Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Identifikasi Potensi Daerah Terdampak Pencemaran Udara di Indonesia Menggunakan Pendekatan Model WRF-Chem Pratama, Alvin
Jurnal Serambi Engineering Vol. 10 No. 2 (2025): April 2025
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air pollution is a major environmental problem in Indonesia, especially in urban and industrial areas. This study aims to identify regions potentially affected by air pollution using the WRFChem model. Simulations were conducted to analyze the distribution of PM10 pollutants in July, during the Australian monsoon. The simulation results show that most regions in Indonesia remain within safe limits, with PM10 concentrations below the threshold of 75 μg/m³. However, several major cities on the island of Java, such as Jakarta, Tangerang, Yogyakarta and Surabaya, experienced elevated concentrations exceeding the air quality standard. In addition, monsoon wind patterns caused pollutants to spread northward, increasing concentrations in the provinces of Lampung and South Sumatra. These findings highlight the importance of monitoring air quality and implementing mitigation strategies to reduce the impact of air pollution on public health and the environment.
Strategi Pengembangan Usahatani Kopi untuk Meningkatkan Produktivitas di Desa Aek Sabaon, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan Pulungan, Syaputra Hidayat; Rosni, Rosni; Pratama, Alvin
Agri Wiralodra Vol. 17 No. 1 (2025): Potensi Pengembangan Usaha Tani dan Pemasaran
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agriwiralodra.v17i1.120

Abstract

Desa Aek Sabaon di Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara memiliki lahan kopi seluas 18 hektare, tetapi produktivitasnya masih rendah akibat mahalnya harga pupuk, serangan hama, dan teknik budidaya konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) serta merumuskan strategi pengembangan usahatani kopi guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT untuk merumuskan strategi pengembangan usahatani kopi di Desa Aek Sabaon. Faktor internal dan eksternal dianalisis melalui Matriks IFAS dan EFAS, yang hasilnya digunakan untuk menyusun strategi SO, WO, ST, dan WT. Hasil penelitian menunjukkan skor IFAS 3,00 dan EFAS 3,12 dengan kekuatan dan peluang lebih dominan dibandingkan kelemahan dan ancaman. Strategi yang direkomendasikan mencakup optimalisasi topografi, ekspansi lahan, pemanfaatan infrastruktur, pemasaran digital, ekspansi pasar internasional, serta pelatihan dan pemberdayaan petani untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.
Climate change and antimicrobial resistance: a global public health crisis at the environmental nexus Purwaningrum, Dyah; Pratama, Alvin
Pharmacy Reports Vol. 4 No. 1 (2024): Pharmacy Reports
Publisher : Indonesian Young Scientist Group and UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51511/pr.94

Abstract

Antimicrobial resistance (AMR) and climate change are major global public health challenges, with growing evidence indicating interconnected relationships. This review explores the multifaceted links between climate change and AMR, focusing on how rising temperatures influence bacterial resistance mechanisms, alter pathogen distribution patterns, and affect environmental reservoirs of resistance genes. Evidence synthesized in this review indicates that rising temperatures correlate with increased AMR rates across multiple regions, with each 1°C temperature increase linked to higher resistance prevalence. Climate change affects environmental transmission dynamics via soil ecosystems, aquatic environments, and cryosphere degradation, which can release long-dormant resistance determinants from permafrost and glaciers. Rising temperatures facilitate the geographic spread of resistant pathogens, as observed in Vibrio species expanding to higher latitudes and the emergence of Candida auris as a clinically significant pathogen from environmental sources. Wildlife and livestock act as potential reservoirs, while climate-driven habitat changes increase human-animal interactions that may facilitate transmission. The bidirectional relationship between these challenges—where rising temperatures contribute to AMR spread and resistant infections may hinder climate resilience—requires integrated One Health approaches. Strategies proposed include enhanced surveillance, climate-informed antimicrobial stewardship, and ecosystem-based interventions to address these interconnected issues. Importantly, integrating climate-informed health policies that align climate adaptation with AMR control should be prioritized globally to safeguard antimicrobial efficacy amid accelerating environmental changes.
Review tentang Mekanisme Prosedur Kerja Berbagai Sistem Navigasi Satelit Pratama, Alvin; Situmorang, Amrita Margaretha; Sihombing, Erlina Teresia; Sriyanti , Nora
Jurnal Flight Attendant Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Flight Attendant Kedirgantaraan
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56521/attendant-dirgantara.v6i1.1122

Abstract

Satellite navigation has become an integral part of the global infrastructure for a variety of applications, from transportation navigation to earth observation and national security. Satellite navigation systems have become an important part of modern life. This system is used for various purposes, such as vehicle navigation, asset tracking, and communication. Each system has different working mechanisms and procedures. This research aims to identify the working procedures of various satellite navigation systems in the world. The research method used is a qualitative descriptive method through literature study sourced from journals, scientific articles, books and other relevant sources. The results of this research show that satellite navigation systems, such as GPS, use radio signals to determine location on the earth's surface. GPS consists of three main parts, namely control, space, and user. GPS satellites send signals that are used to determine position, speed, direction, and time. GPS has wide-ranging uses, including in ship navigation, object tracking, and management of agricultural to military supply chains.
STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN EKOWISATA MANGROVE YANG BERKELANJUTAN DI PANTAI PALUH GETAH Harefa, Meilinda Suriani; Pratama, Alvin; Sihombing, Erlina Teresia; Ilvaldo, Iqbal; Putri, Nindy Asyifa; Sembiring, Yolanda Pratiwi; Ramadani, Yunda Fitri
Jurnal Masyarakat Maritim Vol 8 No 1 (2024): Mei, 2024
Publisher : Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jmm.v8i1.7457

Abstract

Ekowisata mangrove berkelanjutan mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ekowisata mangrove berkelanjutan tidak hanya melibatkan wisatawan dalam aktivitas pengamatan dan penelusuran keindahan alam, tetapi juga menyediakan pendidikan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove, termasuk di Pantai Paluh Getah yang berada di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi pengelolaan kawasan ekowisata mangrove yang berkelanjutan di Pantai Paluh Getah. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantai Paluh Getah dengan ekosistem mangrove yang kaya dan panorama alam yang memukau, memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai ekowisata yang berkelanjutan. Ekowisata mangrove di Pantai Paluh Getah tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga edukasi tentang pentingnya menjaga kelestarian ekosistem mangrove. Ekowisata mangrove dapat membantu menjaga kualitas lingkungan dan mengurangi pencemaran serta meningkatkan citra daerah sebagai daerah yang peduli terhadap lingkungan. Untuk mencapai SDGs di Pantai Mangrove Paluh Getah, optimasi pengelolaan ekowisata mangrove harus dilakukan dengan memperkuat sinergi dan kolaborasi antar pihak. Pemerintah perlu memperkuat regulasi dan kebijakan terkait pengelolaan ekowisata mangrove untuk memastikan kelestarian ekosistem dan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat lokal.
Dampak Restorasi Mangrove Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Provinsi Riau Sidauruk, Tumiar; Berutu, Nurmala; Harefa, Meilinda Suriani; Rahmadi, M Taufik; Damanik, M Ridha Syafii; Permana, Sendi; Tuhono, Eling; Pratama, Alvin; Tanjung, Putra Laksamana; Angraini, Tia
Majalah Geografi Indonesia Vol 39, No 2 (2025): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.101460

Abstract

Abstrak. Kabupaten Indragiri Hilir memiliki hutan mangrove terluas di Provinsi Riau yang mencapai 131.658 hektare berdasarkan Peta Mangrove Nasional 2021. Namun, kawasan ini mengalami degradasi akibat abrasi, eksploitasi kayu untuk arang dan konstruksi, serta konversi lahan menjadi tambak. Desa Pulau Ruku, Tanjung Lajau, dan Kuala Patah Parang menjadi fokus restorasi mangrove yang didukung oleh YAKOPI sejak 2022. Masyarakat setempat, termasuk kelompok tani, dilibatkan dalam upaya restorasi dengan pelatihan dan pemberdayaan ekonomi berbasis ekosistem mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengalanisis dampak kegiatan restorasi mangrove terhadap sosial ekonomi masyarakat di Desa Pulau Ruku, Tanjung Lajau, dan Kuala Patah Parang, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Penelitian ini dilakukan di tiga desa di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, yang menjadi fokus restorasi mangrove akibat degradasi ekosistem pada bulan Mei 2024. Data diperoleh melalui observasi, wawancara terstruktur dengan kelompok tani dan masyarakat, serta studi dokumen. Analisis data menggunakan model Miles & Huberman yang mencakup pengumpulan, reduksi, penyajian, serta penarikan kesimpulan terkait dampak sosial-ekonomi restorasi mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat di Pulau Ruku, Tanjung Lajau, dan Kuala Patah Parang dilakukan melalui pembentukan kelompok tani seperti Maju Bersama, Tanjung Bidadari, dan Konservasi Pesisir dan Bakau Indah. Kegiatan restorasi mangrove di Desa Pulau Ruku meningkatkan pendapatan keluarga sebesar 12,41%, di Desa Tanjung Lajau sebesar 12,07%, dan di Desa Kuala Patah Parang sebesar 9,35%. Kegiatan restorasi mangrove di tiga desa memberikan dampak positif signifikan pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat. Dari segi sosial, kekompakan dan kekerabatan warga meningkat, sementara dari segi ekonomi, masyarakat di Desa Pulau Ruku, Tanjung Lajau, dan Kuala Patah Parang terbantu dengan adanya sumber pendapatan yang mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Abstract. Indragiri Hilir Regency has the largest mangrove forest in Riau Province, covering 131,658 hectares according to the 2021 National Mangrove Map. However, this area has experienced degradation due to coastal erosion, wood exploitation for charcoal and construction, and land conversion into fish ponds. Pulau Ruku, Tanjung Lajau, and Kuala Patah Parang villages have been the focus of mangrove restoration efforts supported by YAKOPI since 2022. Local communities, including farmer groups, have been involved in restoration efforts through training and economic empowerment based on the mangrove ecosystem. This research aims to analyze the impact of mangrove restoration activities on the socio-economic conditions of communities in Pulau Ruku, Tanjung Lajau, and Kuala Patah Parang villages, Indragiri Hilir Regency, Riau Province. The research was conducted in three villages in Indragiri Hilir Regency, Riau, which have been the focus of mangrove restoration due to ecosystem degradation, in May 2024. Data was obtained through field observations, structured interviews with farmer groups and community members, and document studies. Data analysis used the Miles & Huberman model, which includes data collection, reduction, presentation, and conclusion drawing regarding the socio-economic impact of mangrove restoration. The findings indicate that community empowerment in Pulau Ruku, Tanjung Lajau, and Kuala Patah Parang was carried out through the formation of farmer groups such as Maju Bersama, Tanjung Bidadari, and Konservasi Pesisir and Bakau Indah. Mangrove restoration activities increased household incomes by 12,41% in Pulau Ruku, 12.07% in Tanjung Lajau, and 9.35% in Kuala Patah Parang. The restoration initiatives in these three villages have had a significant positive impact on both social and economic aspects. Socially, they have strengthened community cohesion and relationships, while economically, they have provided residents with a sustainable source of income to meet their daily needs.Submitted: 2024-11-11 Revisions:  2025-03-07 Accepted:  2025-06-20 Published:  2025-07-03
Comparative Analysis of GEOS-Chem, SAPRC99, and MOZART Mechanisms in WRF-Chem for Simulating Pollutant Dispersion from Forest Fires: Analisis Perbandingan Mekanisme GEOS-Chem, SAPRC99, dan MOZART dalam WRF-Chem untuk Simulasi Dispersi Polutan dari Kejadian Kebakaran Hutan Oktaviana, Ade Ayu; Pratama, Alvin; Kombara, Prawira Yudha; Mareta, Lesi
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 26 No. 2 (2025)
Publisher : BRIN Publishing (Penerbit BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jtl.2025.3956

Abstract

Abstrak Mekanisme kimia polutan dan parameter meteorologi merupakan bagian penting dalam menentukan sebaran polutan. Dengan mengetahui parameter tersebut, maka dapat diestimasi arah persebaran polutan dan besaran dampak yang ditimbulkan di lingkungan. Hal ini dapat diestimasi menggunakan pemodelan numerik seperti WRF-Chem. Model ini merupakan kombinasi dari prediksi cuaca dan proses kimia atmosfer. Penggunaan mekanisme kimia yang berbeda dalam menjalankan model WRF-Chem akan berdampak pada keluaran model. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut tentang penggunaan mekanisme kimia yang berbeda dalam model WRF-Chem. Penelitian ini memanfaatkan fire inventory untuk mekanisme kimia polutan yang dikeluarkan oleh NCAR, yaitu GEOS-Chem, SAPRC99, dan MOZART. Studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah saat kejadian kebakaran hutan di Provinsi Riau pada bulan September 2019, dengan fokus analisis pada karbon monoksida dan particulate matter (PM10). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan analisis menggunakan parameter statistik, seperti korelasi, bias, dan RMSE untuk mengetahui tingkat akurasi model. Dari hasil simulasi, skema MOZART merupakan skema terbaik dengan korelasi sedang hingga kuat. Namun, seluruh skema dalam simulasi ini cenderung underestimate dan memiliki nilai error yang tinggi terhadap observasi. Hal ini menunjukkan bahwa skema kimia dari fire inventory masih mempunyai tantangan besar dalam memprediksi nilai konsentrasi polutan. Untuk arah sebaran, MOZART, dan SAPRC99 menunjukkan pola spasial yang mirip dengan citra satelit.   Abstract The chemical mechanisms of pollutants and meteorological parameters play a crucial role in determining the distribution of pollutants. Understanding these factors enables the estimation of pollutant dispersion direction and its potential environmental impact. It can be estimated using numerical models, such as WRF-Chem, a coupled system integrating weather prediction and atmospheric chemical processes. The use of different chemical mechanisms within WRF-Chem influences the model output. This study aimed to evaluate the spatial and statistical performance of the WRF-Chem model using three different chemical mechanisms—MOZART, GEOS-Chem, and SAPRC99—from the FINN emission inventory, during a forest fire episode in Riau Province in September 2019. The analysis focused on carbon monoxide (CO) and particulate matter (PM₁₀), using statistical metrics such as correlation, bias, and RMSE, along with spatial validation against Sentinel-5P satellite imagery. Simulation results showed that the MOZART mechanism provided the best overall performance, exhibiting moderate to strong correlation with observational data. However, all chemical schemes tended to underestimate pollutant concentrations and showed relatively high error margins. Spatially, MOZART and SAPRC99 demonstrated dispersion patterns closely aligned with satellite observations. These findings highlight the potential and limitations of current chemical mechanisms in accurately simulating pollutant dispersion during forest fire events.