Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGGUNAAN EKSTRAK BIJI KUSAMBI (Schleichera oleosa) SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA ASTM A36 DALAM MEDIA ASAM Manikin, Gerosa Risa Vianey; Batu, Matius Stefanus; Adu, Risna Erni Yati; Gelyaman, Gebhardus Djugian
Journal of Chemical Science and Application Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Program Studi Kimia Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jcsa.v2i2.8482

Abstract

Korosi merupakan proses degradasi dari material logam yang disebabkan oleh reaksi elektrokimia logam dengan lingkungannya. Proses korosi menyebabkan penurunan sifat mekanik logam sehingga dapat menyebabkan kerugian dalam aspek ekonomi dan keselamatan. Salah satu material yang mengalami korosi yaitu baja ASTM A36. Laju korosi logam akibat pengaruh lingkungan tidak bisa dihentikan namun lajunya dapat dikurangi. Salah satu solusi pencegahan korosi yang sangat populer adalah dengan cara penambahan zat inhibitor yang diperoleh dari ekstraksi bahan alam. Penelitian ini menggunakan inhibitor dari biji Kusambi dengan tujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak biji Kusambi yang didapatkan dengan cara ekstraksi maserasi dengan pelarut metanol, untuk mengetahui kondisi optimum (waktu perendaman dan suhu), serta analisis FTIR untuk mengetahui gugus fungsi. Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol biji kusambi (Schleichera oleosa) mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid dan triterpenoid. Penelitian ini menggunakan metode pengurangan berat yang dilakukan dengan cara merendam logam ke dalam media HCl tanpa inhibitor, dan dengan inhibitor dilakukan dengan cara di coating lalu direndam dalam media HCl, dengan memvariasikan waktu perendaman yaitu 3, 6, 9, 12 dan 15 hari dan suhu 30oC, 35oC, 40oC, 45oC dan 50oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum pada proses inhibisi korosi didapatkan pada waktu perendaman 6 hari dengan efisiensi inhibisi sebesar 90,62% dan laju korosi sebesar 0,1059 mm/tahun dan pada suhu 35oCdengan laju efisiensi inhibisi sebesar 77,77% dan laju korosi 0,0697 mm/tahun.   
Bioremediasi Amoniak Feses Ayam Menggunakan Nitrobacter-Nitrosomonas di Kelompok Wanita Tani Nunapa Jaya, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur Gelyaman, Gebhardus Djugian; Kolo, Sefrinus Maria Dolfi; Benu, Didi Prasetyo; Christanti, Cindy Claudia; Edi, Eduardus; Batu, Matius Stefanus; Mere, Janrigo Klaumegio; Adu, Risna Erni Yati; Talan, Veronika Sofia Jaquelin
Jurnal Inovasi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 5 No 1 (2025): JIPPM - Juni 2025
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jippm.799

Abstract

Ketergantungan petani di Kabupaten Timor Tengah Utara terhadap pupuk urea sangat tinggi, namun ketersediaannya terbatas. Selain itu, pemahaman petani dalam mengolah bahan mentah menjadi pupuk substituen urea masih rendah sehingga meningkatkan kelangkaan pupuk dan menurunkan produktivitas petani. Pupuk urea dapat digantikan dengan nitrat hasil olahan amoniak dari limbah feses ayam broiler melalui teknologi bioremediasi dengan bakteri Nitrobacter dan Nitrosomonas. Tujuan pengabdian ini adalah memperkenalkan teknologi bioremediasi Nitrobacter-Nitrosomonas kepada Kelompok Wanita Tani Nunapa Jaya Kefamenanu. Metode yang digunakan meliputi survei, sosialisasi, praktik, dan evaluasi pada 12 responden dengan analisis deskriptif. Pengabdian dilaksanakan pada bulan maret – mei 2025. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terjadi persentase perubahan pengetahuan terhadap pemanfaatan Nitrobacter dan Nitrosomonas yaitu 100% responden mengenal teknologi bioremediasi. Persentase perubahan pengetahuan responden terhadap dampak negatif tingginya kadar amonia bagi lingkungan adalah 83%. Perubahan responden yang mengetahui teknik pengolahan feses ayam menjadi pupuk adalah 67%. Perubahan pengetahuan terhadap jenis dekomposer feses ayam sebanyak 67%. Perubahan presentasi intensitas Odor (sangat tinggi menjadi tidak ada) feses ayam menurut responden adalah sebanyak sebesar 91,67%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini berkontribusi penting dalam mengatasi kelangkaan pupuk di daerah pertanian dengan pendekatan inovatif, ramah lingkungan. Implikasi dari kegiatan ini adalah pemberdayaan petani secara langsung, potensi substitusi urea, pengolahan limbah ternak, pengembangan teknologi lokal dan dampak positif terhadap lingkungan.
THE POTENTIAL OF FALOAK BARK (STERCULIA QUADRIFIDA R.BR.) as an ACTIVATED CARBON PRODUCT THROUGH PHYSICAL-CHEMICAL ACTIVATION METHOD Bobu, Fetronela Rambu; Tea , Marselina Theresia Djue; Donuata, Pujianti Bejahida; Batu, Matius Stefanus
Indonesian Physical Review Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ipr.v8i2.448

Abstract

Faloak is a plant species native to the East Nusa Tenggara region and Australia, widely used by the local community in NTT as an herbal medicine, particularly in treating liver disease, digestive disorders, and fatigue. However, this study presents a new application by analyzing its physical-chemical properties and evaluating its effectiveness in the synthesis of activated carbon. This study aims to explore and analyze the potential of Faloak bark as a source of activated carbon, which has not been examined in previous research. This research uses a quantitative approach by conducting controlled laboratory experiments to measure and analyze the variation in activator concentration on the water and ash content of activated carbon. The research applied the physical-chemical activation method. The physical activation process involved heating at temperatures ranging from 250°C to 450°C, while chemical activation was conducted using ZnCl₂ and NaOH at concentrations of 1 N, 2 N, and 3 N. This method was selected to determine the optimal conditions for converting Faloak bark into activated carbon, focusing on temperature and chemical activators. The findings indicate that the optimum temperature for activated carbon formation is 300°C. Additionally, tests using chemical activators showed that Faloak bark performs best with a 2 N NaOH solution, as evidenced by ash and water contents of 0.03% and 0.65%, respectively. Functional group analysis through FTIR testing identified the presence of  (hydroxyl), aromatic C=C, and carbonyl C=O groups, further supporting the potential of Faloak bark as a viable material for activated carbon production. The findings suggest that Faloak bark has significant potential to be developed into an activated carbon product.
Pelatihan Konversi Sampah Plastik Menjadi Paving Block sebagai Solusi Penanggulangan Sampah Plastik di Perumahan Biinmaffo Benu, Didi; Wiguna, I Gede Arya; Christanti, Cindy Claudia; Adu, Risna Erni Yati; Gelyaman, Gebhardus Djugian; Batu, Matius Stefanus
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Edisi Januari - Maret
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i1.5217

Abstract

Pengolahan sampah plastik masih menjadi tantangan besar di Kabupaten Timor Tengah Utara, khususnya di Kota Kefamenanu. Melalui kegiatan pengabdian ini, pelaksana pengabdian mengusulkan metode yang efektif dan efisien untuk mengatasi masalah sampah plastik. Kegiatan pengabdian ini dilakukan di perumahan Biinmaffo, salah satu perumahan di Kota Kefamenanu yang aktif memproduksi sampah plastik. Solusi permasalahan yang diusulkan adalah mengkonversi sampah plastik menjadi paving block. Kegiatan pengabdian ini melibatkan mitra Kelompok Taruna Tani Jabalfarm Milenial yang berlokasi di Perumahan Biinmaffo. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri dari sosialisasi dan pengumpulan sampah plastik dari rumah warga, serta memberikan pelatihan dan pendampingan kepada warga untuk mengkonversi sampah plastik menjadi paving block. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, paving block dengan struktur yang kokoh telah berhasil difabrikasi dari limbah plastik. Kegiatan yang telah dilakukan telah memberikan pengetahuan bagi warga dan mitra tentang pentingnya pemilahan sampah, serta potensi pengolahan sampah plastik menjadi paving block. Mitra juga telah diberdayakan melalui pengetahuan tentang tahapan-tahapan yang perlu dilakukan untuk mengkonversi sampah plastik menjadi paving block. Selain mengatasi masalah sampah plastik di perumahan Biinmaffo, kegiatan ini juga memberikan alternatif untuk memperoleh pendapatan dari pembuatan paving block berbahan plastik.
SYNTHESIS OF ACTIVATED CARBON FROM SORGUM STEM WASTE (Sorghum bicolor (L.) Moench) AS RHODAMIN B ADSORBENT WITH VARIATIONS OF NaOH ACTIVATOR CONCENTRATION Batu, Matius Stefanus; Teti, Roswita; Kolo, Maria Magdalena
Molluca Journal of Chemistry Education (MJoCE) Vol 15 No 2 (2025): MJoCE
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Pattimura (Chemistry Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Educational Sciences, Pattimura University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/MJoCEvol15iss2pp59-67

Abstract

Rhodamine B is a synthetic dye commonly used, especially in the textile industry. Excessive entry of Rhodamine B into the environment can alter the pH of water, which can disturb microorganisms and animals living in aquatic environments. One way to address the pollution of Rhodamine B is by using activated carbon from sorghum stalk waste. Activated carbon is carbon that has been processed through activation to have pores with a very large surface area, thereby enhancing its adsorption capacity. The aim of this study is to determine the characteristics of activated carbon from sorghum stalk waste and to determine the optimum NaOH concentration in the synthesis of activated carbon from sorghum stalk waste as an adsorbent for Rhodamine B dye. The stages in this study include the preparation of sorghum stalk waste samples, carbonization, and activation of the carbon from sorghum stalk waste using NaOH activator with concentration variations of 2, 3, 4, 5, and 6% for 24 hours. The adsorption process was carried out using the activated carbon from sorghum stalk waste to adsorb Rhodamine B dye. The results of the study showed that the characteristics of the activated carbon from sorghum stalk waste had a moisture content of 4-7.3%, ash content of 2.3-7.6%, and an iodine adsorption capacity of 2,410.67-3,427.11 mg/g. The results of the characterization of activated carbon from sorghum stalk waste overall met the Indonesian National Standard (SNI). The optimum NaOH activator concentration for adsorbing Rhodamine B dye was obtained at a concentration of 6%, with an adsorption efficiency of 88.94%.
Education of making and distribution of betel leaves hand sanitizers to kefamenanu Pasar Baru sellers Mada, Grandianus Seda; Tea, Marselina Theresia Djue; Pardosi, Lukas; Welsiliana; Pramita, Dira Asri; Batu, Matius Stefanus; Siahaan, Desta Gloria
ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2020): ABDIMAS TALENTA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1050.895 KB) | DOI: 10.32734/abdimastalenta.v5i2.4307

Abstract

The business’ level, lack of knowledge about the making process and use of hand sanitizers from natural ingredients caused sellers in Pasar Baru Kefamenanu do not apply the health protocols during transactions with buyers. Therefore, there needs to be educated about natural ingredients that can be used as hand sanitizers, the making process, and how to use them. Natural ingredients that are found in Kefamenanu are betel leaves. Education on making hand sanitizers from betel leaves helps sellers to be able to make their own hand sanitizers. The addition of aloe vera to betel leaves extract aims to make the liquid hand sanitizer becomes softer. While lime and perfume are to get rid of the betel leaves’ smell. The distribution of hand sanitizers that has been made can be an example of products from natural ingredients and the storage bottles provided can be used as a refill place for hand sanitizer.
Peningkatan Kualitas Pengolahan Nira Lontar (Borassus flabellifer L.) di Kelompok Tani Nua’f Soeb Kota Kefamenanu Kolo, Maria Magdalena; Batu, Matius Stefanus; Metboki, Bernadina; Sakan, Sergius; Berek, Gaudesisus Usi; Mako, Febriana
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Spesial Issue
Publisher : LPPM UNINUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman lontar (Borassus flabellifer L.) tersedia melimpah dan menyebar di Kelurahan Benpasi produknya berupa nira. Salah satu kelompok yang bekerja sebagai penyuling nira adalah Kelompok Tani Nua’f Soeb yang beranggotakan 5 orang. Kelompok ini secara turun-temurun memanfaatkan nira lontar sebagai sumber pendapatan dengan produknya berupa tuak manis (tanpa alkohol), sopi (mengandung alkohol) serta olahan lain berupa gula lempeng. Proses pembuatan gula lempeng sudah berlangsung lama dan dipraktekkan oleh kelompok mitra dengan peralatan dan cara pengolahan yang sederhana dengan penggunaan bahan tambahan berupa detergen. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kelompok mitra dalam mengolah nira lontar dengan penggunaan bahan tambahan yang aman untuk produk berkualitas. Metode yang digunakan dalam kegiatan adalah penyuluhan dan demonstrasi secara bersama. Disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian telah berjalan dengan tahapan-tahapan kegiatannya (persiapan, penyuluhan dan praktek). Pengolahan nira menggunakan bahan tambahan larutan kapur (CaO) dapat menghasilkan gula semut dan gula lempeng berkualitas seperti berwarna kuning kecoklatan, bertekstur halus, beraroma gula, dengan rasa normal dan memiliki tingkat kesukaan yang tinggi. Terjadi peningkatan pemahaman mitra terkait pengolahan nira lontar dari 42% (sebelum kegiatan) menjadi 89% (setelah kegiatan). Kegiatan ini juga menjadi daya tarik serta antusias yang tinggi dari kelompok mitra dengan 100% kehadiran.
Synthesis of Cellulose Acetate From Coil Waste (Borassus flabellifer L) Using Delignification Time Variations: Sintesis Selulosa Asetat Dari Limbah Sabut Lontar (Borassus flabellifer L) dengan Menggunakan Variasi Waktu Delignifikasi Batu, Matius Stefanus; Kolo, Maria Magdalena; Rika, Fransiska
Stannum : Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 6 No 2 (2024): October 2024
Publisher : Department of Chemistry - Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jstk.v6i2.4113

Abstract

Synthesis of cellulose acetate form palm coir (Borassus flabellifer L) waste has been synthesized by varying the time in the delignification process. This study aimed to determine the characteristics of cellulose acetate form palm coir waste (Borassus flabellifer L) and the optimum time for the delignification process. This research was conducted in several stages: sample preparation, cellulose isolation (delignification and bleaching process), and synthesis of cellulose acetate (activation, acetylation, and hydrolysis process). The cellulose acetate obtained was then charatecrized by testing for water content, acetyl content, and degree of substitution and functional grup analysis using a fourier transform infra-red (FTIR) spectrophotometer. In the delignification process, variations of the delignification time were usesd, namely 60, 90, 120, and 150 minutes. Form the results of the study, the characteristics of cellulose acetate in palm coir were optained, namely water content of 0.95%‒2.16%, acetyl content of 37.19%‒40.85%, degree of substitution of 2.2‒2.6 and identification of functional groups using FTIR showed that there was a typical absorption of cellulose acetate on the carbonyl group (C=O) and the ester group (C-O acetyl). The results of variations in the time of the delignification process showed that the optimum reaction time was 120 minutes with the yield of cellulose acetate produced at 254.4%, water content 2.16%, acetyl content 40.85%, degree of substitution (DS) 2.6. the cellulose acetate produced belongs to the type of cellulose diacetate, which can be further utilized in manufacturing threads, membranes, adhesives of films, and mask filters.
Pelatihan Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Ecopaving Bagi UKK Pemulung Desa Tublopo Kabupaten Timor Tengah Utara Adu, Risna Erni Yati; Gelyaman, Gebhardus Djugian; Batu, Matius Stefanus; Benu, Didi Prasetyo
Jurnal Pengabdian Masyarakat MIPA dan Pendidikan MIPA Vol. 8 No. 1 (2024): Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpmmp.v8i1.66992

Abstract

Pengelolaan sampah plastik di kawasan Hutan Tatub Desa Tublopo Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) masih dilakukan secara terbatas oleh Kelompok UKK Pemulung Desa Tublopo. Hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan sampah plastic yang berakibat pada penyempitan lahan di Pos UKK dan juga di area pembuangan sampah sehingga sebagian sampah plastic di area pembuangan harus dibakar. Kondisi ini menjadi dasar dilakukannya kegiatan pengabdian sebagai salah satu upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kelompok UKK Pemulung melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan outclass tentang manajemen akhir sampah plastic dan pelatihan pengolahan sampah plastic menjadi produk paving block. Tahapan kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan persoalan mitra yaitu kegiatan persiapan, sosialisasi dan pelatihan serta evaluasi. Dari kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan anggota Kelompok UKK Pemulung Desa Tublopo tentang manajemen akhir sampah plastic dimulai dari pewadahan, pengumpulan, dan pemrosesan akhir telah mengalami peningkatan. Anggota UKK Pemulung sampah juga terampil dalam memilah dan mengolah sampah plastik menjadi produk paving block.