Articles
GEDUNG CONVENTION CENTER DI KABUPATEN MALANG TEMA: ARSITEKTUR MODERN
Syauqi Maulana Fathoni;
Gaguk Sukowiyono;
Hamka
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 5 No 02 (2021): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Daerah Kabupaten Malang khususnya Kepanjen belum memiliki fasilitas gedung pertemuan yang memadai sehingga acara/event selalu di lakukan di area balai warga atau di latar bangunan bangunan bersejarah. Menurut Data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang tahun 2016–2021 untuk mengakomodasi rencana pembangunan infrastruktur Kota Kepanjen adalah pembangunan Kepanjen Convention Center. Kepanjen merupakan ibu kota Kabupaten Malang sehingga harus di dukung juga dengan pembangunan yang dapat meningkatan sektor ekonomi dan pariwisata di daerah Kepanjen. Pendekatan desain arsitektur yang digunakan Gedung Convention Center di Kepanjen ini menggunakan Arsitektur Modern. Dengan penataaan ruang luar yang memiliki tapak yang kecil sehingga memaksimalkan sirkulasi tapak, dikarenakan gedung Convention Center ini merupakan bangunan yang akan di gunakan oleh massa banyak maka di perlukan adanya tempat parkir yang memadai. Pada bagian dalam gedung juga di design agar pintu masuk tidak terlalu berjauhan dengan lobby agar tidak menimbulkan kebingungan serta banyak pergerakan yang tidak perlu di dalam ruangan. Diharapkan fasilitas ini mampu memberikan rasa bangga pada masyarakat kepanjen sebagai kota yang berkembang dilihat dari kemajuan infrastrukturnya yaitu pembangunan gedung Convention Center.
GEDUNG PERTUNJUKAN SENI TARI DI BANYUWANGI TEMA: ARSITEKTUR POST MODERN
Devi Rahmayanti;
Gaguk Sukowiyono;
Debby Budi Susanti
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 01 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Gedung pertunjukan seni tari di Banyuwangi ini berfungsi sebagai wadah bagi para pekerja seni tari di Banyuwangi untuk menunjukkan keterampilan mereka dalam menari kepada masyarakat. Begitu banyak kesenian tari di Banyuwangi seperti tari gandrung, tari seblang dan lain-lain tetapi sampai saat ini Banyuwangi belum memiliki gedung pertunjukan seni tari. Tema yang diusung dalam perancangan gedung pertunjukan seni tari di Banyuwangi ini adalah arsitektur post modern. Tema tersebut telah disesuaikan dengan fungsi bangunan dan juga dengan lingkungan sekitar tapak. Bentuk bangunan yang akan dirancangan yaitu terinspirasi dari bentuk batik gajah oling yang merupakan batik khas Banyuwangi. Hal tersebut menyesuaikan dengan tema post modern yang memiliki prinsip yaitu menyerupai suatu benda. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan sekitar, bentuk dibuat sedemikian rupa dengan tetap mempertimbangkan lokalitas agar tidak terkesan asing jika berada di lingkungan tersebut tetapi tetap dapat menjadi point of interest
KANTOR BERSAMA DI KOTA MALANG TEMA: ARSITEKTUR MODERN
Satria Wardiman;
Gaguk Sukowiyono;
Ghoustanjiwani Adi Putra
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 01 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kantor Bersama di Kota Malang merupakan fasilitas kantor umum yang dimana nantinya juga bisa menjadi kantor sewa untuk perusahaan Swasta. Bangunan perkantoran adalah tempat untuk melakukan aktivitas perekonomian, dalam perkantoran pekerjaan utamanya ialah dalam keegiatan penanganan menejemen dan kegiatan informasi maupun membuat keputusan berdasarkan informasi yang sudah ada. Hal tersebut bisa membuat perubahan luas kantor berdasarkan organisai, struktur ,dan menejemen. Oleh sebab itu perancangan bangunan kantor diperlukan perancangan yang jelas dimulai dari perancangan, keamana, bentuk, arsitektur, struktur, biaya dan jasa yang tersedia. Kantor Bersama ini juga akan menyediakan fasilitas fasilitas yang bisa di gunakan oleh masyarakat yang melakukan kegiata di kantor tersebut. Pada banguna Kantor Bersama ini memiliki banguna dengan pendekatan arsitektur modern yang dimana pada wilayah dan lokasi pembangunannya sangat mendukung dengan pendekatan arsitektur modern. Oleh karena itu bangunan Kantor Bersama di Kota Malang ini sangat di butuhkan untuk perusahaan-perusahan kecil yang baru. Maka untuk merealisasikan gedung ini di perlukan perancangan yang sangat matang dengan perhitungan dan analisa yang baik, yang nantinya akan menghasilkan bangunan ekonomis, dan estetika.
HOTEL BINTANG 5 DI TANJUNG SELOR TEMA: NEO VERNAKULAR
Hadi Prastiawan;
Gaguk Sukowiyono;
Budi Fathony
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 01 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Dari tahun ke tahun banyaknya pengunjung yang mengunjungi daerah ini untuk berwisata. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya angka Tingkat Penghuni Kamar (TPK) dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Utara. Akan tetapi tempat menginap sementara atau hotel yang sudah ada kurang memfasilitasi wisatawan. Perancangan hotel bintang 5 ini akan diberi pendekatan tema neo vernakular. Dikarenakan agar masyarakat didaerah ini mudah menerima bangunan hotel ini dan tidak terkejut akan bangunan ini yang masih memiliki beberapa unsur lokal yang diperbarui atau dimodernisasi dengan arsitektur modern. Bagi wisatawan akan menjadi daya tarik tersendiri melihat bangunan arsitektur modern yang masih memiliki unsur arsitektur vernakular atau arsitektur lokal yang diadopsi ke bangunan ini. Dengan kata lain bangunan Hotel Bintang 5 ini merupakan bangunan modern yang diberikan beberapa pengadopsian dari bangunan lokal yang ada di Tanjung Selor pada bangunan Rumah Adat Suku Dayak.
PERANCANGAN RUMAH SUSUN UNTUK MAHASISWA DI KOTA KUPANG, NTT TEMA: ARSITEKTUR HIJAU
Komang Yudha Tri Atmaja;
Gaguk Sukowiyono;
Redi Sigit Febrianto
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 01 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Rumah susun ini dirancang bagi mahasiswa Universitas Nusa Cendana di Kota Kupang NTT dengan tema arsitektur hijau. Keberadaan rumah susun mahasiswa di kota Kupang sangat minim, sedangkan jumlah mahasiswa terus bertambah. Tema arsitektur hijau digunakan pada perancangan bangunan ini agar dapat menyesuaikan dengan iklim sekitar yang berlimpah panas matahari dan berusaha mengurangi konsumsi energi dengan menggunakan fitur energi alam. Perwujudan arsitektur hijau Nampak pada bentuk bangunan (menghindari terpapar matahari berlebih), material bangunan (menggunakan material pereduksi panas) dan polar uang (penggunaan Lorong dan keberadaan void). Metode perancangan diawali oleh studi bangunan fungsi sejenis, studi tema sejenis, metode desain addition dan substraction pada bentuk bangunan. Kesimpulannya, perancangan rumah susun mahasiswa ini dirancang berdekatan dengan universitas Nusa Cendana dengan tiga jenis perwujudan arsitektur hijau, yaitu : (1) bentuk bangun, (2) material bangunan dan (3) pola ruang. Ketiga jenis perwujudan arsitektur hijau pada rumah susun ini diharapkan dapat mengurangi konsumsi energi terutama pada pencahayaan buatan dan penerangan buatan, sehingga dapat berdampak secara global.
DAPUR SEBAGAI DASAR PENATAAN RUANG DALAM MEMPERTAHANKAN KONDISI TERMAL HUNIAN DI DAERAH DINGIN
Debby Budi Susanti;
Gaguk Sukowiyono
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 3 No 01 (2019): PAWON : Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (498.775 KB)
|
DOI: 10.36040/pawon.v3i01.120
Dapur merupakan salah satu ruang yang tidak bisa dihilangkan keberadaannya dalam sebuah rumah tinggal. Fungsi utama sebuah ruang dapur dalam sebuah rumah tinggal adalah sebagai tempat memasak dan menyiapkan makanan. Dalam perkembangannya saat ini, dapur tidak hanya berfungsi sebagai tempat memasak saja, tetapi anggota keluarga lainnya juga seringkali berkumpul dan mengobrol di dalam ruang dapur. Hal ini merupakan pengaruh dari kondisi kenyamanan termal yang ada di dalam ruang dapur. Sama halnya dengan wilayah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang berada di ketinggian ± 600-1200 m di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 2300-2500 mm per tahun dengan suhu rata-rata 21.7ºC dan kelembaban relatif 75-98%. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi lingkungan daerah tersebut berhawa dingin sehingga sangat berpengaruh terhadap kenyamanan termal huniannya. Sumber panas yang berada pada tungku ruang dapur merupakan unsur penunjang kondisi kenyamanan termal yang ada dalam hunian di daerah dingin. Hal ini yang kemudian menjadi pusat penataan ruang-ruang lainnya dalam sebuah rumah tinggal. Dalam perolehan data obyek penelitian dilakukan observasi lapangan terhadap pengukuran kondisi luar dan dalam selanjutnya disimulasikan dan dianalisa secara diskriptif serta dikaji dengan dukungan data pustaka dan hasil penelitian yang pernah dilakukan.
KAMPUNG KONSERVASI SUNGAI
Gaguk Sukowiyono;
Arief Setiyawan;
Mohammad Erfan
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 2 No 02 (2018): PAWON : Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (453.798 KB)
|
DOI: 10.36040/pawon.v2i02.252
Pelestarian sungai merupakan awal dari pemikiran dan ide dalam Kampung Konservasi Sungai yang terletak di desa Tunjungsekar kecamatan Lowokwaru kota Malang. Fungsi sungai sebagai sumber kehidupan masyarakat sekitar hendaknya dapat dipertahankan keberadaanya. Kualitas airnya belum banyak tercemar, diupayakan untuk dilestarikan dengan cara dikonservasi. Kawasan kampung tepian sungai masih longgar dengan bangunan, masyarakatnya masih mengandalkan banyak terhadap keberadaan sungai, dan didukung lingkungan hijaunya sawah. Kondisi ini banyak menarik investor untuk membangun perumahan di sekitarnya. Akibatnya sungai bukan lagi sebagai tempat kehidupan namun sudah berfungsi sebagai tempat buangan limbah sehingga kualitas lingkungan dan air sungai yang ada menurun. Dengan melihat kondisi seperti itu, maka perlu untuk dipertahankan kondisi lingkungannya dengan konsep-konsep pelestarian sungai. Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan secara terus menerus dan selanjutnya dianalisa secara diskriptif untuk dibuatkan konsep-konsep yang mengacu pada konservasi sungai yang nantinya dituangkan dalam sketsa desain rancangan. Diskusi mematangkan konsep dilakukan secara berkala dengan melibatkan unsur terkait.
PENATAAN KAWASAN TUNJUNGSEKAR SEBAGAI GERBANG KOTA MALANG (RE-DESAIN KAMPUNG KONSERVASI SUNGAI)
Gaguk Sukowiyono;
Debby Budi Susanti
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 3 No 02 (2019): PAWON : Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (515.648 KB)
|
DOI: 10.36040/pawon.v3i02.890
Kampung tematik yang menjadi ikon wisata baru di kota Malang cukup menarik perhatian masyarakat, salah satunya adalah Kampung Konservasi Sungai yang terletak di Desa Tunjungsekar kecamatan Lowokwaru kota Malang. Dengan karakter tematik yang berbeda dapat dijadikan sebagai identitas/petanda wilayah tersebut. Dalam perencanaan wilayah kota jangka panjang Desa Tunjungsekar masuk dalam perencanaan wilayah kota bagian Utara sehingga desa ini perlu dilakukan penataan yang berkarakter agar nantinya dapat dijadikan sebagai gerbang masuk Kota Malang dari sisi yang lain. Dengan melihat potensi seperti itu dan keinginan masyarakat yang di dukung oleh pemerintahan setempat (kelurahan) yang menyediakan lahan/tanah bengkok untuk mewujudkannya, maka diperlukan pendampingan. Dengan ilmu yang dipunyai Tim Pendamping dari ITN Malang berupaya untuk mewujudkan ide dan keinginan masyarakat tersebut dengan konsep-konsep penataan kawasan. Pengumpulan dan pengolahan data tentang lokasi penataan dan sekitarnya dilakukan bersama-sama antara masyarakat dengan Tim Pendamping yang selanjutnya data–data tersebut dianalisa secara diskriptif untuk di buatkan konsep-konsep yang mengacu pada kondisi lingkungan setempat yang nantinya dituangkan dalam sketsa desain rancangan. Diskusi mematangkan konsep-konsep tersebut dilakukan secara berkala dan terus menerus secara rutin dengan melibatkan unsur masyarakat dan perangkatnya, akademisi, dan unsur pemerintah setempat (kelurahan).
FUNGSI PAWON SEBAGAI DESAIN PEROLEHAN PANAS PADA HUNIAN DI DAERAH DINGIN
Gaguk Sukowiyono;
Debby Budi Susanti
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 2 No 01 (2018): PAWON : Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (324.982 KB)
|
DOI: 10.36040/pawon.v2i01.1078
Pawon adalah dapur bagi masyarakat Jawa yang berupa tempat memasak yang menggunakan tungku sebagai pembakaran dengan kayu sebagai bahan bakarnya dan menghasilkan abu (awu) sepanjang hari. Pawon pada jaman dahulu dikenal sebagai daerah privat bagi kaum wanita dan merupakan area yang tabu bagi kaum pria. Karena pawon juga kerap menjadi tempat berkumpul wanita penghuni rumah dengan kaum wanita di lingkungan sekitar rumahnya.Saat ini di beberapa desa bisa ditemui pawon yang sudah beralih fungsi. Tidak hanya sekedar sebagai tempat memasak bagi kaum wanita saja, tetapi juga sebagai tempat berkumpul dan pusat aktifitas bagi seluruh penghuni rumah. Mereka terbiasa berkumpul, berinteraksi dan melakukan sebagian besar aktifitasnya selama berada di rumah di dalam ruang pawon. Mereka juga terbiasa menerima tamu dan berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya di dalam ruang pawon. Perapian yang terletak pada ruang pawon dapat dijadikan sebagai salah satu konsep yang relevan dalam peningkatan suhu udara di dalam bangunan. Model perapian dan besaran api penghasil panas sangat menentukan dalam terwujudnya tingkat kenyamanan.
TIPE BANGUNAN SEBAGAI KONSEP PEROLEHAN PANAS PADA RUMAH TINGGAL MASYARAKAT TENGGER NGADAS
Gaguk Sukowiyono
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 1 No 02 (2017): PAWON : Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (419.266 KB)
|
DOI: 10.36040/pawon.v1i02.2010
Posisi Desa Tengger Ngadas yang berada pada ketinggian ± 2033 m di atas permukaan laut menggambarkan bahwa kondisi lingkungan tersebut berhawa dingin, hal ini sangat berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan huniannya. Tipe bangunan yang ditinjau dari material dalam rumah tinggal masyarakat Tengger Ngadas dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu: tipe terbuka, tipe tertutup, dan tipe ’moderen’, dimana masing-masing tipe bangunan punya karakter dan potensi dalam perolehan panas yang berbeda-beda. Selain itu kondisi lingkungan dan kerapatan antar massa bangunan juga berperan terhadap perolehan panas ke dalam bangunan.