cover
Contact Name
Teguh Pribadi
Contact Email
teguh@malahayati.ac.id
Phone
+6282282204653
Journal Mail Official
holistik@malahayati.ac.id
Editorial Address
Jalan Pramuka No.27 Kemiling Bandar Lampung -Indonesia.
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Holistik Jurnal Kesehatan
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 19783337     EISSN : 26207478     DOI : https://doi.org/10.33024/hjk.v18i10
Core Subject : Health,
Berisi kumpulan karya ilmiah dari peneliti diberbagai perguruan tinggi di Indonesia, di bidang ilmu kesehatan khususnya bidang ilmu keperawatan yang berdasarkan kepada kebutuhan pasien secara total meliputi: kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan spiritual. Adapun penelitiannya mencakup 4 aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Jurnal terbit setiap bulan dan artikel ditulis dalam bahasa Indonesia, untuk abstrak artikel ditulis dengan dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Articles 249 Documents
Pengaruh ice massage terhadap intensitas keluhan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat Wokas, Claudia Natalia; Kalesaran, Angela Fitriani Clementine; Kawatu, Paul Artur Tennov
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1381

Abstract

Background: Stevedores at Manado Port are a group of informal workers at high risk of musculoskeletal disorders, particularly low back pain, due to heavy workloads, long working hours, and poor ergonomic posture. One simple non-pharmacological intervention to reduce the intensity of low back pain is ice massage. Purpose: To determine the effect of ice massage on the intensity of low back pain complaints in stevedores. Method: This study used a quasi-experimental design with a non-equivalent control group design, consisting of two groups: an intervention group (ice massage) and a control group (no treatment). A total of 32 participants, 16 in each group, were selected as the sample. Pain levels were measured using a Visual Analog Scale (VAS) before and after the intervention. Results: Data analysis using a paired t-test showed a significant reduction in low back pain intensity (p < 0.05) in the treatment group. The results of the independent sample t-test showed a significant difference in pain intensity between the treatment and control groups (p < 0.05). Conclusion: Ice massage has an effect on the intensity of lower back pain complaints in stevedores. Suggestion: Ice massage can be applied independently by stevedores to relieve lower back pain. Further research is recommended with a larger sample size and longer intervention period to strengthen the scientific evidence.   Keywords: Ice Massage; Lower Back Pain; Stevedores.   Pendahuluan: Tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di Pelabuhan Manado merupakan kelompok pekerja informal yang berisiko tinggi mengalami gangguan muskuloskeletal, terutama nyeri punggung bawah akibat beban kerja berat, durasi kerja panjang, dan postur tubuh yang tidak ergonomis. Salah satu intervensi non-farmakologis sederhana untuk mengurangi intensitas nyeri punggung bawah tersebut adalah ice massage. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh ice massage terhadap intensitas keluhan nyeri punggung bawah pada Tenaga kerja bongkar muat. Metode: Desain kuasi-eksperimental menggunakan desain kelompok kontrol non-ekuivalen, yang terdiri dari dua kelompok, intervensi (ice massage) dan kelompok kontrol (tanpa perlakuan). Total sampel sebanyak 32 partisipan, terdiri atas 16 orang di setiap kelompok. Tingkat nyeri diukur menggunakan Visual Analog Scale (VAS) sebelum dan sesudah intervensi. Hasil: Analisis data menggunakan uji-t sampel berpasangan menunjukkan penurunan intensitas nyeri pungguh bawah secara signifikan (p < 0.05) pada kelompok perlakuan. Hasil uji-t sampel independen menunjukkan perbedaan itensitas nyeri yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p < 0.05). Simpulan: Terdapat pengaruh ice massage terhadap intensitas keluhan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat. Saran: Ice massage dapat diterapkan secara mandiri oleh petugas TKBM untuk meredakan nyeri punggung bawah. Penelitian lanjutan disarankan dengan sampel lebih besar dan waktu intervensi lebih panjang untuk memperkuat bukti ilmiah.   Kata Kunci: Ice Massage; Nyeri Punggung Bawah; Tenaga Kerja Bongkar Muat.
Analisis hubungan pola konsumsi all you can eat dengan keluhan pencernaan Wargiati, Wargiati; Setyawan, Yuswanto
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1435

Abstract

Background: The phenomenon of all-you-can-eat (AYCE) restaurants has grown rapidly worldwide, particularly in developed countries, offering a convenient dining experience at a fixed price. Overeating at AYCE restaurants can impact digestive health. Purpose:  To analyze the relationship between all-you-can-eat consumption patterns and digestive complaints. Method: This quantitative cross-sectional study was conducted from March to May 2025 in Sidoarjo, East Java, specifically in areas with a diverse restaurant population, including AYCE restaurants. A total of 200 respondents were selected using a purposive sampling technique. The criteria were residing in Sidoarjo for at least two years, having dined at an AYCE restaurant at least once in the past month, and willingness to participate. Results: The most frequently consumed foods were meat and seafood (60%), while the average portion size per visit ranged from 4–6 servings (50%). This indicates a fairly dense consumption pattern, particularly for foods high in protein and fat. The most frequently reported digestive complaint was bloating (50%). These results suggest a potential correlation between overeating at AYCE restaurants and mild to moderate gastrointestinal complaints. Respondents mostly visited AYCE restaurants 3–4 times per month (45%). Conclusion: Excessive and unbalanced AYCE consumption, particularly low fruit and vegetable intake, may contribute to an increased risk of gastrointestinal disorders. AYCE consumption is not only associated with overeating but also has a significant impact on digestive health. Suggestion:  Further research should expand the scope of variables by measuring fiber intake, dietary fat content, and eating habits before and after visiting AYCE. Longitudinal analysis is needed to identify the long-term effects of AYCE consumption on digestive health.   Keywords: All You Can Eat; Digestive Complaints.   Pendahuluan: Fenomena restoran all you can eat (AYCE) telah berkembang pesat di seluruh dunia, terutama di negara-negara maju karena menawarkan pengalaman makan tanpa batas dengan harga tetap. Pola makan berlebihan di restoran AYCE dapat memengaruhi kesehatan pencernaan Tujuan: Untuk menganalisis hubungan pola konsumsi all you can eat dengan keluhan pencernaan. Metode: Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross-sectional, dilaksanakan pada bulan Maret–Mei 2025 di Sidoarjo, Jawa Timur,  khususnya yang memiliki berbagai restoran, termasuk konsep AYCE. Sebanyak 200 responden dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria seperti berdomisili minimal dua tahun di Sidoarjo, pernah mengonsumsi makanan di restoran AYCE minimal sekali dalam sebulan terakhir, dan bersedia menjadi partisipan. Hasil: Jenis makanan yang paling sering dikonsumsi adalah daging dan seafood dengan persentase (60%), sedangkan rata-rata porsi yang dikonsumsi per kunjungan berkisar 4–6 porsi dengan persentase (50%). Hal ini menunjukkan pola konsumsi yang cukup padat, terutama pada jenis makanan tinggi protein dan lemak. Keluhan pencernaan yang paling sering dilaporkan adalah kembung (50%). Hasil ini menunjukkan adanya korelasi potensial antara pola konsumsi berlebih di restoran AYCE dengan keluhan gastrointestinal ringan hingga sedang. Responden sebagian besar mengunjungi restoran AYCE, 3–4 kali per bulan dengan persentase (45%). Simpulan: Konsumsi AYCE yang berlebihan serta kurang seimbang, khususnya rendahnya asupan sayuran dan buah dapat berkontribusi terhadap meningkatnya risiko gangguan gastrointestinal. Gaya konsumsi AYCE tidak hanya berkaitan dengan pola makan berlebih, tetapi juga berdampak nyata terhadap kesehatan sistem pencernaan. Saran: Penelitian lanjutan sebaiknya memperluas cakupan variabel dengan mengukur asupan serat, kadar lemak makanan, serta kebiasaan makan sebelum dan sesudah mengunjungi AYCE. Analisis longitudinal diperlukan untuk mengidentifikasi efek jangka panjang konsumsi AYCE terhadap kesehatan pencernaan.   Kata Kunci: All You Can Eat; Keluhan Pencernaan; Pola Konsumsi.
Mekanisme koping sebagai kunci resiliensi pada perempuan dewasa muda dengan kanker ginekologi Syahda, Tiara Maulina; Aniarti, Reni Purwo; Yektiningtyastuti, Yektiningtyastuti; Elsanti, Devita
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1509

Abstract

Background: The reproductive health of young adult women is vulnerable to disorders, one of which is gynecological cancer, which is the leading cause of death of women in the world and Indonesia. Early detection of cancer, such as through IVA, is still low, including in Central Java. Gynecologic cancer causes physical and psychological distress, so that coping mechanisms and resilience are very important to support patient adaptation. Purpose: To knowing the relationship between coping mechanisms and resilience in young adult women who experience gynecological cancer. Method: This quantitative study used a cross-sectional approach. The sample consisted of 94 respondents aged 20-40 years, using a consecutive sampling method. Data were collected using a questionnaire and analyzed using statistical tests. Data analysis used the chi-square test. Results: The chi square test analysis show that there is a relationship between coping mechanisms and resilience in young adult women who experience gynecological cancer with a p-value of 0.001. Conclusion: There is a relationship between coping mechanisms and resilience in young adult women who experience gynecological cancer.   Keywords: Coping Mechanism; Gynecological Cancer; Resilience.   Pendahuluan: Kesehatan reproduksi wanita dewasa muda rentan terhadap gangguan, salah satunya kanker ginekologi, yang menjadi penyebab utama kematian wanita di dunia dan Indonesia. Deteksi dini kanker, seperti melalui IVA, masih rendah, termasuk di Jawa Tengah. Kanker ginekologi menimbulkan tekanan fisik dan psikologis, sehingga mekanisme koping dan resiliensi sangat penting untuk mendukung adaptasi. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan resiliensi pada wanita usia dewasa muda yang mengalami kanker ginekologi. Metode: Kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 94 responden yang berusia 20-40 tahun dengan menggunakan metode consecutive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji statistik. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Analisis uji chi square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara mekanisme koping dengan resiliensi pada wanita usia dewasa muda yang mengalami kanker ginekologi dengan hasil p-value 0,001. Simpulan: Terdapat hubungan antara mekanisme koping dengan resiliensi pada wanita usia dewasa muda yang mengalami kanker ginekologi.   Kata Kunci: Kanker Ginekologi; Mekanisme Koping; Resiliensi.
Pengaruh teknik relaksasi benson terhadap fatigue pada remaja dengan thalasemia yang menjalani transfusi darah Farizal, Rinezia Rinza; Anwar, Syamsul; Sutini, Titin; Purwati, Nyimas Heny
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1530

Abstract

Background: Fatigue is one of the most common chronic symptoms experienced by adolescents with thalassemia major as a consequence of the disease and routine blood transfusions. This condition negatively affects quality of life, daily activities, and psychological well-being. Benson relaxation technique, as a non-pharmacological intervention, has the potential to reduce fatigue by lowering stress and anxiety while promoting relaxation.Purpose: To examine the effectiveness of Benson relaxation technique in reducing fatigue among adolescents with thalassemia undergoing blood transfusion.Methods: A quasi-experimental design with a pre-post test control group approach was employed. The sample consisted of 30 adolescents (15 in the intervention group and 15 in the control group) selected through purposive sampling. The intervention group practiced Benson relaxation twice a week for four weeks (15–20 minutes), while the control group received standard care. Fatigue levels were measured using the Visual Analogue Scale for Fatigue (VAS-F). Data were analyzed using paired t-test and General Linear Model Repeated Measure (GLM-RM).Results: A significant difference was found in fatigue scores before and after the intervention in the treatment group (p<0.05), as well as between the intervention and control groups. GLM-RM analysis demonstrated that Benson relaxation technique effectively reduced fatigue consistently up to the fourth week.Conclusion: Benson relaxation technique is proven to be effective in reducing fatigue among adolescents with thalassemia undergoing blood transfusion. Keywords: Adolescents; Benson Relaxation Technique; Blood Transfusion; Fatigue; Thalassemia.   Pendahuluan: Fatigue merupakan salah satu gejala kronis yang paling sering dialami remaja dengan thalasemia mayor akibat kondisi penyakit dan prosedur transfusi darah rutin. Kondisi ini dapat menurunkan kualitas hidup, membatasi aktivitas sehari-hari, serta berdampak pada kesehatan psikologis. Teknik relaksasi Benson sebagai intervensi non-farmakologis diyakini mampu menurunkan fatigue melalui mekanisme pengurangan stres, kecemasan, dan peningkatan rasa relaksasi.Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas teknik relaksasi benson dalam menurunkan tingkat fatigue pada remaja dengan thalasemia yang menjalani transfusi darah.Metode: Penelitian desain quasi-experimental dengan rancangan pre-post test with control group. Sampel terdiri dari 30 remaja (15 kelompok intervensi dan 15 kelompok kontrol) yang dipilih dengan purposive sampling. Kelompok intervensi menjalani teknik relaksasi Benson dua kali seminggu selama empat minggu (15–20 menit), sedangkan kelompok kontrol hanya memperoleh perawatan standar. Tingkat fatigue diukur menggunakan Visual Analogue Scale for Fatigue (VAS-F). Analisis data dilakukan dengan paired t-test dan General Linear Model Repeated Measure (GLM-RM).Hasil: Terdapat perbedaan signifikan skor fatigue sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan (p<0.05), serta perbedaan bermakna antara kelompok intervensi dan kontrol. Analisis GLM-RM menunjukkan bahwa teknik relaksasi Benson efektif menurunkan fatigue secara konsisten hingga minggu keempat.Simpulan: Teknik relaksasi Benson terbukti efektif menurunkan tingkat fatigue pada remaja dengan thalasemia yang menjalani transfusi darah. Kata Kunci: Fatigue; Remaja; Teknik Relaksasi Benson; Thalasemia; Transfusi darah.
Peran teknologi informasi dalam peningkatan mutu pelayanan rumah sakit: A literatur review Teresa, Teresa; Ridwan, Muhammad
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1531

Abstract

Background: Digital transformation in the healthcare sector has accelerated significantly, particularly following the COVID-19 pandemic, which has driven hospitals to adopt information technology (IT) extensively. IT has become a transformative solution for improving reciprocal care, operational efficiency, and patient data security through the integration of various systems, from Electronic Medical Records (EHR), Hospital Management Information Systems (SIMRS), telemedicine, to mobile applications and Clinical Decision Support Systems (CDSS). IT implementation has been shown to improve patient safety, diagnostic accuracy, service efficiency, and patient satisfaction, but also presents challenges related to user adaptation, system integration, and data security. Purpose: To provide information on the role of technology in improving the quality of hospital services, along with the challenges and opportunities for its implementation. Methods: A systematic review using a systematic search of the databases PubMed, ScienceDirect, ProQuest, and Scopus. Articles meeting the inclusion criteria were selected and published between 2020 and 2025. The search technique used the PRISMA scheme. Results: Four articles, with a total of 460 participants, were identified that examined the impact of information technology on hospital service quality. They demonstrated that information technology, including management information systems, EMRs, patient monitoring applications, and mobile patient-doctor communication applications, effectively improved patient satisfaction, safety, and operational efficiency. Conclusion: The implementation of information technology (IT) in hospitals has been proven effective in improving service quality by increasing efficiency, patient safety, patient satisfaction, and medical staff performance.   Keywords: Electronic Medical Records; Hospital Service Quality; Information Technology; Management Information Systems; Patient Satisfaction.   Pendahuluan: Transformasi digital di sektor kesehatan mengalami percepatan signifikan, terutama pasca pandemi COVID-19, yang mendorong rumah sakit mengadopsi teknologi informasi (TI) secara masif. TI menjadi solusi transformatif untuk meningkatkan mutu pelayanan, efisiensi operasional, dan keamanan data pasien melalui integrasi berbagai sistem, mulai dari Rekam Medis Elektronik (EHR), Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), telemedicine, hingga aplikasi mobile dan Clinical Decision Support Systems (CDSS). Implementasi TI terbukti meningkatkan keselamatan pasien, akurasi diagnosis, efisiensi pelayanan, serta kepuasan pasien, namun juga menghadirkan tantangan terkait adaptasi pengguna, integrasi sistem, dan keamanan data. Tujuan: Memberikan informasi tentang peran teknologi informasi dalam meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit serta tantangan dan peluang implementasinya. Metode: Systematic review pada pencarian sistematis melalui database PubMed, ScienceDirect, ProQuest, dan Scopus, dengan artikel yang memenuhi kriteria inklusi dengan publikasi antara 2020 sampai 2025 serta teknik pencarian artikel dengan tahapan skema PRISMA. Hasil: Mengidentifikasi empat artikel dengan total 460 peserta yang meneliti pengaruh teknologi informasi terhadap mutu pelayanan rumah sakit yang menunjukkan teknologi informasi, termasuk sistem informasi manajemen, EMR, aplikasi monitoring pasien, dan aplikasi mobile komunikasi pasien-dokter, efektif meningkatkan kepuasan pasien, keselamatan, dan efisiensi operasional. Simpulan: Penerapan teknologi informasi (TI) di rumah sakit terbukti efektif meningkatkan mutu pelayanan melalui peningkatan efisiensi, keselamatan pasien, kepuasan pasien, dan kinerja tenaga medis.   Kata Kunci: Kepuasan Pasien; Mutu Pelayanan Rumah Sakit; Rekam Medis Elektronik; Sistem Informasi Manajemen; Teknologi Informasi.
Efektivitas montase dan terapi menulis terhadap peningkatan motorik halus pada anak usia prasekolah Nirwana, Raras Vergita Puspa; Anggraeni, Atika Dhiah
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1553

Abstract

Background: Children with fine motor disorders and delays tend to experience learning difficulties, lack self-confidence, shyness, dependency, and a lack of creativity due to their inability to use their hands skillfully according to their age-appropriate developmental tasks. One effort to improve children's fine motor skills is through montage and writing therapy. Purpose: To determine the effectiveness of montage and writing therapy in improving fine motor skills in preschool-aged children. Method: This study was a quasi-experimental study with a pretest-posttest approach without a control group. It was conducted at Pertiwi Kindergarten, Banjaranyar, Sokaraja Regency. Thirty-six children (aged 4–6 years) were recruited using a total sampling technique. The instrument used was the Denver Developmental Screening Test (DDST), with data analysis using the Wilcoxon and Mann-Whitney U tests. Results: The mean age of the montage group was 67 months and the writing group 64.94 months, with the majority of respondents being female. The Wilcoxon test for the montage group yielded a p-value of 0.025 (p<0.05). Meanwhile, in the writing group, the p-value was 0.564 (>0.05). Conclusion: Montage therapy is more effective than writing therapy in improving children's fine motor skills.   Keywords: Fine Motor Skills; Montage; Preschool Children; Writing.   Pendahuluan: Anak dengan gangguan dan keterlambatan motorik halus cenderung mengalami kesulitan belajar, kurang percaya diri, pemalu, ketergantungan, serta kurang kreatif akibat ketidakmampuan menggunakan tangan secara terampil sesuai dengan tugas perkembangan usianya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak adalah melalui pemberian montase dan terapi menulis. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas montase dan terapi menulis terhadap peningkatan kemampuan motorik halus anak usia prasekolah. Metode: Desain penelitian quasi experiment dengan pendekatan pretest-posttest without control group yang dilaksanakan di TK Pertiwi Banjaranyar, Kecamatan Sokaraja. Jumlah responden sebanyak 36 anak (usia 4–6 tahun) yang diambil menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah Denver Developmental Screening Test (DDST), dengan analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney U. Hasil: Rata-rata usia kelompok montase adalah 67 bulan dan kelompok menulis 64,94 bulan dengan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan. Uji Wilcoxon, kelompok montase menghasilkan p-value 0.025 (p<0.05). Sementara pada kelompok menulis didapatkan p-value sebesar 0.564 (>0.05). Simpulan: Terapi montase lebih efektif dibanding terapi menulis dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak.   Kata Kunci: Anak Usia Prasekolah; Menulis; Montase; Motorik Halus.
Penerapan terapi pernapasan bibir mengerucut (pursed lips breathing) menggunakan metode tiup balon terhadap kadar saturasi oksigen pada pasien asma Keswara, Umi Romayati Keswara; Djamaludin, Djunizar; Slivia, Andi Bunga
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1615

Abstract

Background: Asthma is a heterogeneous disease characterized by chronic inflammation of the airways. This can affect oxygen saturation levels in asthma patients. One non-pharmacological treatment for asthma patients is the pursed-lip breathing technique with a modified inflatable balloon. The prevalence of asthma in Lampung Province is 1.6%, with 503 cases of asthma relapse in the past 12 months, ranking fourth in the relapse rate. Purpose: To determine the effect of the pursed-lip breathing technique with a modified inflatable balloon on oxygen saturation levels in asthma patients. Method: This quantitative study used a quasi-experimental design with a two-group approach. The population in this study were asthma patients at Dr. A. Dadi Tjokrodipo Regional General Hospital, Bandar Lampung, with a sample size of 30 individuals. Sampling was conducted using a total sampling technique. Data were collected using an observation sheet. Data were analyzed using an independent t-test. Results: Oxygen saturation levels in asthma patients in the intervention group were higher (94.27 ± 1.387) than in the control group (91.20 ± 1.699). There was a significant effect between the pursed-lip breathing technique and the balloon blowing modification on oxygen saturation levels in asthma patients, with a p-value of 0.000. Conclusion: There was a significant effect between the pursed-lip breathing technique and the balloon blowing modification on oxygen saturation levels in asthma patients, with a p-value of 0.000. Suggestion: Nursing staff can apply the pursed-lip breathing technique and the balloon blowing modification as an alternative therapy to increase oxygen saturation levels in asthma patients.   Keywords: Asthma Patients; Balloon Blowing; Oxygen Saturation Levels; Pursed-Lip Breathing.   Pendahuluan: Asma merupakan suatu penyakit yang heterogen, dimana adanya inflamasi kronis pada saluran pernapasan. Akibatnya dapat mempengaruhi kadar saturasi oksigen pada pasien asma. Salah satu penanganan nonfarmakologi yang dapat diberikan pada pasien asma antara lain teknik pursed lips breathing dengan modifikasi blowing ballon. Prevalensi asma di  Provinsi Lampung 1.6% dengan prevalensi kekambuhan asma dalam 12 bulan terkhir yaitu 503 dengan urutan tingkat kekambuhan ke-4. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh teknik pursed lips breathing dengan modifikasi ballon blowing terhadap kadar saturasi oksigen pada pasien asma. Metode:  Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan quasi eksperimen dengan pendekatan two group. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien asma di RSUD.DR.A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung dengan jumlah sampel 30 partisipan. Pengambilan sample menggunakan teknik total sampling. Data dikumpulkan menggunakan lembar observasi. Analisa data menggunakan uji independen t-test. Hasil:  Kadar saturasi oksigen pasien asma pada kelompok intervensi lebih tinggi (94.27 ± 1.387) dibandingkan kelompok kontrol (91.20 ± 1.699). Terdapat pengaruh teknik pursed lips breathing dengan modifikasi  ballon blowing dengan nilai p (0.000) terhadap tingkat saturasi oksigen pada pasien asma. Simpulan : Adanya pengaruh teknik pursed lips breathing dengan modifikasi blowing ballon dengan p-value (0.000) terhadap kadar saturasi oksigen pada pasien asma. Saran: Tenaga keperawatan dapat menerapkan asuhan keperawatan teknik pursed lips breathing dengan modifikasi blowing ballon sebagai alternatif tindakan guna meningkatkan kadar saturasi oksigen pada pasien asma.   Kata Kunci: Ballon Blowing; Kadar Saturasi Oksigen; Pasien Asma; Pursed Lips Breathing.
Analisis kepuasan pasien terhadap waktu tunggu di instalasi farmasi rumah sakit: A literature review Maharani, Ni Gusti Ayu Made Sinta; Sukamto, Sukamto
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1683

Abstract

Background: Waiting time in hospital pharmacy settings is a significant factor influencing patient satisfaction and a major source of complaints in healthcare. Purpose: To analyze patient satisfaction with waiting times in hospital pharmacy settings. Method: This literature review was conducted by searching for scientific articles in PubMed, Google Scholar, and Science Direct using keywords related to patient satisfaction and waiting times for pharmacy services. Inclusion criteria included publications from 2021-2025, articles in English or Indonesian, and empirical research relevant to the topic. Results: Ten articles from various countries were analyzed, showing patient satisfaction levels varying between 56-76.2%. Waiting times for compounded prescriptions ranged from 54.17-65.3 minutes and for non-compounded prescriptions from 21.6-34.3 minutes. Patient satisfaction was not directly influenced by actual waiting time (P=0.365), but rather by perceived (P=0.000) and expected (P=0.006) waiting times. Significant factors include pharmacist professionalism, an organized management system, technological infrastructure, and prescription characteristics. Target-based wait-time interventions have been shown to reduce wait times by up to 37% and significantly increase satisfaction (P<0.001). Conclusion: Patient satisfaction with wait times is complexly influenced by perceptual and operational factors. Managing patient expectations, improving pharmacist competency, implementing technology, and improving management systems are effective strategies for improving satisfaction.   Keywords: Hospital; Patient Satisfaction; Pharmacy.   Pendahuluan: Waktu tunggu di instalasi farmasi rumah sakit merupakan faktor kritis yang memengaruhi kepuasan pasien dan menjadi sumber keluhan utama dalam pelayanan Kesehatan. Tujuan: Untuk menganalisis kepuasan pasien terhadap waktu tunggu di instalasi farmasi rumah sakit. Metode: Kajian literatur ini dilakukan dengan pencarian artikel ilmiah melalui basis data PubMed, Google Scholar, dan Science Direct menggunakan kata kunci terkait kepuasan pasien dan waktu tunggu pelayanan farmasi. Kriteria inklusi mencakup publikasi tahun 2021-2025, artikel berbahasa Inggris atau Indonesia, dan penelitian empiris yang relevan dengan topik. Hasil: Sepuluh artikel dari berbagai negara dianalisis, menunjukkan tingkat kepuasan pasien bervariasi antara 56-76.2%. Waktu tunggu untuk resep racikan mencapai 54.17-65.3 menit dan resep non-racikan 21.6-34.3 menit. Kepuasan pasien tidak dipengaruhi langsung oleh waktu tunggu aktual (P=0.365), melainkan oleh waktu tunggu yang dirasakan (P=0.000) dan diharapkan (P=0.006). Faktor signifikan meliputi profesionalisme apoteker, sistem manajemen terorganisir, infrastruktur teknologi, dan karakteristik resep. Intervensi berbasis target waktu tunggu terbukti menurunkan waktu tunggu hingga 37% dan meningkatkan kepuasan secara signifikan (P<0.001). Simpulan: Kepuasan pasien terhadap waktu tunggu dipengaruhi kompleks oleh faktor perseptual dan operasional. Manajemen ekspektasi pasien, peningkatan kompetensi apoteker, implementasi teknologi, dan perbaikan sistem manajemen merupakan strategi efektif untuk meningkatkan kepuasan.   Kata Kunci: Instalasi Farmasi; Kepuasan Pasien; Rumah Sakit.
Efektivitas media promosi kesehatan video terhadap kepatuhan pembatasan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa Syam, Avina Oktarida; Aziza, Nurul; Karyus, Aila
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1328

Abstract

Background: Chronic kidney disease (CKD) is a global health problem with increasing prevalence and high mortality rates. Patients undergoing hemodialysis often struggle with non-adherence to fluid restriction, which can lead to serious complications such as hypertension, pulmonary edema, and heart failure. Purpose: To analyze the effectiveness of video-based health promotion media in improving adherence to fluid restriction among CKD patients undergoing hemodialysis. Method: This study employed a pre-experimental design with a one-group pretest-posttest approach. A total of 66 participants were selected using total sampling. Adherence was measured using Interdialytic Weight Gain (IDWG) with a digital scale, and data were analyzed with a paired t-test. Results: Findings revealed that prior to the intervention, all patients (100%) were non-adherent to fluid restriction. After receiving health education via video at least three times, adherence increased to 64%. The mean IDWG significantly decreased from 3.8 kg to 2.6 kg (p < 0.001). Conclusion: Video-based health promotion proved effective in improving adherence to fluid restriction among hemodialysis patients with CKD. These findings align with Bandura’s Social Learning Theory, which emphasizes the importance of observation and modeling in health behavior change. Suggestion: Healthcare facilities routinely integrate video-based education, involve families in support programs, and conduct further studies using quasi-experimental or randomized controlled trial (RCT) designs to strengthen scientific evidence.   Keywords: Chronic Kidney Disease; Hemodialysis; Health Promotion; Video Media.   Pendahuluan: Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang terus meningkat serta tingkat mortalitas yang tinggi. Pasien GGK yang menjalani hemodialisa kerap menghadapi tantangan ketidakpatuhan terhadap pembatasan cairan, yang berpotensi menimbulkan komplikasi serius seperti hipertensi, edema paru, hingga gagal jantung. Tujuan: Untuk menganalisis efektivitas media promosi kesehatan, video dalam meningkatkan kepatuhan pembatasan cairan pada pasien GGK yang menjalani hemodialisa. Metode: Penelitian ini menggunakan desain pre-experimental dengan pendekatan one group pretest-posttest. Sampel penelitian berjumlah 66 partisipan yang dipilih menggunakan teknik total sampling. Kepatuhan diukur melalui Interdialytic Weight Gain (IDWG) dengan timbangan digital. Data dianalisis menggunakan uji T berpasangan. Hasil: Sebelum intervensi, seluruh pasien tidak patuh terhadap pembatasan cairan. Setelah diberikan edukasi melalui media video sebanyak ≥ 3 kali, tingkat kepatuhan meningkat menjadi 64%. Rata-rata IDWG pasien menurun signifikan dari 3.8 kg menjadi 2.6 kg (p < 0.001). Simpulan: Media promosi kesehatan berbasis video terbukti efektif dalam meningkatkan kepatuhan pembatasan cairan pada pasien GGK yang menjalani hemodialisa. Temuan ini mendukung Social Learning Theory (Bandura) yang menekankan pentingnya observasi dan modeling dalam perubahan perilaku kesehatan. Saran: Edukasi berbasis video dapat diintegrasikan secara rutin dalam layanan kesehatan serta melibatkan keluarga dalam program pendampingan, dengan penelitian lanjutan menggunakan desain quasi experimental atau RCT untuk memperkuat bukti ilmiah.   Kata Kunci: Gagal Ginjal Kronik; Hemodialisa; Media Video; Promosi Kesehatan.