Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

KARAKTERISTIK BATU PECAH EX. MORAMO DAN PASIR NAMBO SEBAGAI BAHAN CAMPUR CEMENT TREATED BASE (CTB) PADA KONSTRUKSI JALAN Muh. Alfian Putra Munandar; Minson Simatupang; Nasrul Nasrul
Media Konstruksi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2018): MedKons
Publisher : PRODI D3 TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.955 KB) | DOI: 10.33772/jmk.v3i1.27201

Abstract

Abstract The purpose of this study is to determine the characteristics of the Mixed Material Cement Treated Base (CTB) and find out the compressive strength of the Cement Treated Base (CTB) with soaking for 7 days using variations of cement 3-5% with compressive strength 45 - 55 kg / cm2 which refers to the general specifications of Bina Marga 2010, Revision 3 (Division 5).This test is a research study in the laboratory by examining the mountain material of Sanggula Village in its use for road construction materials. The data obtained at each inspection is made in the form of tables and graphs that will provide standard data in the form of specifications as required for aggregate cement or base treated cement (CTB). Based on the testing procedure following the General Specifications of Bina Marga, Revised 3 (Division 5).The results showed the characteristics of the mountain material Sanggula Village, Kec. North Moramo, South Konawe Regency with test results data: CBR 220.00%, and testing compressive strength with a moisture content of 3% 38.22 kg / cm2, 3.5% 44.59 kg / cm2, 4% 50.96 kg / cm2, 4.5% 63.69 kg / cm2, and 5% 76.43 kg / cm2, then the use of mountain material Sanggula Village, Kec. Moramo Utara, Kab. South Konawe is suitable to be used as a Cement Treated Base (CTB) in accordance with the test results that meet the specification requirements in accordance with the General Standards of Bina Marga 2010, Revised 3 (Division 5).   Abstrak Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik Campuran Material Cement Treated Base (CTB) dan mengetahui kuat uji tekan Cement Treated Base (CTB) dengan perendaman selama 7 hari menggunakan variasi semen 3 – 5 % dengan nilai kuat tekan 45 – 55 kg/cm2 yang mengacu pada spesifikasi umum Bina Marga 2010,, Revisi 3 (Divisi 5).Pengujian ini merupakan studi penelitian di laboratorium dengan melakukan pemeriksaaan terhadap material gunung Desa Sanggula dalam penggunaannya untuk bahan konstruksi jalan raya. Data yang di peroleh pada setiap pemeriksaan dibuat dalam bentuk tabel maupun grafik yang akan memberikan data standar dalam bentuk spesifikasi sesuai yang diisyaratkan untuk lapis agregat semen atau Cement Treated Base (CTB). Berdasarkan prosedur pengujian mengikuti Spesifikasi Umum Bina Marga, Revisi 3 (Divisi 5).Hasil penelitian menunjukkankarakteristik dari material gunung Desa Sanggula, Kec. Moramo utara, Kabupaten Konawe Selatan dengan datahasil pengujian : CBR 220,00%, dan pengujian kuat tekan dengan kadar air 3% 38,22 kg/cm2, 3,5% 44,59 kg/cm2, 4% 50,96 kg/cm2, 4,5% 63,69kg/cm2, dan 5% 76,43 kg/cm2, selanjutnya Penggunaan material gunung Desa Sanggula, Kec. Moramo utara, Kab. Konawe selatan layak digunakan sebagai Cement Treated Base (CTB) sesuai dengan hasil pengujian yang memenuhi syaratspesifikasi sesuai Standar Spesifikasi Umum Bina Marga 2010, Revisi 3 (Divisi 5). 
PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP NILAI KUAT TEKAN BEBAS PADA PASIR HALUS DAN PASIR KASAR DENGAN DERAJAT KEJENUHAN 50%, 70%, 100% Renaldy Pundissing; Minson Simatupang; Anafi Minmahddun
Media Konstruksi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : PRODI D3 TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.845 KB) | DOI: 10.33772/jmk.v7i1.27238

Abstract

Tanah merupakan dasar dari suatu konstruksi bangunan sipil yang menerima dan menahan beban dari suatu struktur diatasnya. Agregat halus merupakan pengisi yang berupa pasir. Ukurannya bervariasi antara ukuran no. 4 dan no. 100 saringan standar Amerika. Abu Terbang (fly ash) merupakan limbah berbahan bakar batu bara yang dikategorikan sebagai limbah berbahaya (Maryoto, 2008). Kuat tekan bebas (qu) adalah harga tegangan aksial maksimum yang dapat ditahan oleh suatu benda uji berbentuk silindris (dalam hal ini sampel tanah) sebelum mengalami keruntuhan geser (ASTM D2166-06). Pengujian ini bertujuan  untuk mengetahui nilai kuat tekan bebas pasir halus dan pasir kasar dengan campuran fly ash pada saat kadar air jenuh dengan uji kuat tekan bebas dengan persentase fly ash 20% dengan  variasi  derajat kejenuhan  50%,  70%,  100%  dan  lama  pemeraman  7,  28,  56  dan  84 hari.
Socialization and training on production of bio-charcoal made from biomass waste using a double-tube reactor Lukas Kano Mangalla; Raden Rinova Sisworo; Budiman Sudia; Samhuddin Samhuddin; Minson Simatupang
Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang Vol 8, No 1 (2023): February 2023
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/abdimas.v1i1.8996

Abstract

Proper handling of biomass waste can turn waste into something beneficial for society. One way that can be done is to convert biomass waste into quality biochar for energy needs and agriculture as a planting medium. This partnership program is intended to provide education and practical knowledge to the community regarding utilizing biomass waste for biochar production using a double tube reactor. The activities consisted of socialization of the impact of the abandonment of biomass and the benefits of biomass for household energy needs, as well as practical experience of carbonizing biomass by directly involving partner communities. This activity was carried out at Pambulaan Jaya Village Hall attended by 32 community partners and 9 teams from Halu Oleo University. This partnership activity is very relevant for people in the village where most of the population lives as rice and field farmers. The practical knowledge on carbonizing biomass waste was conducted in two days for the two types of biomasses, namely wood chips and coconut shells. The community was very enthusiastic about continuing the carbonization process after they learned about the great benefits of this biochar product for household energy needs, growing media for plantations, and increasing their income.
ANALISA PENGENDALIAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAK{BIBLIOGRAPHY}AAN MODERN PROVINSI SULAWESI TENGGARA (TAHAP II) ANALYSIS OF TIME CONTROL AND COST IN THE DEVELOPMENT PROJECT OF MODERN LIBRARY PROVINCE OF SOUTH SULAWESI (STAGE II) Admin Hardiana; Minson Simatupang; Abdul Kadir
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) Vol.2 N0.2 Oktober 2020
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmr.v2i2.16040

Abstract

Analisa pengendalian waktu dan biaya proyek sebaiknya dilakukan pada masa perencanaan dengan menggunakan analisis metode-metode ilmiah sehingga pada saat pelaksanaan pekerjaan selesai tepat waktu. Penelitian ini menganalisis masalah waktu dan biaya dengan studi kasus "Pembangunan Gedung Perpustakaan Modern Tahap II" dimana pada pembangunan tahap I mengalami keterlambatan disebabkan jadwal pelaksanaan atau time schedule yang digunakan tidak dianalisis sesuai dengan metode lintasan kritis sehingga jumlah sumber daya tidak diperhitungkan dengan cermat disamping itu pada pembangunan di tahap II ini, konsultan perencana hanya membuat gambar rencana kerja, perhitungan biaya pelaksanaan dan spesifikasi teknis. Untuk menghindari keterlambatan pekerjaan seperti pada pembangunan tahap I maka peneliti mencoba melakukan analisis pengendalian waktu dan biaya proyek pada masa perencanaan dengan menggunakan metode jalur kritis dan metode percepatan dimana analisis dimulai dengan mengidentifikasi pekerjaan yang berada pada jalur kritis yang dianalisis dengan Critical Path Method (CPM) untuk mendapatkan cost slope dengan data yang diperoleh dari konsultan perencana kemudian dilakukan percepatan dengan menggunakan metode crash project sehingga diperoleh percepatan waktu dan optimalisasi biaya proyek. Dalam penelitian ini penulis melakukan crashing project 3 simulasi yaitu penambahan 1 jam, 2 jam dan 4 jam kerja sehingga diperoleh hasil analisis yaitu untuk penambahan 1 jam diperoleh pengurangan biaya Rp 88.339.543,70 dari total biaya Rp 29.342.351.124,70 menjadi Rp 29.254.011.581,00 dengan pengurangan waktu 28 hari dari waktu normal 300 hari menjadi 272 hari. Penambahan 2 jam diperoleh pengurangan biaya Rp 114.425.012,25 dari total biaya pekerjaan Rp 29.342.351.124,70 menjadi Rp. 29.227.926.112,45 dengan pengurangan waktu pekerjaan 51 hari dari waktu normal 300 hari menjadi 249 hari. Penambahan 4 jam diperoleh  pengurangan  biaya Rp. 172.809.017,82 dari total biaya  pekerjaan  Rp 29.342.351.124,70  menjadi Rp. 29.169.542.106,88  dengan pengurangan durasi pekerjaan waktu 87 hari dari waktu normal 300 hari menjadi 213 hari. Dalam penelitian ini direkomendasikan sebaiknya percepatan pekerjaan dilaksanakan dengan tambahan waktu kerja maksimal 2 jam yang bertujuan untuk menghindari faktor kelelahan tenaga kerja karena berdampak pada hasil produktifitas dan efektifitas.Kata Kunci:  CPM, Crashing project waktu dan biaya 
EVALUASI PRODUKTIVITAS DAN OPTIMASI PENGGUNAAN PERALATAN MEKANIS PADA PEKERJAAN CUT AND FILL Hendra Kundrad SR; Minson Simatupang; Sudarsono Sudarsono
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) Vol 3 No 2 Oktober Tahun 2021
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmr.v3i2.23448

Abstract

Earthworks is one of the most vital parts in a large scale construction project. Generally, earthworks is carried by heavy equipment in order to make it easier for human to do their jobs so that the results can be achieved more easily in short time. The management of heavy equipment is very important to support the running of the job. This study is aims to determine how much the productivity, cost and time and also to optimize the heavy equipment usage costs. Determination of the optimum solution was carried out using integer linear programing of branch and bound method. The optimum solution obtained in earth excavation work used 1 unit of excavator with a production capacity of 29,36  and 1 unit of dump truck with a production capacity 25,82 , the required cost of Rp.62.721.260,00 or 45,23% is lower than the original cost of Rp.114.515.748,00. While for stone quarrying work used 1 unit excavator + rock drill breaker with a production capacity of 13,39  and dump truck with a production capacity of 16,99  the required cost of Rp.62.721.260,00 or 45,23% is lower than the original cost of Rp.114.515.748,00. Keywords :Heavy Equipment, Productivity, Optimum, AILP, Branch and Bound
PENERAPAN FLY ASH SEBAGAI BAHAN SEMENTASI DALAM PENDEKATAN PERBAIKAN TANAH Osok, Fidel Kalehangen; Simatupang, Minson
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 11, No 2 (2023):
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55679/jts.v11i2.41629

Abstract

One of the most commonly used approaches for soil stabilization, especially under buildings, is the grouting system. This approach usually uses additives, such as industrial by-product-fly ash. With this technique, fly ash solutions in various concentrations are injected into the sand samples. How far the spread of the fly ash solution from the point of injection was observed for each concentration of the solution. The results show that the higher the concentration of the solution, the smaller the spread of the fly ash solution. This is due to the agglomeration of the fly ash solution immediately in the sand pores around the injection point which will inhibit the spread of the solution. Even the smallest concentration of fly ash solution applied to the sand sample in the study was not able to spread throughout the sand. Another approach is needed so that the spread of the fly ash solution is maximized.
PENGARUH CURING TIME DAN DERAJAT KEJENUHAN TERHADAP KUAT TEKAN BEBAS DAN KUAT TARIK BELAH PADA CAMPURAN PASIR DAN FLY ASH Marsindi, Dewi; Simatupang, Minson; Kadir, Abdul
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No 3 (2022):
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55679/jts.v10i3.31247

Abstract

Tanah pasir merupakan tanah yang memiliki butiran kasar dan memiliki nilai kohesi yang sangat rendah atau bahkan nol sehingga dinamakan dengan tanah non kohesif. Untuk memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanis tanah jenis ini dapat dilakukan dengan cara stabilisasi. Stabilisasi tanah menggunakan fly ash, disamping untuk efisiensi juga untuk mengurangi dampak lingkungan akibat penumpukan limbah tersebut. Penelitian dilakukan dengan serangkaian uji kuat tekan bebas dan kuat tarik belah pada berbagai parameter. Derajat kejenuhan dibuat dengan 3 persentase yang berbeda yaitu 20%, 50% dan 70%, dengan pemeraman pada suhu ruangan selama 1 dan 2 bulan, dan pada persentase fly ash sebesar 20% dari berat pasir kering, serta kerapatan relatif rencana sebesar 50%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan bebas dan kuat tarik belah meningkat dengan fly ash dan waktu pemeraman, dan menurun terhadap derajat kejenuhan. Pada derajat kejenuhan 20%, banyaknya air dalam spesimen kelihatannya tidak cukup untuk mengurai kapur yang terkandung dalam fly ash, sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih rendah. 
ANALISIS SPASIAL ALIH FUNGSI KAWASAN HUTAN TERHADAP POTENSI PENINGKATAN DEBIT BANJIR SUNGAI BALANDETE DAN SUNGAI SABILAMBO Nurdin, Sri Asnita; Simatupang, Minson; Kadir, Abdul; Ngii, Edward; Ahmad, Siti Nurjanah; Masdiana, Masdiana
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) Vol 5, No 2 (2023): Oktober Tahun 2023
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmr.v5i2.47446

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Oktober 2021 dengan tujuan untuk mengetahui luasan kawasan hutan yang telah teralih fungsi di hulu Sungai Sabilambo dan Sungai Balandete dan pengaruhnya terhadap potensi peningkatan debit banjir di kedua sungai tersebut serta alternatif mitigasi yang bisa dilakukan untuk mencegah dampak negatif akibat kegiatan alih fungsi tersebut. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi kepada semua pihak yang terkait dengan kegiatan alih fungsi lahan didalam kawasan hutan. Kebutuhan data antara lain data curah hujan, data debit sungai, peta kawasan hutan serta peta tutupan lahan yang dihasilkan dari analisis data SPOT 6/7 perekaman tahun 2013 dan 2017 yang bersumber dari LAPAN dibuat dengan menggunakan metode maximum livelihood classification, dianalisis dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil dari analisis tersebut diperoleh bahwa pada tahun 2013 kawasan hutan yang teralih fungsi sebesar 7.34 % dan pada tahun 2017 sebesar 21,66%. terindikasi telah teralih fungsi ini adalah nilai TSS permukaan di Perairan Teluk Kendari tertinggi berada di sekitar aliran Sungai Wanggu berkisar antara 760-781 mg/L, sedangkan terendah berada di mulut teluk yaitu berkisar antara 672-693 mg/L. Kecepatan arus adalah parameter kualitas air yang memiliki pengaruh paling besar terhadap distribusi total suspended solid di Teluk Kendari. Kata Kunci : alih fungsi, kawasan hutan, sungai, debit banjir
MANAJEMEN STRATEGI PENINGKATAN KONDISI JALAN DI KABUPATEN KOLAKA TIMUR Ilmar, Harry; SIMATUPANG, MINSON; Magribi, La Ode Muhamad
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) Vol 4, No 1 (2022): Mei Tahun 2022
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmr.v4i1.27266

Abstract

Alokasi anggaran yang sangat terbatas mengharuskan adanya skala prioritas dalam pengambilan kebijakan penanganan jalan. Skala prioritas diterapkan agar pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan yaitu untuk meningkatkan kapasitas jalan maupun kemantapan jalan dalam rangka meningkatkan konektivitas jaringan jalan, daya saing dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kolaka Timur. Dengan demikian dibutuhkan suatu perencanaan strategis yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, arah  kebijakan,  strategi,  program  dan  kegiatan,  kerangka  regulasi, kerangka kelembagaan, serta kerangka pendanaan pembangunan.Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merekomendasikan penentuan prioritas strategi peningkatan Kondisi jalan di Kabupaten Kolaka Timur. Secara rinci tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk Menentukan Strategi Prioritas yang dapat direkomendasikan untuk meningkatan kondisi jalan di Kabupaten Kolaka Timur.Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman sedangkan untuk memilih strategi yang diprioritaskan digunakan Metode Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)Strategi peningkatan kondisi jalan di Kabupaten Kolaka Timur berada pada Kuadran IV dengan strategi bertahan Total Kekuatan 1,03 –Total Kelemahan 1,15 diperoleh Nilai matrik IFE = - 0,78 dan Nilai matrik EFE = Total Peluang 1,02 –Total Ancaman 1,81 = - 0,79. Hal ini menunjukkan bahwa Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan lemah dalam menghadapi ancaman.Strategi utama untuk Peningkatan kondisi jalan di Kabupaten Kolaka Timur adalah Pemanfaatan Teknologi Konstruksi dan sistem informasi serta menggunakan material lokal dan mengunakan peralatan yang tersedia  dalam usaha meningkatkan kondisi jalan dengan nilai TAS 2.89 Kata Kunci: Strategi Peningkatan Kondisi Jalan, SWOT, QSPM
INFRASTRUKTUR HIJAU DAN EKONOMIS BERBASIS TEKNOLOGI GEOPOLIMER UNTUK PERKUATAN LERENG PENCEGAH LONGSOR DI DAERAH RAWAN LONGSOR DI KELURAHAN TALLANG SURA, TORAJA UTARA Parea Rusan Rangan; Hans Lura; Risa Lasarus; Minson Simatupang; Romy Suryaningrat Edwin; Andi Khaeruni Khaeruni R
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v8i2.2222

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menerapkan teknologi geopolimer sebagai solusi infrastruktur hijau dalam perkuatan lereng di Kelurahan Tallang Sura, Toraja Utara, yang terletak di daerah rawan longsor. Pengantar kegiatan ini melibatkan identifikasi masalah longsor yang sering terjadi akibat faktor alam dan aktivitas manusia. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan stabilitas lereng serta kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan material ramah lingkungan. Metode yang digunakan mencakup sosialisasi kepada masyarakat, pelatihan pembuatan material geopolimer, dan penerapan langsung di lokasi yang telah ditentukan. Keterlibatan masyarakat dalam setiap tahap menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini, sehingga mereka dapat belajar dan berkontribusi secara aktif. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa penerapan geopolimer berhasil meningkatkan stabilitas lereng hingga 30% dan tidak terjadi longsor di area yang diperkuat. Selain itu, masyarakat menunjukkan peningkatan kesadaran dan minat untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan ini di area lain.Kesimpulan dari kegiatan ini adalah bahwa teknologi geopolimer tidak hanya efektif dalam mitigasi risiko longsor, tetapi juga berpotensi memberdayakan masyarakat dan mendorong praktik pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, disarankan agar kegiatan serupa dapat dilakukan di daerah lain yang menghadapi tantangan serupa, dengan dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait.  Abstract. This community service activity aims to implement geopolymer technology as a green infrastructure solution for slope reinforcement in Tallang Sura Village, North Toraja, located in a landslide-prone area. The introduction to this activity involved identifying landslide issues frequently caused by natural factors and human activities. The primary goal of this initiative is to enhance slope stability and raise community awareness of the importance of using environmentally friendly materials. The methods employed included community outreach, training on geopolymer material production, and direct application at designated locations. Community involvement at every stage was key to the success of this activity, enabling them to learn and actively contribute. The results indicate that the application of geopolymer technology improved slope stability by up to 30%, and no landslides occurred in the reinforced areas. Additionally, there was an increase in community awareness and interest in adopting this eco-friendly technology in other areas. The conclusion of this activity is that geopolymer technology is not only effective in mitigating landslide risks but also has the potential to empower communities and promote sustainable development practices. Therefore, it is recommended that similar activities be conducted in other areas facing similar challenges, with support from the government and relevant institutions.