Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Analisis Kinerja Rantai Pasok Semen Instans dengan Pendekatan SCOR Model dan AHP di PT. XYZ Mohammad Trisyadi Waluya Jati; Dira Ernawati; Nur Rahmawati
JUMINTEN Vol. 1 No. 5 (2020): Juminten: Jurnal Manajemen Industri dan Teknologi
Publisher : Teknik Industri - UPN "Veteran" Jatim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/juminten.v1i5.198

Abstract

Kinerja adalah suatu aspek yang bisa diukur sebagai acuan dan harapan bagi instansi, organ-isasi dan perusahaan. DI PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur dan beberapa tahun ini pe-rusahaan mengalami beberapa permasalahan pada proses rantai pasok, mulai dari keterlambatan pengiriman ke beberapa toko material, produk cacat, dan menumpuknya stok yang ada di gudang. Itu bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu, proses pegiriman produk, proses produksi, SDM (sum-ber daya manusia) dan proses yang ada kaitannya dengan supply chain mulai dari proses awal sampai akhir pengiriman. Oleh karena itu perlunya analisis kinerja perusahaan di bagian beberapa departemen yang berhubungan dengan rantai pasok dan dianalisa untuk mengetahui kinerja pada proses supply chain. Metode penelitian yang digunakan ialah SCOR model (Supply chain Operation Reference) dan AHP (Analitical hierarchy process) dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja rantai pasok dan diperlukan key performance indicator (KPI) yang spesifik agar jadi acuan yang jelas dalam mengukur rantai pasok. Berdasarkan perhitungan dari SCOR model diperoleh nilai masing–masing attribut yaitu: Reliability dengan nilai 17,39, Responsiveness 22.98, Agility 11,76, Cost 7,15 dan Asset Management dengan nilai 7,16. Total nilai Performansi SCOR yang didapatkan perusahaan berada pada kategori Average dengan nilai 66,44.
ALOKASI SAVING PENGELOLA TAMBAK YANG MELAKUKAN PEMBELIAN MELALUI PURCHASING CONSORTIUM Nur Rahmawati; Ika Widya Ardhyani; Sinta Dewi
Journal of Research and Technology Vol. 4 No. 2 (2018): JRT Volume 4 No 2 Des 2018
Publisher : 2477 - 6165

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55732/jrt.v4i2.193

Abstract

Purchasing Consortium (PC) is a strategy in purchasing wich two or more organizations with separate legal entities are merged either individually or through third parties. The main problem that arises in a PC is how to allocate the savings obtained to each member. Generally, the contributions given by each buyer in the purchase differ from one another. Allocation of savings equally to each buyer is no longer representing the contribution of each buyer.The purpose of this study is allocated savings using the Shapley value method of the cooperative game theory. Where each buyer obtained a saving allocation that is in accordancewith his contribution.Based on the results of the Shapley value, the results of saving allocations were matched with the contributions of each member who joined the PC. Where buyers 1 with a larger contribution get a greater contribution than the others. Keywords: Purchasing consortium, Shapley value
PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG MENGGUNAKAN METODE CLASS BASED STORAGE DI PT. XYZ Mohammad H. Haikal; Nur Rahmawati
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 3 No. 5: Januari 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. XYZ merupakan pabrik pupuk terlengkap di Indonesia. Produk yang dihasilkan juga beraneka ragam baik pupuk subsidi maupun pupuk non subsidi. Saat ini kondisi gudang sering kali mengalami over stock dikarenakan penataan bahan baku pada gudang masih belum tertata. Oleh karena itu, dilakukannya penelitian ini untuk membuat layout gudang usulan yang sesuai dengan kebutuhan gudang untuk dapat mengatasi permasalahn yang dialami perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode class based storage dengan klasifikasi FSN. Berdasarkan layout gudang usulan didapatkan hasil berupa penambahan kapasitas gudang sebesar 9% dari kondisi gudang sebelumnya. Selain itu, gudang memiliki area kosong yang dapat menampung 700 ton, area tersebut dapat digunakan untuk beberapa keadaan seperti ketika terjadi perubahan rencana produksi yang membutuhkan jenis bahan baku baru ataupun ketika perusahaan memerlukan area tambahan.