Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Efek Penghambatan Ekspresi ER? Bebas oleh Fraksi n-Butanol Daun Semanggi (Marsilea crenata Presl.) pada Sel hFOB 1.19: Inhibitory Effect of Free-ER? Expression by n-Butanol Fraction of Semanggi (Marsilea crenata Presl.) Leaves on hFOB 1.19 Cells Burhan Ma’arif; Agnis Pondineka Ria Aditama; Faisal Akhmal Muslikh; Dewi Perwito Sari; Ira Purbosari; Hening Laswati; Mangestuti Agil
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 4 (2021): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v3i4.635

Abstract

Wanita pascamenopause dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan, diantaranya adalah osteoporosis yang diakibatkan karena gangguan produksi hormon estrogen dalam tubuh. Salah satu alternatif yang muncul dan berpotensi untuk menggantikan hormon estrogen adalah fitoestrogen. Daun M. crenata diketahui mengandung senyawa fitoestrogen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fraksi n-Butanol daun M. crenata dalam meningkatkan aktivitas osteoblas pada proses pembentukan tulang terhadap sel hFOB 1.19. Penelitian ini menggunakan metode ICC dengan bantuan instrumen CLSM. Penelitian ini dilakukan dengan pemberian fraksi n-Butanol dengan varian konsentrasi62,5; 125; dan 250 ppm, serta pemberian genistein sebagai kontrol positif pada sel hFOB 1.19. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi n-Butanol daun M. crenata memiliki kandungan senyawa estrogenik sebagai agen untuk meningkatkan aktivitas osteoblas melalui penurunan ekspresi ER? bebas sel hFOB 1.19 dan konsentrasi 62,5 ppm sebagai konsentrasi optimal dengan nilai ekspresi 594.108 AU.
Perbandingan Metode Isolasi Kitosan dari Cangkang Kreca (Bellamya javanica) Hardani, Prisma Trida; Sari, Dewi Perwito; Anisa, Siti
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 6 No. 2 (2024): DECEMBER
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/mpi.v6i2.6390

Abstract

Gastropoda termasuk salah satu kelompok hewan yang memiliki jumlah terbesar dalam dunia hewan dengan jenis yang umum dikenal adalah siput, kerang, dan cumi-cumi. Limbah cangkang merupakan masalah yang harus segera diatasi karena memiliki dampak yang buruk pada makhluk hidup, seperti terjadinya pencemaran tanah dan air. Limbah organik dari cangkang juga dapat mempengaruhi kualitas udara jika terjadi pembusukan dan dapat menimbulkan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas). Kreca (Bellamya javanica) merupakan salah satu hewan Mollusca yang hidup bebas di daerah persawahan dan dapat dikonsumsi masyarakat. Cangkang kreca mengandung kitin, mineral, kalsium dan protein, sehingga limbah cangkangnya memiliki potensi untuk diolah dan dikembangkan menjadi suatu produk bernilai ekonomi tinggi salah satunya sebagai sumber kitin- kitosan. Kitosan merupakan salah satu turunan dari senyawa kitin diperoleh melalui proses demineralisasi, deproteinasi dan deasetilasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan penggunaan refluksdan magnetic stirrer pada proses isolasi kitosan tahap deasetilasi terhadap persentase rendemen dan derajat deasetilasi kitosan yang dihasilkan. Pada penggunaan refluks didapatkan nilai rendemen yang lebih besar yaitu 10,819% daripada magnetic stirrer. Hasil analisis FTIR dari kitosan yang dihasilkan dari penggunaan refluks dan magnetic stirrer didapatkan beberapa gugus fungsi yaitu gugus OH, CH, CO Amida, CH2 dan COC, dengan nilai derajat deasetilasi pada penggunaan refluks sebesar 38,6% dan 47,8% pada penggunaan magnetic stirrer, sehingga disimpulkan penggunaan magnetic stirrer lebih baik daripada refluks dilihat dari nilai derajat deasetilasinya. Gastropods are among the largest groups of animals in the animal kingdom, with commonly known types being snails, clams, and squid. Shell waste is a problem that needs to be addressed immediately because it has a detrimental impact on living beings, such as causing soil and water pollution. Organic waste from shells can also affect air quality if it decomposes and can cause respiratory infections. Kreca (Bellamya javanica) is one type of mollusk that lives freely in paddy fields and can be consumed by the community. Kreca shells contain chitin, minerals, calcium, and protein, so the shell waste has the potential to be processed and developed into a high-economic-value product, one of which is as a source of chitin-chitosan. Chitosan is a derivative of the chitin compound obtained through the processes of demineralization, deproteinization, and deacetylation. This study aims to determine the effect of using reflux and a magnetic stirrer in the chitosan isolation process at the deacetylation stage on the percentage yield and the degree of deacetylation of the resulting chitosan. Using reflux resulted in a higher yield value of 10.819% compared to the magnetic stirrer. The FTIR analysis results of the chitosan obtained from using reflux and magnetic stirrer showed several functional groups: OH, CH, CO Amide, CH2, and COC, with the degree of deacetylation using reflux being 38.6% and 47.8% using the magnetic stirrer. Therefore, it is concluded that using a magnetic stirrer is better than reflux in terms of the degree of deacetylation. Submitted: 28-03-2024, Revised: 02-10-2024, Accepted: 29-10-2024, Published regularly: December 2024
THE MECHANISM OF ALPHA LIPOIC ACID ON REDUCING THE MDA LEVEL AND MCP-1 EXPRESSION IN ENDOTHELIAL DYSFUNCTION OF HYPERCHOLESTEROLEMIA RAT (Rattus norvegicus) MODEL Sari, Dewi Perwito; Susilo, Imam; Khotib, Junaidi
Folia Medica Indonesiana Vol. 52 No. 3 (2016): JULY - SEPTEMBER 2016
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.201 KB) | DOI: 10.20473/fmi.v52i3.5444

Abstract

Endothelial dysfunction is an initial condition of atherosclerosis and other vascular diseases where one of the risk factors is hypercholesterolemia. Blood cholesterol levels is associated with an increase in the production of reactive oxygen species (ROS). The increasing of ROS production can cause increased oxidative stress which in turn resulting in endothelial dysfunction. Alpha lipoic acid (ALA) is one of the antioxidant compound that has been developed and studied. In this study we found that the use of ALA in Rattus norvegicus rats signifficantly lower the total cholesterol levels at dose 60 mg/kgBW (p=0.020). ALA also inhibit the expression of Monocyte Chemoattractant Protein-1 (MCP-1) at dose 60 mg/kgBW (p=0.044) and reduces the formation of Malondialdehyde (MDA) at dose 120 mg/kgBW (p=0.009), which is the initial stage of the atherogenic development and prognosis of events, thus, ALA can reduce the risk of further damage to the endothelium.
Studi Penggunaan Obat Asam Asetilsalisilat (ASA) Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi Di RSI Jemursari Surabaya Prasetya, Annisa Febria; Mukti, Asri Wido; Sari, Dewi Perwito
Camellia : Clinical, Pharmaceutical, Analytical and Pharmacy Community Journal Vol 4 No 1 (2025): Camellia (Clinical, Pharmaceutical, Analytical, and Pharmacy Community Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/cam.v4i1.26794

Abstract

Hipertensi dalam kehamilan menjadi penyebab utama kematian ibu (30,8%) di Surabaya berdasarkan data Profil Kesehatan Surabaya Tahun 2023, dengan risiko persalinan prematur dan IUGR. Berdasarkan ISSHP dan ACOG kategori hipertensi dalam kehamilan yaitu hipertensi kronis, hipertensi gestasional, preeklampsia, eklampsia dan hipertensi kronis disertai preeklampsia. Penanganan atau profilaksis yang diberikan adalah obat ASA, dapat dikombinasikan dengan antihipertensi pada ibu hamil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola penggunaan obat ASA pada pasien ibu hamil dengan hipertensi meliputi dosis obat, frekuensi obat, lama penggunaan, efektivitas obat dan DRP (Drug Related Problems) di RSI Jemursari Surabaya. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode total sampling. Didapatkan sampel sebanyak 34 pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Hasil pada penelitian ini adalah pemberian obat ASA dengan dosis 80mg dan 100mg yang diberikan satu kali sehari selama 30 tablet tiap bulan. Efektivitas obat ASA juga dapat dikatakan efektif dari data sebanyak 25 pasien (73,53%) mengalami penurunan tekanan darah. Dapat disimpulkan bahwa dosis obat, frekuensi obat, dan lama penggunaan sudah tepat dan sesuai. Potensi terjadinya DRP yaitu interaksi berdasarkan tingkat keparahan yaitu moderate sedangkan interaksi obat berdasarkan mekanisme yaitu farmakodinamik pada pemberian ASA dengan nifedipin (32,35%) sehingga pemberian kedua obat tersebut tidak boleh diminumkan secara bersamaan.
PENGGUNAAN ERYTHROPOIETIN STIMULATING AGENT PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISA RIVANA ARDYANTI AULIA; Mukti, Asri Wido; Sari, Dewi Perwito
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.32840

Abstract

Penyakit ginjal kronis (PGK) ialah situasi di mana kegunaan ginjal hilang secara perlahan-lahan. Pada tahun 2018, terbisa 713.783 pengidap PGK di Indonesia. PGK menimbulkan ginjal tidak bisa menyaring zat-zat tidak diperlukan dari darah, yang berakibat pada penumpukan zat tersebut dan menimbulkan rasa sakit pada pasien. Anemia, atau pengurangan sel darah merah, sering terjadi pada pasien PGK, terutama ketika kegunaan ginjal menurun hingga 20-50%. Anemia pada PGK bisa diobati dengan Erythropoietin Stimulating Agent (ESA), khususnya jika disebabkan oleh defisiensi eritropoietin. Studi ini berfokus untuk memahami gaya pemanfaatan terapi Erythropoietin Stimulating Agent (ESA) di RSUD Haji Provinsi Jawa Timur. Studi dikerjakan secara observasional dengan informasi retrospektif dari rekam medis pasien pada Desember 2023 – Januari 2024 dan dianalisis secara deskriptif. Terbisa 33 pasien yang mencapai kriteria inklusi. Hasil Studi mengindikasikan bahwasannya Hemapo (Epoetin Alfa) diberikan dengan dosis 3000 IU/ml, 1-2 kali seminggu melalui subkutan (SC).
Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Bedah Sesar (Sectio Caesarea) di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya: Evaluation of Antibiotic Use in Cesarean Section (Sectio Caesarea) Patients at Jemursari Islamic Hospital Surabaya Titasari, Fitrata Widya Masyitha; Mukti, Asri Wido; Sari, Dewi Perwito
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 6 No. 4 (2024): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v6i4.2143

Abstract

Caesarean section is a surgical procedure that is included in the Clean Contaminated category. Antibiotic prophylaxis is highly recommended for Caesarean section. The main goal of administering prophylactic antibiotics before surgical procedures is to reduce the risk of infection. Apart from prophylactic antibiotics, therapeutic antibiotics are given to patients who experience infections after caesarean section. These therapeutic antibiotics are specifically used for empirical or curative treatment purposes. The aim of this study was to determine the use of antibiotics in patients undergoing caesarean section at the Jemursari Islamic Hospital, Surabaya. This study is a non-experimental observational study that uses descriptive methodology to collect data retrospectively from patient medical records during the period October to December 2022. A total of 70 patients in the sample met the specified inclusion criteria. The findings of this study indicate that the main prophylactic antibiotic given was cefazolin, a first generation cephalosporin, with a dose of 2 grams given 30-60 minutes before incision in 54 patients. Empirical administration of therapeutic antibiotics was predominantly observed in the oral route for a total of 38 patients, primarily targeting individuals receiving third-generation cephalosporin (cefixime) treatment. Providing prophylactic and therapeutic antibiotics to patients involves selecting the right antibiotic agent and dose, the right route of administration and the right duration of administration in accordance with hospital guidelines. Keywords:          antibiotic therapy, cesarean section, prophylactic antibiotics   Abstrak Bedah sesar ialah tindakan pembedahan termasuk kedalam golongan bersih terkontaminasi (Clean Contaminated) antibiotik profilaksis sangat dianjurkan untuk bedah sesar. Tujuan utama pemberian antibiotik profilaksis sebelum prosedur pembedahan adalah untuk mengurangi risiko infeksi. Selain antibiotik profilaksis, antibiotik terapeutik diberikan kepada pasien yang mengalami infeksi pasca operasi caesar. Antibiotik terapeutik ini secara khusus digunakan untuk tujuan pengobatan empiris atau kuratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan antibiotik pada pasien yang menjalani operasi caesar di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional non-eksperimental yang menggunakan metodologi deskriptif untuk mengumpulkan data secara retrospektif dari rekam medis pasien selama periode Oktober hingga Desember 2022. Sebanyak 70 pasien dalam sampel memenuhi kriteria inklusi yang ditentukan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa antibiotik profilaksis utama yang diberikan adalah cefazolin, sefalosporin generasi pertama, dengan dosis 2 gram yang diberikan 30-60 menit sebelum insisi yang terdiri dari 54 pasien. Pemberian antibiotik terapeutik secara empiris sebagian besar diamati pada rute oral untuk total 38 pasien, terutama menargetkan individu yang menerima pengobatan sefalosporin (cefixime) generasi ketiga. Pemberian antibiotik profilaksis dan terapeutik kepada pasien melibatkan pemilihan agen antibiotik dan dosis yang tepat, tepat rute pemberian dan tepat lama pemberian yang telah sesuai dengan pedoman rumah sakit. Kata Kunci:         antibiotik profilaksis, antibiotik terapi, bedah sesar
Co-Authors , Fatmawati Adella Eka Berliyanti Agnis Pondineka Ria Aditama Amalia, Sri Hidayati Amanda Safirtri Sinulingga Amanda Safitri Sinulingga Andarwulan, Setiana Asri Wido Mukti Asti Rahayu Asti Rahayu Asti Rahayu asti rahayu asti asti, asti rahayu Ayuk Lawuningtyas Hariadini Begum Fauziyah Burhan Ma'arif Burhan Ma’arif Danang Prasetya Eka Saputra Destiya Argo Pamuji Fihuda Digdo Suryagama Digdo Suryagama Eka Fitria Eka Fitria Faisal Akhmal Muslikh Fatmawati Fatmawati Framono, Indra Dwi Gita Virgiyama Masrifany Hardani, Prisma Trida Hening Laswati Hidayatunnikmah, Nina I.A.K Pramushinta IAK Pramushinta Imam Susilo Indria Nuraini Intan Ayu Kusuma Pramushinta Ira Purbosari Irma Elfiyani Junaidi Khotib Laila M. I Suwarso Laila M.I. Suwarso Laila Magfiroh I Suwarso Laila Magfiroh Ikwias Suwarso M. Nushron Ali Mukhtar M. Nusron ali Mukhtar Mangestuti Agil Mar-atul Khoiroh Maulidia Maulidia Maulidiyah, Zahro Al Maulivia Idham Choliq Mufidah, Rofikatul Muhamad Handoyo Sahumena Mukti, Asri Wido Mukti, Ria Andriani Mukti, Ria Andriani Nadya Ambarwati Noer Febriyanti Nuril Ivada Layly Agustini Prasetya, Annisa Febria Prasmita Dian Wijayanti Prasmita Dian Wijayati Prisma Trida Hardani Prisma Trida Hardani Prisma Trida Hardani Purbosari, Ira Rahayu, Asti Reza Widya Putri RIVANA ARDYANTI AULIA Rizal Adi Saputra Sadli Syarifuddin Sari, Margareta Nilam Setiana Andarwulan Sinulingga, Amanda Safithri Siti Anisa Solichatin Solichatin Suwarso, Laila M. I. Tamara Gusti Ebtavanny TATANG SOPANDI Tatang Sopandi Titasari, Fitrata Widya Masyitha Yunita Widyastutik Yurika Sastyarina