Sebaliknya, di Indonesia, nilai-nilai multikultural masih diimplementasikan secara implisit dalam beberapa mata pelajaran dan bergantung pada inisiatif guru serta lingkungan sekolah. Meskipun keduanya memiliki komitmen terhadap keberagaman, Kanada lebih unggul dalam hal dukungan sistemik dan adanya kebijakan. Penelitian ini merekomendasikan agar Indonesia mengembangkan pendidikan multikultural yang terstruktur, memperkuat pelatihan guru, dan mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal secara kontekstual dalam pembelajaran. Kajian ini diharapkan dapat menjadi referensi sebagai upaya pengembangan sistem pendidikan yang inklusif dan responsif terhadap keberagaman di era globalisasi.
PENINGKATAN SIKAP TANGGUNGJAWAB DAN HASIL BELAJAR MATERI WARISAN BUDAYA INDONESIA BERBASIS MEDIA DIGITAL KELAS V SDK SANG TIMUR Saputri, Erlina; Sumarah, Ignatia Esti
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i2.4891

Abstract

ABSTRACT The 21st century is marked by rapid technological advancements, which demand that teachers go beyond merely delivering subject matter, they must also act as creative and innovative facilitators of learning, capable of integrating technology and instilling character values or attitudes so that students can live well and compete in the global era. Based on interviews with the homeroom teacher of class VA at SDK Sang Timur, it was found that students’ sense of responsibility remains lacking. Observations in class VA revealed that 21 students had not yet shown responsible behavior. In response to the urgency of integrating technology into learning, the researcher implemented digital-based media. This was confirmed by unstructured interviews with students of class VA, who expressed the need for digital media that makes learning interactive and relevant to daily life. The digital media were applied in the IPAS subject, as report card documentation showed some students had not yet met the Minimum Mastery Criteria (KKTP) of 75. A classroomaction research was conducted to improve students’ responsibility and learning outcomes in the topic of Indonesia’s Cultural Heritage using digital-based media. The research was carried out in two cycles, each using the same digital media: E-worksheets (E-LKPD), games, videos, and digital images to support the learning process. Improvements in students’ sense of responsibility were evident in several descriptors, such as expressing opinions during group tasks, collaborating within time limits, responding to teacher questions, and confidently presenting assignments. In cycle 1, learning outcomes increased by 20%, reaching 80%. In cycle 2, 22 students scored above the control value of 80. ABSTRAK Abad ke-21 ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi yang menuntut peran guru tidak hanya menyampaikan materi, namun harus mampu menjadi fasilitator pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam mengintegrasikan teknologi serta menanamkan nilai-nilai karakter atau sikap agar peserta didik dapat hidup dengan baik dan mampu bersaing di era global ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VA SDK Sang Timur, diketahui bahwa sikap tanggungjawab peserta didik masih kurang. Hasil observasi di kelas VA menunjukkan ada 21 peserta didik belum bertanggungjawab. Sejalan dengan urgensi integrasi teknologi dalam pembelajaran, peneliti menerapkan media berbasis digital. Hal tersebut terkonfirmasi berdasarkan hasil wawancara tidak terstuktur dengan peserta didik kelas VA, mereka membutuhkan media digital yang membuat pembelajaran menjadi interaktif dengan dikaitkan kehidupan sehari-hari. Media digital tersebut diterapkan pada mata pelajaran IPAS karena berdasarkan hasil studi dokumentasi nilai rapor peserta didik masih ada yang belum memenuhi KKTP  (75). Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan sikap tanggungjawab dan hasil belajar pada materi Warisan Budaya Indonesia berbasis media digital. Penelitian ini menggunakan dua siklus,  di mana setiap tahap menggunakan media digital yang sama yaitu E-LKPD, Games, video dan gambar digital untuk mendukung pembelajaran. Peningkatan sikap tanggungjawab peserta didik terjadi pada beberapa deskriptor seperti bersedia berpendapat saat mengerjakan tugas kelompok, bekerja sama mengerjakan tugas kelompok sesuai waktu yang telah ditetapkan, menanggapi pertanyaan yang diajukan guru, dan percaya diri mempresentasikan tugas yang diberikan guru. Hasil belajar pada siklus 1 meningkat 20% menjadi 80%. Hasil belajar pada siklus 2 sebanyak 22 peserta didik mendapatkan nilai yang melebihi nilai kontrol yaitu 80.
PENGEMBANGAN BUKU CERITA FABEL PADA SISWA SEKOLAH DASAR Husain, Fauzia Putri Meylan; Husain, Rusmin; Pulukadang, Wiwy Triyanty; Monoarfa, Fidyawati; Husain, Rustam I
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i2.4905

Abstract

ABSTRACT Focus of the problem in this study is how to define learning using fable story books for second-grade students at SDN 7 Limboto Barat, Gorontalo Regency and how to design, develop, and disseminate fable story books. The purpose of this study is to describe the definition of learning using fable story books for second-grade students at SDN 7 Limboto Barat, Gorontalo Regency, to design, develop, and disseminate fable story books. The method used is the development research method using the Thiagarajan (1974) model design, namely the 4D model consisting of 4 stages, namely definition, design, development, and dissemination. The results of the fable story book development research based on media expert validation obtained a percentage of 90% (very feasible), language expert validation obtained a percentage of 84% (very feasible), practitioner expert validation in terms of language obtained a percentage of 98% (very feasible) and practitioner expert validation in terms of media obtained a percentage of 96% (very feasible). The results of this validation obtained an average percentage of 92% (very feasible). Based on the research results, it can be concluded that the development of fable story books is very suitable for use in the learning process. ABSTRAK Fokus masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pendefinisian pembelajaran dengan menggunakan buku cerita fabel pada siswa kelas II di SDN 7 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dan bagaimana merancang, mengembangkan, dan menyebarkan buku cerita fabel. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pendefinisian pembelajaran dengan menggunakan buku cerita fabel pada siswa kelas II di SDN 7 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo, merancang, mengembangkan, dan menyebarkan buku cerita fabel. Metode yang digunakan adalah metode penelitian pengembangan yang menggunakan desain model Thiagarajan (1974), yaitu model 4D yang terdiri dari 4 tahap, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Hasil penelitian pengembangan buku cerita fabel berdasarkan validasi ahli media memperoleh persentase 90% (sangat layak), validasi ahli bahasa memperoleh persentase 84% (sangat layak), validasi ahli praktisi dari segi bahasa memperoleh persentase 98% (sangat layak) dan validasi ahli praktisi dari segi media memperoleh persentase 96% (sangat layak). Hasil validasi ini memperoleh persentase rata-rata 92% (sangat layak). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan buku cerita fabel sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
KARAKTERISTIK TEORI-TEORI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN Pujianto, Pujianto; Mudrikah, Mudrikah; Hadi, Imam Anas
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i2.4922

Abstract

ABSTRACT Education is a conscious effort carried out by guiding, teaching and training students that can cause changes in students with the aim of achieving suitability between students and their environment. Determining appropriate learning theories can also affect the success or failure of learning activities. Related to understanding the characteristics of differences in learning theories, literature review is very important. The purpose of writing this article is to find out: (1) learning theories, and (2) differences in the characteristics of learning theories. The data in this article study is secondary data, with a literature study data collection method and a method for its study using literature study. In this study, the results show that in the ongoing learning activities, various learning theories can be used according to the characteristics and needs of the materials being taught. Choosing the right learning theory is very important in the learning process, because each theory has a different approach that can be adjusted to the characteristics of the material and the needs of students. Some learning theories that are relevant to learning activities include: (1) behaviorism learning theory, (2) cognitive learning theory, (3) constructivism learning theory, and (4) humanism learning theory. Educators need to understand the differences between these theories and use them appropriately to achieve effective learning, maximize learning outcomes, and increase student motivation. ABSTRAK Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk membimbing, mengajar, dan melatih peserta didik, dengan tujuan menciptakan perubahan dalam diri mereka. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Pemilihan teori-teori belajar yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Oleh karena itu, pemahaman terhadap karakteristik masing-masing teori belajar menjadi sangat penting dan kajian pustaka dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam hal ini. Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk menggali dua hal: (1) berbagai teori belajar yang ada, dan (2) perbedaan karakteristik dari masing-masing teori tersebut. Data yang digunakan dalam kajian artikel ini bersifat sekunder, dengan metode pengumpulan data melalui studi pustaka, dan analisis menggunakan studi literatur. Hasil kajian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dapat diterapkan berbagai teori belajar yang sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan materi yang diajarkan. Pemilihan teori belajar yang tepat sangat penting dalam proses pembelajaran, karena setiap teori memiliki pendekatan yang berbeda yang dapat disesuaikan dengan karakteristik materi dan kebutuhan siswa. Beberapa teori belajar yang relevan untuk kegiatan pembelajaran antara lain: (1) teori belajar behaviorisme, (2) teori belajar kognitivisme, (3) teori belajar konstruktivisme, dan (4) teori belajar humanisme. Pendidik perlu memahami perbedaan antara teori-teori tersebut dan menggunakannya secara tepat untuk mencapai pembelajaran yang efektif, memaksimalkan hasil belajar, serta meningkatkan motivasi siswa.