cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Mintakat: Jurnal Arsitektur
ISSN : 14117193     EISSN : 26544059     DOI : 10.26905
Core Subject : Social, Engineering,
Mintakat: Jurnal Arsitektur (JAM) dalam versi jurnal online yang terbit di tahun 2017 ini sebenarnya adalah format baru dari penerbitan offline sejak tahun 2000. Jurnal ini diterbitkan oleh oleh Group Konservasi Arsitektur & Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang. Dalam format online JAM merencanakan akan terbit 2 (dua) kali dalam setiap volume pada bulan Maret dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 113 Documents
EVALUASI PURNA HUNI (EPH) HOTEL SENYUM KOTA BATU PADA ASPEK TEMA “MEMORY AND ENTERTAINMENT” Surjo Widodo; Nurhamdoko Bonifacius; Hery Budiyanto
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 22, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v22i2.5570

Abstract

Hotel Senyum adalah salah satu fasilitas di destinasi baru di dalam lingkungan Jawa Timur Park 3, di kota Batu. Hotel Senyum mengusung konsep memory and entertainment. Konsep Hotel Senyum ini memiliki keunikan yang mengarah kepada target wisata keluarga. Setiap lantainya memiliki tema-tema yang bernuansa berbeda dan diadaptasi dari beberapa negara, antara lain seperti: Jepang, Mexico, Cina, Maroko, Afrika, Eropa, Yunani dan Indonesia, sehingga menjadikan hotel ini menjadi sangat impresif. Melalui keunikan konsep memory and entertainment tersebut tulisan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kesesuaian tema dengan performansi fisik interior ruangnya menurut persepsi dan pandangan wisatawan sebagai pengguna. Penelitian ini bertujuan mengetahui sukses dan tidaknya hasil konsep asil rancangan tersebut, setelah Hotel Senyum ini satu tahun beroperasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Evaluasi Pasca Huni (EPH). Metode EPH dilakukan guna menguji secara teknis dan fungsionalnya sebuah ruangan. Secara teknis berhubungan dengan kesesuaian antara standar teknikal dengan eksisting di lapangan, sedangkan fungsional mengacu pada kesesuaian aktivitas dengan ruang didalamnya. Analisis dilakukan untuk melihat indikasi keberhasilan dari keterkaitan tema-tema didalam sebuah perancangan pada interior kamar Hotel Senyum dengan persepsi suasana menurut responden. Hasil terkait dengan jenis kelamin (gender) didominasi kategori pria prosentase senilai 70%, jumlah yang menginap dengan kategori sekali dominasi nilai prosentase 77%, berkunjung dengan keluarga didominasi nilai prosentase 87%, alasan menginap mencoba hotel baru mendominasi pada nilai prosentase 63%, tema Kamar yang paling sering dikunjungi tema kamar Maroko dan tema kamar Jepang dengan dominasi masing-masing nilai prosentase 17%, interior mencerminkan tema yang paling tinggi nilai prosentasenya 77% adalah kategori berhasil, elemen interior yang paling bagus dan memiliki paling tinggi nilai prosentasenya adalah kategori dekorasi dengan nilai 47%, alasan memilih tema kamar coba hal baru yang tertinggi memiliki nilai prosentase 70%, tingkat kepuasan dengan nilai prosentase 80% adalah kategori puas. Kata kunci : memory and entertainment, tema desain interior, evaluasi purna huni (EPH) ABSTRACTHotel Senyum is one of the facilities in a new destination within the Jawa Timur Park 3 neighborhood, in the city of Batu. Hotel Smile carries the concept of memory and entertainment. The concept of this Hotel Senyum is unique which leads to family tourism targets. Each floor has different nuanced themes adapted from several countries, such as: Japan, Mexico, China, Morocco, Africa, Europe, Greece and Indonesia, making this hotel very impressive. Through the uniqueness of the concept of memory and entertainment, this paper is intended to evaluate the suitability of the theme with the physical performance of the interior of the space according to the perceptions and views of tourists as users. This study aims to determine the success or failure of the results of the original design concept, after the Hotel Senyum has been operating for one year. The study was conducted using the Post-Occupational Evaluation (EPH) method. The EPH method is used to test technically and functionally a room. Technically related to the suitability of technical standards with existing in the field, while functional refers to the suitability of the activity with the space in it. The analysis was carried out to see indications of the success of the interrelationship of themes in a design on the interior of the Hotel Senyum room with the perception of the atmosphere according to the respondent. The results related to gender are dominated by the male category, the percentage is 70%, the number who stays in the single category is the percentage value is 77%. The rooms most frequently visited are Moroccan theme rooms and Japanese room themes with a dominance of 17% each, the interior reflects the theme with the highest percentage value 77% is the successful category, the best interior element and has the highest percentage value is the decoration category with a value of 47%, the reason for choosing the theme of the room to try new things is the highest percentage value of 70%, the level of satisfaction with a percentage value of 80% is the satisfied category. Keywords: memory and entertainment, interior design themes, after-occupancy evaluation (EPH
REKONSTRUKSI INTERIOR BANGUNAN SEJARAH OPTIK SURYA DENGAN MODEL 3D Baskoro Azis; Adisti Safrilia; Ida Bagus Ananta Wijaya
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 22, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v22i2.6043

Abstract

Bangunan bersejarah di Kota Malang merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang menjadi bukti penjajahan. Optik Surya merupakan salah satu  bangunan bersejarah yang dibiarkan karena perawatan bangunan yang mahal sehingga menyebabkan bangunan tersebut terlihat lusuh di Kota Malang. Pelestarian dan rekosntruksi pada bangunan bersejarah terutama pada interior masih belum seimbang dengan eksteriornya. Maka perlu diadakan pelestarian dengan metode rekonstruksi 3D interior pada bangunan Optik Surya dengan menganalisa elemen desain dan prinsip desain untuk mengetahui ciri khas bangunan. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan mengumpulkan data observasi lapangan, tinjauan pustaka dan data visual. Hasil temuan berupa elemen bentuk , elemen pencahyaan dan warna yang paling mendominasi pada perbandingan antara elemen dan prinsip desain interior bangunan bersejarah Optik Surya dengan suasana pada tahun 1973 dan masa sekarang.
PEMANFAATAN RUANG TERBUKA (OPEN SPACE) UNTUK TEMPAT BERKUMPUL DI JALUR PEJALAN KAKI Prasetyo Febriarto
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 22, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v22i2.5757

Abstract

Jalur pejalan kaki merupakan merupakan suatu pelengkap penting dalam penghubung pencapaian yang mudah selain menggunakan moda lain diperkotaan. Jalur pejalan kaki di jalan Jenderal Soedirman kota Yogyakarta merupakan ruang secara sekilas kosong karena jarang dilintasi orang maka ruang terbuka tersebut menjadi peluang dan pilihan mendesak untuk melanjutkan kehidupan. Muncul aktivitas selain pejalan kaki yahg dapat menjadi tempat berkumpul dan mengapa ruang terbuka (open space) berupa jalur pejalan kaki menjadi tempat aktivitas selain berjalan kaki dan faktor apa yang mempengaruhi terjadinya perilaku tersebut. Tujuan penelitan ini untuk mengetahui intensitas penggunaan jalur pejalan kaki. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksploratif dengan analisis deskriptif, karena pengetahuan peneliti masih dangkal maka perlu pengecekan secara fakta dilapangan, berharap menemukan sesuatu yang menjadi temuan awal untuk menggambarkan sesuatu hal yang terjadi di lokasi penelitian. Metode ini didukung studi literatur terkait agar semakin teruji dan terarah. Hasil dari penelitian ini, bahwa aktivitas di ruang terbuka publik selain untuk para pejalan kaki merupakan aktivitas yang memutuskan jalur pergerakan pejalan kaki. Para pejalan kaki mengubah perilaku karena sesuai perubahan lingkungan. Simpulan dari penelitian ini, bahwa jalur pejalan kaki tidak sesuai dengan fungsinya, disfungsi jalur pejalan kaki dengan keberadaan aktivitas selain pejalan kaki yang merampas hak para pejalan kaki.
RUMAH SAKIT DARURAT BENCANA DENGAN STRUKTUR PNEUMATIK TIUP Muhammad Iqbal; Hery Budiyanto; Nurhamdoko Bonifacius
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 22, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v22i2.5372

Abstract

Penelitian desain ini dimulai dari permasalahan penanganan penduduk yang sakit dan kebutuhan fasilitas medis darurat di daerah bencana. Kecepatan dan Efisiensi dalam penanganan bencana, tindakan pencegahan yang efektif, rehabilitasi dan pemulihan, penyampaian bantuan bencana yang tepat waktu akan meminimalkan hasil negatif setelah bencana terjadi. Penanggulangan bencana dimaksudkan untuk menampung banyak korban bencana dalam suatu bangunan yang layak huni dan nyaman, salah satu fasilitas penanggulangan bencana yang sangat dibutuhkan adalah Rumah Sakit Darurat Bencana, yang terdiri dari peralatan diagnostik dasar dan sarana yaitu: Triase, ICU, Ruang Operasi, Terapi / Perawatan, Ruang Konsultasi, Radiologi, Laboratorium / Diagnostik, Apotek. Sampai saat ini Fasilitas Rumah Sakit Darurat Bencana Terpadu belum tersedia di Indonesia, beberapa bencana yang terjadi di Indonesia hanya difasilitasi dengan posko kesehatan dengan tenda atau gedung gawat darurat yang dibangun dengan struktur dan teknologi konvensional yaitu tenda rangka baja dengan biaya yang tinggi dan waktu yang lama. untuk membangun. Oleh karena itu, RS Gawat Darurat Bencana membutuhkan suatu struktur yang dapat dibangun dalam waktu singkat dengan menggunakan struktur pneumatic air inflated. Konsep desain RS Emergency Disaster difokuskan pada kecepatan dan efisiensi penanganan pasien sehingga akan membantu proses penyembuhan. Metode penelitian untuk perancangan Rumah Sakit Darurat Bencana ini menggunakan desain berbasis bukti yaitu rancangan yang didasarkan pada bukti ilmiah berupa hasil penelitian sebelumnya dan penelitian sendiri. Terdapat 5 parameter dalam perancangan Rumah Sakit Darurat Bencana, yaitu: mobilitas, portable, modularitas, keamanan dan kenyamanan bagi pasien dan tenaga medis. Penataan massa bangunan rumah sakit darurat dirancang secara berjenjang, dimulai dari kebutuhan dasar pada awal bencana terjadi yaitu bangungan triase dan ruang operasi, selanjutnya berangsur-angsur dilengkapi dengan fasilitas kesehatan lain sehingga rumah sakit dapat berfungsi sebagaimana rumah sakit layaknya yang dapat menampung 150 pasien rawat inap.
KAJIAN TIPOLOGI RUANG PESANTREN BAGI SANTRI DISABILITAS INTELEKTUAL Fardoni, Sony Dwi; Yunisya, Adibah Nurul
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol. 23 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v23i1.6062

Abstract

Pesantren pada umumnya adalah tempat para santri belajar agama dan ilmu umum dalam lingkup bermukim. Namun, dalam psikososial ranah pesantren saat ini bisa beralih menjadi sebuah objek yang sangat mengganggu apabila yang bermukim adalah santri berkebutuhan khusus yakni disabilitas intelektual. Kajian ini akan mengupas bagaimana seharusnya elemen pembentuk ruang pesantren bagi disabilitas intelektual, dengan membandingkan tipologi ruang pesantren untuk santri normal berdasar desain berbasis manusia sebagai tolak ukur keberhasilan bagi pengguna yakni disabilitas intelektual. Pada akhir jurnal ini, akan ditemukan beberapa aspek elemen tipologi ruang yang berdasar strategi arsitektural yang harus diterapkan pada pesantren yang memiliki santri disabilitas intelektual.Islamic boarding schools in general are places where students learn religion and general science within the scope of living. However, in the psychosocial realm of Islamic boarding schools today, it can turn into a very friendly object, which are students with special needs, namely intellectual disabilities. This study will examine how the design of pesantren spaces for intellectual disabilities should be, by comparing the typology of Indonesian pesantren spaces based on human-based designs as a benchmark for trust for users with intellectual abilities. In this final journal, we will find several aspects of architectural strategies that must be applied to Islamic boarding schools with intellectual disabilities.
WUJUD KEBERAGAMAN RUANG ARSITEKTUR DI PESISIR SURABAYA (TINJAUAN RUANG PERTAHANAN DAN KETAHANAN) Susanti, Wiwik Dwi; Safeyah, Muchlisiniyati; Mutia, Fairuz
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol. 23 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v23i1.6222

Abstract

Pesisir Surabaya merupakan salah satu kawasan di Surabaya yang memiliki karakter ruang pertahanan dan ketahanan yang beragam. Wujud ruang arsitektur terbentang dari Utara sampai dengan Timur meliputi pertahanan teritori, sosial, budaya, alam dan arsitektur. Sedangkan ketahanan atau resilience lebih kepada proses mitigasi, adaptasi dan inovatif yang dilakukan oleh masyarakat. Pada sisi Utara meliputi kawasan Bulak, Perak dan Kedung Cowek terdapat pertahanan dari teritori, budaya dan sosial. Sedangkan kawasan Bulak ruang arsitektur lebih kepada ruang ketahanan yang telah mengalami proses adaptasi dan inovasi sehingga memiliki wujud yang beragam dipengaruhi oleh keberagaman etnis. Etnis Tionghoa, Arab dan Madura merupakan etnis yang berkembang di bagian pesisir tersebut, sehingga arsitektur yang berkembang juga beragam. Pada Pamurbaya bentuk ruang pertahanan berupa area konservasi mangrove yang bertujuan untuk melestarikan flora dan fauna asli hutan mangrove. Wujud ketahanan ruang berupa fasilitas wisata dengan mengusung konsep ekowisata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisa kualitatif. Wujud keberagaman ruang arsitektur di pesisir Surabaya menjadi identitas kawasan, sehingga berdampak pada pemanfaatan ruang kota Surabaya.Coastal Surabaya is one of the areas in Surabaya that has various characters of defense and resilience. Its form includes two aspects, namely tangible and intangible. Tangible physical resilience is related to architecture while intangible resilience is related to cultural, social, etc. aspects (Hanan, 2014). Meanwhile, resilience is more about the mitigation, adaptation and innovative processes carried out by the community. The form of architectural space on the coast of Surabaya which stretches from North to East is very diverse including territorial defense, economy, social, culture, nature and architecture. On the north side covering the areas of Bulak, Perak and Kedung Cowek, there are territorial, cultural and social defenses. Meanwhile, in the Bulak area, the architectural space is more of a resilience space that has undergone a process of adaptation and innovation so that it has a variety of forms influenced by ethnic diversity. Ethnic Chinese, Arab and Madurese are ethnic groups that developed in this coastal area, so that the architecture that develops is also diverse. In Pamurbaya the form of defense space is in the form of a mangrove conservation area which aims to preserve the original flora and fauna of the mangrove forest. The form of spatial resilience in the form of tourist facilities by carrying the concept of ecotourism, due to the influence of the new tourism culture.This research uses descriptive qualitative research method using qualitative analysis. The form of the diversity of architectural spaces on the coast of Surabaya becomes the identity of the area, so that it has an impact on the use of Surabaya city space in the future.
PENERAPAN HEDONISTIC SUSTAINABILITY SEBAGAI CARA MENINGKATKAN KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN Choiron, Muhammad Audi; Utomo, Heru Prasetiyo
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol. 23 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v23i1.6063

Abstract

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menetapkan isu perubahan iklim sebagai isu global yang harus segera diselesaikan. Eksploitasi sumber daya alam untuk memenuhi gaya hidup konsumtif menjadi faktor utama terjadinya masalah ini. Untuk mengatasi itu, digunakanlah konsep sustainability atau keberlanjutan yaitu upaya memenuhi kebutuhan pada masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi di masa depan untuk memenuhi kebutuhannya. Keberlanjutan tidak hanya berupa lingkungan yang sehat tetapi juga dalam hal politik, ekonomi, dan budaya. Namun, konsep sustainability yang menyeluruh kurang banyak diterapkan karena identik dengan mengorbankan kenyamanan hidup. Karena adanya kendala ini maka munculah konsep Hedonistic Sustainability (keberlanjutan hedonistik). Keberlanjutan hedonistik adalah cara tetap berkelanjutan tanpa melakukan pengorbanan bahkan justru membuat kualitas hidup meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi konsep hedonistic sustainability pada arsitektur dan pengaruhnya pada masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah eksploratif dan deskriptif, yaitu menggunakan studi literatur untuk mendeskripsikan tentang beragam konsep hedonistic sustainability dengan studi kasus obyek terbangun, terkait pada aspek pemilihan material bangunan, penggunaan fungsi bangunan mixed-use, bahkan penataan kota. Hasil penelitian pada obyek-obyek dengan konsep keberlanjutan hedonistik menunjukkan reaksi positif dari penggunanya berupa meningkatnya kebahagiaan masyarakat dan kecenderungan untuk memiliki gaya hidup sehat.United Nation have set climate change and unsustainable natural resources exploitation that increase every year as global issues that need to be resolved. Exploitation of natural resources to fulfill consumptive lifestyle is the cause of this problem. Therefore, the concept of sustainable development is introduced as a solution, \which is a development that meets the needs of the present generation without compromising the ability of future generation to meet their own needs. Sustainability is not only in the form of healthy environment but also including politic, economy, and culture. However, because it’s almost synonymous with sacrificing amenities, holistic sustainability is not widely applied. From there, the concept of hedonistic sustainability emerges to address this problem.  Hedonistic sustainability is a way to be sustainable without sacrificing quality of life, and even increase it. The research use explorative and descriptive method, which is using literature studies to describe different way to apply hedonistic sustainability concept. After that, this paper explores existing project about material choice, mixed-use programming, and city planning. The result shows positive feedback from its users shown by the increase of happiness level and tendency to have a healthy lifestyle.
PENERAPAN BEHAVIOUR SETTING PADA BANGUNAN AUTIS CENTER DI BONTANG Ammara, Nafika Tsaqif; Agustin, Dyan
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol. 23 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v23i1.6059

Abstract

Bangunan dan manusia adalah hal yang berhubungan. Perilaku manusia menjadi pembentuk arsitektur, tetapi arsitektur juga dapat membentuk perilaku manusia. Terutama untuk fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan juga pusat layanan autis memiliki perhatian khusus untuk penggunanya. Autisme sendiri menjadi perhatian walaupun tidak bisa disembuhkan, autisme dapat dilatih agar mereka dapat beradaptasi pada lingkungan sekitarnya. Perhatian khusus dapat didukung dari bentuk, sirkulasi, dan warna bagi anak autis. Unsur tersebut akan membantu mereka selama proses terapi dan juga bermain mengenal lingkungannya. Maka dari itu, bangunan yang dirancang harus dapat beradaptasi dengen perilaku – perilaku anak autis.  Metode Penelitian yang digunakan adalah Analisa deskriptif yang dapat memaparkan, menguraikan, dan menjelaskan mengenai prinsip-prinsip pendekatan behavior setting dari arsitektur perilaku. Bertujuan untuk menjadi landasan ilmu bagaimana sebuah autis center dapat dikatakan adaptif dengan para pasien autis karena sifatnya sebagai pusat terapi harus mendukung setiap elemen yang dapat terciptanya sebuah efektivitas dalam terapi. Identifikasi dilakukan melalui studi kasus Autis Center di Bontang dengan metode analisis deskriptif. Penelitian ditujukan untuk menghasilkan rangkuman pola pembentuk behavior setting yang dapat diterapkan pada perancangan fasilitas Autis Center di Bontang. Jurnal ini akan menjabarkan bagaimana hubungan antara perilaku anak autis dan bangunan kepada efektivitas mereka dalam proses terapi dengan objek yang sudah terbangun yaitu Autis Center di Bontang.Buildings and people are related. Human behavior forms architecture, but architecture can also shape human behavior. Especially for health facilities such as hospitals and also autism service centers have special attention for their users. Autism itself is a concern even though it cannot be cured, autism can be trained so that they can adapt to the surrounding environment. Special attention can be supported from the shape, circulation, and color for children with autism. These elements will help them during the therapy process and also play to know their environment. Therefore, the building that is designed must be able to adapt to the behavior of autistic children. The research method used is descriptive analysis which can describe, describe, and explain the principles of the behavior setting approach of behavioral architecture. Aims to be the basis of knowledge on how an autistic center can be said to be adaptive to autistic patients because of its nature as a therapy center that must support every element that can create an effectiveness in therapy. Identification is done through a case study of the Autism Center in Bontang with descriptive analysis method. The aim of this research is to produce a summary of patterns of behavior setting that can be applied to the design of the Autism Center facility in Bontang. This journal will describe how the relationship between autistic children's behavior and building to their effectiveness in the therapy process with an object that has been built, namely the Autism Center in Bontang.
PENERAPAN UPCYCLING LIMBAH KAIN PERCA PADA KURSI FLAT-PACK Pramono, Andi; Azis, Baskoro; Primadani, Tiara Ika Widia; Putra, Wahyu Waskito
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol. 23 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v23i1.6075

Abstract

Limbah kain perca merupakan limbah anorganik yang memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya dengan tujuan untuk keberlanjutan lingkungan. Metode yang sering digunakan dalam pengelolaan limbah adalah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Dari teknik pengolahan Reuse kemudian berkembang menjadi upcycling yang lebih menekankan kepada peningkatan nilai manfaat material. Dalam bidang interior, kain perca di-upcycling menjadi pembungkus busa untuk dudukan dan sandaran pada kursi flat-pack. Konsep dasar pembuatan kursi flat-pack adalah pemanfaatan limbah kardus yang disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk kursi yang dapat digunakan pada ruangan interior seperti ruang tamu dan ruang keluarga. Kemudian konsep pembuatan bahan ini dikembangkan dengan menggunakan papan MDF yang lebih keras dan kokoh. Untuk lebih memberi kenyamanan pada kursi, perlu ditambah busa yang dibungkus kain. Teknik sambungan yang digunakan dalam menyambung kain perca berupa patchwork, quilting, dan applique. Untuk mempercantik produk dan sekaligus sebagai identitas pembuatan, dapat menambahkan teknik sablon, baik sablon manual ataupun sablon digital.Fabric waste is inorganic waste that requires special treatment in its handling with the aim of environmental sustainability. The method often used in waste management is 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Reuse processing methods then developed into upcycling, emphasising more on increasing the value of material benefits. In the interior, fabric waste is upcycling into foam coverings for backrests and seats. It mounts on a flat-pack chair. The main idea behind flat-pack chairs is to use cardboard trash that has been arranged in such a way that chairs may be made. It is suitable for usage in indoor spaces such as living rooms and family rooms. Then the concept of making this material was developed using a more rigid and sturdy MDF board. Comfortable on the seat need to be applied by adding foam that covered by the fabric.  Joint techniques to combine fabric waste can use patchwork, quilting, and applique technique. To decorate the product and simultaneously as the identity of manufacture, can embed screen printing techniques, either manual screen printing or digital screen printing.
STUDI KUALITAS RUANG TERBUKA HIJAU DITINJAU DARI PENGAPLIKASIAN DESAIN UNIVERSAL (Studi Kasus : Taman Nginden Intan, Surabaya) Atika, Firdha Ayu; Poedjioetami, Esty; Oktafiana, Brina; Rosilawati, Hana
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol. 23 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v23i1.6199

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) memiliki kontribusi yang besar terhadap kesejahteraan manusia dan lingkungan sosial. Penyediaan RTH berupa Taman Kota menjadi salah satu strategi Pemkot Surabaya, dalam meningkatkan kualitas tata ruang kota yang mendukung konsep kota ekologis. Keberadaan dari Taman Kota sangat penting dalam mendukung pembangunan kota yang layak huni dan berkelanjutan. Ruang Terbuka Hijau merupakan aset pemerintah daerah yang dikelola untuk kepentingan masyarakat dari berbagai kalangan. Konsep Desain Universal atau Desain Inklusif merupakan pendekatan desain yang berpusat terhadap pengguna. Desain tersebut harus dapat diakses, dipahami, dan digunakan oleh semua orang, tanpa memandang usia, situasi, kemampuan atau kondisi disabilitas. Oleh karena itu, pengaplikasian Desain Universal menjadi hal yang esensial pada sebuah desain Taman Kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas dan memberikan rekomendasi desain pada studi kasus Taman Nginden Intan ditinjau dari pengaplikasian Desain Universal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis triangulasi, untuk mendapatkan hasil yang valid secara ilmiah. Berdasarkan hasil analisis, dapat ditarik kesimpulan bahwa Taman Nginden Intan memerlukan perbaikan dari segi penyediaan ramp, guiding block, hand rail, cabang jalur pedestrian dan fasilitas informasi yang komunikatif bagi penyandang disabilitas. Penambahan elemen barrier dan rumble strip pada jalan raya juga dibutuhkan, demi keselamatan pengunjung taman dari risiko kecelakaan. Di masa pandemi seperti sekarang ini, taman juga harus diberikan papan informasi protokol kesehatan dan fasilitas cuci tangan, untuk menciptakan kebiasaan baru guna menekan lonjakan kasus Covid-19.Green Open Space has a great contribution to human welfare and the social environment. The provision of City Park is one of the strategies of the Surabaya City Government, improving the quality of urban spatial planning that supports the concept of an ecological city. The existence of the City Park is very important supporting the development of a livable and sustainable city. Green Open Space is a local government asset that managed for the public interest. The concept of Universal Design or Inclusive Design is a user-centred design approach. It must be accessible, understood and used by everyone, regardless of age, situation, ability or disability. Therefore, the application of Universal Design is essential in a City Park design. This study aims to identify the quality and give design recommendations of Nginden Intan Park, in terms of the application of Universal Design. This study uses a qualitative method with triangulation analysis techniques, to obtain scientifically valid results Based on the analysis results, it can be concluded that Nginden Intan Park needs to be improved in terms of providing ramps, guide blocks, hand rail, pedestrian path branches and communicative information facilities, for people with disabilities. The addition of road barrier elements and rumble strips on the highway is also needed, for the safety of park visitors from the risk of accidents. During the pandemic, parks must be provided with health protocol information boards and hand washing facilities, creating new habits to decrease Covid-19 cases.

Page 7 of 12 | Total Record : 113