cover
Contact Name
Sonya Sulistyono, ST., MT., IPM.
Contact Email
sonya.sulistyono@unej.ac.id
Phone
+62331-410241
Journal Mail Official
jrsl.sipil@unej.ac.id
Editorial Address
Universitas Jember
Location
Kab. jember,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Published by Universitas Jember
ISSN : -     EISSN : 25489518     DOI : https://doi.org/10.19184/jrsl.v3i2
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan (JRSL) adalah jurnal peer-review nasional dan akses terbuka. Artikel penelitian yang diterbitkan mencakup semua aspek teknik sipil, termasuk Rekayasa Struktural, Rekayasa dan Manajemen Transportasi, Manajemen Konstruksi, Rekayasa Hidro, Rekayasa Geoteknik, dan Rekayasa Lingkungan.
Articles 141 Documents
Analisis Hubungan Balok Kolom Beton Bertulang pada Proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Biologi UNESA Ketintang Kota Surabaya Wardana, Zahra Ramadhani; Asyari, Saidatul Alfena Putri; Kartini, Wahyu
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v7i2.38019

Abstract

Frequent structural failures begin with failures in the beam-column connection area. The beam-column connection, especially in the interior, is the most critical part of a reinforced concrete frame structure, so it must be carefully designed to maintain ductile behavior with inelastic response during strong earthquakes. Although Surabaya is not a region with a high earthquake risk, building planning must still take into account that it is resistant to earthquakes. This study was conducted to ascertain whether the requirements of strong column - weak beam and shear strength have been met or not in the column-beam relationship in the UNESA Ketintang Biology Laboratory Building. The goal of this study is to examine the structure's reinforced concrete column-beam interaction. In this study, the analysis was carried out at the interior column beam meeting, with the calculations carried out referring to SNI 2847-2019. The analysis results obtained the value of the factored shear strength (Vu) of 1560.97 kN is smaller than the nominal shear force (Vn) of 1935.87 kN. Then, for the analysis results for strong column weak beam, 867.40 kNm for column bending capacity (Mnc) is greater than 1.2 times the beam bending capacity (Mnb) which is 676.57 kNm. Keywords: shear force, column-beam relationship, interior, joint, strong column-weak beam. Kegagalan struktur yang sering terjadi bermula pada kegagalan di area hubungan balok kolom (HBK). HBK terutama pada bagian interior merupakan bagian paling kritis pada suatu struktur rangka beton bertulang, sehingga harus didesain dengan teliti agar tetap berperilaku daktail dengan respon inelastik pada saat terjadi gempa kuat. Meskipun Surabaya bukan termasuk wilayah dengan resiko gempa tinggi, namun perencanaan gedung tetap harus memperhitungkan agar tahan terhadap gempa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan balok kolom pada Gedung Laboratorium Biologi UNESA Ketintang sudah memenuhi konsep strong column weak beam dan persyaratan kuat geser atau sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan balok kolom beton bertulang pada gedung tersebut. Pada penelitian ini analisa dilakukan pada pertemuan balok kolom interior dengan perhitungan yang dilakukan mengacu pada SNI 2847-2019. Hasil analisa didapat nilai kuat geser terfaktor (Vu) sebesar 1560,97 kN lebih kecil dari gaya geser nominal (Vn) sebesar 1935,87 kN. Lalu, untuk hasil analisa untuk strong column weak beam didapat hasil 867,40 kNm untuk kapasitas lentur kolom (Mnc) lebih besar dari 1,2 kali kapasitas lentur balok (Mnb) yaitu 676,57 kNm. Kata kunci: gaya geser, hubungan balok kolom, interior, joint, kolom kuat-balok lemah
Pemanfaatan Limbah Keramik sebagai Pengganti Agregat Halus Pada Campuran Laston AC-BC Widianty, Desi; Alit Karyawan, I Dewa Made; Rohani, Rohani; Yuniarti, Ratna; Salsabila, Fera Fitri
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v8i1.43606

Abstract

The continuous development of artificial aggregates aims to address the limitations of natural aggregates. The increase in ceramic waste can have a negative impact on the environment. It is hoped that research using ceramic waste as an alternative aggregate can overcome the limitations of natural aggregates while reducing environmental pollution. This research focuses on assessing the volumetric and mechanical characteristics of Laston AC-BC mixtures, replacing natural fine aggregate with ceramic waste. Additionally, to determine the percentage of ceramic fine aggregates that meets the performance of the laston AC-BC mixture. Utilizing ceramic waste, 60/70 pen asphalt with 6% KAO, coarse aggregate, fine aggregate, and fly ash, the ceramic pieces are processed to meet standard particle sizes. The laston AC-BC mixture was designed with varying ceramic fine aggregate proportions of 0%, 25%, 50%, 75%, and 100%. Results indicate that ceramic fine aggregate effectively replaces natural fine aggregate up to a maximum of 55.45%, impacting VMA and VIM positively. Conversely, the voids filled with asphalt decrease as the percentage of ceramic fine aggregates used increases. The VIM value still meets Bina Marga requirements up to 55.45% use and the VFB value up to 60.6% ceramic fine aggregate. The Laston AC-BC mixture using fine ceramic aggregate can reduce the stability and flow value, although it still meets Bina Marga requirements but potentially reducing load-bearing capacity. ABSTRAK Pembuatan agregat buatan ataupun memanfaatkan bahan lain sebagai pengganti atau substitusi agregat alam terus berkembang untuk pemenuhan kebutuhan agregat atas keterbatasan sumber daya alam. Limbah keramik selama ini hanya dimanfaatkan sebagai timbunan, jika dibiarkan dan tidak dimanfaatkan kembali akan berakibat mengotori lingkungan. Pemanfaatan limbah keramik sebagai agregat alternatif diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik volumetrik dan mekanis campuran laston AC-BC dengan mengganti agregat halus alam dengan agregat halus keramik. Selain itu juga untuk mengetahui prosentase limbah keramik sebagai agregat halus yang memenuhi kinerja campuran beraspal AC-BC. Bahan terdiri dari limbah keramik, aspal pen 60/70 dengan KAO 6%, agregat (kasar, halus dan filler abu batu). Potongan keramik terlebih dahulu dipecahkan dan dihaluskan hingga memenuhi standar diameter butir agregat halus. Campuran laston AC-BC dirancang menggunakan lima variasi agregat halus keramik yaitu 0, 25, 50,75 dan 100%. Hasil analisis diperoleh bahwa agregat halus keramik bisa menggantikan agregat halus alam sampai prosentase maksimum 55,45%. Semakin banyak agregat halus keramik yang digunakan dapat meningkatkan rongga antar agregat dan rongga dalam campuran laston AC-BC. Sebaliknya rongga yang terisi oleh aspal mengalami penurunan seiring meningkatnya prosentase agregat halus keramik yang dipakai. Nilai VIM yang masih memenuhi persyaratan Bina Marga sampai penggunaan 55,45% dan nilai VFB sampai 60,6% agregat halus keramik. Selain itu Campuran laston AC-BC yang menggunakan agregat halus keramik dapat menurunkan nilai stabilitas dan flow campuran, walaupun masih memenuhi persyaratan Bina Marga tapi nilai tersebut cenderung membuat kemampuan campuran menahan beban semakin rendah berkurang.
Perencanaan Sewerage System dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik Kawasan Universitas Malahayati Dengan System Wastewater Garden Pradana, Angga Arya; Wulandari, Diah Ayu; Temenggung, Muhtadi Arsyad
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v7i2.34329

Abstract

Malahayati University is one of the private universities in the city of Bandar Lampung every year receiving thousands of students. All domestic wastewater originating from the Malahayati University area has not been technically treated. The purpose of this research is to be able to plan a domestic Wastewater Treatment Plant (IPAL) in the Malahayati University Area that produces wastewater output in accordance with quality standards, Minister of Environment Regulation No. 68 of 2016 concerning domestic wastewater quality standards. The research method used is descriptive method and literature study with theoretical basis and wastewater concentration in Permen LHK No 68 of 2016 concerning domestic wastewater quality standards.Based on the research, the wastewater generated is 720 m3/day, the planned sewerage is 4 segments. In the weighting matrix of the three alternatives, Wastewater Garden was chosen as the WWTP processor, the land area for WWTP development was 758 m2. From the plan, it was obtained the estimated effluent, BOD 2.8 mg/lt, COD : 4 mg/lt, TSS : 3.2 mg/lt. while the Budget needed to build costs is Rp 1.551.813.000,00. ABSTRAK Universitas Malahayati merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta di kota Bandar Lampung setiap tahunya menerima ribuan mahasiswa, Semua air limbah domestik yang berasal dari kawasan Universitas Malahayati belum dilakukan pengolahan teknis. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat merencanakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik di Kawasan Universitas Malahayati yang menghasilkan output air limbah sesuai dengan baku mutu, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 68 Tahun 2016 tentang baku mutu air limbah domestik. Metode penelitian yang dipakai metode deskriptif dan studi literatur dengan dasar teori dan konsentrasi air limbah pada Permen LHK No 68 tahun 2016 tentang baku mutu air limbah domestik. Berdasarkan penelitian air limbah dihasilkan sebesar 720 m3/hari, Saluran air limbah yang direncanakan sebanyak 4 segmen. Dalam matriks pembobotan dari tiga alternatif, terpilih Wastewater Garden sebagai pengolah IPAL, didapatkan luas lahan pembangunan IPAL sebesar 758 m2. Dari perencanaan tersebut didapatkan perkiraan effluent, BOD 2,8 mg/lt, COD: 4 mg/lt, TSS: 3,2 mg/lt. sedangkan Anggaran Biaya yang butuhkan untuk membangun biaya sebesar Rp 1.551.813.000,00.
Perhitungan Waste Material Pada Proyek Pembangunan Gedung ICU RS Ngudi Waluyo Blitar Rinengga, Bintang Ardi; Trisiana, Anita; Widiarti, Wiwik Yunarni
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v8i1.46172

Abstract

Abstract Material waste can have a negative impact on building construction projects, especially in the budgeted cost sector. The use of BIM software can help in calculating and optimizing reinforcement work so that excessive material waste does not occur. In this research, building modeling will be carried out using Revit software. The output achieved in processing this data is quantity take-off. The calculation of remaining rebar material in this research uses the Microsoft Excel software program with the aim of finding out the number of rebar mills needed and the combination of cuts in one rebar mill. Structural modeling using BIM Revit aims to determine the shape of the structure in 3D visualization. This visualization makes it easier to model reinforcement, bends, and iron connections. From the modeling results, the take-off amount is obtained. From the results of the Revit take-off quantity, the length of the rod used as a pattern for cutting steel rods 12 meters long is obtained. Next, an analysis of the level of waste and waste costs is carried out. In the construction of the ICU building at Ngudi Waluyo Blitar Regional Hospital, the volume of material for strengthening work was 3,058.57 meters with a total weight of 1,954.88 kg and a waste cost value of IDR 18,888,958. The residual iron content of Ø6 was 2.72%, D8 was 0.48%, D10 was 0.04%, D13 was 4.43%, D16 was 0.35%, and D19 was 1.08%. Keywords: Waste material, BIM, quantity take off, waste level and waste cost. Abstrak Waste material dapat memberikan dampak buruk pada proyek pembangunan gedung, terutama pada sektor biaya yang dianggarkan. Penggunaan software BIM dapat membantu dalam perhitungan dan optimalisasi pada pekerjaan penulangan sehingga tidak terjadi waste material yang berlebih. Pada penelitian ini akan dilakukan pemodelan bangunan dengan Software Revit. Output yang dicapai dalam pengolahan data ini adalah Quantity Take Off. Perhitungan waste material pada tulangan besi dalam penelitian menggunakan program bantu software microsoft excel dengan tujuan untuk mengetahui jumlah los besi yang dibutuhkan dan kombinasi pemotongan dalam satu los besi.Pemodelan struktur menggunakan BIM Revit bertujuan untuk mengetahui bentuk struktur dalam visualisasi 3D. Visualisasi ini mempermudah dalam pemodelan tulangan, tekukan, dan sambungan besi. Dari hasil pemodelan didapatkan quantity take off . Dari hasil quantity take off Revit, maka akan didapatkan bar length yang digunakan sebagai pola pemotongan los besi 12 meter. Selanjutnya dilakukan analisa waste level dan waste cost.Pada konstruksi di gedung ICU RS Ngudi Waluyo Blitar volume waste material pada pekerjaan pembesian sebesar 3.058,57 meter dengan total beratnya adalah 1.954,88 kg dengan nilai waste cost sebesar Rp 18.888.958. Adapun waste level pada besi Ø6 sebesar 2,72%, D8 sebesar 0,48%, D10 sebesar 0,04%, D13 sebesar 4,43%, D16 sebesar 0,35%, D19 sebesar 1,08%. Kata kunci: Waste material, BIM, quantity take off, waste level dan waste cost.
Evaluasi Tekno Ekonomi Proyek Automated People Mover System Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Irawan, Arif; Susetyo, Budi; Amin, Mawardi
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v7i2.44126

Abstract

Abstrak Pertumbuhan jumlah Penumpang terus mengalami kenaikan setiap tahunnya, maka peningkatan kapasitas menjadi tantangan bagi penyelenggara Bandar Udara, diantaranya dengan menambah jumlah sub terminal, yaitu: terminal 1, terminal 2 dan terminal 3. diharapkan mampu menjawab persoalan tersebut, namun dengan bertambahnya jumlah sub terminal mobilitas penumpang menjadi permasalahan operasional baru yang harus diselesaikan karena perpindahan tersebut menimbulkan potensi terjadinya hambatan lalu lintas dan menyebabkan penumpang terlambat. untuk mengatasi permasalahan tersebut, Bandar Udara Internasional Soekarno – Hatta berinovasi melakukan pengembangan Infrastruktur yang dapat memberikan sistem layanan transportasi terpadu, dedicated sehingga prioritas mobilitas penumpang dapat terlayani dengan baik. Penyelenggaraan APMS merupakan sistem layanan penunjang konektivitas antarmoda dan antar sub terminal, biaya penyelenggaraannya membutuhkan biaya cukup besar yakni biaya investasi dan biaya operasional hal ini menjadi permasalahan besar karena Pembebanan biaya operasional tidak secara langsung melainkan dibebankan melalui pendapatan pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) / Passenger Service Charge (PSC), sejak masa pandemi corona virus disease (covid - 19) pendapatan tersebut mengalami penurunan. Penelitian bertujuan melakukan evaluasi tekno ekonomi terhadap Proyek Automated People Mover System dengan melakukan perhitungan seperti Internal Return Rate, Net Present Value, Return On Investment, dan Pay Back Period, Hasil penelitian dinyatakan layak karena memberikan manfaat sosial. Kata kunci: Automated People Mover System, Net Present Value, Internal Return Rate, Benefit Cost Ratio, Pay Back Period, Return On Investment
Analisis Spasial Daerah Rawan Banjir Berbasis Sistem Informasi Geografis sebagai Upaya Mitigasi di DAS Gembong Maharani, Amanda Putri; Suhartanto, Ery; Prasetyorini, Linda
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v8i1.48062

Abstract

Abstract Gembong Watershed is one of the watersheds frequently affected by floods every year. Flooding in the Gembong Watershed often occurs due to high rainfall. Besides rainfall, several other factors contribute to flooding, such as land cover, slope gradient, elevation, soil type, and river density. These six factors are used as flood-prone parameters in this study. The purpose of this study is to determine the flood-prone level in the Gembong Watershed and its mitigation efforts, which can be utilized to obtain information about the level of flood-proneness in the Gembong Watershed area and to determine mitigation actions. The method used involves scoring and weighting the flood-prone parameters according to their classifications and will be overlaid using ArcGIS 10.4.1 software. Based on the flood-prone mapping analysis in the Gembong Watershed, five levels of flood vulnerability were identified: very high with an area of 4.26 km2 (7.36%), high with an area of 22.96 km2 (39.66%), moderate with an area of 24.10 km2 (41.63%), low with an area of 5.07 km2 (8.76%), and very low with an area of 1.50 km2 (2.59%). For structural mitigation efforts, five small reservoirs and two retention ponds are planned. For non-structural mitigation, an early warning system will be implemented with four flood status levels: normal, moderate, critical, and emergency. Keywords: Flood Prone, Mapping, Mitigation, Geographic Information System Abstrak DAS Gembong termasuk salah satu DAS yang sering dilanda banjir tiap tahunnya. Banjir pada DAS Gembong sering terjadi akibat dari curah hujan yang tinggi. Selain dari faktor curah hujan, terdapat beberapa faktor lain seperti tutupan lahan, kemiringan lereng, ketinggian lahan (elevasi), jenis tanah, dan kerapatan sungai. Keenam faktor tersebut digunakan sebagai parameter rawan banjir pada penelitian ini. Tujuan penelitian ini untuk menentukan tingkat kerawanan banjir di DAS Gembong serta upaya mitigasinya yang dimana dapat dimanfaatkan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat kerawanan banjir di daerah DAS Gembong serta dapat menentukan tindakan mitigasinya. Metode yang digunakan melibatkan skoring dan pembobotan parameter-parameter rawan banjir sesuai dengan klasifikasinya. Selanjutnya, data-data tersebut akan di-overlay menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.4.1. Berdasarkan hasil analisis pemetaan rawan banjir di DAS Gembong, diperoleh 5 tingkatan rawan banjir yaitu, tingkat sangat tinggi seluas 4,26 km² (7,36%), tingkat tinggi seluas 22,96 km² (39,66%), tingkat sedang seluas 24,10 km² (41,63%), tingkat rendah seluas 5,07 km² (8,76%), dan tingkat sangat rendah seluas 1,50 km² (2,59%). Kemudian dalam upaya mitigasi struktural direncanakan 5 embung kecil dan 2 kolam retensi. Kemudian, dalam mitigasi non-struktural dengan sistem peringatan dini, diperoleh tingkat status banjir yang dibedakan menjadi 4, yaitu tingkatan status Normal, Waspada, Siaga, dan Awas. Kata kunci: Rawan Banjir, Pemetaan, Mitigasi, Sistem Informasi Geografis
Analisis Kebutuhan Pergerakan untuk Pengembangan Jaringan Jalan di Kota Lubuklinggau Meliana, Eta; Buchari, Erika; Agustien, Melawaty
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v7i2.45155

Abstract

The suitability of road class and service is an important thing that impacts the road's capacity. Currently, in Lubuklinggau City, district/city roads have the same level of service as national roads, with high traffic flows resulting from changes in land use. Road class change plants were analyzed using a four-stage transportation modeling method and processed with a post-mortem program and analysis of service levels and suitability of road classes with MKJI 1997 Level of Service (LOS) and Volume Capacity Ratio (VCR). The locations examined were Yossudarso Street and Letkol Sukirno Lapter Street, south ring of Lubuklinggau City. The traffic volume of Yossudarso Street obtained from the application visum was 2,053 pcu/hour. The traffic account survey results were 2,019 pcu/hour, and Letkol Sukirno Lapter Street obtained from the application visum was 1,718 pcu/hour, and the traffic account survey results were 1,705 pcu/hour. VCR value on Yossudarso Street is 0.72, Letkol Sukirno Street 0.60, Yossudarso Street is 0.72, and Letkol Sukirno Street is 0,60. The level of service for both roads is C. ABSTRAK Kesesuaian kelas jalan dengan pelayanan jalan merupakan hal penting yang berdampak pada kemampuan daya tampung jalan tersebut. Saat ini di Kota Lubuklinggau jalan kabupaten/kota tingkat pelayanannya sudah setara jalan Nasional tingginya arus lalu lintas yang terjadi akibat dari perubahan tata guna lahan. Analisis rencana perubahan kelas jalan dilakukan dengan menggunakan metode empat tahap permodelan transportasi dan diolah dengan program visum dan analisa tingkat pelayanan dan kesesuaian kelas jalan dengan MKJI 1997 Level of Service (LOS) dan Volume Capacity Ratio (VCR). Lokasi yang di teliti yaitu Jalan Yossudarso dan Jalan Letkol Sukirno Lapter Lingkar Selatan Kota Lubuklinggau. Volume lalu lintas Jalan Yossudarso diperoleh dari program visum 2.053 smp/jam dan hasil survei traffic count 2.019 smp/jam dan Jalan Letkol Sukirno Lapter Lingkar Selatan diperoleh dari aplikasi visum sebesar 1.718 smp/jam dan hasil survei traffic count 1.705 smp/jam. Nilai VCR di jalan Yossudarso 0,72, jalan Sukirno Lapter 0,60, jalan Yossudarso 0,72 dan jalan Sukirno Lapter 0,60. Tingkat pelayanan kedua jalan tersebut adalah C.
Pemodelan Spasial Tsunami dan Prioritas Mitigasinya di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember Prasetyo, Emir Dienul Kukuh; Revana, Dano Quinta; Sukmawati, Sri
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v8i1.46141

Abstract

Abstract Jember Regency has six sub-districts prone to tsunami disasters, one of which is Ambulu Sub-district. In 1994, it was discovered that two beaches in Ambulu District were affected by the tsunami disaster. The potential for a tsunami disaster on the coast of Ambulu District could affect the safety of tourists and coastal communities in Ambulu District. This research aims to develop mitigation priorities with spatial modeling to help visualize the worst possibility of occurring. The method used is spatial analysis by processing DEM data into slope, then filling in the roughness coefficient value for land cover, followed by modeling tsunami inundation, analyzing affected land use, and using the Analytical Hierarchy Process (AHP) to determine mitigation priorities. The results of this research showed that the tsunami inundation area with a 4 m wave scenario reached 219.09 ha, while the tsunami inundation area with an 11 m wave scenario reached 765.23 ha. The highest area of land affected by tsunami inundation in the 2 scenarios is agricultural land, with an area of 68.71 ha and 343.95 ha. Based on the area obtained, it can help in determining mitigation actions with the help of the AHP method so that priority mitigation directions for the tsunami disaster in Ambulu District, Jember Regency, are obtained, namely the use of tsunami dampening buildings and education, counseling, and public awareness. Keywords: tsunami modeling; mitigation; Analytical Hierarchy Process (AHP); Ambulu Abstrak Kabupaten Jember memiliki enam kecamatan rawan bencana tsunami, salah satunya Kecamatan Ambulu. Pada tahun 1994 diketahui bahwa dua pantai yang berada di Kecamatan Ambulu terdampak bencana tsunami. Adanya potensi bencana tsunami di Pesisir Kecamatan Ambulu dapat mempengaruhi keselamatan wisatawan dan masyarakat pesisir Kecamatan Ambulu. Pada saat yang sama, belum adanya kajian terbaru terkait permodelan spasial inundasi tsunami di Kecamatan Ambulu yang meliputi pembahasan tata guna lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun prioritas mitigasi dengan permodelan spasial. Metode yang digunakan adalah analisis spasial dengan pengolahan data DEM menjadi slope, kemudian mengisi nilai koefisian kekasaran pada tutupan lahan, dilanjutkan dengan permodelan genangan tsunami, analisis penggunaan lahan terdampak, dan penggunaan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk penentuan prioritas mitigasi. Hasil dari penelitian ini didapatkan luasan genangan tsunami dengan skenario gelombang 4 m mencapai 219,09 ha, sedangkan luasan genangan tsunami dengan skenario gelombang 11 m mencapai 765,23 ha. Luasan tertinggi penggunaan lahan yang terdampak genangan tsunami dari 2 skenario tersebut adalah lahan pertanian dengan luas 68,71 ha dan 343,95 ha. Hasil penelitian dapat membantu penentuan tindak mitigasi sehingga didapatkan arahan mitigasi prioritas untuk bencana tsunami di Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember yaitu penggunaan bangunan peredam tsunami dan pendidikan, penyuluhan, serta penyadaran masyarakat. Kata kunci: pemodelan tsunami; mitigasi prioritas; Analytical Hierarchy Process (AHP); Ambulu
Aplikasi Koagulasi pada Pengolahan Air Bersih Menggunakan Serbuk Biji Bunga Flamboyan (Detonix regia L.) sebagai Biokoagulan untuk Menurunkan Kekeruhan Badriani, Ririn Endah; Febriani, Noly Paulina; Kartini, Audiananti Meganandi
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v7i2.32549

Abstract

Air baku untuk air bersih dalam pemanfaatannya diperlukan adanya pengolahan, hal ini dikarenakan adanya kandungan bahan pencemar dalam air baku. Banyaknya kandungan bahan organik dan bahan anorganik pada badan air akan menyebabkan air menjadi keruh. Pengolahan air bersih secara kimia yang dapat dilakukan salah satunya adalah koagulasi dan flokulasi. Koagulan alami yang dapat digunakan untuk proses koagulasi air baku adalah biji bunga flamboyan (Delonix regia L.), dimana kandungan protein pada biji bunga flamboyan sebesar 8.75% dan asam amino kationik berupa lisin 32,78 mg/g, arginin 66,14 mg/g, dan histidin 32,83 mg/g. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimum biji bunga flamboyan (Detonix regia L.) dan pH optimum dalam menurunkan kekeruhan air baku pada pengolahan air bersih. Sampel air yang digunakan adalah air bersih hasil pengolahan dari PDAM Tegal Gede Jember yang diatur kekeruhan dan pH awalnya. Variasi kekeruhan pada air baku buatan adalah 50 NTU, 75 NTU dan 100 NTU dengan pH 4 - 9. Dosis optimum yang didapatkan dari setiap sampel air kekeruhan buatan berbeda-beda, semakin tinggi nilai kekeruhan airnya, maka semakin besar kebutuhan dosis koagulannya. pH optimum dalam menurunkan kekeruhan pada pengolahan air bersih dengan menggunakan serbuk biji bunga flamboyan (Detonix regia L.) adalah pada pH asam.
Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Dengan Metode Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP) Chandra 2000 Kariyana, I Made; Sumarda, Gede; Dwipayana, Sang Made; Pamungkas, Tri Hayatining
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v8i1.47016

Abstract

Abstract The Petitenget Kerobokan intersection can cause accidents, queues, congestion, and delays due to the large amount of traffic. Therefore, an evaluation of the intersection performance is required to determine the level of service. This study utilizes analysis from the 1997 Indonesian Road Capacity Manual (MKJI) using two Passenger Car Equivalency (PCE) methods, namely Chandra 2000 PCE and MKJI 1997 PCE. The results of the analysis show that the level of service of the intersection with the Chandra 2000 PCE method is located in category E (unstable / intermittent flow) with an average delay of 45.72 seconds /mp. Meanwhile, the results of the analysis of the MKJI 1997 PCE method are located in category F (Delayed/stopped flow, queues, jams), with an average delay of 881.77 sec/smp. Based on the difference in the intersection performance values of the Chandra 2000 PCE method and the MKJI 1997 PCE method, the Chandra 2000 PCE Method, which operates at intersections with delays of 40.1-60.0 seconds per vehicle, shows results that are closer to the actual situation at the Petitenget Intersection. Keywords: intersection performance, passenger car equivalence, level of service Abstrak Simpang Petitenget Kerobokan dapat menyebabkan kecelakaan, antrian, kemacetan, dan tundaan karena kepadatan lalu intas yang tinggi. Oleh karena itu, evaluasi kinerja simpang diperlukan untuk menentukan tingkat layanan. Studi ini menggunakan analisis dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dengan menggunakan dua metode Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP), yaitu EMP Chandra 2000 dan EMP MKJI 1997. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pelayanan simpang dengan metode EMP Chandra 2000 terletak pada kategori E (arus tidak stabil/tersendat-sendat) dengan tundaan rata-rata sebesar 45,72 detik/smp. Sedangkan, hasil analisis metode EMP MKJI 1997 terletak pada kategori F (Arus terlambat/berhenti, antrian, macet), dengan tundaan rata - rata sebesar 881,77 det/smp. Berdasarkan perbedaan nilai kinerja simpang metode EMP Chandra 2000 dengan metode EMP MKJI 1997, Metode EMP Chandra 2000, yang beroperasi di simpang dengan tundaan 40,1–60,0 detik per kendaraan, menunjukkan hasil yang lebih mewakili dengan situasi sebenarnya di Simpang Petitenget.