This Author published in this journals
All Journal Litera Jurnal Bahasa dan Sastra Basastra: Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia BAHASTRA Poetika: Jurnal Ilmu Sastra Semantik : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia KEMBARA ATAVISME JURNAL ILMIAH KAJIAN SASTRA Kajian Linguistik dan Sastra Lingua Franca: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Jurnal Bindo Sastra Resona : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat BASINDO : jurnal kajian bahasa, sastra Indonesia, dan pembelajarannya Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Parafrase: Jurnal Kajian Kebahasaan dan Kesastraan Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Belajar Bahasa : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia JENTERA: Jurnal Kajian Sastra Puitika Magistra Andalusia : Jurnal Ilmu Sastra Pena Literasi Tonil, Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra Alayasastra: Jurnal Ilmiah Kesusastraan Ghancaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Anaphora: Journal of Language. Literary and Cultural Studies Jurnal Genre (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Jurnal Kata : Penelitian tentang ilmu bahasa dan sastra Aurelia: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia
Andalas, Eggy Fajar
Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Published : 81 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Back matter vol.5 no.2 Oktober 2021 Eggy Fajar Andalas
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 5 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Memori terorisme: Memori traumatis dan strategi mengatasi trauma korban Bom Bali I dalam teks sastra Indonesia Eggy Fajar Andalas; Purwati Anggraini; Joko Widodo
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 6 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v6i1.20347

Abstract

Pada 12 Oktober 2002, dunia diguncangkan oleh peristiwa serangan teroris yang terjadi di Legian Bali. Dalam peristiwa pengeboman ini 202 orang terbunuh dan 300 orang luka-luka. Peristiwa ini merupakan salah satu aksi terorisme terbesar di Indonesia, bahkan dunia. Meskipun banyak mendapat perhatian dari peneliti, tetapi bagaimana peristiwa kelam ini diingat dalam produk budaya masyarakat belum mendapatkan perhatian. Luka Bom Bali (2017) karya Ni Komang Erviani dan Anak Agung Lea merupakan karya memoar yang berkisah mengenai pengalaman hidup korban tragedi. Karya ini menjadi teks memori yang menggambarkan bagaimana peristiwa ini diingat dalam ingatan kolektif masyarakat Indonesia. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan representasi pengalaman traumatis dan strategi mengatasi trauma korban tragedi Bom Bali 1 yang tergambarkan dalam memoar Luka Bom Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan psiko-historis. Data dikumpulkan dengan teknik simak-catat dan dianalisis dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan berbagai dorongan memori pasca-peristiwa pengeboman yang berada dalam alam bawah muncul dalam bentuk simbolis. Simbol-simbol ini menghantui kehidupan korban bahkan setelah 15 tahun peristiwa berlalu. Utnuk mengatasi trauma mental para korban menggunakan strategi memperkuat nilai religiusitasnya dan mengingat keluarga atau orang terdekat. Melalui analisis tersebut, kami berpendapat bahwa Luka Bom Bali merupakan state of memory kepedihan dan perjuangan korban terorisme Bom Bali 1 yang terus berjuang melawan luka fisik dan mental. Bahkan, setelah 15 tahun peristiwa berlalu para korban merasa tidak hadirnya pemerintah di tengah-tengah perjuangan mereka melawan rasa sakit. Para korban mengajak pembaca, khususnya generasi pasca-memori, untuk mengingat peristiwa ini dan belajar untuk memperoleh inspirasi dan pelajaran dari peristiwa yang terjadi. Karya ini mengajak pembaca untuk merasakan kembali trauma yang selama ini tidak tersuarakan dari perspektif korban, khususnya bagi generasi pasca-memori.   On October 12, 2002, the world was shaken by the terrorist attack in Legian Bali. In this bombing incident, 202 people were killed, and 300 people were injured. This incident is one of the biggest acts of terrorism in Indonesia, even the world. Although it has received much attention from researchers, how this dark event is remembered in the cultural products of the community has not received attention. Luka Bom Bali (Bali Bombing Woundss) (2017) by Ni Komang Erviani and Anak Agung Lea is a memoir that tells about the life experiences of victims of the tragedy. This work becomes a memory text that describes how this event is remembered in the collective memory of the Indonesian people. This article describes the representation of traumatic experiences and strategies for coping with the trauma of the victims of the Bali Bombing tragedy as depicted in the memoirs of the Bali Bombing Woundss. This study uses a psycho-historical approach. The data were collected using the note-taking technique and analyzed using the content analysis technique. The results showed that various post-bombing memory impulses that were in the unconscious appeared in a symbolic form. These symbols haunt the victim's life even after 15 years of the incident. To coping mental trauma, the victims use strategies to strengthen their religious values ​​and remember their families. Through this analysis, we argue that the Luka Bom Bali (Bali Bombing Woundss) is a state of memory of the pain and struggle of the victims who continue to struggle with physical and mental injuries. Even after 15 years of the incident, the victims felt the absence of the government during their struggle against pain. The victims invite readers, especially the post-memory generation, to remember this event and draw inspiration and lessons from the events. This work invites the reader to re-experience the trauma that has been unspoken from the victim's perspective, especially for the post-memory generation.
Front matter vol.6 no.1 April 2022 Eggy Fajar Andalas
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 6 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Back matter vol.6 no.1 April 2022 Eggy Fajar Andalas
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 6 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekologi Budaya Suku Bajau dalam Novel Mata dan Manusia Laut Karya Okky Madasari Noviatussa’diyah Noviatussa’diyah; Sugiarti Sugiarti; Eggy Fajar Andalas
Belajar Bahasa Vol 6, No 1 (2021): BELAJAR BAHASA : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indone
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bb.v6i1.3780

Abstract

Novel Mata dan Manusia Laut karya Okky Madasari menggambarkan bentuk relasi antara manusia dengan lingkungan serta ekologi budaya masyarakat pesisir. Adapun penelitian ini bertujuan untuk  mendeskripsikan (1) gambaran ekologi budaya masyarakat daerah pesisir (2) bentuk relasi antara manusia dan lingkungan (3) dampak relasi manusia dan lingkungan dalam novel Mata dan Manusia Laut karya Okky Madasari. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan ekologi budaya. Sumber data yang digunakan adalah novel Mata dan Manusia Laut karya Okky Madasari.  Data berupa narasi dan dialog tokoh dalam novel Mata dan Manusia Laut karya Okky Madasari. Untuk mendapatkan data tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik baca catat. Maksud dari teknik baca catat yaitu membaca keseluruhan novel, kemudian mencatat hal-hal yang berkaitan dengan ekologi budaya atau objek penelitian.  Adapun analisis data yang dilakukan diantaranya adalah mengklasifikasi data, mengkategori data dan menemukan permasalahan penting yang berkaitan dengan perspefktif ekologi budaya yang ada pada masyarakat pesisir khususnya wilayah pesisir suku Bajau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat (1) gambaran ekologi budaya masyarakat darah pesisir (2) bentuk relasi antara manusia dan lingkungan (3) dampak relasi antara manusia dan lingkungan. Relasi-relasi yang mengakibatkan munculnya sebuah dampak positif maupun negatife harus terus diperhatikan agar mencapai ekologi budaya yang ideal.
Representasi Kehidupan Religius Masyarakat Islam Kejawen Di Yogyakarta Pada Tahun 1868 M – 1912 M dalam Novel Dahlan: Sebuah Novel Karya Haidar Musyafa Naufal Iman; Eggy Fajar Andalas
Pena Literasi Vol 2, No 1 (2019): Pena Literasi
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/pl.2.1.30-38

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi kehidupan religius masyarakat Islam kejawen di yogyakarta yang terjadi pada tahun 1868 M – 1912 M dalam novel Dahlan: Sebuah Novel karya Haidar Musyafa. Dalam menjawab permasalahan yang ada di dalam novel Dahlan: Sebuah Novel yaitu menggunakan teori pendekatan tujuh unsur kebudayaan universal antropologi C. Kluckhohn. Pendekatan ini menggunakan pendekatan antropologi sastra. Sumber data penelitian ini adalah novel Dahlan: Sebuah Novel karya Haidar Musyafa proses pengumpulan data dilakukan dengan metode simak-catat dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut, pertama masyarakat masih mempercayai hal-hal yang berhubungan dengan Tahayul-Bid’ah-Churafat, kedua masyarakat menjalankan ajaran sadranan dan oburampe yang tidak ada dasar dalilnya di Al-Quran dan Hadits.Kata kunci: Tujuh elemen kebudayaan antropologi, Tahayul-Bid’ah-Churafat, kejawen, sadranan, oburampe.
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MADURA DALAM NOVEL SILSILAH DUKA KARYA DWI RATIH RAMADHANY Meliani Risdiana; Eggy Fajar Andalas
Kajian Linguistik dan Sastra Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1075.105 KB) | DOI: 10.23917/kls.v7i1.11184

Abstract

Local wisdom is part of a long journey of efforts to preserve culture or customs that have an influence and position that is rooted in people's lives. The purpose of this research is to describe the form and position of local wisdom in the life of Madurese people in the novel Silsilah Duka by Dwi Ratih Ramadhany. In answering this problem the Anthropology of Literature approach is used with the  Stuart Hall Representation theory. This research uses qualitative research with the source of data of Silsilah Duka novel by Dwi Ratih Ramadhany and used data in the form of narratives, thoughts, and actions taken by the characters in the novels of Griefs that contain forms of local wisdom and illustrates how local wisdom positions in the life of the Madurese community. The data collection technique used in the study is the note-taking technique. Data analysis techniques include data presentation, data reduction and conclusion drawing. The results of this study indicate that in the novel there is a form of local wisdom in the form of beliefs including the abstinence of pregnant women touching sea water, the myths of hunger, abstinence of pregnant women eating squid, to the danger of children not drinking herbal medicine and Festivals or Traditions including Traditions for distribution of fat starch or Rose-pote and Tradition for the dead. The position of local wisdom in community life in social and religious aspects has a strong role and influence in regulating the life structure of Madurese people and protecting people's lives despite the pros and cons regarding the view of local wisdom, namely strong belief in local wisdom, local wisdom by the elderly and the weakening of belief in local Madurese wisdom by young people.
NILAI SOSIAL DALAM NOVEL MISTERI RAMALAN JAYABAYA KARYA PETIR ABIMANYU Dewi Susilowati; Eggy Fajar Andalas
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 6, No 3 (2022): Juli 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v6i3.5884

Abstract

Nilai sosial merupakan nilai yang dianggap baik atau benar dalam masyarakat. Nilai sosial terdiri dari nilai kepribadian atau moral, kebendaan atau vital, biologis atau material, kepatuhan hukum, pengetahuan, agama atau religius, keindahan atau estetika. Sumber data dari penelitian ini adalah Novel Misteri Ramalan Jayabaya karya Petir Abimanyu. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi. Tidak semua karya sastra dapat memuat semua nilai sosial didalamnya. Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan nilai sosial dalam Novel Ramalan Jayabaya karya Petir Abimanyu berdasarkan teori nilai sosial yang disampaikan oleh Risdi (2019). Dalam penelitian ini akan ditentukan nilai sosial apa saja yang terkandung dalam Novel Misteri Ramalan Jayabaya. Hasil dari penelitian ini, yaitu diperoleh bahwa dalam Novel Misteri Ramalan Jayabaya memuat ketujuh nilai sosial yang disampaikan Risdi (2019). Dari ketujuh nilai tersebut nilai yang paling banyak ditemukan adalah nilai kepribadian, nilai pengetahuan, dan nilai religius.
Kepercayaan terhadap Berbagai Larangan pada Wanita Hamil di Dusun Tlogorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang Sindy Ardina Ayu Firnanda; Eggy Fajar Andalas
JENTERA: Jurnal Kajian Sastra Vol 11, No 1 (2022): Jentera: Jurnal Kajian Sastra
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jentera.v11i1.3405

Abstract

The belief of the prohibitions on pregnant women in Tlogorejo, Lawang District, Malang Regency, is considered as one of the oral literary works. The community has various kinds of cultural traditions that still going on to this day, especially Javanese culture which is still preserved until now. This study aims to determine the community beliefs of the prohibitions on pregnant women and uses qualitative methods with data collection techniques using secondary and primary data. The data were obtained by conducting interviews with informants from the village and were analyzed using Roland Barthes semiotic theory. The results showed that the community believe that pregnant women (1) cannot go out at sunset, (2) cannot eat at the door, (3) cannot put a towel around their neck, (4) cannot kick the water, and (5) are not allowed to sleepover from place to place.  AbstrakKepercayaan terhadap larangan wanita hamil di Dusun Tlogorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, merupakan salah satu karya sastra lisan. Masyarakat memiliki berbagai macam tradisi kebudayaan yang melekat sampai saat ini, khususnya kebudayaan Jawa, dan masih dilestarikan, salah satunya kepercayaan terhadap larangan wanita hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepercayaan masyarakat terhadap larangan-larangan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan data sekunder dan data primer. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap narasumber yang berasal dari dusun tersebut. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes, yaitu analisis dengan menggunakan unsur tanda atau simbol dan terdapat dua makna, yaitu makna denotasi dan makna konotasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Dusun Tlogorejo memercayai jika wanita hamil (1) tidak boleh keluar pada saat magrib, (2) tidak boleh makan di depan pintu, (3) tidak boleh mengalungkan handuk di leher, (4) tidak boleh menendang-nendang air, dan (5) tidak boleh tidur berpindah-pindah tempat.
The Impact and Trust of The Sumbersuko Community on The Three Sources Meyvani Chintyandini; Eggy Fajar Andalas
Anaphora : Journal of Language, Literary, and Cultural Studies Vol 5 No 1 (2022): JULY
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Prodi sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/anaphora.v5i1.6648

Abstract

Trust is a culture born and attached to the community that owns it. One of the beliefs that live in the community is the belief about Sumber Dawet, Sumber Kambang and Sumber Towo in Sumbersuko village, Purwosari sub-district. This study aims to 1) find out the stories that developed in the community regarding the origins of the three sources; 2) Community trust in the three sources in Sumbersuko village; 3) The impact caused by the existence of trust in three sources in Sumbersuko village. This research is descriptive research with a qualitative approach. The data source for this research is the people in Sumbersuko village, Purwosari sub-district, used as informants. The data of this research are in the form of observations: a) research location, b) resource persons (caretaker and the surrounding community), c) caretaker writing, d) condition of the three sources (Sumber Dawet, Sumber Kambang and Sumber Towo). Data collection procedures were carried out in various ways, namely a) Observation, b) Interview, c) Documentation, d) Recording, and e) Notes. The study results indicate various beliefs that live in the Sumbersuko village community towards these three sources, which will later affect how people think, act, and behave. The existence of a belief will give birth to an impact on people's lives. So it can be concluded that the people of Sumbersuko village still believe in the existence of ancestors and other supernatural things that still inhabit the three sources. This is still evident in their view of the sacred places in the form of these three sources.