Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Virtual Learning Method During The Covid Pandemic Era Metekohy, Benyamin; Sahertia, Novita Loma; Ming, David
Jurnal Pendidikan Agama Kristen (JUPAK) Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52489/jupak.v4i2.208

Abstract

The COVID-19 epidemic has enabled students to study and teachers to teach remotely. Teachers must be able to modify course materials so that students are taught the proper methods. Research on education during the epidemic reveals two broad patterns. 1. According to current research, instructors are a cause of worry for pupils during the epidemic. 2. In place of instructors, both studies stress the importance of parents being involved in their children's education. This report aims to address the issue of instructors and students not communicating effectively throughout the epidemic. Primary and secondary data were used, and research informants included instructors, students, parents, and security personnel. Participants in the study were chosen using the direct experience criterion.
Philosophical Theology as a Catalyst for Inclusive Interreligious Dialogue in Plural Societies Widiyaningtyas, Ester; Christi, Areyne; Nicolaides, Angelo; Ming, David
Jurnal Theologia Vol. 36 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : The Faculty of Ushuluddin and Humanities, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/teo.2025.36.1.26004

Abstract

In an era of intensifying religious diversity and sociopolitical polarisation, interreligious dialogue is both a necessity and a moral imperative. However, such dialogue is often constrained by epistemological biases, theological exclusivism, and rigid doctrinal frameworks. This study explores the role of philosophical theology as a transformative medium for inclusive interreligious communication. Drawing on biblical values such as love, justice, and peace, and informed by dialogical approaches from Islamic (ta’aruf) and Jewish (“I-Thou”) traditions, the research proposes a pluralistic theological model grounded in epistemic humility and shared ethics. Utilising a descriptive-analytical method through systematic literature review of 50 scholarly works, the study demonstrates how philosophical reflection can overcome confessional barriers, reframe hermeneutical practices, and support practical initiatives—such as scriptural reasoning and alternative media—for sustainable dialogue. The research contributes theoretically by expanding the framework of dialogical theology, and practically by offering tools for interfaith actors and educators to foster ethical, inclusive, and context-sensitive engagement. This approach affirms that theological plurality, when anchored in philosophical depth, can generate transformative interreligious understanding in plural societies.
Diberkati untuk Menjadi Berkat: Sebuah Eksplorasi Teologis dalam Kitab Pentateukh GP, Harianto; Ming, David
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52489/juteolog.v5i2.230

Abstract

Kata “berkat” diucapkan menjadi memberkati dengan menyebut nama Yahweh dan digunakan untuk menggambarkan hubungan antara atasan dan bawahan, yaitu ketika bertemu dengan atasan, bawahan harus berlutut. Penelitian ini menjawab pertanyaan: Bagaimana Pentateukh berbicara tentang Janji Elohim sebagai sumber berkat? Bagaimana Pentateukh berbicara tentang otoritas berkat? Bagaimana Pentateukh berbicara tentang tujuan berkat? Bagaimana dengan Pentateukh? Berbicara tentang bentuk-bentuk berkat? Bagaimana Pentateukh berbicara tentang kualifikasi untuk berkat? Jawaban: (1) Janji Elohim bahwa Abraham adalah sumber berkat bagi umat-Nya. (2) Elohim berwenang atas berkat yang diberikan kepada manusia. (3) Elohim memberikan berkat kepada manusia untuk memampukan seseorang memuliakan Elohim, bukti kepedulian Elohim kepada manusia, dan manusia yang diberkati dapat menjadi saluran berkat bagi sesama. (4) Bentuk berkat Elohim yaitu berkat rohani, berkat jasmani, dan berkat Iman. (5) Syarat untuk memperoleh berkat yaitu memiliki iman, mengasihi Elohim, bekerja keras, dan menabur.
מוּת BERDASARKAN AYUB 7:7-10: KONSEP 40 HARI SETELAH KEMATIAN DAN SIGNIFIKASINYA DALAM PEMBINAAN JEMAAT Malelak, Milda Amelia; Zai, Vinus; Ming, David; Lamsir, Seno
Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 8, No 1 (2025): Agustus 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Hagiasmos Mission

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59830/voh.v8i1.137

Abstract

Abstrak: Perjumpaan antara suatu kebudayaan, tradisi dan agama akan menghasilkan suatu pemahaman yang khas dan bahkan pemahaman tersebut dapat diteruskan dari generasi ke generasi. Biasanya agama selalu tercampur dengan Kebudayaan/kepercayaan adat yang menjadi pegangan umat sebelum agama-agama disahkan sehingga umat percaya dapat mempercayai hal-hal yang tidak sesuai dengan kebenaran yang telah dicatat dalam Alkitab. Kitab Ayub 7:7-10 tentang muwth memberikan suatu pemahaman yang mendalam tentang keberadaan roh dari orang yang telah mengalami kematian, sebagai berikut: 1) Kehidupan dalam dunia ini hanyalah sementara. 2) Roh orang mati tidak ada lagi di dunia ini. 3) Roh orang mati tidak kembali ke rumahnya. Hasil eksege ini harus menjadi pemahaman jemaat khususnya tentang konsep 40 hari setelah kematian, karena kemungkinan besar masih ada orang-orang yang masih memiliki pemahaman yang salah tentang keberadaan roh orang mati, sehingga jemaat perlu mendapatkan suatu pelatihan yang benar tentang keberadaan roh orang yang telah mati. Kata Kunci : Muwth, Konsep 40 hari, kematian, pelatihan jemaat.
Konseling Biblika Terhadap Kasus Trauma Akibat Covid-19 Widiyaningtyas, Ester; Ming, David; Gani, Mario
Basileus Eirene: Jurnal Agama dan Pendidikan Vol 4 No 1 (2025)
Publisher : Basilius Eirene Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63436/bejap.v4i1.80

Abstract

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda dunia pada tahun 2020–2021 telah memberikan dampak yang sangat luas di berbagai aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, ekonomi, politik, sosial-budaya, hingga pendidikan. Tidak hanya menimbulkan kerugian fisik dan material, pandemi ini juga menyisakan dampak psikologis yang mendalam, termasuk trauma pada individu yang terpapar langsung. Latar belakang ini mendorong perlunya respons iman yang konkret dari umat Kristen, khususnya melalui pelayanan konseling. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyoroti pentingnya konseling alkitabiah sebagai bentuk pertolongan rohani dan pemulihan psikologis bagi korban Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi literatur teologis dan psikologis sebagai dasar analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling alkitabiah, yang berlandaskan pada prinsip kecukupan Alkitab, dapat memberikan penguatan iman, harapan, dan kedamaian batin bagi individu yang mengalami tekanan jiwa akibat pandemi. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pelayanan gereja dalam menghadapi krisis global dengan pendekatan yang bersifat holistik dan teologis.