Claim Missing Document
Check
Articles

REVIEW RISET ANALISIS SIDIKJARI PADA SPESIES GAHARU GENUS AQUILARIA DAN GYRINOPS I Gde Adi Suryawan Wangiyana; I Gusti Agung Ayu Hari Triandini
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 9 No. 3 (2022): September 2022
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aquilaria dan Gyrinops merupakan 2 genus utama dalam family Thymeleaceae yang menjadi bahan baku komoditi gaharu berkualitas tinggi. Sebagai produsen utama gaharu, studi taksonomi terhadap kedua genus ini merupakan topik riset yang banyak dilakukan. Analisis sidikjari merupakan salah satu pendekatan studi taksonomi pada genus Aquilaria dan Gyrinops secara numerik fenetik dengan menggunakan sebanyak – banyaknya karakter acuan. Pada artikel review ini dipaparkan karakter apa saja yang dapat digunakan dalam analisis sidikjari genus Aquilaria dan genus Gyrinops serta metode pengolahan datanya. Karakter yang digunakan dalam analisis sidikjari secara umum dibedakan menjadi karakter non – molekular dan karakter molekular. Karakter morfologi dan anatomi organ serta karakter kimiawi berupa komposisi molekul merupakan karakter non-molekular. Sidikjari DNA (DNA fingerprinting) merupakan karakter molekular. DNA fingerprinting ini menggunakan berbagai marker dalam analisisnya diantaranya: RAPD, AFLP, ISSR, dan mikrosatelit. Analisis sidikjari pada Aquilaria dan Gyrinops menggunakan tahapan sistematis meliputi: 1) pengumpulan data karakter, 2) tabulasi tabel n x t, 3) konversi bilangan biner, 4) anlisis klastering, 5) konstruksi dendrogram, 6) analisis kofenetik – korelasi.
IMPLEMENTASI KONSEP MERDEKA BELAJAR KOLABORATIF MELALUI PENGOLAHAN TANAMAN BIOFARMAKA GALAKTAGOG DI KOTA MATARAM I Gusti Agung Ayu Hari Triandini; Anri Anri; Yani Mulyani; Rahma Ziska; Cep Ahmad Muhtar; I Gde Adi Suryawan Wangiyana
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.12496

Abstract

ABSTRAKKebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka mendorong proses pembelajaran di perguruan tinggi yang semakin otonom dan fleksibel. Dalam mendukung konsep merdeka belajar diperlukan kerja sama antar prodi dan dunia industri serta mitra lainnya. Prodi mitra dan prodi pelaksana pengabdian memiliki visi misi yang sama yaitu menumbuhkan jiwa entrepreneur sebagai profil lulusannya. Mitra kegiatan pengabdian masyarakat yaitu dari kelompok studi HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) UNDIKMA (Universitas Pendidikan Mandalika), Pengusaha Produk Herbal Sasak Aren dan Kader ASMAN TOGA (Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga)Bendega. Metode dan tahapan dalam penerapan iptek kepada masyarakat antara lain mulai dari identifikasi kebutuhan mitra, perancangan kegiatan, pelaksanaan kegiatan webinar, pendampingan operasional dan praktek serta evaluasi kegiatan. Edukasi dilakukan secara active and participatory learning yaitu edukasi mengenai tanaman biofarmaka berdasarkan evidence based practice dan pelatihan pembuatan makanan dan minuman herbal instan yang berkhasiat sebagai galaktagog yaitu berupa manisan jahe agar dan teh celup katuk dengan jumlah peserta 40 orang. Tahapan pengolahan produk yang dilakukan secara umum yaitu sortasi, pencucian, pengeringan dan pengolahan serta pengemasan produk. Terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra jika dibandingkan antara sebelum dan sesudah kegiatan. Secara umum, diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tentang tanaman biofarmaka sebelum kegiatan yaitu rata-rata 68,75% (cukup) dan mengalami peningkatan menjadi 100% (baik) setelah kegiatan sosialisasi dilakukan. Mitra telah mampu membuat produk galaktagog herbal jenis manisan jahe agar & teh celup katuk serta menguasai pengetahuan dasar tentang pengolahan tanaman biofarmaka. Kata kunci: belajar; biofarmaka; galaktagog; merdeka. ABSTRACTThe Independent Campus Learning Policy encourages the learning process in higher education to become more autonomous and flexible. In supporting the concept of independent learning,the collaboration between study programs and the industrial world, and other partners is needed. The partner study program and the service-implementing study program have the same vision and mission to create an entrepreneurial spirit in the alumni profile. The Partners for community service activities are the UNDIKMA NTFPs (Non-Timber Forest Products) study group, Sasak Aren Herbal Product Entrepreneurs, and ASMAN TOGA Bendega Cadre. Methods and stages in the application of science and technology to the community, starting from identifying partner needs, designing activities, implementing webinars, operational and practical assistance, and evaluating activities. Education is carried out in active and participatory learning, as the education regarding biopharmaceutical plants based on evidence-based practice and training on making instant herbal food and drinks which are efficacious as galactagogues in the form of ginger candy jelly and katuk tea with 40 participants. The stages of product processing are sorting, washing, drying, and processing, and packaging of products. There was an increase in partners' knowledge and skills when compared before and after the activity. In general, it is known that the level of knowledge of respondents about biopharmaceutical plants before the activity was an average of 68.75% (enough) and increased to 100% (good) after the socialization activity was carried out. Partners have been able to make herbal galactagogue products such as ginger candy jelly & katuk tea bags and have basic knowledge about processing biopharmaceutical plants. Keywords: study; biopharmaca; galactagogue; independence.
UTILIZATION OF FAMILY MEDICINE PLANTS IN TREATMENT OF BREAST INFECTION AND FEMALE GENITAL ORGANS IN KEKERI VILLAGE, GUNUNGSARI DISTRICT, WEST LOMBOK IN WEST NUSA TENGGARA I Gusti Agung Ayu Hari Triandini
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram Vol. 5 No. 2 (2019): JURNAL PENELITIAN DAN KAJIAN ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA MA
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1426.522 KB) | DOI: 10.33651/jpkik.v5i2.5

Abstract

Breast and female genital organs infections are sensitive health problems for women. By knowing family medicine plants, the role of family as primary health care will be more optimal. The Kekeri villager is rarely using their land to be made a pharmacy area plants. This might be due to their lack of knowledge about family medicine plants in terms of their utilization. The purpose of this research is to investigate it as well as to introduce the types of family medicine plants and their usage. This is an observational descriptive research with cross sectional study with quota sampling technique questionnaire (50 respondents) then continued with editing, coding, tabulating, data processing. The results showed that the majority of respondents (52%) did not utilize family medicine plants in the treatment of breast and female organ infections. 40% of respondents are already know the benefits of family medicine plants. Generally, the Kekeri villager only maintains the medicinal plants which at the same time can become a menu for daily foods. Types of medicinal plants that are mostly grown and efficacious in the care of breast and female genital organs are Lannea coromandelica, Sesbania grandiflora, Alpinia galanga, Moringa oleifera, Muntingia calabura, Sauropus androgynus, Anredera cordifolia, Piper betle, Zingiber officinale and Curcuma domestica. As the treatment of breast infection, the raw materials are boiled, eaten / drunk and applied topically. While for the treatment of female genital organs, the raw materials are usually used as immersion water when bathing or consumed as herbal medicine.
PENINGKATAN KESEHATAN REMAJA MENYONGSONG KELUARGA SEHAT DAN ZERO STUNTING DENGAN YUK CAFÉ DI DESA CIKAHURIPAN Yanyan Mulyani; Elis Susilawati; Denni Fransiska Helena; I Gusti Agung Ayu Hari Triandini; Herlina Husein
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.14625

Abstract

ABSTRAKStunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering) akibat defisiensi nutrien kronis yang berlangsung selama sejak anak berada dalam kandungan hingga usia anak 24 bulan. Faktor risiko stunting antara lain pernikahan dini dan kurangnya gizi pada calon ibu. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan terhadap risiko bahaya pernikahan dini tersebut yang menjadi salah satu faktor penyebab stunting serta memberikan informasi pentingnya konsumsi tablet Fe untuk pencegahan anemia pada 22 orang remaja putri di Desa Cikahuripan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu ceramah meliputi penyuluhan atau sosialisasi pencegahan pernikahan dini untuk mencegah stunting serta pentingnya konsumsi Fe dilanjutkan dengan demonstrasi mengkonsumsi bersama tablet Fe oleh remaja wanita dengan mempopulerkan konsep Yuk CaFe (Yuk Cegah Anemia dengan Tablet Fe). Kegiatan pengabdian masyarakat berhasil meningkatkan pengetahuan remaja terhadap risiko bahaya pernikahan dini tersebut yang menjadi salah satu faktor penyebab stunting dan dapat mengajak remaja untuk teratur mengkonsumsi tablet Fe untuk mencegah anemia. Seluruh peserta kegiatan telah mengetahui pentingnya konsumsi tablet Fe dan ikut berpartisipasi aktif dalam mengkonsumsi tablet Fe untuk pencegahan anemia. Diperlukan kegiatan sejenis yang dapat menarik perhatian remaja dalam menyongsong generasi bebas stunting ke depannya. Kata kunci: stunting; pernikahan dini; keluarga; Yuk CaFe. ABSTRACTStunting is a form of growth failure (growth faltering) due to chronic nutrient deficiency which lasts from the time the child is in the womb until the child is 24 months old. Risk factors for stunting include early marriage and malnutrition in expectant mothers. The purpose of this community service activity is to increase knowledge of the risks of the early marriage which is one of the factors causing stunting and to provide information on the importance of consuming Fe tablets to prevent anemia in 22 young women in Cikahuripan Village. The method used in this activity was lectures including counseling or socialization on prevention of early marriage to prevent stunting and the importance of Fe consumption followed by demonstrations of consuming Fe tablets together by young women by popularizing the concept of Yuk CaFe (Let's Prevent Anemia with Fe Tablets). Community service activities have succeeded in increasing adolescents' knowledge of the dangers of early marriage which is one of the factors causing stunting and can encourage adolescents to regularly consume Fe tablets to prevent anemia. All activity participants knew the importance of consuming Fe tablets and actively participated in consuming Fe tablets to prevent anemia. Similar activities are needed that can attract the attention of adolescents in welcoming the future generation free from stunting. Keywords: stunting; early marriage; family; Yuk cafe
Knowledge and Behavior regarding Consumption of Herbal Galactagogues among Breastfeeding Women in Mataram City I Gusti Agung Ayu Hari Triandini; Ni Made Gita Gumangsari; I Gde Adi Suryawan Wangiyana
EMBRIO: Jurnal Kebidanan Vol 15 No 1 (2023): EMBRIO: Jurnal Kebidanan (MAY)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/embrio.v15i1.6199

Abstract

Mataram city occupied the region with the lowest coverage of exclusive breastfeeding in West Nusa Tenggara in 2022. One of the causes of the failure of exclusive breastfeeding is the lack of breast milk production. Galactagogues are substances that can increase breast milk production. A relatively safe alternative to support breast milk production is to consume herbs containing galactagogues. It is essential to trace local culture, knowledge, and behavior regarding herbal galactagogues to get insight into the types of galactagogues, their properties as well as side effects. Scientific studies are required to be used as a reference for breastfeeding women. This study aims to describe knowledge and behavior of breastfeeding women regarding the consumption of galactagogues. The study applied mixed-method design with a cross-sectional approach to conduct a survey on knowledge and behavior regarding consumption of herbal galactagogues. Data were collected by distributing questionnaires to respondents who were selected based on inclusion criteria, namely breastfeeding women with children aged 0 to 6 months, domiciled in the city of Mataram and registered at the Community Health Center in the city of Mataram, as many as 124 people. It was found that most of respondent had a poor level of knowledge by 62.1 percent, while 37.1percent of them had good consumption behavior of herbal galactagogues. It can be concluded that generally, the people of Mataram City consumed herbal galactagogues more often based on empirical evidence from generation to generation. Thus, additional information regarding variations of other herbal galactagogues is required to support exclusive breastfeeding coverage.
PENGGALIAN POTENSI GALAKTAGOG HERBAL DALAM MENINGKATKAN CAPAIAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI INDIKATOR PRIORITAS SDGs UNTUK MEWUJUDKAN GENERASI EMAS di KOTA MATARAM I Gusti Agung Ayu Hari Triandini; Ni Made Gita Gumangsari; I Gde Adi Suryawan Wangiyana
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada tahun 2030 target pembangunan pada indikator 2 SDGs Tanpa Kelaparan yaitu menghilangkan segala bentuk malnutrisi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional terkait stunting dan wasting di bawah 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta lansia. Dari hasil survei nasional tahun 2015 diperoleh data bahwa Nusa Tenggara Barat adalah provinsi dengan cakupan ASI eksklusif tertinggi sebesar 70 %. Kota Mataram merupakan wilayah kabupaten kota terendah untuk capaian ASI eksklusif di Nusa Tenggara Barat yang pada tahun 2022 capaian ASI eksklusifnya mencapai 51,5%. Salah satu penyebab kegagalan pemberian ASI eksklusif adalah kurangnya produksi ASI. Galaktogog adalah substansi yang dapat meningkatkan produksi ASI, termasuk diantaranya makanan, herbal serta obat-obatan sintetik. Dilakukan survei dan wawancara denganalat bantu kuesioner terhadap 124 orang ibu menyusui di Kota Mataram dan literature review dari artikel ilmiah tentang galaktogog herbal yang biasa dikonsumsi masyarakat beserta khasiatnya.Obat-obatan galaktogog sintetik diketahui telah memiliki efek samping jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Alternatif yang relatif aman digunakan dalam menangani produksi ASI yang kurang lancar adalah dengan mengkonsumsi herbal yang mengandung galaktogog.  Kata Kunci :  ASI eksklusif, galaktagog, herbal, SDGs, Mataram
Pembinaan Kelompok Istri & Kader Posyandu Sebagai Kader Toga Di Lingkungan Bendega Dalam Upaya Primary Health Care Saat Pandemi Covid-19 I Gusti Agung Ayu Hari Triandini; Hairani Hairani; Diana Hidayati; Widhya Aligita; Nur Intan Hayati; Soni Muhsinin; ED. Yunisa Mega Pasha
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kementerian Kesehatan telah mencanangkan beberapa program terkait pengembangan kesehatantradisional melalui teknologi tanaman obat keluarga (TOGA) yaitu saintifikasi jamu, asuhan mandiri(selfcare), serta perawatan herbal dan terapi tradisional akupresur yang bertujuan untukmeningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Peran keluarga sebagaigarda terdepan dalam upaya PHC membuat ibu/istri sebagai sosok yang berperan penting dalamkesehatan keluarga yang diharapkan akan membawa perubahan ke komunitas kecil di sekitarnyadan perlahan diterapkan ke dalam komunitas yang lebih besar dan beragam. Kader Posyandu yangsehari-harinya berinteraksi dalam mendampingi ibu dalam membangun kesehatan keluarga jugamenjadi sosok yang berperan dalam program asuhan mandiri keluarga yang telah dicanangkanpemerintah. Lingkungan Bendega merupakan salah satu lingkungan yang ada di Kelurahan TanjungKarang Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lingkungan tersebutmerupakan lingkungan binaan kesehatan ibu dan anak dari Universitas Bhakti Kencana PSDKUMataram, IBI Tanjung Karang dan Puskesmas Tanjung Karang. Sebelumnya, telah dilakukanpengabdian masyarakat dengan mengangkat sosialisasi pembuatan vertical garden TOGA dilingkungan tersebut. Selama ini belum ada program khusus tentang TOGA ataupun pembentukankader TOGA di lingkungan Bendega. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat kali ini adalahuntuk melakukan perekrutan kader TOGA pada mitra, sosialisasi tupoksi kader serta meningkatkanpengetahuan dan keterampilan mitra dalam mengolah jenis TOGA yang secara ilmiah berfungsimencegah COVID-19. Metode pelaksanaan: persiapan, sosialisasi, evaluasi dan dokumentasi.Kegiatan dilaksanakan secara daring dan luring. Berdasarkan hasil yang diperoleh, didapatkanbahwa mitra telah mendapatkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang TOGA danpemanfaatannya. Selain itu, telah dibentuk organisasi Kader TOGA di lingkungan Bendega yangberfungsi mengembangkan TOGA di lingkungan Bendega.  Kata kunci : Bendega, COVID-19, herbal, istri, kader, TOGA.
FOREST HERBAL TEA SHOULD BE PROMOTED IN INDONESIA I Gde Adi Suryawan Wangiyana; I Gusti Agung Ayu Hari Triandini
Jurnal Silva Samalas Vol 6, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v6i2.10223

Abstract

Forest herbal tea is made from plants in the forest area. Various types of plants, including trees, shrubs, and herbs, can be sources of forest herbal tea. Most of the forest herbal tea sources are wild plants found in natural forest areas in Indonesia. This means that Indonesia has abundant forest herbal tea resources, which should be promoted. However, the use of raw materials in forest herbal tea products is still limited. This review shows why forest herbal tea products should be promoted in Indonesia in terms of cultivation, standardisation, processing method, economic value, and diversity of products.
TUMBUHAN KEHUTANAN SEBAGAI PENDUKUNG INTEGRATIVE MEDICINE UNTUK PRIMARY HEALTH CARE IBU DAN ANAK: TINJAUAN LITERATUR I Gusti Agung Ayu Hari Triandini; Hairani Hairani
Jurnal Silva Samalas Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v7i1.12256

Abstract

Integrative medicine, yang menggabungkan pendekatan konvensional dengan pengobatan komplementer dan alternatif, semakin diterima sebagai metode pengobatan holistik dalam perawatan kesehatan primer, khususnya untuk ibu dan anak. Tumbuhan kehutanan, dengan keanekaragaman bioaktifnya, telah menarik perhatian sebagai sumber potensial untuk dukungan kesehatan dalam konteks ini. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk menyelidiki peran tumbuhan kehutanan dalam integrative medicine untuk perawatan kesehatan primer ibu dan anak. Pencarian literatur dilakukan melalui basis data ilmiah terkemuka, dengan fokus pada studi klinis, tinjauan sistematis, dan meta-analisis yang relevan. Analisis ini menyoroti bahwa sejumlah tumbuhan kehutanan telah menunjukkan potensi sebagai agen terapeutik dalam mengelola kondisi kesehatan spesifik pada ibu dan anak. Beberapa mekanisme aksi yang diidentifikasi termasuk aktivitas antiinflamasi, antioksidan, serta efek imunomodulator yang dapat mendukung sistem kekebalan tubuh yang berkembang. Namun demikian, tantangan yang dihadapi meliputi standarisasi bahan baku, formulasi yang konsisten, serta keamanan dan efikasi yang terbukti dalam populasi khusus ini. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengisi celah pengetahuan ini dan mengevaluasi potensi penerapan klinis lebih lanjut dari tumbuhan kehutanan dalam pengaturan perawatan kesehatan primer. Dalam konteks integrative medicine, integrasi yang selektif dari bukti ilmiah dengan praktik klinis yang berbasis bukti akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa tumbuhan kehutanan dapat memberikan manfaat tambahan yang aman dan efektif bagi ibu dan anak dalam perawatan kesehatan primer.
Swamedikasi Herbal pada Masa Postpartum : Literature Review Triandini, I Gusti Agung Ayu Hari; H, Hairani
Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia Vol 12 No 03 (2022): Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia (Indonesian Midwifery Scientific Journal) Uni
Publisher : Q PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jiki.v12i03.1468

Abstract

Perawatan postpartum merupakan perawatan yang kompleks, meliputi perawatan jiwa dan raga. Swamedikasi berarti upaya pengobatan yang dilakukan secara mandiri Pengobatan sendiri diterima secara luas baik oleh pasien maupun perawat. Metode ini dapat digunakan sebagai metode alternatif pengendalian nyeri postpartum. Pendekatan herbal secara holistik umumnya dipilih karena dirasa dapat menjangkau kebutuhan personal ibu dan lebih terpercaya karena sudah dicoba dan dibuktikan secara turun-temurun dan rendahnya efek samping. Bentuk perawatan postpartum dapat berupa perawatan uterus, luka perineum, peningkatan produksi ASI, mastitis & perawatan payudara, relaksasi diri dan massage. Diperlukan eksplorasi mendalam terhadap penggalian potensi kearifan lokal yang telah terbukti secara turun-temurun agar terbentuk kajian saintifikasi berdasarkan evidence based practice di masyarakat untuk mendukung konsep back to nature dalam konsep perawatan pasca persalinan Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali potensi kearifan lokal perawatan herbal pada masa postpartum di berbagai tradisi daerah di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan literature review pada Google Scholar dan Google search engine dengan data dari tahun 2010 sampai dengan 2022 dengan menggunakan kata kunci: swamedikasi, self care, herbal, holistik, holistic, postpartum, complementary, komplementer, treatment. Pendekatan herbal holistik umumnya masih menjadi pilihan dalam pelayanan kesehatan primer untuk pengobatan mandiri pasca melahirkan. Hal ini memiliki efek samping yang rendah, meskipun memerlukan pertimbangan untuk penggunaan jangka panjang.