Maraknya fenomena klitih di Yogyakarta yang melibatkan anak-anak di bawah umur, yang kemudian menghadapi stigma negatif dari masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pembimbing kemasyarakatan dalam mengatasi stigma sosial pada anak kasus klitih di Balai Pemasyarakatan Kelas I Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan Teori Kontrol Sosial Travis Hirschi (attachment, commitment, involvement, belief) untuk memahami penyebab perilaku menyimpang dan pencegahannya, serta Teori Stigma Erving Goffman untuk menjelaskan dampak pelabelan negatif terhadap identitas sosial individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembimbing kemasyarakatan menerapkan strategi yang berfokus pada rekonstruksi ikatan sosial anak dan pengelolaan identitas mereka yang tercemar. Implementasi strategi ini meliputi penguatan kedekatan emosional anak dengan keluarga (berdasarkan attachment), dorongan untuk berinvestasi pada nilai-nilai positif dan kegiatan produktif (berdasarkan commitment), fasilitasi partisipasi aktif dalam aktivitas positif (berdasarkan involvement), serta penanaman keyakinan terhadap norma dan hukum (berdasarkan belief). Namun, strategi ini menghadapi hambatan signifikan seperti kuatnya stigma masyarakat, kurangnya pemahaman masyarakat tentang diversi, dukungan keluarga yang belum optimal, pengaruh negatif teman sebaya, serta keterbatasan sumber daya Bapas (waktu, dana, dan SDM).