Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

EKOFEMINISME DAN GERAKAN PEREMPUAN DI BANDUNG Aquarini Priyatna; Mega Subekti; Indriyani Rachman
Patanjala: Journal of Historical and Cultural Research Vol 9, No 3 (2017): PATANJALA VOL. 9 NO. 3, SEPTEMBER 2017
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.473 KB) | DOI: 10.30959/patanjala.v9i3.5

Abstract

AbstrakDengan menggunakan perspektif ekofeminisme, tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan kegiatan dan aktivisme gerakan perempuan di Bandung yang fokus pada persoalan lingkungan. Subjek penelitian adalah tiga perempuan yang terlibat aktif dalam komunitas lokal di Bandung dalam kapasitasnya sebagai ibu rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dari hasil wawancara dan observasi langsung. Hasilnya didapatkan bahwa alih-alih menempatkan tiga perempuan itu sebagai objek, kapasitasnya sebagai ibu rumah tangga memicu mereka untuk berperan sebagai subjek yang sadar lingkungan. Ketiganya menunjukkan bahwa pengalaman domestik/feminin sebagai ibu dan istri membuat mereka bergerak untuk mengatasi dan memperbaiki lingkungan yang ada di sekitar mereka. Meskipun acapkali dianggap sebagai sesuatu yang sederhana dan bersifat lokal, kegiatan dan aktivisme yang mereka lakukan bersama komunitasnya dapat dikategorikan sebagai sebuah gerakan ekofeminisme. Tidak saja karena posisi dan status mereka sebagai ibu rumah tangga akan tetapi juga karena kegiatan dan aktivisme itu mampu berdampak pada kelestarian lingkungan.AbstractBy using ecofeminism perspective, this paper aims to describe the activity and activism of women's movement in Bandung that focuses on environmental issues. The subjects of this research are three women who pioneered environmental movements in urban communities in Bandung in their capacity as housewives. This research uses qualitative methods that produce descriptive data from interviews and direct observation. The results of research reveals that despite positioning themselves as objects, their status as housewives and their domestic/feminine roles have enabled them to act as environmentally conscious subjects. Though often regarded as simple and local, their activities and activism can be categorized as an eco-feminist movement. Not only because of their position and their status as housewives but also because of the activities and activism have obviously a direct positive impact on environmental sustainability and improvement, particularly in the area where they live.
Pengenalan Teater sebagai Bentuk Literasi terhadap Alam bagi Warga Ponggok (Klaten) Ari Jogaiswara Adipurwawidjana; Lestari Manggong; Mega Subekti
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 4 No 2 (2020): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v4i2.297

Abstract

The workshop activity outlined in this article is an introduction to theater with the topic of the body and its relevance to water empowerment for the citizens of Ponggok (Klaten) and surrounding areas. The workshop was motivated by a reaction to the need to titrate Ponggok residents to conserve natural resources in their villages. The provision of a medium for Ponggok Village residents in particular and GLC19 festival participants in general to be able to understand the importance of community survival water can help them experience an understanding of the sustainability of Ponggok Village's natural resources. The method used is to provide an introduction to the body's exercise in relation to respect for the existence and function of water in life. The activity was carried out on one occasion, in two stages: (1) an introduction to theater and theater functions for character education and introduction to the natural surroundings, and (2) the practice of theatrical approach through bodybuilding movements by empowering water. The result obtained is that this medium creates a creative space for participants to instill the values ​​of understanding about the importance of water through theater approach.
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Ferli Hasanah; Prima Agustina Mariamurti; Mega Subekti
Dharmakarya : Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat Vol 11, No 4 (2022): Desember, 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v11i4.32821

Abstract

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi ini dilakukan oleh tim pengajar dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Metode kegiatan yang digunakan adalah difusi ilmu pengetahuan yang seluruhnya diselenggarakan secara virtual. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah masyarakat secara umum, khususnya siswa/siswi SMA. Mitra kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah SMAN 1 Rancaekek, SMAN Tanjungsari, SMA 2 Serang, dan Ummahathul Ghad PPI Tarogong Garut. Kegiatan dilakukan pada bulan Februari 2021 dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan ini dilaksanakan melalui rangkaian lomba dan tiga webinar yang mengusung tema pemberdayaan perempuan. Dengan melihat partisipasi aktif dan jumlah peserta berbagai kegiatan yang dilaksanakan, hasil kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat mengenai pemberdayaan perempuan ini telah terselenggara dengan baik.This Community Service activity on empowering women through the use of information and communication technology was carried out by a teaching team from the Faculty of Cultural Sciences, Padjadjaran University. The method of activity used is the diffusion of knowledge, all of which are held virtually. The target audience for this activity is the general public, especially high school students. The partners of this Community Service activity are SMAN 1 Rancaekek, SMAN Tanjungsari, SMA 2 Serang, and Ummahathul Ghad PPI Tarogong Garut. The activity held on February 2021 in three stages: preparation, implementation, and evaluation stages. This activity was carried out through a series of competitions and three webinars with the theme of women's empowerment. By looking at the active participation and the number of participants in the various activities carried out, the results of the activities show that this Community Service activity regarding women's empowerment has been carried out well. 
PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT MELALUI PEMETAAN KAPASITAS DAN KONDISI SOSIAL DI LINGKUNGAN DESA TANJUNG KECAMATAN CIPUNAGARA KABUPATEN SUBANG Sri Rijati Wardiani; Mega Subekti; Tania Intan
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 2, No 1 (2018): April
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.065 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v2i1.154

Abstract

ABSTRACTOne of the classic problems that causes economic disparities is the uneven access to public education. Besides, the fundamental role of education is still not influential in efforts to improve people's living standard. Economic disparities also sharpen the gap between classes of society that has been formed, between the educated (well-educated) and less educated (non-educated). Assimilation was difficult to do in between these two groups. Institution that responsible to this issue is the Ministry of Education, because education is equipped to face the challenges of civilization in all fields. Universities also respond to this obligation by organizing Student Field Work Experience program (KKNM). These activities are designed in such way so that students can recognize and identify patterns that developed in the community, not just in terms of education, but also in other areas such as economics and livelihoods, social, cultural, and others.Keywords: economic inequality, education, the pattern of community lifeABSTRAKSalah satu masalah klasik yang menjadi penyebab kesenjangan ekonomi adalah belum meratanya akses pendidikan kepada masyarakat. Selain itu peran fundamental pendidikan juga masih dirasa belum cukup berpengaruh dalam upaya meningkatkan taraf hidup rakyat. Kesenjangan ekonomi pun mempertajam jarak di antara kelas masyarakat yang sudah terbentuk, antara kaum terdidik (well-educated) dan kurang terdidik (non-educated). Pembauran pun sulit dilakukan di antara dua kelompok ini. Institusi yang paling bertanggung jawab dalam menangani isu ini adalah Kementrian Pendidikan, karena pendidikan merupakan bekal untuk menghadapi tantangan peradaban di semua bidang. Perguruan Tinggi pun merespon panggilan kewajiban ini dengan menyelenggarakan program Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM). Kegiatan ini dirancang dengan sedemikian rupa dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih mengenal dan mengidentifikasi pola-pola yang berkembang di masyarakat, bukan hanya segi pendidikan, namun juga bidang-bidang lain seperti ekonomi dan mata pencaharian, sosial, budaya, dan lain-lain.Kata Kunci: kesenjangan ekonomi, pendidikan, pola kehidupan masyarakat 
REIMAGINE KOTA BANDUNG: TAWARAN PENULISAN SEJARAH LOKAL DAN SEKTORAL Gumilar, Trisna; Subekti, Mega; Ampera, Taufik
Midang Vol 2, No 1 (2024): Midang: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Februari 2024
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/midang.v2i1.51234

Abstract

Sementara pembangunan fisik Kota Bandung, termasuk peningkatan tata ruang, infrastruktur, dan ekonomi, telah diupayakan oleh pemerintah guna mengurangi ketimpangan sosial yang kini sangat terasa, partisipasi aktif masyarakat menjadi suatu keharusan. Dalam konteks ini, melibatkan masyarakat untuk memperkuat rasa memiliki terhadap Kota Bandung menjadi krusial guna menjaga stabilitas sosial dan kelangsungan dari kemajuan yang telah dicapai. Tingginya tingkat pergantian penduduk di Kota Bandung menjadi titik perhatian, mengingat hal ini dapat mengancam rasa identitas dan keterikatan yang esensial dalam memperkuat fondasi bagi pembangunan yang berkelanjutan. Tulisan ini menjadi sebuah usulan teoritis yang relevan terkait potensi degradasi identitas, dengan mengadopsi metode penelusuran literatur sebagai pendekatan penelitian. Salah satu fokusnya adalah konsep ‘imagined community’ dalam membentuk identitas bersama masyarakat dan keterikatan warga terhadap Kota Bandung. Di antara pendekatan tersebut, terdapat penekanan pada pentingnya membangun sebuah narasi sejarah bersama. ‘Narasi sejarah bersama’ menjadi krusial dalam menghadapi situasi tingginya pergantian penduduk di Kota Bandung, yang disebabkan oleh baik kelahiran maupun migrasi.
Pelatihan digital marketing dalam upaya pengembangan UMKM di desa Margamekar Sumedang Selatan Ferli Hasanah; Trisna Gumilar; Mega Subekti; Mohamad Noor Rizal
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.26095

Abstract

Abstrak Perkembangan teknologi dan munculnya platform perdagangan di Indonesia telah membuka akses ekonomi yang sebelumnya sulit dijangkau. Meski beberapa daerah telah memanfaatkan platform digital, banyak yang tertinggal karena kurangnya literasi ekonomi digital, terutama di pedesaan. Di Desa Margamekar, Kec. Sumedang Selatan, ada potensi UMKM yang cukup besar seperti kuliner dan kerajinan tangan, tetapi literasi ekonomi digital belum mendapat perhatian, termasuk dari pemangku kepentingan. Keterbatasan akses ke pasar digital dan kurangnya sumber daya manusia yang memahami ekonimi digital menjadi kendala utama. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan dengan tujuan akselerasi digitalisasi hasil-hasil UMKM  di Desa Margamekar. Secara khusus kegiatan ini dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi masyarakat desa untuk dapat mengembangkan ekonomi desa secara mandiri melalui pemanfaatan potensi-potensi UMKM yang berkelanjutan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan metode sosialisasi, edukasi, dan diskusi. Hasil kegiatan menunjukkan efek yang positif, artinya para peserta terbukti menerima manfaat dari kegiatan ini mulai dari aspek pengetahuan memetakan potensi usaha, menetapkan strategi marketing, dan teknik pengelolaan usaha. Akhir dari kegiatan ini juga menyarankan supaya upaya pengembangan potensi kewirausahaan desa perlu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Kata kunci: digital marketing; UMKM; pelatihan; pemberdayaan masyarakat Abstract The development of technology and the emergence of trade platforms in Indonesia have opened up economic access that was previously difficult to reach. Although some villages have utilized digital platforms, many are left behind due to lack of digital economic literarcy, especially in rural areas. In Margamekar village, Sumedang Selatan, there is significant potential in MSMEs, such as culinary and handicrafts, but digital economic literacy has not yet received sufficient attention, including from stakeholders. Limited access to digital markets and lack of human resources who understand the digital economy remain major challenges. This community service activity was carried out with the aim of accelerating the digitalization of MSME products in Margamekar Village. Specifically, this activity seeks to motivate villagers to develop the local economy independently by leveraging sustainable MSME potentials. The activity was implemented through socialization, eduction, and discussion methods. The result showed positive effects, indicating that participants benefited from this activity, particularly in terms of knowledge on identifying business potentials, developing marketing strategies, and managing business techniques. The conclusion of this activity also suggest that efforts to develop the village’s entrepreneurial potential should be systematic and continuous. Keywords: digital marketing; SME; training; community empowerment
REINVENTARISASI POTENSI DESA MARGAMEKAR: STUDI KASUS PENDAMPINGAN KARANG TARUNA PAMEKAR Gumilar, Trisna; Abdul Malik, Muhammad Zulfi; Subekti, Mega; Septriani, Hilda
Midang Vol 2, No 3 (2024): Midang: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Oktober 2024
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/midang.v2i3.58571

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan reinventarisasi potensi Desa Margamekar melalui pendampingan Karang Taruna Pamekar sebagai upaya pemberdayaan masyarakat lokal. Pendampingan ini melibatkan identifikasi potensi ekonomi, sosial, dan budaya desa yang belum terkelola secara optimal. Metode yang digunakan dalam studi ini meliputi pendekatan partisipatif, wawancara mendalam dengan masyarakat, observasi langsung, dan diskusi kelompok terarah dengan anggota Karang Taruna Pamekar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Margamekar memiliki potensi besar di sektor pertanian, seni budaya, serta wisata alam yang dapat dikembangkan lebih lanjut dengan dukungan komunitas pemuda desa. Pengembangan potensi Desa Margamekar membutuhkan pendekatan holistik yang mencakup perencanaan strategis, keterlibatan komunitas, pemahaman pasar, serta pemasaran yang efektif.
Motherhood: Ideal Stereotypes of Arab-Indonesian Mothers Ramadhani, Muthia Anggita; Budhyono, Rasus; Subekti, Mega
Buletin Al-Turas Vol 31, No 1 (2025): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/bat.v31i1.43844

Abstract

PurposeThis study aimed to identify the construction of motherhood among Arab-Indonesian women in Depok. In addition, this article also analyzed the subjectivity of Arab-Indonesian mothers on Arab-Indonesian families in Depok. MethodThis research used field methods with interviews as a data collection technique. In addition to primary data obtained from the field, this research also used secondary data in the form of literature studies to complement data sources. The research was conducted by combining the research methods of cultural studies and gender studies. Results/FindingsThis research showed the form of construction of Arab mothers in Depok which was influenced by patriarchal culture. However, mothers of Arab descent acted as subjects in carrying out the mothering role. ConclusionThe construction of motherhood controled mothers to be able to perform the mothering role uniformly. Mothers were expected to be good mothers in regulating emotions, prioritizing children in everything, understanding and comprehending the family, trying for pregnancy, and getting pregnant at the right age. However, mothers do not necessarily follow the prevailing construction.