Articles
36 Documents
Makna Pemilu 2024 Bagi Pemilih Pemula di Desa Rejoslamet Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang
Waras Harianto Harianto;
Khudrotun Nafisah;
Mukari;
Winda Nurlaily Rafikalia Iskandar
Journal of Public Power Vol. 8 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Darul Ulum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32492/jpp.v8i2.8205
Pemilu 2024 merupakan momen penting dalam demokrasi Indonesia, khususnya bagi pemilih pemula yang baru pertama kali berpartisipasi dalam proses pemilu. Partisipasi mereka menjadi krusial karena dapat menentukan arah masa depan bangsa. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh gambaran jelas mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi pemilih pemula dalam Pemilu 2024 sehingga dapat mempengaruhi keputusan pemilih pemula. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori partisipasi politik oleh Samuel Huntington dan Waimer. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemilih pemula di Desa Rejoslamet tertarik berpartisipasi dalam Pemilu 2024 karena kesadaran mereka akan hak dan tanggung jawab demokratis, harapan untuk perubahan dan perbaikan, keinginan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, serta penolakan terhadap praktik negatif dalam pemilu. Faktor yang mempengaruhi keputusan pemilih pemula adalah pendidikan politik, kesadaran masyarakat tentang hak dan tanggung jawab sebagai warga negara, serta kejujuran dan keadilan dalam proses pemilihan. Pemahaman pemilih pemula tentang pentingnya pemilu memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya pemilu dalam sistem demokrasi, termasuk konsep pemilu, tujuan pelaksanaan pemilu, dan harapan untuk Pemilu 2024.
Pertarungan Public Stigma Dan Defensive Symbolic Pada Denominasi Sosial Kyai
Abu Tazid;
Mukari;
Kuswatul Masfufah Zain
Journal of Public Power Vol. 8 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Darul Ulum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32492/jpp.v8i1.8101
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pandangan masyarakat Madura yang dikenal fanatik terhadap kyai dan memiliki sikap paternalistik terhadap beberapa kyai meskipun sudah diketahui melanggar norma hukum melalui perilaku korupsi. Alasannya karena pada eksploratori ditemukan suatu masyarakat memberikan pandangan negatif (stigma) pada kyai dengan kyai pesse. Akan tetapi, ternyata ada kelompok yang kemudian membela kyai secara berlebihan meskipun sudah diketahui bersama kyainya tersebut korupsi. Kemudian kelompok tersebut disebut dengan istilah Denominasi Sosial Kyai yang terdiri dari keluarga (ahlul bait), santeri, wali santeri dan alumni. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian lebih lanjut melihat fenomena tersebut terhadap masyarakat Madura terutama diluar denominasi sosial kyai. Penelitian ini menggunakan metode kualititatif dengan pendekatan Fenomenologi dengan menggunakan indepth interview dan observasi partisipan sebagai teknik pengumpulan data. Sementara untuk teknik penentuan subjek/informan penelitian menggunakan purposif dan kualitatif-eksplanatif sebagai teknik analisis data serta menggunakan Triangulasi dan Persistent-observation sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data. Sedangkan, Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah; 1) Stigma masyarakat terhadap kyai korupsi ternyata juga distigmatisasikan kepada denominasi sosial; 2) Stigma masyarakat terhadap kyai korupsi ternyata juga distigmatisasikan hanya kepada sebagian denominasi sosial terutama keluarga (ahlul-bait); 3) Stigma masyarakat terhadap kyai korupsi ternyata tidak distigmatisasikan kepada denominasi sosial. Sedangkan, kesimpulan penelitian ini adalah ternyata kyai mendapatkan pandangan negatif (stigma) dari masyarakat yaitu kyai pesse (kyai uang), kyai sennok (kyai pelacur), blater/bajingan mak kaeh (kyai palsu) dan kyai proyek, dan mendapatkan resistensi melalui pembelaan yang dilakukan oleh denominasi sosial dengan berbagai cara baik secara verbal maupun melalui gerakan massa.
Fenomena Dispensasi Nikah Dalam Pernikahan Anak : (Kajian Dari Aspek Hukum Dan Sosiologi)
Romy Agus Setiyanto;
Nasywa Putri Rasidah;
Endah Wahyuningsih
Journal of Public Power Vol. 8 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Darul Ulum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32492/jpp.v8i1.8102
Maraknya fenomena pernikahan dini di Indonesia merupakan latar belakang lahirnya UU RI nomor 16 Tahun 2019 tentang perkawinan dan kompilasi hukum islam maka batasan usia menikah menjadi 19 tahun. Realitas yang ada di masyarakat banyak kasus yang meminta untuk bisa menikah dan tercatat resmi sehingga menyebabkan adanya Dispensasi nikah. Dispensasi nikah diperkenankan oleh UU dengan mempertimbangkan hal-hal postif. Tujuan kajian ini adalah mengetahui bagaimanakah dampak jangka panjang pernikahan dini terhadap kesejahteraan individu, keluarga dan masyarakat. Metode yang digunakan adalah kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi langsung dan juga data-data terkait dengan tema. Pengunaan metode ini akan mempermudah dalam mengamati fenomena-fenomena yang ada di masyarakat tentang dispensasi nikah. Analisa data yang digunakan adalah metode induktif (Creswell, 1994). Didapatkan hasil bahwa Dispensasi nikah dari perspektif hukum tidak bertentangan dengan UU 16 Tahun 2019. Pemberian dispensasi nikah dilakukan dengan mempertimbangkan dampaknya. Dari Perspektif sosiologis, pandangan masyarakat kita tentang pernikahan dini sebagai sesuatu yang biasa saja dan seringkali melupakan dampak dari pernikahan anak tsb. Dispensasi nikah menjadi pilihan yang rasional, walaupun resiko yang dihadapi sangat tinggi. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat akan pergaulan bebas dan kembali kepada esensi esensi pernikahan.
Makna Kejahatan Cyber Harassment Pada Generasi Zillenial Di Era Digital Network Society
Khudrotun Nafisah;
Abu Tazid;
Izzatul Lutfiyah;
Farichatun Nisa
Journal of Public Power Vol. 8 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Darul Ulum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32492/jpp.v8i1.8103
Cyber harassment merupakan kata-kata yang dikirimkan secara pribadi berupa cacian dan makian yang dilakukan secara terus menerus secara digital. Jenis teknologi yang digunakan biasanya adalah media sosial seperti Instagram, telegram, twitter dsb. Generasi zillenial yang dianggap sebagai generasi digital dianggap sebagai generasi yang lahir dan tumbuh dengan teknologi. Sehingga diperlukan pengetahauan dan pemahaman terkait dengan harassment guna meminimalisir tingkat kejahatan cyber pada generasi zillenial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teori Fenomenologi milik Alfred Schutz. Dalam meneliti fenomena ini, penulis melakukan wawancara pada 10 subjek dengan fokus penelitian menggunakan because motive atau motif sebab dan in order to motive atau motif tujuan. Penelitian ini menghasilkan tuga temuan terkait dengan harassment yaitu pemenuhan kepuasan dan balas dendam, pemenuhan narsistik, serta pengisi waktu luang
Perilaku Ghasab Bagi Para Santri Dalam Memenuhi Gairah Fashion Style
Lilian Salsa Adistya;
Endah Wahyuningsih;
Abu Tazid
Journal of Public Power Vol. 8 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Darul Ulum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32492/jpp.v8i1.8104
Perilaku ghasab adalah tindakan mengambil/menggunakan hak milik orang lain tanpa sepengetahuan pemilik barang. Bagi para santri ghasab adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi gairah fashion style. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan santri putri tentang perilaku ghasab, untuk mengetahui hal apa saja yang mempengaruhi kelanggengan perilaku ghasab, dan untuk mengetahui bagaimana sistem pengawasan dijalankan dalam menangani perilaku ghasab di Pondok Pesantren Roudlotun Nasyi’in Mojokerto. Penelitian ini menggunakan teori kekuasaan, pengetahuan, dan disiplin dari Michel Foucault. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan paradigma kritis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumen, sedangkan penentuan informan dilakukan dengan teknik snowball. Sedangkan analisa data dengan menggunakan model Miles and Huberman. Hasil penelitian ditemukan : (1) Perilaku ghasab bagi santri merupakan tindakan mengambil hak milik santri lain tanpa sepengetahuan pemilik barang. (2) Kuasa santri dalam melanggengkan ghasab yaitu sebagai berikut: Ghasab untuk pemenuhan hasrat gairah Fashion style santri, melakukan ghasab untuk kebutuhan personal santri putri, sebagai tindakan pembalasan karena menjadi korban ghasab, dikarenakan pola interaksi santri yang terlalu dekat, dan perilaku ghasab akibat adanya dominasi senior. (3) Sistem pengawasan dan peraturan dalam menangani perilaku ghasab yaitu sebagai berikut : pembatasan jumlah dan jenis busana yang dibawa ke pondok, penamaan pada semua barang yang dibawa oleh santri di pondok, pemberlakuan poin dalam setiap pelanggaran dan pemberian surat peringatan pada santri yang mempunyai poin pelanggaran melebihi batas.
Peran Kolaboratif KPU Kabupaten Jombang Dan Stakeholder dalam Meningkatkan Partisipasi Politik pada Pemilu 2024
Izzatul Lutfiyah;
Khudrotun Nafisah;
Abu Tazid
Journal of Public Power Vol. 8 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Darul Ulum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32492/jpp.v8i1.8105
Pemilu merupakan sarana dalam mencapai hak warga negara yaitu dalam menentukan pemimpin baik ditingkat nasional maupun daerah. Penelitian ini diawali dari adanya peningkatan jumlah partisipasi politik pada pemilu 2024 di Kabupaten Jombang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran kolaboratif KPU Kabupaten Jombang dan stakeholders dalam meningkatkan partisipasi politik pada pemilu 2024 serta bagaimana respon masyarakat Kabupaten Jombang atas peran tersebut melalui metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunaan teori interaksionisme simbolik milik Herbert Mead yang menjelaskan tentang lima tahapan tindakan individu antara lain: stimulus, impuls, persepsi, manipulasi, dan konsumsi. Hasil dari penelitian ini adalah KPU Kabupaten Jombang memberikan stimulus atau rangsangan dengan melaksanakan sosialisasi tatap muka dan sosialisasi melalui media sosial. Di samping itu, peran kolaboratif KPU Jombang dan stakeholders antara lain dengan partai politik, media, kelompok disabilitas, pondok pesantren dan kepolisian. Respon atas sosialisasi tersebut, pemilih mendengarkan, memahami kemudian mempertimbangkan keputusannya dalam berpartisipasi politik sehingga angka partisipasi politik pada pemilu 2024 di Kabupaten Jombang tinggi.
Human Trafikking Sayad Abbas 2009
Yunita Rizki Pujiyanti;
Kasanusi
Journal of Public Power Vol. 6 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Universitas Darul Ulum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
NCB-Interpol Indonesia adalah salah satu Biro yang berada dalam struktur organisasi Divisi Hubungan Internasional Polri (Divhubinter Polri) yang bertugas untuk melaksanakan kerjasama internasional terkait penanganan kejahatan transnasional. Dalam menangani kejahatan transnasional NCB Interpol Indonesia menggunakan sarana kerjasama melalui sistem komunikasi global Interpol (1-24/7) dan menggunakan Interpol notice. Salah satu Interpol notice yang berperan dalam penanganan kejahatan transnasional adalah Interpol red notice. Interpol red noticediterbitkan keseluruh NCB-Interpol (negara anggota Interpol) untuk mencari buron yang akan dimintakan ekstradisinya. Dalam hal ini NCB-Interpol Indonesia menerima Interpol red notice dari pihak Australia terhadap Sayed Abbas, yang kemudian dimintakan ekstradisinya atas tindakan kejahatan people smuggling yang dilakukannya pada I Maret 2009 sampai dengan 5 Mei 2009. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana kedudukan serta tugas dan fungsi NCB Interpol Indonesia? Bagaimana modus operandi yang dilakukan oleh Sayed Abbas dalam kejahatan people smuggling? Bagaimana tuntutan Australia (negara tujuan penyelundupan) terhadap kejahatan people smuggling Sayed Abbas? Bagaimana peranan NCB-Interpol Indonesia dalam proses ekstradisi pelaku kejahatan people smuggling Sayed Abbas? Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif analis, dengan mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana pada saat penelitian, hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, dimana metode ini digunakan untuk menjelaskan sejauh mana peranan NCB Interpol Indonesia dalam proses ekstradisi pelaku kejahatan People smuggling Sayed Abbas. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, Peranan NCB Interpol Indonesia sebagai fasilitator dan mediator pada tahap pra Ekstradisi berjalan efektif dan dalam proses ekstradisi Sayed Abbas, pada dasarnya Australia sebagai negara peminta ekstradisi telah mengikuti prosedur ekstradisi berdasarkan UU No. Tahun 1979, sehingga secara prosedural dapat mempermudah proses ekstradisi. Walaupun dalam prakteknya terjadi hambatan dengan adanya penolakan ekstradisi terhadap Sayed Abbas oleh Pengadilan Tinggi Jakarta Selatan, tetapi pada akhirnya pelaksanaan ekstradisi Sayed Abbas kepada Australia Dapat terlaksana pada tanggal 15 Agustus 2015 berdasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor 17 Tahun 2015 dan berdasarkan Asas Double Criminality
Ketidakberdayan Dewan Keamanan PBB Dalam Menyelesaikan Konflik Di Timur Tengah
Bambang Widianto Akbar;
Faikhul Ikhsan
Journal of Public Power Vol. 6 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Universitas Darul Ulum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB] menetapkan bahwa kekuatan politik prinsipil di pegang oleh para pemenang Perang Dunia II yaitu Lima Negara. Kelima negara yang memiliki peran dominan itu, menjadi anggota tetap Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB] yang memiliki hak veto dan bertugas mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional. Sayangnya, penggunaan hak veto oleh masing-masing blok ini tidak hanya melumpuhkan peran PBB, akan tetapi juga mempersulit pelaksanaan kerja PBB, terlebih dengan banyak munculnya organisasi-organisasi yang bersifat regional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih rinci seperti apa peran Dewan Keamanan PBB dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah. Penelitian ini sendiri ingin menyoroti peran Dewan Keamanan PBB dalam tiga kasus, yakni terorisme pasca 9/11, perang teluk, dan sengketa nuklir Iran. Tiga kasus inilah yang menguji kredibilitas DK PBB dalam menangani persoalan di Timur Tengah. Penelitian ini sendiri menggunakan metode deduktif yang bertolak dari proporsi umum yang kebenarannya telah diyakini dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat khusus. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data sekunder, dengan mengamati dan memahami berbagai gejala yang berkaitan dengan obyek penelitian melalui studi kepustakaan, baik melalui buku-buku dan laporan-laporan.
Fenomena Coffee Shop Sebagai Budaya Populer Remaja (Studi di Convo Coffee Jombang)
Ika Putri Ludviyah;
Endah Wahyuningsih;
Muhammad Nur Hidayat
Journal of Public Power Vol. 6 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Universitas Darul Ulum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Topik dalam penelitian ini adalah tentang proses hegemoni dan kapitalisme fenomena coffee shop sebagai budaya populer remaja. Penelitian ini dilakukan di convo coffee yang terletak di Kabupaten Jombang. Convo coffee menjadi salah satu coffee shop yang populer di kalangan remaja. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teori yang digunakan culture studies yang dikemukakan oleh Chirs Barker dan teori materialisme budaya hegemoni dan kapitalisme yang dikemukakan oleh Raymond Williams. Informan dalam penelitian ini yakni pemilik convo coffee, barista, dan pengunjung. Hasil dalam penelitian ini ditemukan proses coffee shop sebagai budaya populer (1) proses hegemoni melalui eksistensi melalui aktivitas nongkrong dengan bercengkrama, bekerja/belajar, dan mengikuti gaya hidup dalam kegiatan yang sedang tren melalui media sosial Tik Tok dan Instagram. Convo coffee memiliki desain yang modern sehingga mampu menggantikan bentuk budaya nongkrong zaman dulu di taman atau warung, (2) proses kapitalisme melalui inovasi convo coffee a) collective space adalah tempat yang menyediakan berbagai macam makanan yang sedang hits, self studio, dan service iphone, b) Instagramable dalam hal ini Convo coffee cocok digunakan untuk foto-foto yang menggambarkan aktivitas budaya populer remaja. Convo coffee menggunakan konsep tersebut untuk menarik pengunjung berdatangan ke convo coffee karena mampu memberikan kesan nyaman dan dapat menguasai budaya populer.
Makna Tradisi Ruah Deso Pada Masyarakat Desa Jatirowo Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto
Faisal Martha Adela Atansyah;
Mukari;
Tadjoer Ridjal;
Abu Tazid
Journal of Public Power Vol. 6 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Universitas Darul Ulum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tradisi menjadi sebuah kebudayaan yang memiliki tata nilai dalam ruang kehidupan masyarakat seiring berkembangnya zaman mengalami perbaikan serta relevansi struktural. Ritus peralihan (rites of passage) berbentuk perayaan yang berhubungan dengan kepercayaan dan agama. Ritus ditandai dengan kekhususan serta menimbulkan pengalaman suci (Geertz 2014). Salah satu ritus yang digunakan untuk memperkuat harapan adalah ruwatan. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumen, sedangkan penentuan informan dilakukan dengan teknik purposif. Sedangkan analisa data dengan menggunakan model analisis kualitatif dengan teknik keabsahan data menggunakan trianggulasi. adapun Hasil penelitian ditemukan dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bentuk ruah deso di Desa Jatirowo membawa hasil bumi, berdoa bersama, pameran kesenian serta ceramah tentang ajakan hidup rukun di tengah keberagaman desa yang dilaksanakan di cok telon.(2) Makna Ruah Deso di desa Jatirowo mencerminkan keberagaman agama, Islam, Hindu, Budha serta kepercayaan jawa berupa Abangan, sehingga mengonstruksi nilai spiritualitas, nilai sosial ekonomi serta nilai keberagaman terutama solidaritas, toleransi dan gotong royong antar masyarakat.