Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

INTERAKSI AGEN DAN STRUKTUR DALAM TRANSFORMASI KOMODITAS PERTANIAN DI DESA WARJABAKTI Lestari, Vita Adriani; Gunawan, Wahyu; Lesmana, Aditya Candra; Yunita, Desi
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial Vol 8, No 1 (2025): Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial Juli 2025
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/focus.v8i1.61811

Abstract

Desa Warjabakti adalah sebuah desa yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani sayur. Akan tetapi, hasil tani tersebut belum mampu membuat mereka mencapai taraf hidup yang sejahtera. Untuk itu, dibentuklah program pembangunan masyarakat melalui transformasi komoditas berupa penanaman jeruk. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori strukturasi dari Anthony Giddens. Melalui teori ini, peneliti bertujuan untuk mengetahui dualitas antara agen dan struktur dalam melakukan transformasi komoditas pertanian. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tantangan yang dihadapi agen dalam menciptakan perubahan menuju kesejahteraan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi non partisipatoris, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi.  Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dualitas antara agen dan struktur dapat menciptakan perubahan yang berpotensi meningkatkan pendapatan petani melalui penanaman komoditas baru. Hal ini menunjukkan petani selaku agen tidak hanya berperan sebagai objek tetapi juga subjek pembangunan. Melalui kesadarannya, agen berupaya untuk menciptakan perubahan melalui reproduksi struktur yang bersifat memberdayakan. Namun demikian, perubahan ini belum dapat dirasakan sepenuhnya karena terdapat berbagai tantangan bagi petani untuk menciptakan keberlanjutan dari program yang telah direncanakan.  Warjabakti Village is a village where the majority of the population works as vegetable farmers. However, these agricultural products have not been able to help them achieve a prosperous standard of living. For this reason, a community development program was formed through commodity transformation in the form of orange planting. The theory used in this study is the structural theory of Anthony Giddens. Through this theory, the researcher aims to determine the duality between agents and structures in agricultural commodity transformation. In addition, this study also aims to find out the challenges faced by agents in creating change. The method used in this study is qualitative descriptive. The data collection techniques in this study were carried out using non-participatory observation, semi-structured interviews, and documentation.  The results obtained from this study are that the duality between agents and structures can create changes that have the potential to increase farmers' income through the planting of new commodities. This shows that farmers, as agents, play an important role not only as objects but also as subjects of development. Through their consciousness, agents seek to create change through the reproduction of empowering structures. However, this change has not been fully felt because there are various challenges for farmers to create sustainability from the planned program.
Agent-Structure Relation In Poverty Alleviation Of Fishermen: The Case Of Bangka Island, Indonesia Nurdin, Muhamad Fadhil; Lesmana, Aditya Candra; Rachim, Hadiyanto Abdul
Sosioglobal Vol 9, No 1 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v9i1.61437

Abstract

ABSTRACT  This study aims to unravel the inter-relation between agent, structure, and resource system in the poverty alleviation of the fishermen community. An exploratory and descriptive approach is undertaken by involving a wide range of relevant stakeholders. The case study chosen is the fishermen community in Central Bangka District, Bangka District, and Pangkalpinang City, all located in the Province of Bangka Belitung, Indonesia This research uses a qualitative approach, with a descriptive method to gain an in-depth understanding of the research problem. The data collection process was carried out using semi-structured interviews conducted with informants, field observations, and FGDs involving various stakeholders such as the government, private sector, and fishermen group representatives. The data obtained is then validated by reducing, displaying and verifying the data. Verification refers to the rethinking process of data gathered from the field while at the same time accommodating the validation results. The results showed that the characteristics of fishermen community, added by the presence of tin mining activities has been contributing to the prolonged poverty faced by this community. The study found that government institution holds a significant role to the poverty alleviation initiatives. Three improvement strategies are proposed, covering the creation of a comprehensive regulation covering basic rights of fishermen, foster intense collaboration among sectoral institutions as well as the creation of efficient poverty alleviation policies in coastal area.Keywords: Poverty, Fishermen, Government, Collaboration Strategy, Indonesia ABSTRAK  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap keterkaitan antara agen, struktur, dan sistem sumber daya dalam pengentasan kemiskinan masyarakat nelayan. Pendekatan eksplorasi dan deskriptif dilakukan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait. Studi kasus yang dipilih adalah komunitas nelayan di Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka, dan Kota Pangkalpinang yang semuanya berada di Provinsi Bangka Belitung, Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif untuk mendapatkan pemahaman mendalam dari permasalahan penelitian. Proses penggalian data dilakukan dengan menggunakan wawancara semi terstruktur yang dilakukan terhadap para informan, observasi lapangan, serta FGD dengan melibatkan berbagai stakeholders seperti pemerintah, swasta, perwakilan kelompok nelayan. Verifikasi mengacu pada proses berpikir ulang dari data yang dikumpulkan dari lapangan dan pada saat yang sama mengakomodasi hasil validasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik masyarakat nelayan ditambah dengan adanya kegiatan penambangan timah turut berkontribusi terhadap kemiskinan berkepanjangan yang dihadapi masyarakat tersebut. Studi ini menemukan bahwa institusi pemerintah memiliki peran yang signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan. Tiga strategi perbaikan yang diusulkan, meliputi pembuatan regulasi yang komprehensif yang mencakup hak-hak dasar nelayan, membina kerjasama yang intens antar lembaga sektoral, serta pembuatan kebijakan yang efisien dalam pengentasan kemiskinan khususnya di wilayah pesisir.Kata Kunci : Kemiskinan, Nelayan, Pemerintah, Strategi Kolaborasi, Indonesia.
Internalisasi Falsafah Nengah Nyappur Pada Nilai Piil Pesenggiri Sebagai Upaya Menjaga Kerukunan Antar Suku Di Kabupaten Pesawaran Farid, M Nafi Nur; Sekarningrum, Bintarsih; Lesmana, Aditya Candra
Sosioglobal Vol 9, No 2 (2025): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v9i2.60749

Abstract

ABSTRAKKeberagaman suku, agama, dan budaya di Indonesia merupakan potensi sekaligus tantangan dalam menjaga harmoni sosial. Desa Negeri Sakti, Kabupaten Pesawaran, mencerminkan hal ini dengan masyarakat multikultural yang menjunjung falsafah Nengah Nyappur dalam Piil Pesenggiri. Penelitian ini menganalisis internalisasi falsafah tersebut dalam menjaga kerukunan sosial menggunakan teori konstruksi sosial Berger dan Luckmann dengan pendekatan kualitatif fenomenologi melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses konstruksi sosial berlangsung dalam tiga tahap. Pada eksternalisasi, nilai Nengah Nyappur diekspresikan dalam tradisi adat seperti Begawi dan Bejuluk Beadek yang menciptakan interaksi sosial. Objektivasi terjadi ketika nilai-nilai tersebut dilembagakan dalam struktur sosial dan simbol budaya. Internalisasi berlangsung melalui pendidikan informal dalam keluarga dan interaksi sosial yang membentuk toleransi dan kerja sama. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa proses konstruksi sosial dalam falsafah Nengah Nyappur efektif menjaga harmoni sosial di masyarakat multikultural dan dapat diterapkan di wilayah lain untuk mendukung keberagaman sosial di Indonesia.Kata Kunci: Nengah Nyappur; Piil Pesenggiri; kerukunan antar suku; multikultural   ABSTRACTThe diversity of ethnicity, religion and culture in Indonesia is both a potential and a challenge in maintaining social harmony. Negeri Sakti Village, Pesawaran Regency, reflects this with a multicultural society that upholds the philosophy of Nengah Nyappur in Piil Pesenggiri. This research analyzes the internalization of the philosophy in maintaining social harmony using Berger and Luckmann's social construction theory with a qualitative phenomenological approach through observation, interviews, and documentation studies. The results show that the social construction process takes place in three stages. In externalization, the value of Nengah Nyappur is expressed in customary traditions such as Begawi and Bejuluk Beadek that create social interactions. Objectivation occurs when these values are institutionalized in social structures and cultural symbols. Internalization takes place through informal education in the family and social interactions that form tolerance and cooperation. The conclusion of this study confirms that the social construction process in the philosophy of Nengah Nyappur is effective in maintaining social harmony in a multicultural society and can be applied in other regions to support social diversity in IndonesiaKeywords: Nengah Nyappur; Piil Pesenggiri; inter-ethnic harmony; multicultural 
PENGUATAN PERAN PEMUDA KARANG TARUNA SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN AGEN PERUBAHAN SOSIAL DI DESA CIBIRU HILIR, KABUPATEN BANDUNG Lesmana, Aditya Candra; Yunita, Desi
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 2 (2025): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v8i2.61540

Abstract

In Hamlet 4 of Cibiru Hilir Village, it is known that there is an active youth organisation in all neighbourhoods. However, it is also known that the existing youth organisation experiences a decline in youth interest in joining social organisations such as youth groups. This problem arises partly because the youth do not understand their role as agents of social change through participation in youth organisations. In addition, youth who are members of the youth group also lack an understanding of how to manage a good organisation, including creating programmes through problem and potential mapping to align with village development goals. The purpose of this community service is to increase understanding of the role of youth in the youth organisation as agents of social change in Hamlet 4, Cibiru Hilir. The method used is training and education, with the stages of activities starting from mapping the potentials and problems in Cibiru Hilir Village, analysing and determining programmes, preparing training materials, and implementing and evaluating the training activities. The results of the training showed a better understanding of the role of youth in Karang Taruna as agents of social change in their neighbourhood. Participants also understood how to map potentials and problems using SWOT analysis as a tool to create programmes that suit their needs. In addition, the results of this training also increased the motivation of the youth who participated in the training to join Karang Taruna and to create creative and innovative programmes in an effort to support village development goals. Pada Dusun 4 Desa Cibiru Hilir diketahui memiliki karang taruna yang aktif di seluruh RW yang ada. Meskipun aktif, diketahui terjadi penurunan minat pemuda untuk bergabung dalam karang taruna. Permasalahan ini muncul salah satunya karena para pemuda kurang memahami peran sebagai agen perubahan sosial melalui keikutsertaan dalam karang taruna. Selain itu, pemuda yang tergabung dalam karang taruna juga kurang memahami bagaimana manajemen organisasi yang baik, pembuatan program melalui pemetaan permasalahan dan potensi untuk menyelaraskan program dengan tujuan pembangunan desa. Tujuan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peran pemuda dalam karang taruna sebagai agen perubahan sosial di Dusun 4 Cibiru Hilir. Metode yang digunakan adalah pelatihan dan edukasi dengan tahapan kegiatan dimulai dari pemetaan potensi dan permasalahan di Desa Cibiru Hilir, analisis dan penentuan program, persiapan program pelatihan, dan tahap pelaksanaan serta evaluasi kegiatan pelatihan. Hasil dari pelatihan yang dilakukan menunjukkan adanya pemahaman yang lebih baik terkait peran pemuda dalam karang taruna sebagai agen perubahan sosial di lingkungan tempat tinggalnya. Peserta pelatihan juga menjadi memahami bagaimana melakukan pemetaan potensi dan permasalahan dengan menggunakan analisis SWOT sebagai media untuk menciptakan program yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu hasil dari pelatihan ini juga meningkatkan motivasi pemuda yang mengikuti pelatihan untuk bergabung dalam karang taruna dan menciptakan program yang kreatif dan inovatif dalam upaya mendukung tujuan pembangunan desa.
Pembentukan Kesadaran Neurodiversitas dalam Pendidikan Inklusi Berbasis Alam melalui Tinjauan Interaksionisme Simbolik di Sekolah Alam Bandung Puteri, Salma Aisyah; Sekarningrum, Bintarsih; Lesmana, Aditya Candra
Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 8 No 3 (2025)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/ganaya.v8i3.4757

Abstract

This study examines the implementation of inclusive education at Sekolah Alam Bandung in the practice of communication and interpretation of meaning that shapes an adaptive learning environment for neurodivergent students. The theory used in this analysis is symbolic interactionism, which is used to understand the development of awareness and acceptance of student neurodiversity in an inclusive education model. This study employs a qualitative method with a case study approach, with data collected through in-depth interviews, non-participatory observation, and literature review involving 12 informants comprising teachers, staff, parents, and neurodivergent students. The research data was then analyzed using Miles and Huberman's interactive analysis model, which includes data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study indicate that consistent symbolic interaction, positive interpretations of neurodivergent behavior, and the collective use of inclusive language collectively reconstruct the social reality of neurodiversity from a deficit to a valued natural variation. This study concludes that the success of inclusion at Sekolah Alam Bandung is rooted in the community's ability to create and maintain shared meanings that support diversity, offering important implications for the development of broader inclusive education models and efforts to address stigma and promote more inclusive policies.
Social Capital in Community Development Evaluation Applications to Realize Village SDGs: Study of the Commodity Transformation Program in Warjabakti Village Atlandi, M. Hasnan; Gunawan, Wahyu; Lesmana, Aditya Candra; Nugraha, Ardi Maulana
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol. 27 No. 1 (2025): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v27i1.1685

Abstract

Community development programs cannot be separated from dynamics that can threaten the sustainability of the program. Therefore, evaluation activities are important to ensure the effectiveness of the program. Different from previous studies that focused evaluation on program structure, this study aims to focus on the actors involved and the accompanying social capital in order to build a program with a strong foundation. Robert D. Putnam's Social Capital Theory is used to analyze the network, trust, and social norms of actors in program implementation. Meanwhile, James Copestake and Richard Walker's Theory of Change is used as the basis for analyzing changes and impacts caused by the program based on input, output, outcome, and impact. This study was conducted on a community development program in Warjabakti Village which used qualitative methods to describe problems with interviews and observations as primary data. Meanwhile, literature and documentation studies were used as secondary data. Then, data validity was tested through source triangulation. The results of the study showed that the formation of a development program in Warjabakti Village with a weak social capital foundation was an input that ultimately affected the sustainability of the program which could not be sustained and even had an impact at every stage of change. This has an impact that can hinder the achievement of Village SDGs in the form of the community being closed to cooperation, especially in achieving point 8 "Equitable Village Economic Growth."
Dinamika Partisipasi Masyarakat: Transformasi Komoditas Jeruk Untuk Mendukung Pembangunan di Desa Warjabakti, Kabupaten Bandung Putri, Prilia Dwi; Gunawan, Wahyu; Lesmana, Aditya Candra; Firsanty, Farah Putri
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Sociology Department Of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jsu.v19i1.44699

Abstract

AbstrakProgram pembangunan masyarakat di Desa Warjabakti bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui diversifikasi ekonomi lokal, salah satunya dengan transformasi komoditas dari kopi ke jeruk. Namun, implementasi program ini tidak lepas dari dinamika partisipasi masyarakat dan interaksi antar aktor yang memengaruhi keberlanjutan program. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran aktor lokal dan eksternal dalam proses transformasi komoditas jeruk, menganalisis dinamika partisipasi masyarakat, serta mengidentifikasi faktor yang mendukung dan menghambat keberhasilan program. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, memanfaatkan teori Perspektif Aktor Norman Long sebagai pisau analisis. Data primer dikumpulkan melalui observasi non-partisipatoris dan wawancara semi-terstruktur, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun petani mendukung gagasan diversifikasi, rendahnya kepercayaan terhadap bibit, kurangnya pendampingan, serta terbatasnya jalur pemasaran menimbulkan resistensi. Di sisi lain, terdapat aktor lokal yang berupaya mendorong negosiasi dengan pihak pemberdaya untuk merumuskan strategi adaptasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Penelitian ini menegaskan pentingnya pendekatan partisipatifdan dialogis, di mana masyarakat berperan sebagai subjek pembangunan, bukan sekadar objek kebijakan. Temuan ini diharapkan dapat menjadi referensi perbaikan kebijakan pembangunan berbasis relasi struktur dan agensi yang saling bernegosiasi untuk keberlanjutan transformasi komoditas.
Pilihan Rasional Tukang Becak di Kawasan Malioboro pada Masa Pandemi Covid-19 Prayogo, Bayu; Lesmana, Aditya Candra
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Sociology Department Of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jsu.v16i2.27273

Abstract

The COVID-19 pandemic has had a substantial impact on the economic activities and livelihoods of pedicab drivers in the Malioboro area. This paper seeks to investigate the logical decisions made by pedicab drivers who continue to operate in the Malioboro area despite the COVID-19 pandemic. The research was conducted using the qualitative method with a descriptive approach. There were a total of 10 pedicab drivers in Malioboro who were informants of this study. This study demonstrates that there is an element of rational choice among pedicab drivers in the Malioboro area who choose to live and continue operating despite pandemic conditions that pose a threat to their health. This rational choice stems not just from the reality that the Pedicab is the only resource they have but also from the values among pedicab drivers' and their community's feeling of solidarity. Because being a pedicab driver is the only skill and resource they have at the moment, they decided to keep working even when there was a threat pandemic.AbstrakPandemi Covid-19 telah memberikan dampak signifikan pada aktivitas dan perekonomian tukang becak di kawasan Malioboro. Artikel ini bertujuan mengkaji tentang pilihan rasional tukang becak yang tetap memilih untuk beraktivitas di kawasan Malioboro meskipun dalam kondisi Pandemi Covid-19. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan penelitian ini adalah para tukang becak yang ada di kawasan Malioboro dengan jumlah sepuluh orang tukang becak. Kajian ini menunjukkan bahwa terdapat aspek pilihan rasional pada diri tukang becak di kawasan Malioboro yang tetap memilih untuk bertahan dan beroperasi meski dalam kondisi pandemi yang berbahaya bagi kesehatan mereka. Pilihan rasional tersebut selain bersumber dari realitas bahwa becak adalah satu-satunya sumber daya yang mereka miliki, juga bersumber dari nilai-nilai yang diyakini para tukang becak serta rasa kebersamaan yang terdapat dalam komunitas paguyuban mereka. Tetap beroperasi meski dalam kondisi pandemi dipilih dengan tujuan mempertahankan hidup karena menjadi tukang becak merupakan satu-satunya kemampuan dan sumber daya sementara ini mereka miliki.
Playing with Identity Politics: An Analysis Post-2019 Presidential Election Lesmana, Aditya Candra; Sutrisno, Budi
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Sociology Department Of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jsu.v15i2.23716

Abstract

This article aims to discuss the potential for the disintegration of the Indonesian nation after the 2019 general election. The method used is a literature study using the concept of Identity Politics. The result of the study found that the game of identity politics in the implementation of the Presidential election created a counter-productive process. There is a potential for national disintegration due to the identity politics played by the two pairs of candidates fighting in the Presidential election. The strengthening of feelings of in-groupness creates dislike for other groups pushed the emergence of various phenomena and acts of violence due to the use of identity politics in the 2019 presidential election.AbstrakArtikel ini bertujuan untuk membahas potensi disintegrasi bangsa Indonesia pasca pemilu 2019. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan menggunakan konsep identitas politik. Hasil penelitian menemukan bahwa permainan politik identitas dalam pelaksanaan Pilpres menciptakan proses yang kontra produktif. Ada potensi disintegrasi bangsa akibat politik identitas yang dimainkan dua pasangan calon yang bertarung di Pilpres. Menguatnya perasaan in-groupness menimbulkan ketidaksukaan terhadap kelompok lain mendorong munculnya berbagai fenomena dan tindakan kekerasan akibat penggunaan politik identitas pada pemilihan presiden 2019.