The problems encountered in the field are driven by children's low social-emotional skills in sharing, helping, and assisting friends. This is caused by environmental factors, a lack of variety in methods used, one-way learning, and a lack of teacher stimulation in developing social-emotional skills in sharing, helping, and assisting friends, resulting in children's social-emotional development not meeting expectations. The solution is to use the Problem-Based Learning model, demonstration methods, and role playing. This classroom action research used a qualitative approach with three meetings and 16 children in Group A at Bakti 1 Islamic Kindergarten, Banjarmasin. Data were collected through observation. The findings indicate that in the first meeting, teacher activity was rated "Very Good," while student activity fell within the "All Children Active" criteria, and children's social-emotional development was categorized as "Developing Very Well." Therefore, the research results can serve as a reference in selecting appropriate models or methods to support optimal social-emotional development in children. ABSTRAK Permasalahan yang terjadi dilapangan dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan sosial emosional anak dalam berbagi, menolong dan membantu teman. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan, metode yang digunakan kurang bervariasi, pembelajaran bersifat satu arah serta kurangnya stimulus guru pada pengembangan kemampuan sosial emosional dalam berbagi, menolong dan membantu teman sehingga menyebabkan pengembangan kemampuan anak dalam sosial emosional belum sesuai harapan. Solusinya yaitu dengan penggunaan model Problem Based Learning, metode demonstrasi dan bermain peran. Penelitian tindakan kelas ini digunakan pendekatan kualitatif dengan 3 kali pertemuan dan 16 anak pada kelompok A TK Islam Bakti 1 Banjarmasin. Data dikumpulkan melalui observasi. Temuan ini mengindikasikan bahwa pada pertemuan pertama, aktivitas guru memperoleh penilaian dalam kategori “Sangat Baik”, sementara aktivitas siswa berada dikriteria “Seluruh Anak Aktif”, serta perkembangan aspek sosial emosional anak tergolong kategori “Berkembang Sangat Baik”. Sehingga, hasil penelitian mampu jadi acuan pada pemilihan model atau metode yang tepat untuk mendukung perkembangan sosial emosional anak secara optimal.