Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI UPT. PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA BINJAI derang, imelda
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol 13, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 ABSTRAK    Efikasi diri adalah suatu keyakinan seseorang mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkat keberhasilan pada kehidupan sehari-hari. Kualitas hidup merupakan kepuasan mental, kesehatan, fisik dan kebahagiaan. Warga lanjut usia sering menghadapi kelemahan, menarik diri dari pergaulannya, keterbatasan, dan ketidak mampuan sehingga kualitas hidup pada lanjut usia semakin menurun. Dalam mengatasi hal tersebut, lamsia perlu memiliki efikiasi diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan efikasi diri dengan kualitas hidup di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai. Desain penelitian ini menggunakan metode corelational dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampling menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 44 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri tinggi 21 orang (47,7%) dan efikasi diri rendah 23 orang dengan nilai (52,3%). Sedangkan kualitas hidup kurang baik 23 orang (52,3%) dan baik 21 orang dengan nilai (47,7%). Berdasarkan hasil uji statistik spearman rank diperoleh nilai r = (0,458**) dan p (value) = 0,002 (p<0,05). Maka ada hubungan yang signifikan antara hubungan efikasi diri dengan kualitas hidup lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai agar membantu lansia dalam memberikan dukungan terhadap efikasi diri lansia sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik dengan melaksanakan seminar. Kata Kunci : Rfikasi Diri, Kualitas Hidup ABSTRACT Self-efficacy is a person's beliefs about his or her ability to perform the tasks or actions necessary to achieve success levels in everyday life. Quality of life is a mental satisfaction, health, physical and happiness. Elderly people often face weakness, withdraw from their interactions, limitations, and disabilities so that quality of life in the elderly declines. In dealing with it, lamsia needs to have self-efficacy. The purpose of this study was to identify the relationship of self efficacy with quality of life in UPT.Binjai Elderly Social Service. This research design was done by using corelational method with cross sectional approach. Sampling using purposive sampling method with the total of samples were 44 respondents. The results showed that self efficacy was 21 people (47,7%) and self efficacy was low 23 people with value (52,3%). While the quality of life is less good 23 people (52.3%) and good 21 people with value (47.7%). Based on the result of spearman rank test, r = (0,458 **) and p (value) = 0,002 (p <0,05). Then there is a significant correlation between self efficacy with quality of life of elderly in UPT. Binjai Elderly Social Services to assist elderly in providing support to the elderly self efficacy so as to improve the quality of life better by conducting seminars. Keywords: Self-Ratification, Quality of Life 
The relationship between demographic characteristics and the incidence of dysmenorrhea in women of childbearing age at Sihonongan village, Paranginan district, Humbang Hasundutan regency 2022 Novitarum, Lilis; Derang, Imelda; Sianturi, Ester Mayliana Putri
International Journal on Health and Medical Sciences Vol. 1 No. 3 (2023): August: Medical and Health Science
Publisher : Institute of Accounting Research and Novation (IARN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/healmed.v1i3.82

Abstract

Every month women will experience menstruation, most women experience dysmenorrhea or menstrual pain during menstruation, women who have an early age of menarche will have an impact on the incidence of dysmenorrhea and women must also maintain nutritional status, therefore women must maintain a good diet. This study aims to determine the relationship between demographic characteristics and the incidence of dysmenorrhea in women of childbearing age at Sihonongan Village, Paranginan District, Humbang Hasundutan Regency 2022. This type of research used a cross sectional design. The sampling technique in this study use purposive sampling, totaling 90 respondents. The instrument used is a demographic characteristics questionnaire and a dysmenorrhea questionnaire. The results showed that the family history is 65.6%, nutritional status show good category 90% and the incidence of dysmenorrhea was 86.7%. Based on the results of the Fisher exact test statistical test, age is not associated with the incidence of dysmenorrhea, the p-value is 0.867 (>0.05), family history is associated with the incidence of dysmenorrhea, the p-value is 0.006 (<0.05), nutritional status is not associated with the incidence of dysmenorrhea obtained p-value 0.343 (> 0.05). It is recommended for women of childbearing age to pay more attention to nutritional status such as consuming fruits and vegetables that are high in vitamins, protein, and carbohydrates and drinking enough water
Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dinas Sosial Binjai Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021 Derang, Imelda; Ginting, Amnita A.Y; Sitohang, Feronika Magdalena
JOURNAL OF HEALTH SCIENCE Vol 2 No 2 (2024): Journal of Health Science
Publisher : LPPM Universitas Kader Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54816/jhs.v2i2.530

Abstract

Interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan status sosial berdasarkan kemampuannya untuk bersosialisasi dan mempunyai peran penting dalam kehidupan khususnya pada lansia sebab para lansia mengalami penurunan dari berbagai aspek terutama kesehatan dan fisiknya, sehingga lansia perlahan-lahan menarik diri dari hubungan dengan masyarakat dan lansia lainnya,serta berdampak terhadap interaksi sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling jumlah sampel 122 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021 kategori cukup sebanyak 92 orang (75,4%), kategori kurang baik sebanyak 10 orang (8,2%), kategori baik sebanyak 20 orang (16,4%) dan kualitas hidup kategori sedang sebanyak 83 orang (68,2%), kuategori buruk sebanyak 21 orang (17,2%), kategori sangat buruk 1 orang (0,8%) dan kategori baik sebanyak 17 orang (13,9%). Hasil uji statistik uji Spearman Rank dengan nilai p value 0,000 (p<0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan Interaksi Sosial dengan Kualiitas Hidup Lansia. Dimana jika interaksi sosial baik maka kualitas hidup lansia juga baik, begitu juga dengan sebaliknya jika interaksi sosial kurang maka kualitas hidup lansia juga buruk. Hal ini dikarenakan dengan interaksi sosial Lansia dapat meningkatkan hubungan sosial dengan cara memberikan saling memberikan dukungan sesama lansia, sehingga lansia dapat berbagi minat dan perhatian serta kegiatan lainnya yang bersifat kreatif dan inovatif secara bersama-sama. Kata kunci : Interaksi Sosial, Kualitas Hidup, Lanjut Usia
Hubungan Self Care dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Derang, Imelda; Sigalingging, Vina Yolanda Sari; Samosir, Kristina Leonora
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.2.2024.305-314

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 (T2DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis dengan karakteristik tingginya kadar glukosa darah akibat resistensi insulin, yang membutuhkan perawatan jangka panjang  sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, oleh karena itu sangatlah dibutuhkan  self care yang baik agar tidak terjadi efek yang lebih buruk. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel 53 responden, teknik pengambilan sampel purposive sampling. Self care yang kurang sebanyak 11 orang (20,8%), self care yang cukup sebanyak 40 orang (75,5%) dan self care yang baik sebanyak 2 orang (3,8%), kualitas hidup kategori buruk sebanyak 7 responden (13,2%), sedang sebanyak 31 responden (58,5%), baik sebanyak 13 responden (24,5%), dan kualitas hidup sangat baik 2 responden (3,8%). Berdasarkan uji spearman rank (rho) diperoleh nilai r=(0,523) dan p-value= 0,001 (p < 0,05) artinya ada hubungan yang kuat antara self care dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe 2
Characteristics of Risk Food Consumption Behavior in People with High Blood Sugar Levels in Tanjung Anom Derang, Imelda; Ginting, Friska Sri Handayani Br; Ginting, Agustaria; Rupang, Ernita Rante
Proceedings of the International Conference on Nursing and Health Sciences Vol 5 No 1 (2024): January-June 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/picnhs.v5i1.2799

Abstract

Food consumption behavior is a form of application of eating habits that are influenced by two factors, namely knowledge and attitudes towards food. Food consumption behavior, like any other behavior toward oneself, family or society, is influenced by opinions and other factors related to right action. This study aims to determine the behavioral characteristics of risky food consumption in people with High Blood Sugar Levels in Tanjung Anom . This research is a quantitative research with a descriptive research design. The study population was 10,087 people, where the samples taken were 68 people with the Accidental Sampling technique with the sample criteria being people with increased Blood Sugar Levels. From the results of the study, the majority of people who experienced an increase in Blood Sugar Levels in the age group of 46-55 years with a total of 21 people (30.9%), based on gender, the most were female as many as 60 people (88.2%), respondent data based on the most education, namely high school / high school education as many as 29 people (42.6% and based on the most jobs was IRT, which was 37 people (54.4%). It is expected that the community will choose healthy foods to reduce the increase in KGD in the people of Tanjung Anom hamlet III.
HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA BINJAI Derang, Imelda; Marbuun, Lili Nurindah Sari
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol. 13 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62817/jkbl.v13i2.105

Abstract

Self-efficacy merupakan keyakinan individu mengenai kemampuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman yang diperoleh individu untuk melakukan suatu tugas atau menyelesaikan suatu masalah yang bersifat kontekstual. Stres adalah pengalaman subyektif yang didasarkan pada persepsi seseorang terhadap situasi yang dihadapinya. Stres berkaitan dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan atau situasi yang menekan. Kondisi ini mengakibatkan perasaan cemas, marah, frustasi, dan membuat orang menjadi malas bahkan timbul stress yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan self efficacy dengan tingkat stres pada mahasiswa Ners tingkat IV dalam menyelesaikan skripsi di STIKes Santa Elisabeth Medan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu korelasi dengan desain cross sectional menggunakan uji statistik chi-square. Jumlah responden sebanyak 62 orang mahasiswa Ners tingkat IV, teknik pengambilan sampel yaitu random sampling, instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dari 62 orang responden, 27 orang (43,5%) memiliki self efficacy rendah, 18 orang (29,0%) mengalami stres berat dan untuk 10 orang (16,1%) dengan stres berat sekali. Hasil uji statistik ditemukan nilai p = 0,042, dimana nilai α (0.05) lebih besar dari nilai p sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara self efficacy dengan tingkat stres. Disarankan kepada mahasiswa agar lebih mampu dalam meningkatkan seff-efficacy dirinya dalam menghadapi berbagai tantangan. Kata Kunci : Self Efficacy, Tingkat Stress
Konsumsi Makanan Beresiko dengan Kadar Gula Darah Ginting, Friska Sri Handayani Br; Derang, Imelda; Ginting, Agustaria; Rupang, Ernita Rante; Siallagan, Ance
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 4 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: Desember 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i4.4890

Abstract

Perilaku konsumsi makanan merupakan perilaku makan yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pengetahuan dan sikap. Perilaku konsumsi makanan sama seperti perilaku lainnya terhadap diri sendiri, keluarga atau masyarakat dipengaruhi oleh pendapat dan faktor lain yang berkaitan dengan tindakan yang benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik perilaku konsumsi makanan beresiko pada masyarakat dengan Kadar Gula Darah Tinggi di Tanjung Anom. Penelitian ini merupakan penelitiaan kuantitatif dengan rancangan penelitan deskriptif. Adapun populasi penelitian sebanyak 10.087 orang, dimana sampel yang diambil adalah 88 orang dengan teknik Accidental Sampling dengan kriteria sampel adalah masyarakat yang bersedia menjadi responden. Pelaksanaan memberikan penyuluhan tentang makanan berisiko dan melakukan observasi KGD. Diharapkan kepada masyarakat untuk memilih makanan yang sehat untuk mengurangi terjadinya peningkatan KGD pada masyarakat Tanjung Anom.
Penerapan Low Impact Exercice pada ODGJ di RSJ Prof. M. Ildrem Medan Siallagan, Ance; Sitanggang, Yohana; Ginting, Friska; Derang, Imelda
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 3 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v3i1.2145

Abstract

Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa di Indonesia sekitar 90% beresiko perilaku kekerasan. Risiko perilaku kekerasan merupakan respon marah yang mengancam, merugikan diri sendiri dan orang lain, serta dapat mengganggu lingkungan sekitar. Perlu diberikan intervensi terapi yang tepat bagi klien agar emosinya terkontrol dan tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Low impact exercise ialah terapi modalitas dengan penyaluran energi dan penyerapan oksigen yang seimbang sehingga meningkatkan hormon endorfin untuk relaksasi tubuh agar resiko perilaku kekerasan menurun. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan mengontrol tanda dan gejala marah yang beresiko perilaku kekerasan pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Rumah Sakit Jiwa Prof. M.Ildrem Medan. Metode yang digunakan adalah sharing session dan terapi modalitas senam low impact pada delapan peserta laki-laki yang sudah dirawat lebih dari satu bulan dengan resiko perilaku kekerasan. Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan kemampuan mengontrol perilaku marah dan motivasi pelaksanaan low impact exercise peserta bila muncul keinginan agresif. Low impact exercise sangat efektif mengontrol perilaku agresif ODGJ yang beresiko perilaku kekerasan sehingga perlu dilakukan kegiatan ini secara rutin setiap pagi hari disamping terapi farmakologis.
PERCEPTIONS OF NURSE SELF-COMPASSION AT ASIA MEDIKA TANDAM CLINIC IN 2024 Luwira Virtuoso; Novitarum, Lilis; Derang, Imelda
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 9 No 1 (2025): JURNAL KEPERAWATAN WIDYA GANTARI INDONESIA (JKWGI)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52020/jkwgi.v9i1.10708

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) yaitu sebuah pendekatan fenomenologis yang melibatkan pemeriksaan mendalam terhadap pengalaman pribadi partisipan, dan mengeksplorasi persepsi individu terhadap suatu peristiwa.  Wawancara menghasilkan satu tema utama tentang self-compassion perawat dengan tujuh subtema dan berbagai kategori. Hasil pengamatan dan wawancara dengan keluarga pasien mengungkap variasi dalam empati, sikap, respons, dan watak perawat saat anamnesa. Variasi ini menunjukkan adanya penurunan self-compassion di kalangan perawat, yang berdampak pada penurunan kinerja, kurangnya penghargaan diri, dan rendahnya kepercayaan diri. Dampak lebih lanjut meliputi penurunan kualitas pelayanan dan mutu klinik, serta berkurangnya kualitas sumber daya manusia dan pendapatan klinik. Hasil penelitian diharapkan memberikan wawasan penting tentang self-compassion dalam perawatan, serta menjadi dasar bagi penelitian lanjutan untuk mengatasi emosi negatif melalui meditasi atau pembelajaran penanggulangan emosi negatif, yang dapat dimasukkan dalam mata kuliah Caring dan Keperawatan Jiwa.
The relationship of the rule of parents with sexual initiation on adolescent in class XI Derang, Imelda; Ginting , Amnita; Manihuruk, Erika Dwi Putri
International Journal of Nursing and Midwifery Research Vol. 1 No. 3 (2023): July: Nursing and Midwifery Research
Publisher : Institute of Accounting Research and Novation (IARN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.341 KB) | DOI: 10.35335/ners.v1i3.88

Abstract

Sexual initiation is the initial stage for a person to recognize the desire to carry out deeper sexual acts, therefore the role of parents is very important in the life and development of children. Parents have a role in educating, providing role models, guiding children and supervising their children in preventing sexual initiation behavior. The purpose of this study was to determine the relationship between parental roles and sexual initiation on adolescents in class XI SMA Negeri 5 Medan City. The research design used in this study uses a cross sectional. Sampling using purposive sampling technique a sample size of 81 respondents. The instrument uses is a questionnaire with data analysis using the Chi-square. The results showed that the role of good parents are 70 people (86.4%), light sexual initiation are 69 people (85.2%).test statistic chi-square with a p-value of  0.000 (p<0.05) showed that there is a relationship between the role of parents and sexual initiation in class XI of SMA Negeri 5 Medan. It is expected that parents will set a time limit in using gadgets/social media and spend time with their children to discuss