Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika

Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah: Solusi Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMA Nurfadillah; Sirwanti; Aisyah Nursyam
Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 7 No. 1 (2024): Sustainable Development Goal in Mathematics and Mathematics Education
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/proximal.v7i1.3387

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep soswa melalui penerapan pembelajaran berbasis masalah Open Ended pada siswa kelas X KM 5 SMA Negeri 13 Bone. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR), dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan pembelajaran dan 1 pertemuan tes. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes soal kemampuan pemahaman konsep, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru) dan angket respons siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X KM 5 sebanyak 36 orang. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah Open Ended pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa di SMA Negeri 13 Bone. Hal ini terlihat dari dari peningkatan skor hasil tes dari siklus I sebesar 76,41 menjadi 89,83 pada siklus II berada pada kategori sangat baik. Untuk persentase aktivitas siswa sebesar 76,71 pada siklus I meningkat menjadi 80,67 pada siklus II berada pada kategori baik sekali. Selain itu, persentase rata-rata respons siswa dari siklus I sebesar 79,66 menjadi 86,63 pada siklus II pada kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah Open Ended pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa di SMA Negeri 13 Bone.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas XI dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada Materi Barisan dan Deret Aritmatika Nana Selfiana; Andi Trisnowali MS; Aisyah Nursyam; Andi Tenri Padawali Surya
Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 7 No. 1 (2024): Sustainable Development Goal in Mathematics and Mathematics Education
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/proximal.v7i1.3531

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas XI SMA Negeri 28 Bone dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada Materi Barisan dan Deret Aritmetika. Data yang diolah merupakan hasil wawancara dengan Siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill atau HOTS) 1 (satu) orang, Siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat sedang (Medium Order Thinking Skill atau MOTS) 1 (satu) orang, Siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat rendah (Low Order Thinking Skill atau HOTS) 1 (satu) orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi, Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir siswa berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada materi barisan dan deret aritmetika di SMA Negeri 28 Bone kelas XI. Berdasarkan hasil tes dan wawancara subjek yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat menyelesaikan empat dari empat indikator kemampuan pemecahan masalah, subjek dengan kemampuan berpikir tingkat sedang dapat menyelesaikan dua dari tiga indikator kemampuan pemecahan masalah, dan subjek yang memiliki kemampuan berpikir tingkat rendah hanya dapat menyelesaikan satu dari tiga indikator pemecahan masalah, artinya semakin tinggi tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh siswa maka semakin baik pula tingkat kemampuan pemecahan yang dimiliki oleh siswa tersebut.
Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah: Solusi Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMA Nurfadillah; Sirwanti; Aisyah Nursyam
Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 7 No. 1 (2024): Sustainable Development Goal in Mathematics and Mathematics Education
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/proximal.v7i1.3387

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep soswa melalui penerapan pembelajaran berbasis masalah Open Ended pada siswa kelas X KM 5 SMA Negeri 13 Bone. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR), dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan pembelajaran dan 1 pertemuan tes. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes soal kemampuan pemahaman konsep, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru) dan angket respons siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X KM 5 sebanyak 36 orang. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah Open Ended pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa di SMA Negeri 13 Bone. Hal ini terlihat dari dari peningkatan skor hasil tes dari siklus I sebesar 76,41 menjadi 89,83 pada siklus II berada pada kategori sangat baik. Untuk persentase aktivitas siswa sebesar 76,71 pada siklus I meningkat menjadi 80,67 pada siklus II berada pada kategori baik sekali. Selain itu, persentase rata-rata respons siswa dari siklus I sebesar 79,66 menjadi 86,63 pada siklus II pada kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah Open Ended pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa di SMA Negeri 13 Bone.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas XI dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada Materi Barisan dan Deret Aritmatika Nana Selfiana; Andi Trisnowali MS; Aisyah Nursyam; Andi Tenri Padawali Surya
Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 7 No. 1 (2024): Sustainable Development Goal in Mathematics and Mathematics Education
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/proximal.v7i1.3531

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas XI SMA Negeri 28 Bone dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada Materi Barisan dan Deret Aritmetika. Data yang diolah merupakan hasil wawancara dengan Siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill atau HOTS) 1 (satu) orang, Siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat sedang (Medium Order Thinking Skill atau MOTS) 1 (satu) orang, Siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat rendah (Low Order Thinking Skill atau HOTS) 1 (satu) orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi, Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir siswa berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada materi barisan dan deret aritmetika di SMA Negeri 28 Bone kelas XI. Berdasarkan hasil tes dan wawancara subjek yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat menyelesaikan empat dari empat indikator kemampuan pemecahan masalah, subjek dengan kemampuan berpikir tingkat sedang dapat menyelesaikan dua dari tiga indikator kemampuan pemecahan masalah, dan subjek yang memiliki kemampuan berpikir tingkat rendah hanya dapat menyelesaikan satu dari tiga indikator pemecahan masalah, artinya semakin tinggi tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh siswa maka semakin baik pula tingkat kemampuan pemecahan yang dimiliki oleh siswa tersebut.