Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Analisis Pemerolehan Kesalahan Berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 7 Ambon Rumalean, Iwan; Tabelessy, Novita; Hukubun, Yohanes; Sarluf, Hajija
Belajar Bahasa Vol 5, No 1 (2020): BELAJAR BAHASA: Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indones
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bb.v5i1.2990

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perolehan kesalahan bahasa dalam pembelajaran siswa kelas VIII bahasa Indonesia SMP Negeri 7 Ambon. Menggunakan pendekatan sinkron deskriptif kualitatif. Prosedur pengumpulan data menggunakan teknik observasi langsung. Analisis data dilakukan dalam satu siklus, artinya analisis dilakukan dari perencanaan hingga hasil pelaporan. Penyajian data dilakukan melalui proses deskripsi yang disesuaikan dengan kebutuhan. Memeriksa validitas data menggunakan teknik triangulasi. Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa akuisisi kesalahan bahasa dalam belajar bahasa Indonesia pada tingkat berbicara adalah bahwa ada ketidakkonsistenan dalam penggunaan bahasa Indonesia dan Melayu Ambon dalam situasi dan tempat yang tidak sesuai. Siswa menggunakan dua bahasa (bilingual), yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu Ambon secara bersamaan (kode campuran). Kemudian kesalahan dalam menulis di tingkat penulisan terjadi kesalahan penulisan huruf kapital dan non-kapital, serta penempatan kata-kata dalam kalimat. Faktor-faktor penyebab akuisisi kesalahan bahasa adalah, (1) faktor bilingualisme, (2) faktor migrasi, dan (3) faktor keluarga.
KREATIVITAS MENULIS KARANGAN PERSUASI SISWA SMP Novita Tabelessy
JURNAL TAHURI Vol 16 No 2 (2019): Jurnal Tahuri
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/tahurivol16issue2page35-46

Abstract

Menulis merupakan serangkaian aktivitas menuangkan ide dan gagasan yang ada dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan. Menulis tidak bisa dipaksakan kepada seseorang (siswa), karena hasilnya tidak akan memuaskan. Biarlah proses menulis mengalir sendiri dari kemauan siswa, tugas guru untuk membantu, mengarahkan dan memotivasikan siswa. Bila siswa sudah mulai mencintai kegiatan menulis, pasti ada kreativitas yang muncul secara alami dari diri siswa tersebut. Kreativitas yang dimiliki siswa akan berdampak positif bagi siswa itu sendiri, karena siswa tersebut sudah bisa membuka wawasan dan alam pemikiran lebih luas lagi, karena dengan kreativitas yang dimiliki siswa tersebut, mereka dapat menulis apa saja. Dengan ketrampilan menulis yang dimiliki, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan dapat mempergunakan bahasa sebagai sarana menyalurkan kreativitasnya dalam kehidupan sesehari dalam bentuk tulisan. Sebaliknya, kurangnya kreativitas dari siswa akan berdampak buruk bagi pengembangan diri siswa itu sendiri. Karangan persuasi merupakan karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umu, suatu pendapat/gagasan ataupun perasaan seseorang
KETERAMPILAN BERBICARA BERBASIS METODE EKSTEMPORAN BAGI SISWA SMP Novita Tabelessy
JURNAL TAHURI Vol 17 No 1 (2020): Jurnal Tahuri
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/tahurivol17issue1page8-15

Abstract

Nurgiantoro menyatakan bahwa berbicara adalah suatu aktivitas keterampilan berbahasa yang kedua setelah menyimak, yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam mengucapkan kata-kata atau bunyi artikulasi untuk menyampikan buah pikiran atau gagasan. Keterampilan berbicara pada jenjang Sekolah Mengah Pertama, megajarkan siswa bagaimana mereka akan berani tampil untuk berbicara di depan umum. Langkah awal yang harus dilakukan guru adalah menerapkan berbagai ilmu pengetahuan tentang keterampilan berbicara, sehingga siswa memiliki pengetahuan yang luas akan apa yang akan disampaikan kepada orang lain. Informasi-informasi yang aktual dan faktual serta komuniaktif dapat disajikan siswa kepada orang lain, ketika mereka memiliki wawasan yang luas, yang diperoleh dari berbagai sumber. Ada empat metode yang dapat dipakai siswa dalam keterampilan berbicara. Salah satu metode yang paling sering dipakai banyak orang adalah metode ekstemporan. Metode ekstemporan ini, pembicara hanya menyiapkan garis-garis besar dari tema atau materi yang akan disampaikan kepada pendengar. Kemudian garis-garis besar itu, siswa kembangkan sendiri dengan kemampuan intelektual yang dimiliki siswa. Metode ekstemporan ini sangat bermanfaat bagi pengembangan kemampuan keterampilan siswa dalam berbicara. Faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan juga sangat menunjang keefektifan siswa dalam berbicara. Sehingga faktor-faktor itu harus diperhatikan oleh siswa ketika berbicara di depan banyak orang
FORM OF CODE MIX IN INDONESIAN LANGUAGE LEARNING STUDENTS GRADE VIII SMP NEGERI 1 AMBON Novita Tabelessy; Nancy Umkeketony
JURNAL TAHURI Vol 18 No 1 (2021): Jurnal Tahuri
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/tahurivol18issue1page33-39

Abstract

Code mixing is a form of using other languages besides code over. According to Nababan (in Suandi, 2014:139) that code mixing is the mixing of two or more languages or different languages in a speech act or discourse without anything in the language situation that demands mixing the language. Code mixing occurs when a speaker using a language predominantly supports a speech inserted with other language elements. It is usually related to the characteristics of the speaker, such as social background, level of education, religious sense. The object of research is a form of code mixing that occurs in the interaction of online learning of Indonesian subjects. The study used is Sociolinguistic. This type of research is qualitative by using interview techniques, field recording, and direct observation on the form of code mixing in online learning interactions of Indonesian subjects involving subject teachers and grade VIII students of SMP Negeri 1 Ambon. The results of the study found there were 19 forms of code mixing in the interaction of Indonesian language learning students in grade VIII SMP Negeri 1 Ambon. Data in the field shows, too, that not only do students produce code mixes in interactions, but teachers also produce fragments of code mix in communicating. Code mixing that occurs unconsciously is generated more by students, than subject teachers
CAUSES OF CODE MIXING IN INTERACTION LEARNING INDONESIAN FOR CLASS VIII SMP NEGERI 1 AMBON Novita Tabelessy; Sarleoky Umkeketony
JURNAL TAHURI Vol 19 No 1 (2022): Jurnal Tahuri
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/tahurivol19issue1page55-59

Abstract

Code mixing occurs when a speaken using a language predominantly supports a speech inserted wih other language elements. This is usually related to the characteristics of the speaker, such as social background, education level, religious taste, this is what experienced by class VIII students of SMP Negeri 1 Ambon. Factors causing code mixing in Indonesian language learning interactions are object of research. The type of research used is descriptive qualitative research, by using the method of observation, field notes and interviews. The data validity technique used by the researcher is the triangulation of sources and theories, and to analyze the factors causing code mixing in Indonesian language learning interactions, the researcher used three stages, namely data presentation, data description process, and verification or making conclusions. The research results found by the researcher were three factors that caused code mixing in the interaction of Indonesian language learning by class VIII students of SMP Negeri 1 Ambon, and the results prove that it is not only students who produce mixed codes in the learning process, but the teacher also produces mixed codes when communicating with students. The process of mixing codes produced by the teacher and students was apparently done unconsciously
Analisis Pemerolehan Kesalahan Berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 7 Ambon Iwan Rumalean; Novita Tabelessy; Yohanes Hukubun; Hajija Sarluf
Belajar Bahasa Vol 5, No 1 (2020): BELAJAR BAHASA: Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indones
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bb.v5i1.2990

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perolehan kesalahan bahasa dalam pembelajaran siswa kelas VIII bahasa Indonesia SMP Negeri 7 Ambon. Menggunakan pendekatan sinkron deskriptif kualitatif. Prosedur pengumpulan data menggunakan teknik observasi langsung. Analisis data dilakukan dalam satu siklus, artinya analisis dilakukan dari perencanaan hingga hasil pelaporan. Penyajian data dilakukan melalui proses deskripsi yang disesuaikan dengan kebutuhan. Memeriksa validitas data menggunakan teknik triangulasi. Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa akuisisi kesalahan bahasa dalam belajar bahasa Indonesia pada tingkat berbicara adalah bahwa ada ketidakkonsistenan dalam penggunaan bahasa Indonesia dan Melayu Ambon dalam situasi dan tempat yang tidak sesuai. Siswa menggunakan dua bahasa (bilingual), yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu Ambon secara bersamaan (kode campuran). Kemudian kesalahan dalam menulis di tingkat penulisan terjadi kesalahan penulisan huruf kapital dan non-kapital, serta penempatan kata-kata dalam kalimat. Faktor-faktor penyebab akuisisi kesalahan bahasa adalah, (1) faktor bilingualisme, (2) faktor migrasi, dan (3) faktor keluarga.
STRUKTUR WACANA BERITA SURAT KABAR SATELIT NEWS Ratna Susanti; Corolina Sasabone; Novita Tabelessy; Muh. Safar; Septiana Wulandari; Mas’ud Muhammadiyah
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.21135

Abstract

Bahasa digunakan oleh jurnalis atau wartawan dalam sebuah wacana baik tersurat maupun tersirat terhadap pembaca. Wacana merupakan bagian dari ekspresi komunikasi. Melalui komunikasi dan informasi yang ada di dalamnya akan muncul dalam bahasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ideologi melalui struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro yang terdapat pada surat kabar Satelit News terbitan 19 Juni 2023. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah surat kabar Satelit News terbitan 19 Juni 2023. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi dan menganalisis ideologi struktur makro, superstuktur dan struktur mikro dalam Koran Satelit terbitan 19 Juni 2023. Hasil penelitian ditemukan bahwa ideologi seorang wartawan atau jurnalis sangat mempengaruhi terbentuknya teks berita. Teks berita yag dituangkan melalui gambaran struktur makro, superstruktur dan struktur mikro sangat mendukung penjelasan dari keseluruhan isi berita tersebut beik secara implisit maupun eksplisit.
Efektifitas Penerapan Strategi TAPPS (Think Aloud Pair Problem Solving) Berbasis Pemecahan Masalah terhadap Keterampilan Membaca Kritis Carolina Sasabone; Novita Tabelessy; Merlyn Rutumalessy; Everhard Markiano Solissa; Sherly Gaspersz; Ria Agustina
Indonesian Research Journal on Education Vol. 4 No. 2 (2024): irje 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v4i2.823

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan strategi TAPPS (Think Aloud Pair Problem Solving) terhadap keterampilan membaca kritis mahasiswa Universitas Pattimura Ambon. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu dengan menggunakan dua sampel kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol. Sampel penelitian ini yaitu 50 mahasiswa semester II Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pattimura Ambon. Peneliti menggunakan tes membaca sebagai instrumen penelitian ini. Instrumen tersebut digunakan untuk mengetahui analisis kemampuan mahasiswa dalam menjawab pertanyaan membaca kritis. Mahasiswa harus membaca teks dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan teks tersebut. Hasil penelitian membuktikan n t= 3,402, df= 48, dan sig. (2-tailed)= 0,001 < 0,05 yang berarti hipotesis nol ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah peneliti melakukan perlakuan menggunakan strategi TAPPS berbasis pemecahan masalah dalam meningkatkan keterampilan membaca kritis. Peneliti berikutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian penerapan strategi TAPPS ditinjau dari variabel lain selain kemampuan membaca kritis dan pemecahan masalah.
PRAISE SPEECH AND PRAGMATICS IMPLICATION IN CLASROOM DISCOURSE ITERACTION AMONG JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS Tabelessy, Novita; Sasabone, Carolina; Pattiasina, Petrus J.
Pattimura Excellence Journal of Language and Culture Vol 3 No 2 (2023): Pattimura Excelence Journal of Language and Culture
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/PEJLaC.v3.i2.pp64-72

Abstract

Interaction is a communication process that can occur anywhere and anytime. Communication can take place whether in formal or non-formal situations. A classroom is a place where formal interaction occurs, involving communication between students and teachers, and vice versa, between teachers and students or speakers and interlocutors. In communicating, the speaker has a purpose to convey, and this purpose will be understood by the interlocutor. In this context, in classroom interaction, the teacher plays a strategic role. This strategic role is related to the teacher's formal tasks as an educator and instructor. Praise given by the teacher carries certain implications for students, such as motivating them to be more diligent, enthusiastic, and diligent in their studies to achieve good results. Similarly, students can also give praise to both teachers and fellow students. This research examines the Pragmatic Implications of praise speech in interactions among junior high school students. The aim is to describe praise speeches that have pragmatic implications. It adopts a descriptive qualitative approach, focusing on language synchronically. The findings reveal several Pragmatic Implications of praise, including praising as a mode of commanding, reinforcing, criticizing, and mocking.
Analyzing the Teacher's Central Role in Effort to Realize Quality Character Education Kapoh, Ruty Jacoba; Pattiasina, Petrus Jacob; Rutumalessy, Merlyn; Wariunsora, Marlen; Tabelessy, Novita; Santika, I Gusti Ngurah
Journal of Education Research Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/jer.v4i2.176

Abstract

Berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan karakter, nampaknya masih memiliki kekurangan yang sangat mendasar. Kekurangannya adalah pada implementasi pendidikan karakter yang memposisikan peran guru sangat kecil. Padahal, sebaik apapun kebijakan Pemerintah dalam bidang pendidikan karakter, tidak mungkin berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dan peran guru yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran peran sentral dalam upaya mewujudkan pendidikan karakter yang berkualitas sebuah kajian literatur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa peran sentral guru dalam mewujudkan pendidikan karakter yang berkualitas dilakukan melalui pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai model dan teladan bagi peserta didiknya. Peran sentral guru sebagai model dan teladan dapat dilihat dari pembelajaran yang di dalamnya menginternalisasikan dan menyisipkan nilai-nilai karakter pada diri siswa, seperti: kejujuran, rendah hati, terbuka, mau belajar, disiplin, tanggung jawab, dan adil.