Sedasi di luar ruang operasi, dikenal sebagai Non-Operating Room Anesthesia (NORA), semakin banyak digunakan seiring meningkatnya prosedur diagnostik dan intervensi minimal invasif di luar ruang bedah konvensional. Praktik ini mencakup tindakan di ruang endoskopi, radiologi intervensional, kedokteran gigi, dan fasilitas rawat jalan. NORA memiliki tantangan tersendiri, seperti keterbatasan alat monitoring, tata ruang yang tidak ideal, dan koordinasi tim yang kurang optimal. Evaluasi pra-tindakan, pemilihan agen sedasi yang tepat seperti propofol, midazolam, atau ketamin, serta pemantauan fisiologis yang adekuat sangat penting untuk menjamin keselamatan pasien. Untuk itu, standar kompetensi, protokol keselamatan, dan kesiapan menghadapi komplikasi perlu diterapkan secara ketat. NORA membutuhkan pendekatan anestesiologi yang adaptif, sistematis, dan berbasis kolaborasi antarprofesi.