Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Rayah Al Islam : Jurnal Ilmu Islam

Efektivitas Dakwah Dalam Meningkatkan Pemahaman Tauhid Syaifullah; Kamalludin; Retno Triwoelandari
Rayah Al-Islam Vol 5 No 02 (2021): Rayah Al-Islam Oktober 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v5i02.470

Abstract

Abstrak Allah Subhanahu Wata'ala tidaklah menciptakan manusia itu dengan sia-sia dan percuma. Sesungguhnya Allah menciptakan mereka supaya mereka menyembah Allah Semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dipusatkan kepada Efektivitas dakwah dalam meningkatkan pemahaman Tauhid, bertujuan untuk menganalisa secara mendalam bagaimana dakwah Tauhid dapat memberikan efek positif kepada Mad’u dan meyakinkan akan keesaan Allah untuk di ibadahi, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research). Metode penelitian ini yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, yaitu merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Inti dari pengajian Tauhid bapak-bapak yang di selenggarakan di Masjid Daarussalm pada malam Jum’at adalah bagaimana masyarakat setempat dapat mengenal Allah dengan benar serta menjalankan ibadah Shalat Fardu, beribadah disertai niat yang baik dan benar semata-mata mengharap Ridho Allah SWT, meyakini keesaan Allah dalam Rububiyah, Ikhlas beribadah kepadaNya, menetapkan bagiNya nama-nama dan sifat-sifatNya, serta menyucikan-Nya. Dalam memahami agama ini maka mencakup ketiga istilah, yaitu islam, iman dan ihsan. Sebagaimana yang terdapat dalam hadits Jibril ketika datang kepada Nabi dihadapan para sahabatnya dan bertanya tentang islam, iman dan ihsan. Lalu, Rasulullah menjelaskan satu persatu pertanyaan tersebut. Kemudian beliau bersabda, “inilah Jibril datang kepada kalian untuk mengajarkan agama” pentinya tauhid untuk menjamin kehidupan masyarakat dari bahaya akhirat dan hisab, dimana semua Rasul yang diutus Allah untuk menyeru berdakwah kepada umat manusia diawali dengan mengenalkan Tauhid kepada Mad’u (Audien). Abstract Allah Subhanahu Wata'ala did not create humans in vain and in vain. Verily Allah created them so that they may worship Allah alone and not associate anything with Him. The problem that will be studied in this research is focused on the effectiveness of da'wah in increasing understanding of monotheism, aiming to analyze in depth how the da'wah of monotheism can have a positive effect on Mad'u and assure the oneness of Allah to be worshiped, there is no god that has the right to be worshiped but Allah alone. This type of research is a type of field research (field research). This research method used is descriptive research method, which is a study of problems in the form of current facts from a population. The essence of the Tawhid recitation for gentlemen which was held at the Daarussalm Mosque on Friday night was how the local community could know Allah properly and perform the Fardu prayer, worship with good intentions and only hope for the pleasure of Allah SWT, believe in oneness. Allah in Rububiyyah, sincerely worships Him, assigns Him His names and attributes, and purifies Him. In understanding this religion, it includes three terms, namely Islam, Iman and Ihsan. As contained in the hadith of Gabriel when he came to the Prophet in front of his companions and asked about Islam, faith (Iman) and Ihsan. Then, the Prophet explained one by one the questions. Then he said, "This is Gabriel coming to you to teach religion" the importance of monotheism to ensure people's lives from the dangers of the hereafter and reckoning, where all the Apostles sent by Allah to call to preach to mankind begins with introducing Tawhid to Mad'u (Audience).
MATERI DAN METODE DAKWAH MENURUT HAMKA (Studi Analisis Tafsir Al-Azhar Surat Luqman Ayat 12 -19) Tedo Harischandra G; Kamalludin; Retno Triwoelandari
Rayah Al-Islam Vol 5 No 02 (2021): Rayah Al-Islam Oktober 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v5i02.471

Abstract

Abstrak Berbagai perilaku menyimpang dari anak (misalnya kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan lain-lain) mempunyai kaitan dengan sistem keluarga yang mencerminkan adanya kelainan psikopatologi (kelainan kejiwaan) dari salah satu anggota keluarga. Di dalam Al-Qur’an Allah telah menukilkan banyak ayat yang membicarakan tentang dakwah kepada anak, diantaranya dalam surah Luqman ayat 12 – 19. Di ayat ini Allah menceritakan bagaimana cara pendidikan aqidah dan akhlak keluarga yang baik untuk menghasilkan generasi yang baik pula. Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian ini adalah ingin mengetahui kandungan surah Luqman ayat 12 – 19 tentang metode dakwah kepada anak. Jenis penelitian kualitatif yang dipakai adalah studi pustaka (library reseach) dan tokoh. Penulisan ini menggunakan metodologi analisis yang kualitatif. Ada tiga cara Luqman dalam menyampaikan dakwah kepada anaknya yakni Metode Nasehat, metode teladan, dan metode pembiasaan. Dakwah anak dalam Al-Qur‟an surah Luqman ayat 12-19 menurut tafsir Al-Azhar diantaranya mencakup tiga metode dakwah yang menjadi pokok (pondasi), yaitu: pertama, Aqidah, sebagai pendidikan dasar pengenalan dan pendidikan keyakinan terhadap ke-Esaan Tuhan. Kedua, Ibadah, sebagai pendidikan membangun hubungan dengan Tuhan dan sebagai perwujudan kesinambungan dan implementasi dari dakwah aqidah. Ketiga, Akhlak, sebagai bekal anak untuk mengadaptasikan diri dalam keluarga (orang tua) dan berinteraksi dengan masyarakat serta lingkungannya dalam kehidupannya. Abstract Various deviant behaviors from children (eg juvenile delinquency, drug abuse, etc.) are related to the family system which reflects the presence of psychopathological disorders (psychological disorders) from one of the family members. In the Qur'an Allah has quoted many verses that talk about da'wah to children, including in Surah Luqman verses 12-19. In this verse Allah tells how to educate children about aqidah and good family morals to produce a good generation as well. The goal to be achieved with this research is to know the content of Surah Luqman verses 12-19 about the method of da'wah to children. The type of qualitative research used is library research and figures. This writing uses a qualitative analysis methodology. There are three ways in Surah Luqman that conveys da'wah to his children, namely the method of advice, the method of exemplary, and the method of habituation. Da'wah for children in Al-Qur'an Surah Luqman verses 12-19 according to the interpretation of Al-Azhar includes three methods of da'wah which are the main (foundation), namely: first, Aqidah, as a basic education for the introduction and education of belief in the Oneness of God. Second, Worship, as education to build a relationship with God and as a manifestation of the continuity and implementation of aqidah da'wah. Third, morality, as a provision for children to adapt themselves in the family (parents) and interact with society and their environment in their lives.
Peran Guru Mengaji Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Iqro di TPA Mina Sawangan Depok Ifma Rihhadatul Aisy; Salati Asmahasanah; Kamalludin
Rayah Al-Islam Vol 6 No 2 (2022): Rayah Al Islam Oktober 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v6i2.606

Abstract

Peran guru merupakan orang yang berprofesi sebagai pengajar dan memiliki tanggung jawab untuk memberikan ilmu pengetahuan, mengembangkan kemampuan dan membimbing peserta didik menuju kedewasaan serta membentuk moral yang baik. Peran guru juga memiliki sebuah peran penting dalam pembelajaran kepada peserta didik di lembaga TPA. TPA merupakan salah satu kegiatan pendidikan non formal yang berada ditengah-tengah masyarakat seperti mengaji. Sebagai langkah awal mengaji Iqro peserta didik harus mengenal huruf-huruf hijaiyyah. Peserta didik mengaji menggunakan buku Iqro karena Iqro dalam prakteknya tidak menggunakan alat yang maca-macam, Iqro lebih menekankan pada bacaan langsung yang tanpa dieja kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui meningkatnya kemampuan membaca Iqro dalam mengaji di TPA Mina Sawangan Depok. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif study kasus, dilakukan di TPA Mina Sawangan Depok sejak April sampai Juni 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru mengaji dalam meningkatkan kemampuan membaca Iqro dilakukan dalam proses pelaksanaan dengan penerapan metode dalam meningkatkan kemampuan membaca Iqro, guru melaksanakan pembelajaran Iqro sambil bernyanyi dan mengadakan evaluasi membaca Iqro. The role of the teacher is a person who works as a teacher and has the responsibility to provide knowledge, develop abilities and guide students towards maturity and form good morals. The role of the teacher also has an important role in learning to students in TPA institutions. TPA is one of the non-formal education activities that are in the midst of society such as reciting the Al-Quran. As a first step in reciting Iqro, students must know the hijaiyyah letters. Students recite the Al-Quran using the Iqro book because Iqro in practice does not use various tools, Iqro emphasizes direct reading without being re-spelled. This study aims to determine the increase in Iqro's reading ability in the Al-Quran at TPA Mina Sawangan Depok. The method used is a qualitative case study approach, carried out at the Mina Sawangan TPA Depok from April to June 2022. The results show that the role of the Al-Quran teacher in improving Iqro reading skills is carried out in the implementation process by applying methods to improve Iqro reading skills, the teacher carries out Iqro learning while singing and conducting an Iqro reading evaluation.
Konsep Tiga Pilar Dakwah Mohammad Natsir dan Relevansi Perkembangan Dakwah di UIKA Bogor Faizal Fahrul; Ibdalsyah; Kamalludin
Rayah Al-Islam Vol 6 No 2 (2022): Rayah Al Islam Oktober 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v6i2.614

Abstract

Konsep tiga pilar merupakan ide;gagasan yang dipelopori oleh Mohammad Natsir dengan tujuan mengintegrasikan masjid, pesantren, dan kampus sebagai sebuah metode dalam berdakwah. Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA) merupakan salah satu kampus yang mengadopsi gagasan konsep tiga pilar dakwah di dalam kurikulum pendikannya dan gerakan dakwah kampus. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui bagaimana isi dari konsep tiga pilar dakwah tersebut, dan bagaimana relevansinya terhadap perkembangan dakwah di UIKA Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah study pustaka (library research) untuk pemaparan konsep tiga pilar, serta wawancara terhadap petinggi kampus, pimpinan pesantren, dan DKM Masjid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program islamisasi sains dan kampus (ISK) yang sosialisasikan oleh A.M Saefuddin dalam pidato rektor pada tahun 1983 di UIKA Bogor merupakan turunan dari konsep tiga pilar, dan diketahui pula bahwa masih relevannya konsep tersebut diterapkan di UIKA Bogor ditandai dengan memaksimalkan konsep ISK dan kolaborasi dari UIKA, pondok pesantren Ulil Albaab, dan masjid Al-Hijri II. The concept of three pillars is an idea pioneered by Mohammad Natsir with the aim of integrating mosques, pesantren, and campuses as a method of preaching. Ibn Khaldun University Bogor (UIKA) is one of the campuses that adopts the concept of the three pillars of da'wah in its education curriculum and the campus da'wah movement. The purpose of this research is to find out how the content of the concept of the three pillars of da'wah, and how relevant it is to the development of da'wah at UIKA Bogor. The research method used islibrary research to explain the concept of the three pillars, as well as interviews with campus officials, pesantren leaders, and DKM mosques. The results showed that the Islamization of science and campus (ISK) program which was socialized by AM Saefuddin in the Chancellor's 1983 speech at UIKA Bogor was a derivative of the three pillars concept, and it is also known that the relevance of the concept being applied at UIKA Bogor is marked by maximizing the UIKA concept and collaboration from UIKA, Ulil Albaab Islamic Boarding School, and Al-Hijri II Mosque.