cover
Contact Name
Dedi Sufriadi
Contact Email
dedisufriadi@gmail.com
Phone
+6285260082672
Journal Mail Official
jurnal@indopublishing.or.id
Editorial Address
Jln. Malahayati KM. 9 No. 14 Desa Kajhu Kabupaten Aceh Besar, Indonesia 23373
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Sujud: Jurnal Agama, Sosial dan Budaya
Published by Indo Publishing
ISSN : 3090644X     EISSN : 30906431     DOI : https://doi.org/10.63822/sujud
Sujud dimaknai sebagai tindakan menundukkan diri dengan meletakkan dahi ke tanah sebagai bentuk penghormatan, kepatuhan, atau kerendahan hati kepada Yang Maha Esa. Sujud menjadi simbol spiritualitas, kesetaraan sosial, dan nilai budaya yang luhur, menyatukan aspek religius dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari. Sujud: Jurnal Agama, Sosial dan Budaya, berfokus ada scope agama, sosial dan budaya berkaitan dengan isu-isu keislaman dan isu-isu sosial seperti kajian Alquran dan Hadits, Filsafat Islam, Pendidikan, Sosial, Kearifan Lokal, Politik, Ekonomi, Antropologi, Urbanisme, Multikulturalisme, dan lain-lain. Semua artikel yang diserahkan pada jurnal ini harus ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baik dan benar
Articles 73 Documents
Sejarah Islam di Johor Sampai Riau Yan Nurcahya
Sujud: Jurnal Agama, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 2 (2025): MEI 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejarah penyebaran dan perkembangan Islam di kawasan Johor-Riau, wilayah yang memiliki peranan penting dalam pembentukan peradaban Islam Melayu setelah kejatuhan Kesultanan Malaka. Melalui Kesultanan Johor dan Riau-Lingga, Islam berkembang tidak hanya sebagai agama, tetapi juga sebagai fondasi budaya, hukum, dan pendidikan masyarakat Melayu. Johor menjadi penerus politik Islam dari Malaka, sementara Riau berkembang menjadi pusat intelektual dan kesusastraan Islam. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan karena merupakan studi pustaka yang mengkaji buku-buku sejarah yang berkaitan dengan penelitian. Peran tokoh seperti Syekh Burhanuddin menegaskan pentingnya literasi Islam dalam memperkuat identitas Melayu. Pendidikan Islam melalui madrasah, surau, dan penggunaan bahasa Jawi turut membentuk karakter religius masyarakat. Dengan pendekatan historis dan kultural, makalah ini menunjukkan bahwa Johor-Riau merupakan wilayah kunci dalam menyebarluaskan dan mengakar kuatkan nilai-nilai Islam di Asia Tenggara.
Islamisasi Versus Sekularisasi terhadap Ilmu Pengetahuan M. Kautsar Thariq Syah; Putri Lailatus Sa’adah
Sujud: Jurnal Agama, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 2 (2025): MEI 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang obyek tertentu yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah, yang diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang, metode, dan sistem tertentu lainnya. Perdebatan di sekitar wilayah keilmuan telah berlangsung sejak masa Islam klasik. Dua kubu yang berseteru dalam melihat validitas ilmu pengetahuan dalam Islam pada masa klasik ialah kubu filosof dan kubu ulama. Yang disebut pertama merupakan kelompok yang memandang semua ilmu itu berasal dari Tuhan, sedangkan kelompok kedua memandang bahwa hanya ilmu agama yang berasal dari Tuhan. Perdebatan ini berlanjut di era modern, terutama ketika Barat berupaya mengkonstruksi sebuah epistemologi keilmuan yang dibangun di atas ide-ide sekularisme-rasionalisme.Tujan dari Islamisasi ilmu sendiri adalah untuk melindungi umat Islam dari ilmu yang sudah tercemar dan menyesatkan sehingga menimbulkan kekeliruan. Islamisasi ilmu bertujuan untuk mengembangkan ilmu yang hakiki yang membangunkan pemikiran dan pribadi muslim sehingga akan menambahkan keimanan kepada Allah. Kemunculan sekularisasi terjadi pada abad ke-19. Tahun itu istilah ini merupakan bentuk penyerahan kepada negara atas hak milik gereja dan kekuasaan serta duniawi. Kemunculan sekularisme yang didasari atas etika bahwa pandangan ini merujuk pada ajaran terhadap manusia agar meningkatkan taraf kehidupanya dengan kemampuan manusiawinya tanpa ikatan atau landasan agama. Perkembangan antara sekularisasi dan sekularisme di Barat dalam pemikiran modernisme yang tumbuh setidaknya memunculkan pandangan humanisme-antroposentris, yakni pemahaman atas pendewaan manusia yang lebih dari segala-galanya.
Fenomena Cyber Begging: Tantangan dan Eksploitasi Umat Era Society 5.0 M. Adhim Rajasyah; Kusnadi
Sujud: Jurnal Agama, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 3 (2025): JUNI-SEPTEMBER 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/bdgm7j29

Abstract

Penelitian ini bertujuan membahas tentang Fenomena Cyber Begging: Tantangan dan Eksploitasi Umat era Society 5.0. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode deskriptif-analitis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa Cyber Begging atau mengemis online telah tumbuh secara signifikan di platform sosial terutama Tiktok. Cyber Begging menjadikan anak-anak, dewasa bahkan lanjut usia melakukan praktek meminta minta kepada pengguna dengan menarik simpati agar dikasihani lalu diberi gift yang telah disajikan. Latar belakang munculnya Cyber Begging adalah persoalan keterdesakan hidup akibat diberhentikan bekerja atau butuh dana untuk bertahan hidup. Mengingat bahwa Covid-19 yang menjadi faktor terjadinya kekurangan kebutuhan hidup pada masyarakat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa masyarakat harus sadar bahwa fenomena Cyber Begging ini harus ditiadakan lagi dengan cara berhenti memberikan gift kepada pelaku Cyber Begging. Penelitian ini merekomendasikan penelitian lanjutan dengan metode dan dasar yang berbeda agar hasil lebih baru, aktual dan valid.
Cara Memuliakan Bulan Ramadhan: Studi Pandangan Buya Yahya Muhammad Yusuf Azzikri; Via Dina Palenzia; Nurmalina; Alihan Satra
Sujud: Jurnal Agama, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 3 (2025): JUNI-SEPTEMBER 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/wst3p465

Abstract

Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh berkah karena pada bulan ini ada rahmat Allah, ampunan, dan kesempatan untuk menyelamatkan seorang mukmin untuk terbebas dari api neraka. Artikel ini membahas berbagai cara untuk dapat memuliakan bulan suci ramadhan sesuai denga tuntunan ajaran islam, seperti meningkatkan kualitas puasa, melaksanakan solat tarawih, mambaca kitab suci Al-Qur’an serta bersedekah. Metode penelitian yang digunakan yaitu kajian literatur dari sumber-sumber islam seperti ceramah para ulama. Hasil dari pembahasan ini menyatakan bahwa memuliakan bulan suci ramadhan bukan hanya menahan haus dan lapar, namun cara kita atau usaha kita dalam meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, beribadah dengan sungguh-sungguh, serta menjauhkan diri dari perbuatan yangdilarang oleh agama. Dengan memahami lalu diamalkan cara-cara ini, umat islam dapat meraih keberkahan serta keutamaan bulan suci ramadhan dengan maksimal.
Tantangan Dakwah Islam di Tengah Keberagaman Budaya Indonesia Agus Maulana Qosim; Muhammad Ihsan
Sujud: Jurnal Agama, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 3 (2025): JUNI-SEPTEMBER 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/gka92d61

Abstract

Artikel ini membahas tantangan yang dihadapi oleh dakwah Islam di tengah keragaman budaya Indonesia yang sangat luas. Sebagai negara multikultural dengan berbagai kelompok etnis, bahasa, tradisi, dan sistem kepercayaan, Indonesia menghadirkan kompleksitas yang unik untuk upaya dakwah yang efektif. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui penelitian pustaka, yang diambil dari buku, jurnal, dan artikel ilmiah untuk menganalisis bagaimana dakwah dapat beradaptasi dengan konteks sosial dan budaya yang beragam. Temuan penelitian menyoroti bahwa dakwah Islam yang sukses membutuhkan pemahaman kontekstual, keterampilan komunikasi antarbudaya, dan adaptasi strategis. Metode seperti penggunaan kebijaksanaan (bil hikmah), persuasi damai, dan penggabungan nilai-nilai budaya lokal ditekankan sebagai hal yang penting. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa isu-isu kontemporer—seperti hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan kesadaran lingkungan—juga harus ditangani dalam pendekatan dakwah modern. Pada akhirnya, strategi yang peka terhadap budaya dan inklusif dapat meningkatkan penerimaan dan dampak ajaran Islam, yang menumbuhkan harmoni dalam masyarakat pluralistik Indonesia.
Urgensi Pendidikan Islam Multikulturalisme Sartina Wati; Ahmadi; Ahajari
Sujud: Jurnal Agama, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 3 (2025): JUNI-SEPTEMBER 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/ajnbm467

Abstract

Tujuan Artikel ini adalah untuk menganalisis dan mengeksplorasi urgensi penerapan manajemen pendidikan agama Islam multikultural di Indonesia guna menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan harmonis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepustakaan (Library Research) dimana penulis menggunakan pendekatan penelitian normatif deskriptif dengan lebih menekankan pada kekuatan analisis data pada sumber-sumber data yang ada. Yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis, disertasi, peraturan- peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumbersumber tertulis lain baik tercetak maupun elektronik. Library research (kepustakaan), dengan menganalisis literatur dan kebijakan terkait manajemen pendidikan agama Islam multikulturalme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi nilai-nilai multikultural dalam kurikulum pendidikan agama Islam dapat meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman budaya dan agama, serta memperkuat persatuan nasional. Adapun urgensi manajemen pendidikan agama Islam multikultural di Indonesia yaitu: 1). Sebagai sarana alternatif pemecahan konflik, 2). Supaya siswa tidak tercerabut dari akar budaya, 3). Sebagai landasan pengembangan kurikulum Nasional. Implikasi dari penelitian ini adalah menekankan perlunya kebijakan pendidikan yang mendukung penerapan manajemen pendidikan agama Islam multikultural dan penguatan kapasitas guru sebagai agen perubahan dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip multikultural di ruang kelas.  
Pelestarian Identitas Keluarga Melalui Pengajaran Silsilah Nasab pada Golongan Masyaikh di Condet: Strategi Tradisional dan Adaptasi Digital di Era Modern Amalia Nur Hasanah; Febri Priyoyudanto
Sujud: Jurnal Agama, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 3 (2025): JUNI-SEPTEMBER 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/71b61n70

Abstract

Penelitian ini mengkaji pola pengajaran silsilah nasab dalam keluarga golongan Masyaikh di Condet, Jakarta Timur, sebagai bagian dari upaya pelestarian nilai spiritual, tradisi keagamaan, dan identitas kultural. Pengajaran silsilah nasab dianggap sebagai bentuk pendidikan yang mengakar kuat dalam nilai-nilai keislaman dan kekeluargaan, serta diwariskan secara turun-temurun melalui pendekatan naratif, lisan, dan kegiatan kekeluargaan rutin. Temuan menunjukkan bahwa keluarga Masyaikh tidak hanya mengajarkan silsilah nasab secara tradisional, seperti pertemuan selepas salat Magrib dan acara bulanan keluarga, tetapi juga beradaptasi dengan era digital melalui pemanfaatan media sosial dan platform digital lainnya sebagai sarana edukasi. Generasi muda dari golongan ini mulai aktif mengambil peran dalam menyebarkan informasi tentang silsilah keluarga melalui konten video dan narasi visual guna menyesuaikan dengan pola komunikasi modern. Madrasah setempat turut mendukung pelestarian ini melalui integrasi materi silsilah nasab dalam kurikulum agama dan kegiatan tahunan. Strategi-strategi tersebut menunjukkan upaya kolektif dalam menghadapi tantangan zaman, terutama pergeseran minat generasi muda terhadap tradisi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengajaran silsilah nasab tidak hanya menjadi media transmisi informasi genealogis, tetapi juga alat penting untuk memperkuat solidaritas keluarga, menumbuhkan rasa identitas diri dan nasionalisme, serta membangun kesadaran sejarah dan spiritualitas di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, model pengajaran ini layak dijadikan rujukan dalam pendidikan budaya dan agama di masyarakat yang lebih luas.  
Dampak Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Mahasiswi UMSU Kelas E1 Pagi di Era Digital Siti Ruwaida; Tiara Pratiwi; Pani Akhiruddin Siregar
Sujud: Jurnal Agama, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 3 (2025): JUNI-SEPTEMBER 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/wd51sp02

Abstract

Penggunaan media sosial yang intensif di kalangan mahasiswa Indonesia, khususnya mahasiswi, telah menimbulkan kekhawatiran terhadap dampaknya pada kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pengalaman mahasiswi dalam menggunakan media sosial dan dampak psikologisnya. Penelitian kualitatif deskriptif dilakukan terhadap enam mahasiswi kelas E1 pagi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang aktif menggunakan media sosial minimal 3 jam per hari. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif dan wawancara semi-terstruktur, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis tematik. Analisis mengungkapkan empat tema utama: (1) kecenderungan melakukan perbandingan sosial yang memicu tekanan psikologis, (2) gangguan pola tidur akibat penggunaan media sosial di malam hari, (3) pencarian validasi digital yang memengaruhi kestabilan konsep diri, dan (4) manfaat emosional dari konsumsi konten positif seperti materi dakwah dan motivasi. Media sosial terbukti memiliki dampak ganda, dapat menjadi sumber stres sekaligus sarana dukungan emosional. Media sosial berpengaruh signifikan terhadap kesehatan mental mahasiswi dengan dampak yang bersifat paradoksal. Diperlukan strategi literasi digital yang komprehensif dan layanan konseling yang responsif untuk membantu mahasiswa menggunakan media sosial secara sehat dan bijaksana.
Analisis Pidana Mati Sebagai Hukuman Alternatif dalam KUHP Baru Dikaji dengan Teori Sibernetika Talcott Parsons Royce Wijaya Setya Putra; Cahya Wulandari; Ali Masyhar Mursyid
Sujud: Jurnal Agama, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 3 (2025): JUNI-SEPTEMBER 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/txq0n898

Abstract

Indonesia telah mengesahkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang baru dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023. Perubahan kebijakan hukum pidana itu menimbulkan perdebatan, khususnya terkait kedudukan pidana mati yang kini diatur sebagai hukuman alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan tersebut dengan menggunakan pendekatan teori sibernetika dari Talcott Parsons. Teori ini memandang masyarakat sebagai sistem sosial yang saling terkait dan bertumpu pada fungsi adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi, dan pemeliharaan pola. Penelitian menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan konseptual dan perundang-undangan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pengaturan pidana mati sebagai hukuman alternatif mencerminkan upaya adaptasi sistem hukum terhadap nilai-nilai hak asasi manusia dan perkembangan sosial global. Selain itu juga menjaga stabilitas sosial melalui simbolik hukuman yang tegas terhadap kejahatan berat. Kebijakan ini dinilai sebagai bentuk respon sistem hukum terhadap dinamika masyarakat, dengan fungsi integratif yang tetap memperhatikan struktur norma dan moral kolektif. Kesimpulannya, KUHP baru berusaha menyeimbangkan antara kebutuhan penegakan hukum yang efektif dan perlindungan hak hidup sebagai prinsip universal.
Adaptasi Budaya Perkawinan Beda Suku Masyarakat Gampong Peunaga Cut Ujong Aceh Barat Nofita Nada Sari; fetri Mulia Sari; Sopar
Sujud: Jurnal Agama, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 3 (2025): JUNI-SEPTEMBER 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/qd6yg429

Abstract

Penelitian ini membahas adaptasi budaya dalam perkawinan beda suku masyarakat Gampong Peunaga Cut Ujong, Aceh Barat. Latar belakang penelitian adalah keberagaman etnis di wilayah tersebut yang memunculkan dinamika sosial, khususnya dalam institusi perkawinan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi proses adaptasi budaya yang terjadi pada pasangan beda suku, serta tantangan dan bentuk akulturasi yang muncul. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasangan beda suku melakukan penyesuaian dalam tradisi pernikahan. Tantangan utama meliputi komunikasi/perbedaan bahasa, namun proses adaptasi berjalan melalui kompromi dan integrasi nilai budaya. Adaptasi budaya ini memperkuat harmoni sosial dan memperkaya khazanah budaya lokal di Gampong Peunaga Cut Ujong.