Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Penguatan Kompetensi Pedagogi Bagi Guru Profesional Lulusan PPG LPTK FKIP Undana di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Parsa, I Made; Wonda, Hiwa; Dominikus, Wara Sabon; Taneo, Malkisedek; Messakh, Jacobis J.; Samo, Damianus D; Modok, Renold H.
Jurnal Kelimutu Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 (2025): Kelimutu Journal of Community Service (KJCS)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/kjcs.v5i1.21150

Abstract

Kompetensi pedagogi merupakan salah satu kompetensi penting yang harus dimiliki seorang guru yang menjadikannya berbeda dengan profesi lainnya. Kompetensi ini menyangkut perencanaan pembelajaran, pengelolaan kelas, penguasaan teori belajar, evaluasi pembelajaran serta pendidikan karakter. Penguatan kompetensi ini menjadi kunci bagi guru dalam menciptakan pengalaman belajar yang berkualitas, mengembangkan potensi siswa, dan mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Pentingnya kompetensi ini berdampak pada capaian hasil belajar siswa serta karakter siswa. Adapun masalah mitra ini adalah 1) keterbatasan pemahaman mengenai kurikulum merdeka dan pembelajaran berdiferensiasi, 2) kurangnya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, 3) kurangnya pemahaman dalam penerapan deep learning, 4) keterbatasan dalam manajemen kelas dan pendekatan personalisasi. Solusi dari masalah ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan penguatan kompetensi pedagogi. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan bagi guru profesional lulusan PPG yang berkarya di Kota SoE dan sekitarnya sebanyak 90 peserta pada tanggal 21 Maret 2025. Kegiatan pelatihan dalam bentuk ceramah dengan materi dibawakan oleh instruktur kemudian diskusi, dan kerja mandiri. Hasil kegiatan menunjukan adanya peningkatan pemahaman tentang kurikulum merdeka, pembelajaran berdiferensiasi dan deep learning
PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS ETNOMATEMATIKA MENGANYAM ORANG MOLLO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN 1 MOLLO UTARA PADA MATERI POLA BILANGAN Sabneno, Milen Christye; Dominikus, Wara Sabon; Nenohai, Juliana M. H.
Haumeni Journal of Education Vol 5 No 1 (2025): Edisi Juni 2025
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/haumeni.v5i1.20289

Abstract

Permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah model pembelajaran yang lebih cenderung bersifat menggunakan rumus dan kurang menghubungkannya dengan aktivitas sehari-hari siswa yang terjadi di kelas VIII.3 SMP Kristen 1 Mollo Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan pembelajaran matematika realistik berbasis etnomatematika menganyam orang Mollo untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII.3 SMP Kristen 1 Mollo Utara pada materi pola bilangan. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mengacu pada model Kemmis & McTaggrat, dengan jenis data kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan 4 tahap yaitu : Perencanaan (planning), Pelaksanaan Tindakan (action), Pengamatan (Observation), dan Refleksi (reflection). Hasil penelitian menunjukkan Pembelajaran Matematika Realistik berbasis etnomatematika menganyam Orang Mollo dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII.3 SMP Kristen 1 Mollo Utara pada materi pola bilangan. Hal ini dibuktikan dengan presentase belajar siswa yang tuntas pada siklus I yaitu 60% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 86,67%. Oleh karena itu, saran bagi guru-guru di Mollo Utara untuk menggunakan pendekatan ini dalam pembelajaran di kelas.
Eksplorasi etnomatematika pada rumah adat tradisional Suku Boti di Kabupaten TTS dan integrasinya dalam pembelajaran matematika Naat, Gomer; Dominikus, Wara Sabon; Madu, Aleksius
NOTASI: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 3 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Alpatih Cahaya Semesta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70115/notasi.v3i1.286

Abstract

Ume Kbubu merupakan salah satu rumah adat tradisional yang dimiliki oleh setiap suku yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan memiliki ciri khas tersendiri. Salah satu suku yang juga memiliki rumah adat Ume Kbubu dengan ciri khas yang unik yaitu Suku Boti. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan etnomatematika yang terdapat pada rumah adat Ume Kbubu milik Suku Boti serta mengidentifikasi konsep matematika yang terkandung di dalamnya untuk kemudian dikembangkan menjadi perangkat pembelajaran.  Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan etnografi di Desa Boti, melibatkan dua informan utama. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman dengan triangulasi sumber sebagai teknik keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan adanya aktivitas etnomatematika dalam budaya Ume Kbubu, seperti aktivitas menghitung, melokalisir, mengukur, merancang, dan menjelaskan, yang mencerminkan konsep geometri dan pengukuran dalam matematika sekolah. Konsep-konsep ini selanjutnya dapat dijadikan dasar dalam perancangan perangkat pembelajaran.
Eksplorasi etnomatematika budaya menenun kain adat Desa Oeltua dan integrasinya dalam pembelajaran matematika Bani, Mitzi Meliantha; Dominikus, Wara Sabon; Madu, Aleksius
NOTASI: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 3 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Alpatih Cahaya Semesta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70115/notasi.v3i1.290

Abstract

Matematika memiliki keterkaitan erat dengan budaya, di mana keduanya memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi unsur-unsur etnomatematika dalam budaya menenun kain adat di Desa Oeltua, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, serta mengembangkan perangkat pembelajaran kontekstual berbasis budaya lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif eksploratif dengan desain etnografi. Penelitian ini melibatkan sembilan informan yang dipilih secara purposif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi, sedangkan keabsahan data diuji dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses menenun kain adat terdapat aktivitas matematis yang mencerminkan karakteristik etnomatematika, seperti menghitung jumlah benang, mengukur panjang atau lebar, merancang motif, dan menjelaskan tahapan menenun. Aktivitas-aktivitas tersebut memuat konsep matematika seperti penjumlahan, perkalian, satuan waktu, sistem bilangan, geometri, transformasi geometri, dan logika. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran kontekstual yang mengangkat konsep geometri dan transformasi geometri dari motif tenun adat sebagai media pembelajaran matematika.
ETHNOMATHEMATICS EXPLORATION IN THE PED’OA TRADITIONAL DANCE OF THE SABU COMMUNITY IN THE RAIJUA DISTRICT Wiri, Paul Erikson Wada; Dominikus, Wara Sabon; Udil, Patrisius Afrisno
Jurnal Pendidikan Matematika (JUPITEK) Vol 6 No 1 (2023): Jurnal Pendidikan Matematika (JUPITEK)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jupitekvol6iss1pp27-35

Abstract

Ped'oa is a traditional dance performed in mass by the Sabu community in a circle and led by the dance leader or mone pedjoe. This research aims to explore ethnomathematics in the Ped’oa traditional dance of the Sabu Community in the Raijua District. In addition, through ethnomathematics exploration, we can identify various mathematical concepts that exist in the Ped'oa traditional dance of the Sabu community in the Sabu Raijua Regency. This research is qualitative-explorative research with an ethnographic design. The subject of this study consisted of five people who were dancers and leaders of the cultural society. The data in this research is obtained through interviews, observations, and documentation. The data validity test is carried out by triangulation of sources. The data obtained were analyzed using Spradley's model data analysis techniques carried out through domain, taxonomy, componential, and cultural themes analysis. The results of this study showed that there is ethnomathematics in the Ped’oa traditional dance which is indicated by the characteristic of counting, locating, designing, and explaining activities. Based on those activities, mathematical concepts can be identified in the Ped’oa traditional dance, including multiplication, geometry, number patterns, geometric transformations, and mathematical logic. Those various mathematical concepts can be developed by designing mathematics learning tools that can be applied in mathematics learning, both for primary and secondary education levels
PENINGKATAN KOMPETENSI PARA GURU SDI PERMUNAS 2 KUPANG MELALUI DIKLAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) SERTA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN SAINS BERBASIS K-13 Tena, Silvester; Dominikus, Wara Sabon; Sukarjita, I Wayan
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Undana Vol 12 No 2 (2019): DESEMBER 2019
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jpkmlppm.v12i2.1892

Abstract

Pelaksanaan kurikulum 2013 membutuhkan kompetensi dan kerja keras guru yang berkualitas sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Sinergisitas antara guru dan siswa harus terbangun dalam atmosfir akademik yang kondusif dan menyenangkan. Guru merupakan perancang skenario pembelajaran dan sekaligus sebagai sutradara pembelajaran di kelas. Berbagai model, pendekatan, metode, dan media pembelajaran yang diterapkan di kelas sangat tergantung dari pertimbangan dan keputusan guru. Demikian juga para guru dii SDI Permunas 2 Kupang yang menyelenggarakan pendidikan berkualitas, berkarakter dan pelayanan terbaik. Namun disisi lain bahwa pemahaman para guru tentang K-2013 khususnya pengembangan pembelajaran matematika dan sains perlu tingkatkan sehingga tercapai kualitas pembelajaran. Pengetahuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang merupakan salah satu ciri implementasi K-13 juga harus dimiliki para guru menunjang kompetensinya dalam proses pembelajaran. Melalui Program Kemitraan Masyarakat para dosen dapat melakukan transfer pengetahuan (knowledge transfer) kepada masyarakat berdasarkan kemampuan dan skill masing-masing. Peningkatan keterampilan para guru dalam pengembangan media pembelajaran matematika dan sains serta keterampilan TIK demi menunjang proses pembelajaran yang berkualitas dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan yang terus menerus. Penyediaan sarana internet sangat mendukung proses pembelajaran yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa para guru sangat membutuhkan transfer pengetahuan untuk meningkatkan kompetensinya sehingga berdampak pada proses pembelajaran demi output lulusan yang lebih berkualitas. Para guru membutuhkan sentuhan Perguruan Tinggi dalam memperbarui basis pengetahuannya baik materi matematika dan sains maupun teknologi informasi. Kata Kunci: Media Pembelajaran, Matematika, Sains, TIK, Guru-Guru ABSTRACT The implementation of the 2013 curriculum requires the competence and hard work of qualified teachers according to the learning objectives achieved. The synergy between teacher and student must be built in a conducive and pleasant academic atmosphere. The teacher is designing learning scenarios and directing learning in the classroom. Various models, learning, methods, and learning media that are applied in the classroom are very dependent on the teacher's judgment and decision. Likewise, the teachers at SDI Permunas 2 Kupang held quality education, character and the best service. On the other hand, the teachers have to understanding about K-2013 especially mathematics and science learning needs to be improved so as to achieve good quality learning. Information and Communication Technology (ICT) which is one of the characteristics of K-13 implementation must also be possessed by teachers who support competence in the learning process. Teachers can do the transfer of knowledge to the community based on their abilities and skills through the Community Partnership Program. The improvement of teacher skills in the development of mathematics and Sciences learning media and ICT skills in order to support a quality learning process is carried out through continuous education and training. The provision of internet facilities greatly supports the learning process related to information and communication technology. The results of the training show that teachers really need a transfer of knowledge to improve their competency in improving the learning process for higher quality output. The teachers need a touch of tertiary education in their basic knowledge of both mathematics and science material as well as information technology.
Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Budaya Dan Teknologi Bagi Guru-Guru Di Sd Inpres Adobala Dan Sd Inpres Pepakkelu Wara Sabon, Dominikus; Ekowati, Ch. Krisnandari; Garak, Siprianus Suban; Rimo, Imelda Hendriani Eku; Halim, Fransiska Atrik
Jurnal Nasional Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Nasional Pengandian Masyarakat
Publisher : Training & Research Institute - Jeramba Ilmu Sukses

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47747/jnpm.v5i2.2227

Abstract

PKM activities for the community aim to help elementary school teachers develop culture and technology-based learning media as part of learning innovation. This PKM activity is a continuation of the PKM activities in 2024. The background for holding this PKM is that teachers can create culture-based mathematics learning media. However, the appearance of the learning media is still not attractive, so they need to be trained to develop culture-based learning media integrated with technology. The methods used in this activity are lecture, discussion, question and answer, demonstration, and practice. Participants in the activity were teachers at SD Inpres Adobala and SD Inpres Pepakkelu. Face-to-face PKM activities were conducted for 2 days at SD Inpres Adobala and 2 days online using the WhatsApp Group. PKM went well, and the evaluation results showed that 100% of teachers were able to develop learning media, LKPD, and evaluation media based on culture and technologyy.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEMEN GEOMETRI TOPIK LINGKARAN BERBASIS ETNOMATEMATIKA PADA SISTEM LODOK DI MASYARAKAT MANGGARAI Jehurung, Paulus; Dominikus, Wara Sabon; Wulakada, Hamza H.
SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/science.v5i2.6187

Abstract

This study stems from the challenges students face in understanding geometry concepts, particularly circles, due to abstract instruction and limited real-life context. To address this issue, mathematics teaching materials were developed based on ethnomathematics by integrating the Lodok system a traditional radial land division system practiced by the Manggarai people of East Nusa Tenggara as a culturally rich and geometrically relevant local context. The study aimed to identify geometric concepts embedded in the Lodok system and to develop teaching materials that integrate these local wisdom elements to enhance students’ conceptual understanding and character development. The research employed the 4D development model (Define, Design, Develop, Disseminate) and a qualitative approach. The Define stage involved literature review, field observation, and interviews with traditional leaders to formulate learning objectives and develop the material framework. The Design stage produced an initial draft of the Lodok-based teaching material, validated by subject matter experts and education practitioners. The Develop stage included a trial with 32 eighth-grade students at SMP Negeri 12 Kupang to assess practicality and preliminary effectiveness, while the Disseminate stage was conducted with 28 students at SMP Negeri 1 Cibal, a culturally representative Lodok site, to evaluate final effectiveness. Validation results confirmed the teaching material was highly appropriate; practicality tests indicated it was user-friendly, engaging, and aided conceptual understanding; and effectiveness tests revealed that over 85% of students achieved mastery in circle-related concepts, which were linked to Lodok components such as langang, banta, cicing, and moso. Beyond cognitive gains, the integration of Lodok also strengthened student character, particularly in justice, cooperation, and cultural appreciation. The study concludes that the developed material is valid, practical, and effective, and recommends the adoption of ethnomathematics approaches in other culturally rich regions to bridge formal mathematics with students’ lived realities. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa dalam memahami konsep geometri, khususnya lingkaran, akibat pembelajaran yang abstrak dan minim konteks nyata. Untuk menjawab tantangan ini, peneliti mengembangkan bahan ajar matematika berbasis etnomatematika dengan mengangkat sistem Lodok  (pembagian lahan khas masyarakat Manggarai, Nusa Tenggara Timur) sebagai konteks lokal yang sarat nilai geometris dan budaya. Fokus permasalahannya adalah bagaimana mengembangkan bahan ajar elemen Geometri Topik Lingkaran berbasis Etnomatematika pada sistem Lodok di masyarakat Manggarai. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar elemen Geometri Topik Lingkaran berbasis Etnomatematika pada sistem Lodok di masyarakat Manggarai guna meningkatkan pemahaman dan karakter siswa. Metode yang digunakan adalah model pengembangan 4D (Define, Design, Develop, Disseminate) serta pendekatan kualitatif. Tahap define meliputi studi literatur, observasi, dan untuk merumuskan tujuan dan kisi-kisi bahan ajar. Tahap design menghasilkan draf awal bahan ajar yang divalidasi oleh ahli dan praktisi. Tahap develop dilakukan melalui uji coba pada 32 siswa SMP Negeri 12 Kupang, sedangkan tahap disseminate diterapkan pada 28 siswa SMP Negeri 1 Cibal untuk menilai efektivitas di lingkungan budaya Lodok. Hasil validasi menunjukkan bahan ajar sangat layak, uji kepraktisan menunjukkan bahan ajar praktis atau mudah digunakan dan membantu pemahaman konsep lingkaran yang diintegrasikan dengan unsur Lodok seperti langang, banta, cicing, dan moso, sementara uji efektivitas menunjukkan peningkatan pemahaman 96,87 %  pada tahap uji coba dan 100 % pada tahap diseminasi. Selain peningkatan kognitif, integrasi sistem Lodok juga menguatkan karakter siswa, terutama nilai keadilan, gotong royong, dan penghargaan budaya lokal. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis Etnomatematika yang dikembangkan layak, praktis, dan efektif, serta merekomendasikan pendekatan Etnomatematika di daerah lain untuk menjembatani matematika formal dengan realitas budaya lokal.
Pengembangan E-Modul pada Materi Lingkaran Kelas XI Berbasis Etnomatematika Sawah Lodok Kearifan Lokal Masyarakat Manggarai Alexandra Febriyanthy Agil; Wara Sabon Dominikus; Aleksius Madu
DIAJAR: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 3 (2025): Juli 2025
Publisher : Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54259/diajar.v4i3.5132

Abstract

The development of electronic learning media that is integrated with the diversity of local cultural wisdom in Indonesia in mathematics learning is a form of real innovation in response to the challenges of technological development and as a form of support for introducing Indonesian culture to the younger generation. Therefore, this study aims to develop an e-module on circle-related topics for Grade XI students based on the local wisdom of the Manggarai community's “sawah lodok” ethnomathematics, utilizing the Canva application. The research method employed is research and development using the ADDIE model. The stages of the ADDIE model include: 1) Analysis, 2) Design, 3) Development, 4) Implementation, and 5) Evaluation.  The data collection techniques used were interviews, questionnaires, literature reviews, and tests. The data analysis techniques in this study included validity analysis, practicality analysis, and effectiveness analysis. The research results indicate that the ethnomathematics-based rice field circle e-module is suitable, meeting the criteria for validity, practicality, and effectiveness. The average total validity of the e-module by three validators was 4.55, which falls into the highly valid category. The response from subject teachers, with an average response score of 4.88, falls into the highly practical category, while the response from the large student group was 4.05, which falls into the practical category. The percentage of student achievement in the large group was 88.8%, which falls into the highly effective category.
Integrasi Etnomatematika Rumah Adat NTT Dalam Pembelajaran Matematika Balibo, Dionisius Asa; Blegur, Irna K. S.; Dominikus, Wara Sabon
Fraktal : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 6 No 2 (2025): November 2025
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/fractal.v6i2.16253

Abstract

Ethnomathematics is mathematics that grows and develops in the cultural activities of certain communities. This means that mathematics and culture are two things that are interrelated and cannot be separated in people's lives. This research aims to examine the integration of NTT traditional house ethnomathematics in mathematics learning and learning approaches that support learning. The research method used in this research is literature study. The 3 articles used were obtained from the Google Scholar database. The results of this research show that the ethnomathematics activities of NTT traditional houses can be integrated into mathematics learning and a realistic mathematics approach can have an impact in creating active learning that is centered on contextual problems in the environment around students.