Claim Missing Document
Check
Articles

REFUGEE AND LAND DISPUTE (A Case Study at Gamsungi and Tosoa Villages, South Ibu District, Regency of West Halmahera, Year 2015) La Suhu, Bakri; Wance, Marno; Hasan, Ikram
Journal of Governance and Public Policy Vol 6, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jgpp.61108

Abstract

This study aims at figuring out the causes of land disputes and the settlement between Gamsungi and Tosoa villagers in South Ibu District of West Halmahera Regency. This study applies qualitative descriptive method in which it is a series of procedures used in solving the problems being investigated by describing the state of research objects at present time based on existing facts. The data sources used are primary and secondary data. While the technique of data collections are observation, document interview and secondary data aid.          The results show that the causes of land dispute between Gamsungi and Tosoa villages due to: a). The arrival of ex-refugees from Lata-lata village in South Halmahera regency, b). Land expropriation and/ or land disposal by ex-refugees of Lata-lata village to the agricultural field of Gamsungi villagers, and c). Felling of plants in the agricultural field of Gamsungi villagers done by Lata-lata refugees. Therefore, the mechanism or way of settling land disputes between these two villages is through negotiation (consensus). Negotiations were done between the two villages’ representatives (Gamsungi and Tosoa villages): the two villages’ heads, secretaries, customary figures, religious leaders, and heads of BPD, and witnessed by Subdistric Head of South Ibu, Head of Criminal Investigation Unit of West Halmahera, Representatives of West Halmahera Government, Police Chief of Ibu, Sambung Rasa Team, and Koramil of Ibu.
SOCIAL CONFLICTS IN CHURCH DEVELOPMENT IN KECAMATAN IBU SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT (STUDY OF CONFLICT RESOLUTION AMONG CITIZENS IN CHURCH DEVELOPMENT IN ADU VILLAGE) Wance, Marno; Suhu, Bakri La; Girato, Marsel M
POLITICO Vol 19, No 2 (2019): Jurnal POLITICO Fisipol
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/politico.v19i2.1930

Abstract

The church conflict that occurred in Adu Village, South Ibu Subdistrict, West Halmahera Regency was caused by unjust church leadership. Conflicts in the construction of places of worship often lead to violence, attacks and sealing of houses of worship by the community. This study aims to determine the occurrence of social conflict between residents in the construction of church in Adu village and to find out the resolution of the conflict. This research uses descriptive qualitative research that can be understood as a series of procedures used in solving problems, namely the cause of conflict between residents related to the construction of church in Adu Village by investigating and describing research objects based on facts in the field. Data sources used are primary data and secondary data with data collection techniques namely observation, interviews and document analysis.  The research findings show that the cause of conflict in church construction is because (1) the church leadership is no longer neutral in serving the community, for example when visiting a sick Adu village community, the church leader only visits one group while the other group is ignored, and (2) the regulations of church leaders regarding residents? responsibilities to the church such as the obligation for each person to contribute IDR 200,000 per year for church construction is considered too burdensome for the community. From the factors causing the conflict, conflict resolution is carried out by way of negotiations (consensus agreement) between the Old GMIH and the GMIH Renewal. From these negotiations, a mutual agreement ensued that the construction of a new church planned by the GMIH Renewal would continue.
PERAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM PEMBENTUKAN DAERAH OTONOMI BARU (DOB) DI WILAYAH PROVINSI MALUKU UTARA Ibrahim, Abdul Halil; Suhu, Bakri La; Tifandy, Rifjal; Wance, Marno
Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35967/jipn.v19i1.7851

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Dewan PerwakilanDaerah (DPD) dalam pembentukan DOB Kabupaten Galeda-Loloda. Menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu peneliti berusaha memberikan pemahaman secara mendalam tentang proses pemekaran daerah serta memberi gambaran yang jelas mengenai masalah yang berhubungan dengan penelitian.Sumber data yang digunakan yakni data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumen.Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa DPD Provinsi Maluku Utara memiliki peran yang aktif dalam mendorong pembentukan DOB Galela-Loloda. Peran aktif yang dilakukan oleh DPD Provinsi Maluku Utara yakni (1) pada tahap awal pembentukan Galela-Loloda, peran DPD Provinsi Maluku Utara yaitu menerima semua aspirasi masyarakat Galela-Loloda, aktif menindaklanjuti sesuai dengan desain besar rencana pembangunan daerah otonomi baru yang dikeluarkan oleh pemerintah, (2) Pada tahap proses uji kelayakan Daerah Otonom Baru (DOB) Galela-Loloda, peran DPD RI Provinsi Maluku Utara yakni melakukan kunjungan kerja untuk melihat (a) Batas-batas wilayah Galela-Loloda, (b) Syarat fisik kewilayahan, (c) Jumlah penduduknya, dan (d) Potensi Daerah, dan (3) Tahap proses pembahasan di tingkat DPD RI dan DPR RI khususnya Komisi II, peran DPD RI Provinsi Maluku Utara yakni bersama-sama dengan DPD RI, DPR RI yang berperan dalam membahasan undang-undang pemekaran bersama Pemerintah membahas DOB Galela-Loloda, menyampaikan semua hasil kajian yang telah dilakukan dan DPD RI Provinsi Maluku Utara menyatakan Galela-Loloda layak untuk dimekarkan menjadi Daerah Otonom Baru.
PERAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM PEMBENTUKAN DAERAH OTONOMI BARU (DOB) DI WILAYAH PROVINSI MALUKU UTARA Ibrahim, Abdul Halil; Suhu, Bakri La; Tifandy, Rifjal; Wance, Marno
Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35967/jipn.v19i1.7851

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Dewan PerwakilanDaerah (DPD) dalam pembentukan DOB Kabupaten Galeda-Loloda. Menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu peneliti berusaha memberikan pemahaman secara mendalam tentang proses pemekaran daerah serta memberi gambaran yang jelas mengenai masalah yang berhubungan dengan penelitian.Sumber data yang digunakan yakni data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumen.Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa DPD Provinsi Maluku Utara memiliki peran yang aktif dalam mendorong pembentukan DOB Galela-Loloda. Peran aktif yang dilakukan oleh DPD Provinsi Maluku Utara yakni (1) pada tahap awal pembentukan Galela-Loloda, peran DPD Provinsi Maluku Utara yaitu menerima semua aspirasi masyarakat Galela-Loloda, aktif menindaklanjuti sesuai dengan desain besar rencana pembangunan daerah otonomi baru yang dikeluarkan oleh pemerintah, (2) Pada tahap proses uji kelayakan Daerah Otonom Baru (DOB) Galela-Loloda, peran DPD RI Provinsi Maluku Utara yakni melakukan kunjungan kerja untuk melihat (a) Batas-batas wilayah Galela-Loloda, (b) Syarat fisik kewilayahan, (c) Jumlah penduduknya, dan (d) Potensi Daerah, dan (3) Tahap proses pembahasan di tingkat DPD RI dan DPR RI khususnya Komisi II, peran DPD RI Provinsi Maluku Utara yakni bersama-sama dengan DPD RI, DPR RI yang berperan dalam membahasan undang-undang pemekaran bersama Pemerintah membahas DOB Galela-Loloda, menyampaikan semua hasil kajian yang telah dilakukan dan DPD RI Provinsi Maluku Utara menyatakan Galela-Loloda layak untuk dimekarkan menjadi Daerah Otonom Baru.
REFUGEE AND LAND DISPUTE (A Case Study at Gamsungi and Tosoa Villages, South Ibu District, Regency of West Halmahera, Year 2015) Bakri La Suhu; Marno Wance; Ikram Hasan
Journal of Governance and Public Policy Vol 6, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jgpp.61108

Abstract

This study aims at figuring out the causes of land disputes and the settlement between Gamsungi and Tosoa villagers in South Ibu District of West Halmahera Regency. This study applies qualitative descriptive method in which it is a series of procedures used in solving the problems being investigated by describing the state of research objects at present time based on existing facts. The data sources used are primary and secondary data. While the technique of data collections are observation, document interview and secondary data aid.          The results show that the causes of land dispute between Gamsungi and Tosoa villages due to: a). The arrival of ex-refugees from Lata-lata village in South Halmahera regency, b). Land expropriation and/ or land disposal by ex-refugees of Lata-lata village to the agricultural field of Gamsungi villagers, and c). Felling of plants in the agricultural field of Gamsungi villagers done by Lata-lata refugees. Therefore, the mechanism or way of settling land disputes between these two villages is through negotiation (consensus). Negotiations were done between the two villages’ representatives (Gamsungi and Tosoa villages): the two villages’ heads, secretaries, customary figures, religious leaders, and heads of BPD, and witnessed by Subdistric Head of South Ibu, Head of Criminal Investigation Unit of West Halmahera, Representatives of West Halmahera Government, Police Chief of Ibu, Sambung Rasa Team, and Koramil of Ibu.
Peran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dalam Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Wilayah Provinsi Maluku Utara Abdulhalil Ibrahim; Bakri La Suhu; Rifjal Tifandy; Marno Wance
Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol 19 No 1 (2020)
Publisher : Laboratorium Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35967/jipn.v19i1.7851

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Dewan PerwakilanDaerah (DPD) dalam pembentukan DOB Kabupaten Galeda-Loloda. Menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu peneliti berusaha memberikan pemahaman secara mendalam tentang proses pemekaran daerah serta memberi gambaran yang jelas mengenai masalah yang berhubungan dengan penelitian.Sumber data yang digunakan yakni data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumen.Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa DPD Provinsi Maluku Utara memiliki peran yang aktif dalam mendorong pembentukan DOB Galela-Loloda. Peran aktif yang dilakukan oleh DPD Provinsi Maluku Utara yakni (1) pada tahap awal pembentukan Galela-Loloda, peran DPD Provinsi Maluku Utara yaitu menerima semua aspirasi masyarakat Galela-Loloda, aktif menindaklanjuti sesuai dengan desain besar rencana pembangunan daerah otonomi baru yang dikeluarkan oleh pemerintah, (2) Pada tahap proses uji kelayakan Daerah Otonom Baru (DOB) Galela-Loloda, peran DPD RI Provinsi Maluku Utara yakni melakukan kunjungan kerja untuk melihat (a) Batas-batas wilayah Galela-Loloda, (b) Syarat fisik kewilayahan, (c) Jumlah penduduknya, dan (d) Potensi Daerah, dan (3) Tahap proses pembahasan di tingkat DPD RI dan DPR RI khususnya Komisi II, peran DPD RI Provinsi Maluku Utara yakni bersama-sama dengan DPD RI, DPR RI yang berperan dalam membahasan undang-undang pemekaran bersama Pemerintah membahas DOB Galela-Loloda, menyampaikan semua hasil kajian yang telah dilakukan dan DPD RI Provinsi Maluku Utara menyatakan Galela-Loloda layak untuk dimekarkan menjadi Daerah Otonom Baru.
Persepsi Politik Masyarakat Dalam Pembentukan Daerah Otonomi Baru Wasile Raya Di Kabupaten Halmahera Timur: Studi Desa Loleba Kecamatan Wasile Selatan Abdulhalil Hi Ibrahim; Bakri La Suhu; Saiful Madjid; Rulex Sonotox; Marno Wance
Jurnal Sains Sosio Humaniora Vol. 4 No. 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Desember 2020
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jssh.v4i2.11541

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan mengenai dengan persepsi politik masyarakat dalam pembentukan daerah otonomi baru di Desa Loleba Kecamatan Wasile Selatan Kabupaten Halmahera Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, metode ini digunakan dengan maksud membuat penggambaran secara sistimatis, factual, dan akurat dalam menganalisis fakta-fakta secara langsung dilapangan. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa persepsi politik masyarakat dalam pembentukan daerah otonomi baru (DOB) tahun 2014 tidak berjalan sesuai dengan keinginan masyarakat, padahal awal tahun 2014 isu pemekaran sangatlah direspon baik oleh seluruh lapisan masyarakat Desa Loleba sehingga masyarakat tidak segan-segan dalam memberikan dukungan mereka. Persepsi ini muncul karena, pertama rentang jarak yang cukup jauh dari ibukota kabupaten induk dengan Kecamatan Wasile Selatan. Kedua, pemikiran politik ini lahir karena dalam proses pengurusan administrasi misalnya KTP, KK, Akta Kelahiran, seringkali terkendala pada biaya transportasi yang terlalu tinggi. Alasan inilah yang mendorong semangat masyarakat tetap mendukung agenda rencana pemekaran Wasile Raya menjjadi kabupaten yang baru.
SOCIAL CONFLICTS IN CHURCH DEVELOPMENT IN KECAMATAN IBU SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT (Study of Conflict Resolution among Citizens in Church Development In Adu Village) Marno Wance; Bakri La Suhu; Marsel M Girato
POLITICO Vol 19, No 2 (2019): Jurnal POLITICO Fisipol
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/politico.v19i2.1930

Abstract

The church conflict that occurred in Adu Village, South Ibu Subdistrict, West Halmahera Regency was caused by unjust church leadership. Conflicts in the construction of places of worship often lead to violence, attacks and sealing of houses of worship by the community. This study aims to determine the occurrence of social conflict between residents in the construction of church in Adu village and to find out the resolution of the conflict. This research uses descriptive qualitative research that can be understood as a series of procedures used in solving problems, namely the cause of conflict between residents related to the construction of church in Adu Village by investigating and describing research objects based on facts in the field. Data sources used are primary data and secondary data with data collection techniques namely observation, interviews and document analysis.  The research findings show that the cause of conflict in church construction is because (1) the church leadership is no longer neutral in serving the community, for example when visiting a sick Adu village community, the church leader only visits one group while the other group is ignored, and (2) the regulations of church leaders regarding residents’ responsibilities to the church such as the obligation for each person to contribute IDR 200,000 per year for church construction is considered too burdensome for the community. From the factors causing the conflict, conflict resolution is carried out by way of negotiations (consensus agreement) between the Old GMIH and the GMIH Renewal. From these negotiations, a mutual agreement ensued that the construction of a new church planned by the GMIH Renewal would continue.
Kebijakan Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Daerah Istimewa Yogyakarta Paryanto Paryanto; Marno Wance; Ayatullah Hadi; Bakri La Suhu
Jurnal Pemerintahan dan Politik Lokal Vol 4 No 2 (2022): JGLP, NOVEMBER 2022
Publisher : Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jglp.v4i2.537

Abstract

Situasi dan kondisi di wilayah Daerah istimewa Yogyakarta belakangan ini menunjukkan fenomena dan kecenderungan terjadinya tindakan intoleransi, konflik komunal, dan kekerasan jalanan di tengah masyarakat. Selain itu juga terjadi penurunan pemahaman serta pengamalan nilai-nilai pancasila dan wawasan kebangsaan di tengah masyarakat. Penelitian ini ingin melihat kebijakan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam merevitalisasi Pancasila dan wawasan kebangsaan. Tema ini tampaknya kurang menjadi perhatian dalam studi sebelumnya, termasuk studi tentang kebijakan Pemerintah Daerah dalam pengarusutamaan Pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan. Pertanyaan yang dibahas dalam artikel ini diantaranya adalah: Mengapa Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta membuat kebijakan tentang pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan? Bagaimana formulasi dan desain kebijakan pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan di Daerah Istimewa Yogyakarta? Artikel ini bertujuan untuk meneliti dokumen-dokumen terkait perumusan dan desain kebijakan Pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan. Artikel ini berargumen bahwa Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki latar belakang yang menjadi dasar dalam pembuat kebijakan pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan. Sasaran kebijakan pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan meliputi Anak (Usia Sekolah), Pemuda/Generasi Muda, Aparatur Sipil Negara, Aparatur Tingkat Desa, Masyarakat Umum. Implementasi kebijakan ini menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah DIY, Pemerintah Kabupaten, dan Pemerintah Kalurahan/Kelurahan di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Covid-19 dan Ancaman Keselamatan Warga Negara Studi Governability (Kapasitas Pemerintah) dalam Pengambilan Kebijakan Sektor Strategis di Provinsi Maluku Utara Ali Lating; Bakri La Suhu; Marno Wance; Fajri Thaib
INDONESIAN GOVERNANCE JOURNAL : KAJIAN POLITIK-PEMERINTAHAN Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.26 KB) | DOI: 10.24905/igj.4.1.2021.%p

Abstract

Ditengah merebaknya pandemi Covid-19 yang semakin memperlihatkan peningkatan jumlah pasien positif di wilayah Provinsi Maluku Utara, dibutuhkan kebijakan reaktif. Kebijakan ini terutama berkaitan dengan ketersediaan infrastruktur penanganan, tata kelola hubungan kewenangan dan koordinasi lintas level pemerintahan yang masih bermasalah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penanganan kebijakan strategis yang dilakukan Pemerintah Provinsi Maluku Utara di tengah pandemic covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif serta pendekatan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor perikanan sebagai bagian dari kebijakan strategismengalami ancaman yang serius karena pandemi Covid-19. Imbasnya adalah berhentinya sektor produksi yang berakibat kerugian bagi para nelayan. Efek yang terjadi yakni adanya gap antara produksi ikan dan tenaga yang harus dikeluarkan para nelayan. Sedangkan pada sektor kesehatan, Pemerintah Provinsi Maluku Utara mengambil kebijakan perluasan rumah sakit cadangan dengan memanfaatkan lahan yang ada. Selain itu juga, Pemerintah Provinsi Maluku Utara mendesak pemerintah pusat untuk menyediakan alat atau mesin polymerase chain reaction (PCR) sehingga pemerintah pusat menyediakan 1 unit PCR untuk Maluku Utara.