Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Study of Reducing Total Microbial on Fresh Cow Dairy Pasteurization Using Direct Steam Injection Methode Dewanti, Beauty S. D; Yuwono, Sudarminto Setyo; Widhianingputri, Karunia
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.854 KB)

Abstract

Susu segar sangat mudah terkontaminasi oleh berbagai bakteri patogen sehingga tidak tahan lama. Banyaknya jumlah mikroba dalam susu segar pada proses pengolahan menjadikan metode uap panas (Direct Steam Injection) sebagai cara untuk mengolah susu dengan suhu yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh tekanan dan kecepatan laju alir terhadap sifat fisik, kimia dan mikrobiologi susu sapi pasteurisasi. Penelitian ini disusun menggunakan rancangan percobaan jenis Rancangan Acak Kelompok ( RAK ) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah kecepatan laju aliran susu yaitu  1,724 ml/detik dan 0,877 ml/detik.  Faktor kedua adalah tekanan uap panas yaitu 0,75 atm, 1 atm, 1,25 atm.. Data pengamatan yang diperoleh kemudian dianalisa secara statistik menggunakan metode analisa ragam ANOVA (Analysis of Variance), dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) atau DMRT (Duncan Multiple Range Test ) menggunakan selang kepercayaan 5 %.  Pemilihan perlakuan terbaik dilakukan dengan metode De Garmo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi yang signifikan antara dua faktor suhu produk & stabilitas emulsi. Perlakuan tekanan steam memberikan efek yang signifikan (α = 0,05) pada Total Plate Count (TPC), dan kadar air. Perlakuan terbaik dihasilkan oleh tekanan uap dari 1,25 atm & laju 0.877 ml/detik mengalir. Produk ini ditandai dengan TPC 5,68 log cfu/ml, kadar air 92,75%, viskositas 0,96 cps, emulsi stabilitas 11 jam, tingkat protein 1,8% dan kadar lemak 6,42%.
Reaction Optimization Study on Extraction of Crude Glucosamine Siwalan Fruit Seeds (Borassus flabellifer L.) Rahmah, Nur Lailatul; Dewi, Ika Atsari; Dewanti, Beauty S. Diah; Perdani, Claudia Gadizza; Prayudi, Danang Triagus; Ihwah, Azzimatul; Rohmah, Wendra G.
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (943.107 KB)

Abstract

Glukosamin (C6H13NO5) atau (3R,4R,5S)-3-Amino-6-(hidroksimetil) oksana-2.4.5-triol atau 2-Amino-2-deoksiglukosa merupakan gula amino dan prekursor penting dalam sintesis biokimia. Glukosamin dapat berfungsi sebagai obat osteoarthritis dan rematik. Glukosamin terkandung dalam biji buah siwalan (Borassus flabellifer L.) yang banyak tersebar di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah bagian timur, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi. Penelitian ini menggunakan Metode Respon Permukaan yaitu Rancangan Komposit Terpusat (Central Composit Design) dengan menggunakan dua faktor yaitu konsentrasi NH4Cl dan lama perendaman.  Digunakan NH4Cl 2 M sebagai batas bawah dan 4 M sebagai batas atas, sedangkan waktu ekstraksi selama 6 jam sebagai batas bawah dan 24 jam sebagai batas atas. Kedua faktor tersebut menghasilkan sebanyak 13 perlakuan. Respon dari penelitian ini  adalah kadar, pH dan  rendemen glukosamin. Model hubungan pengaruh antara konsentrasi NH4Cl dan lama waktu perendaman terhadap kadar dan rendemen glukosamin siwalan adalah model linier, sehingga tidak bisa ditentukan solusi optimum untuk masing-masing faktor. Namun yang ditemukan adalah respon terbesar yang terdapat pada konsentrasi NH4Cl 4 M dan lama perendaman 24 jam dengan kadar glukosamin 858,772 ppm, pH glukosamin 4,383 dan rendemen glukosamin  0,285%. Ekstrak glukosamin hasil respon terbesar ini memiliki ciri fisik larut dalam air, sedikit larut dalam methanol, dan berwarna coklat.
Production Process Analysis of Baby Java’s Orange Syrup in Pilot Plant Scale Wijana, Susinggih; Citraresmi, Ardaneswari Dyah Pitaloka; Dewanti, Beauty S. Diah; Pranowo, Dodyk; Perdani, Claudia Gadizza; Rahmah, Nur Lailatur
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 17, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1364.101 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi produksi sirup jeruk baby java pada skala pilot plant. Jeruk baby java merupakan salah satu varietas jeruk yang cocok sebagai bahan pembuatan minuman. Buah ini memiliki rasa manis, vitamin C 48% dan kadar air 80-90%. Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, masih memiliki 25% total jeruk hasil panen yang tidak bisa terjual karena subgrade. Salah satu diversifikasi pengolahan kualitas subgrade adalah produksi sirup. Produksi skala pilot plant merupakan tahapan pengolahan sirup untuk mendapatkan data tentang neraca massa proses produksi, rendemen, dan stabilitas mutu fisik, kimia, organoleptik yang kemudian dapat digunakan pada impelementasi skala industri. Proses produksi sirup jeruk baby java skala pilot plant ini membutuhkan jeruk 73,51 kg yang menghasilkan sari buah 32,12 kg. Konsentrasi bahan tambahan yang digunakan adalah fruktosa 100% dari 25 liter sari buah (32,12 kg), sukrosa 50%, asam sitrat 2% dan CMC 1%. Proses produksi dibagi kedalam tiga stasiun, yaitu stasiun preparasi, stasiun ekstraksi, dan stasiun pemasakan. Produk kemudian di uji stabilitasnya menggunakan sampel pembanding, yaitu produk komersial. Produksi sirup skala Pilot plant dengan kapasitas bahan baku sari buah 25 liter membutuhkan waktu produksi selama 1.042 menit. Pemasakan sari buah dengan suhu 80oC membuat bahan menerima panas selama 95 menit. Produk yang dihasilkan merupakan sirup dengan pH 3,43, zat padat terlarut 55,1oBrix, viskositas 29 cP, total gula 54,46% dan vitamin C 0,23%. Rendemen yang dihasilkan sebanyak 79,63%. Berdasarkan hasil uji organoleptik, sirup jeruk baby java skala pilot plant tidak memiliki perbedaan yang nyata terhadap parameter warna sirup, rasa sirup dan pengenceran, serta aroma sirup produk komersial.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR BATIK MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE NETRALISASI DAN ELEKTROKOAGULASI Beauty Suestining Diyah Dewanti; Tafana Firdausi Prastiwi; Alexander Tunggul Sutan Haji
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI Vol 7 No 3 (2019): September
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.166 KB) | DOI: 10.24843/JRMA.2019.v07.i03.p03

Abstract

In the process of production, batik industry often used chemicals such as dye used in dyeing process. Waste water of batik industry containing high concentration of BOD, COD, suspended solid, and color relatively high. One of alternative processing for liquid waste batik is using the neutralization and electrocoagulation method. The purposes of this research were to find the influence of processing with the neutralization and electrocoagulation methode, to find the removal efficiency and to know optimal voltage in reducing the concentration of total chromium, COD, and TSS on liquid waste batik. At the neutralization methode using concentrated HCl. Electrode used in electrocoagulation methode was aluminium as plate electrodes. The observation parameter were total chromium, COD, and TSS at 0, 30, 60, and 90 minutes. The process of neutralization and electrocoagulation of liquid waste batik most effective was reached on voltage 12 volts at 90 minutes that decrease total chromium concentration from 4,908 mg/L to 0,005 mg/L, COD concentration from 1890 mg/L to 68,55 mg/L, and TSS concentration from 296,7 mg/L to 41 mg/L. the voltage as able to produce electrical power equal to 0,036 KWH. A method of electrocoagulation most efficient to remove 99,90%, 96,37%, and 86,18% of total chromium, COD, and TSS respectively. Keywords : Total Chromium, COD, TSS, Liquid Waste Batik, Electrocoagulation
The Influence of Various Concentrations of MLSS and COD on the Performance of the MBR to Eliminate the Organic Materials and Nitrogen Beauty Suestining Diyah Dewanti
Agroindustrial Journal Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : APTA and DTIP FTP UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.336 KB) | DOI: 10.22146/aij.v3i2.25034

Abstract

The high nitrogen content in the wastewater can also inhibit the performance of microorganisms. It can be overcome by Membrane Bioreactor (MBR) combined with anoxic tanks. Use of membrane can be set aside and the organic materials with high concentrations of nitrogen. From this research are expected to know the influence of various concentrations of Mixed Liquor Suspended Solid (MLSS) and Chemical Oxygen Demand (COD) on the performance of the MBR to eliminate the organic materials and nitrogen in the anoxic condition. This study used activated sludge from wastewater treatment Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) as an inoculant and 'synthetic' wastewater as the MBR influent. Research variable is the concentration of COD in mg/L and Sludge Retention Time (SRT). The results showed that the overall performance of the MBR is relatively stable and good. % COD removal obtained at the highest permeate COD concentration of 1800 mg/L, reaching 90%. Total number N in permeate is smaller than 0.5 of the amount of total N in influent or % removal > 50%, then the process of denitrification can be said to be successful. For turbidity removal reached 98.47 up to 98.85%. The flux is getting dropped because fouling due to particles that accumulate on the surface layer of the membrane .
Combination of kinetic maceration - digestion in the extraction of areca seeds (Areca catechu L.) Nur L. Rahmah; Beauty S.D. Dewanti; Fitrotul Azizah
Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.64 KB) | DOI: 10.21776/ub.afssaae.2018.001.02.4

Abstract

Pinang (Areca catechu L.) is one of the plantation commodities from the Palmae group. One of the secondary metabolites contained in areca nut is tannin. Tannins are easily soluble in aquadest so extraction using aquadest solvents is the right choice. Extraction with kinetic maceration method with solvents of distilled water combined with digestion is an effective way to increase extract yield and have a fairly small operational risk. Therefore, in this study studied variations in temperature and extraction time using a combination method of kinetic maceration - digestion of the quality of tannins produced. The experimental design in this study consisted of two factors: the first factor was the extraction temperature with three levels, namely 40;60 and 80 oC and the second factor was extraction time with five levels, namely 4, 6, 8, 10 and 12 hours. The combination of kinetic maceration - the right digestion on yield and quality of areca nut tannin extract (crude areca nut tannin) was obtained at 40 oC with extraction time of 4 hours with a yield value of 12.20% (dry basic), moisture content of 0.023%, tannin content of 424.99 mg GAE / g. (dry basis) and IC50 42.54 ppm.
Fasilitasi Steam Sterilizer untuk Meningkatkan Produktivitas dalam Mengembangkan Perekonomian Unit Produksi Baglog Jamur di Istana Jamur Balap, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang Dewanti, Beauty Suestining Diyah; Tri Widayanti, Vindhya; Septifani, Riska; Diyah Dewanti, Beauty Suestining; Firdausiyah, Nailah; Andriatmoko, Novil Dedy; Danurrendro, Saktyo; Wasbir, Syaifudin; Ramadhani, Intan Fatilah; Puspitasari, Puspa; Dwiyogo, Modo
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 10, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/japi.v10i1.6381

Abstract

Penggunaan teknologi sterilisasi uap di Unit Produksi Baglog Jamur Istana Jamur Balap (IJB) di Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, terbukti efektif meningkatkan produktivitas dan kualitas produk. Alat sterilisasi uap ini memanfaatkan uap panas bertekanan untuk mensterilkan baglog, media tanam yang digunakan dalam budidaya jamur tiram (Pleurotus sp.). Teknologi ini memungkinkan peningkatan kapasitas produksi baglog dari 1.400 menjadi 2.600 unit per hari, sekaligus mengurangi tingkat kontaminasi, sehingga menghasilkan kualitas jamur yang lebih baik dan diakui oleh pasar. Peningkatan kualitas produk dan efisiensi produksi ini berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal, memberikan nilai tambah yang signifikan bagi usaha kecil di daerah tersebut. Secara keseluruhan, implementasi alat sterilisasi uap sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat yang difasilitasi oleh Universitas Brawijaya menunjukkan pentingnya inovasi teknologi dalam mengoptimalkan proses produksi dan mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Keberhasilan program ini menggarisbawahi peran penting teknologi modern dan pendampingan yang komprehensif dalam meningkatkan daya saing dan keberlanjutan bisnis lokal di sektor budidaya jamur
Comparative Study of Bioinsecticide Quality of Bintaro Leaf (Cerbera odollam G.) between Laboratory and Pilot Scale Kurniawan, Indra Saputra; Susinggih Wijana2; Beauty Suestining Diyah Dewanti; Muji Paramuji
Jurnal Online Pertanian Tropik Vol. 12 No. 1 (2025): JURNAL ONLINE PERTANIAN TROPIK
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jpt.v12i1.20019

Abstract

Bioinsecticide constitutes a sustainable solution to mitigate the deleterious consequences of excessive reliance on synthetic insecticides. Bintaro (Cerbera odollam Gaertn.) is a promising candidate for bioinsecticide production due to its efficacy. However, it is imperative to note that the scale of production significantly impacts the process conditions and the quality of the resulting products. To this end, a comparative study was conducted on the manufacturing of bintaro leaf bio-insecticide on a pilot scale. The objective of this study is to ascertain the discrepancy in saponin content, water content, and toxicity of bintaro extract between laboratory and pilot scale. This study uses the reference of previous research where the best treatment of material to solvent ratio 1:10 (w/v) was obtained, namely using 15 grams of bintaro leaf material and 150 ml of solvent with 7 cycles of socletation. In the pilot scale study there was an increase in the amount of material used to 2 kg of dried bintaro leaves and 30 liters of methanol solvent. The results showed that the crude extract of bintaro leaves had a yield of 27%, saponin content of 0.63%, water content of 19.35%, and toxicity level of 45.33%.
Peningkatan Efisiensi Produksi Teh Bunga Rosela di UMKM Anugerah Alam Wilis Melalui Diseminasi Food Dehydrator Dewanti, Beauty Suestining Diyah; Rucitra, Andan Linggar; Rohmah, Wendra Gandhatyasri; Ikasari, Dhita Morita; Jamroni, Mofit; Kurniawati, Adelya Desi
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan aplikasi Teknologi Vol. 4, No. 2: October 2025
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.adipati.2025.v4i2.7621

Abstract

Teh bunga rosela merupakan bagian dari minuman herbal yang semakin popular. Minuman ini dibuat dari bunga kering Hibiscus sabdariffa dan memiliki rasa yang segar dan asam. Produksi teh rosella membutuhkan waktu 2 hari untuk sekali proses produksi. Waktunya 80% dibutuhkan untuk penjemuran kelopak bunga rosela yang mengandalkan panas sinar matahari. Jika keadaan mendung atau musim hujan, produksi teh rosela menjadi kurang efisien dan butuh waktu lebih lama sehingga kesulitan untuk meningkatkan kapasitas produksi pada waktu permintaan tinggi atau pada masa panen bunga rosela sedang melimpah. Pengeringan menggunakan sinar matahari membutuhkan waktu yang lama, kualitas produk yang tidak seragam, serta kemungkinan terjadinya kontaminasi. Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yaitu adanya penguatan teknologi fasilitasi produksi dengan food dehydrator sehingga akan bisa meningkatkan efisiensi proses dan kualitas produk dengan maksimal. Sehingga diharapkan dengan adanya food dehydrator untuk proses pengeringan maka kadar air rosela kering bisa mencapai 5-7%, waktu pengeringan maksimal 24 jam dengan suhu pengeringan maksimal 70°C.Kata kunci: bunga rosela, food dehydrator, minuman herbal, pengeringan
Optimasi Formulasi Kopi Rempah menggunakan Metode Simplex Lattice Design (SLD) sebagai Minuman Fungsional Khas Nusa Tenggara Timur Fajaryanti, Aprillia Ni'ma; Beauty Suestining Diyah Dewanti; Susinggih Wijana
Jurnal Agritechno Jurnal Agritechno Vol. 18, Nomor 2, Oktober 2025
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Functional beverages are increasingly popular due to their health benefits. Spiced coffee has the potential to be developed as a functional drink because of its caffeine and antioxidant content. This study aimed to determine the optimum formulation of Arabica coffee with the addition of spices and to evaluate consumer acceptability. The research design employed the Simplex Lattice Design (SLD) method with coffee concentrations of 94–98% and spice concentrations of 2–6%. The responses observed included antioxidant activity, total phenolic content, and caffeine levels. Data were analyzed using Design Expert 13, while hedonic testing was conducted with Minitab 21 involving 30 panelists. The results indicated that the optimum formulation consisted of 94% coffee and 6% spices, with predicted values of IC50 at 91.428 ppm, total phenolics at 41.105 mg GAE/g, caffeine at 8.569 mg/g, and desirability at 0.865. Sensory evaluation using the 1-sample Wilcoxon test showed that panelists rated the product in the “like” category with a median score of 6, characterized by a dark brown color, dominant spice aroma, and slightly bitter taste.