Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan

Hubungan Antenatal Care (ANC) dan Konsumsi Tablet Tambah Darah dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta Aprilia, Dennys Elsa; Puspitasari, Dyah Intan
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2024): December
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v8i2.1370

Abstract

Anemia merupakan salah satu isu kesehatan yang dihadapi oleh perempuan hamil, yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan ibu serta janin yang ada di dalam rahimnya. Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya anemia antara lain adalah kunjungan antenatal care (ANC) yang kurang memadai dan tidak patuh untuk mengonsumsi tablet tambah darah. Penelitian ini memiliki tujuan mengeksplorasi hubungan antara konsumsi tablet tambah darah dalam konteks antenatal care dan insiden anemia wanita hamil di Puskesmas Sangkrah, Kota Surakarta. Sebanyak 38 sampel berhasil diperoleh dengan sifat observasional menggunakan pendekatan cross sectional, yang menerapkan teknik pengambilan sampel acak sederhana, dan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data mengenai kunjungan ANC dan konsumsi tablet tambah darah didapatkan dari kuesioner serta memeriksa buku kesehatan ibu dan anak (KIA), dan untuk insiden anemia diukur dengan menentukan kadar hemoglobin menggunakan metode Cyanmethemoglobin. Proses analisis data dilaksanakan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 2.0, sementara pengujian hipotesis dilakukan melalui uji Chi Square. Analisis statistik menunjukkan bahwa 18,4% dari responden yang tidak melakukan kunjungan antenatal care secara menyeluruh mengalami anemia, sedangkan 28,9% responden yang tidak disiplin dalam mengonsumsi tablet tambah darah juga menunjukkan tanda-tanda anemia. Secara keseluruhan, proporsi responden yang mengalami anemia mencapai 57,89%. Dalam analisis yang mengaitkan kunjungan antenatal care dengan kejadian anemia melalui uji Chi Square, nilai yang diperoleh adalah (p=0,647), sedangkan hubungan antara konsumsi tablet tambah darah dan kejadian anemia menghasilkan nilai (p=0,016). Temuan ini memungkinkan disimpulkan bahwasannya tidak adanya hubungan signifikan antara kunjungan antenatal care dan kejadian anemia, dan adanya gubungan signifikan konsumsi tablet tambah darah dan insiden anemia. Oleh karena itu, ibu hamil harus lebih menyadari perlunya mengonsumsi tablet tambah darah sesuai resep dan menjadwalkan kunjungan ANC secara teratur melalui penggunaan promosi kesehatan serta komunikasi informasi dan edukasi (KIE).
Hubungan Frekuensi Konsumsi Junk Food dan Aktivitas Fisik dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta Priyadini, Sania Mutiara; Puspitasari, Dyah Intan
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2024): December
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v8i2.1504

Abstract

Makanan cepat saji atau junk food adalah jenis makanan yang tinggi akan kandungan gula, lemak, kalori, dan garam. Kombinasi antara kurangnya aktivitas fisik dan pola makan berlebihan dapat menyebabkan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara frekuensi konsumsi junk food dan tingkat aktivitas fisik dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di kalangan mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dan analisis hubungan dilakukan dengan uji statistik chi-square. Data mengenai frekuensi konsumsi junk food diperoleh melalui Food Frequency Questionnaire (FFQ) selama sebulan terakhir, sementara data aktivitas fisik dikumpulkan menggunakan formulir Physical Activity Level (PAL) dalam satu minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63,0% responden sering mengonsumsi junk food, 65,8% memiliki tingkat aktivitas fisik ringan, dan 42,5% mengalami status gizi yang tidak normal. Tidak ditemukan hubungan antara frekuensi konsumsi junk food dan Indeks Massa Tubuh (p=0,335), namun terdapat hubungan antara aktivitas fisik dan Indeks Massa Tubuh (p=0,011). Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengeksplorasi faktor lain yang berkaitan dengan Indeks Massa Tubuh, seperti pola istirahat, pola makan, dan pola aktivitas, agar dapat memberikan wawasan yang lebih luas.
Pengetahuan dan Sikap Siswa Penyintas Covid-19 mengenai Pola Makan Sehat untuk Mencegah Long Covid Syndrome di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Sleman, Yogyakarta Mutalazimah, Mutalazimah; Puspitasari, Dyah Intan; Zulaekah, Siti; Pristianto, Arif; Asyanti, Setia
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2024): December
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v8i2.1599

Abstract

Sampai pada Bulan Februari 2022 sebanyak 155 siswa di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Sleman Yogyakarta terpapar COVID-19. Tidak sedikit siswa penyintas COVID-19 tersebut mengalami long COVID syndrome, yakni dampak-dampak penyakit yang masih dirasakan dalam jangka panjang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, kegelisahan bahkan stress, yang dapat berdampak pada pola makan dan status gizi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pengetahuan dan sikap siswa penyintas COVID-19 terkait pola makan sehat dan status gizi untuk mencegah dampak dari long COVID syndrome. Penelitian observasional cross-sectional ini dilakukan pada 102 siswa penyintas COVID-19 di MBS Sleman Yogyakarta. Data pengetahuan dan sikap mengenai pola makan sehat diambil menggunakan kuesioner, dan data status gizi diambil menggunakan pengukuran antropometri dengan indeks BB/TB dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan santri mengenai pola makan sehat dalam pencegahan dampak jangka panjang COVID-19, dengan kategori baik sebesar 72,94%. Sementara itu sikap dengan kategori baik sebesar 88,82%. Status gizi responden dengan kategori normal sebesar 66,7% dan kategori tidak normal 33,3%. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai pola makan sehat dengan status gizi, dengan nilai p masing-masing 0,328 dan 0,515. Masih ditemukannya siswa dengan pengetahuan dan sikap yang kurang, serta status gizi yang tidak normal, memerlukan upaya berkesinambungan dalam kegiatan edukasi mengenai pola makan sehat untuk pencegahan long COVID syndrome dan berbagai masalah gizi pada usia remaja.
Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Frekuensi Makan dengan Status Gizi pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Cahyani, Teti Dwi; Puspitasari, Dyah Intan; Sarbini, Dwi
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2024): December
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v8i2.1677

Abstract

Permasalahan gizi yang mahasiswa alami sekarang berkaitan pada kecenderungan mahasiswa untuk mengabaikan asupan gizi seimbang, dengan alasan seperti jadwal kuliah yang padat atau kebiasaan tidak sarapan. Asupan zat gizi makro dan frekuensi makan mempunyai pengaruh signifikan pada status gizi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji korelasi dari asupan zat gizi makro dan frekuensi makan dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Studi ini termasuk pada studi observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional, melibatkan 102 mahasiswa sebagai subjek. Data asupan zat gizi makro dan frekuensi makan dihimpun lewat metode food recall 7x24 jam secara tidak berurutan, sementara status gizi diukur lewat perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) sesuai berat badan dan tinggi badan. Analisis data dilakukan memakai rank spearman. Hasil analisis univariat memperlihatkan sebagian besar mahasiswa mempunyai asupan protein kurang (76,5%), asupan lemak kurang (74,5%), asupan karbohidrat kurang (69,6%), frekuensi makan tidak memadai (77,5%), serta status gizi kurang (24,5%) dan status gizi lebih (8,8%). Hasil analisis bivariat memperlihatkan adanya hubungan signifikan antara asupan protein (p = 0,038), asupan lemak (p = 0,036), asupan karbohidrat (p = 0,046), dan frekuensi makan (p = 0,015) dengan status gizi. Kesimpulannya, ada korelasi dari asupan gizi dan frekuensi makan dengan status gizi mahasiswa, dengan rekomendasi agar mahasiswa lebih memperhatikan asupan zat gizi yang sesuai kebutuhan dan menjaga keseimbangan gizi.
Hubungan Paparan Media Sosial dan Pengetahuan Gizi dengan Kebiasaan Membaca Label Gizi pada Pengguna Media Sosial di Indonesia Rahmania, Sakinah; Puspitasari, Dyah Intan; Rakhma, Luluk Lia
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2025): June
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v9i1.1777

Abstract

Di era digital, media sosial menjadi salah satu sumber utama informasi kesehatan dan gizi, yang memengaruhi perilaku konsumsi masyarakat, khususnya di kalangan pengguna aktif media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara paparan media sosial, pengetahuan gizi, dan kebiasaan membaca label gizi pada pengguna media sosial di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan survei dan teknik random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 432 responden dengan kriteria berumur 18 tahun ke atas dan aktif menggunakan media sosial. Analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden (79,9%) menggunakan media sosial dengan frekuensi tinggi (beberapa kali dalam sehari) dan durasi sedang (3-4 jam per hari). Sebanyak 54,2% responden secara aktif menggunakan media sosial untuk mencari informasi terkait gizi. Dari segi pengetahuan gizi, hampir setengah responden (37%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Sedangkan kebiasaan membaca label gizi, sebanyak 47,5% responden tergolong dalam kategori tinggi. Uji analisis data menggunakan uji korelasi Spearman untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara paparan media sosial dan pengetahuan gizi dengan kebiasaan membaca label gizi (p-value < 0,05), dengan koefisien korelasi yang menunjukkan hubungan yang sangat lemah ke arah positif. Pengetahuan gizi yang lebih baik dan paparan informasi gizi melalui media sosial berkontribusi terhadap peningkatan kebiasaan membaca label gizi, meskipun dengan pengaruh yang terbatas. Penelitian ini menyarankan agar penelitian selanjutnya menggunakan metode observasi langsung atau desain longitudinal untuk memahami pengaruh jangka panjang terhadap kebiasaan membaca label gizi.