Claim Missing Document
Check
Articles

TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI HIDROGEN BERBASIS ENERGI NUKLIR Sriyono Sriyono
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 12, No 3 (2008): Agustus 2008
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/sigma.2008.12.3.2934

Abstract

Sejak beberapa dekade terakhir, penelitian dan pengembangan proses produksi hidrogen telah banyak dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan energi baru menggantikan energi fosil yang sudah ada pada saat ini. Energi fosil jumlahnya terbatas serta mencemari lingkungan sehingga harus digantikan oleh energi terbarukan yang lebih bersih. Energi baru ini harus dapat diproduksi secara massal (skala besar) dengan aman, ramah lingkungan, secara ekonomi layak untuk diproduksi, dan mampu didaur ulang. Salah satu energi alternatif itu adalah hidrogen. Penggunaan hidrogen akan mengurangi emisi CO2 ke atmosfir. Tetapi produksinya masih harus ditopang dengan sumber energi lain. Metode produksi hidrogen ada 2 macam yaitu konvensional dan modern, metode modern menggunakan energi nuklir sebagai pemasok panas yang dibutuhkan untuk prosesnya. Metode produksi hidrogen konvensional juga tidak diharapkan karena masih menghasilkan emisi gas CO2, oleh sebab itu dikembangkan penggunaan energi nuklir. Energi nuklir memberikan solusi yang lebih sehat dengan tidak mencemari lingkungan. Di makalah ini akan dibahas 3 macam teknologi produksi hidrogen yang memanfaatkan energi nuklir sebagai pemasok panasnya yaitu: metode elektolisis air, metode pemecahan air secara termokimia dengan katalis iodin-sulfur, dan steam reforming gas metana. Dasar-dasar teknologi, keunggulan dan kekurangan, status terkini dan estimasi biaya dari proses produksi tersebut akan dipaparkan dalam makalah ini.
DESAIN KONSEPTUAL SISTEM PEMURNIAN HELIUM PADA RGTT200K UNTUK MENJAMIN KESELAMATAN PENGOPERASIANNYA Sriyono Sriyono; Febrianto Febrianto
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 15, No 3 (2011): Agustus 2011
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.074 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2011.15.3.2925

Abstract

Telah dilakukan desain konseptualsistem pemurnian helium pada RGTT200K. RGTT200K adalah reaktor berpendingin gas yangdidesain berdaya 200 MWth selain menghasilkan listrik dapat pula untuk kogenerasi. Tujuan desainkonseptual sistem pemurnian helium adalah mendapatkan tahapan proses pembersihan sistempendingin helium dari berbagai pengotor seperti partikulat debu, radionuklida produk fisi, serta gasgasNOx, CO2, CO, H2O, NOx, H2 dan CH4. Nilai batas konsentrasi pengotor helium pada kondisioperasi normal adalah H2O ≤ 0,2 cm3.m-3, CO ≤ 3 cm3.m-3, N2 ≤ 1 cm3.m-3, H2 ≤ 3 cm3.m-3, CH4 ≤ 1cm3.m-3Metodologi perancangan yang digunakan berbasis pada berbagai literatur yang melaporkanberbagai pengalaman dalam mendesain sistem pemurnian helium kemudian diadopsi untukRGTT200K. Ada 4 proses utama dalam sistem pemurnian, yaitu penyaringan dengan filter HEPA,kolom oksidasi CuO, kolom molecular sieve adsorber, dan cryogenic karbon aktif adsorbertemperatur rendah. Filter HEPA berfungsi menyaring debu karbon dan radionuklida produk fisi.Kolom oksidasi CuO untuk mengoksidasi gas CO dan H2 menjadi CO2 dan H2O sehingga mampudiserap pada tahapan berikutnya. Kolom molecular sieve adsorber berguna untuk menangkap gasNOx, CO2, H2O, CH4. Dan cryogenic karbon aktif adsorber digunakan untuk menangkap gas N2 danO2 yang masih lolos dari molecular sieve. Dengan empat tahapan proses yang ada maka dapatdiketahui bahwa seluruh komponen pengotor dalam pendingin helium sudah ditreatment untuk dapatdibersihkan. Gas helium dengan kemurnian tinggi dari hasil purifikasi akan disimpan dalam tangkipenyimpanan untuk diumpankan kembali ke sistem primer pada saat dibutuhkan.
PERFORMANCE ANALYSIS OF RECUPERATOR OF RGTT200K CONCEPTUAL DESIGN USING CHEMCAD Piping Supriyatna; Sriyono Sriyono
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 19, No 1 (2015): Februari 2015
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.385 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2015.19.1.2892

Abstract

RGTT200K is a high temperature gas cooled reactor with 200 MW thermal powers, designed with cogeneration concept to produce hydrogen, electricity generation and potable water by desalination process. RGTT200K uses helium gas as a coolant with core inlet tem-perature of 615 °C and outlet temperature about 950 °C. The coolant is circulated at 120 kg/sec mass flow rate at initial pressure of 5 MPa. To keep material integrity of RGTT200K structure, the recu-perator performance of RGTT200K must be maintained due to its double function. Those main func-tions are to reduce the output temperature coolant from the turbine and transfer it back to the main primary circuit using a compressor and to increase the coolant gas from the compressor before ente-ring the core again. This paper describes an analysis to evaluate the recuperator performance by mo-delling using ChemCAD computer code. The calculation results showed that to obtain the core inlet temperature of 615 °C with the recuperator effectiveness of 0.95, the value of the logarithmic mean temperature difference (LMTD) should be 2.51, and the recuperator heat load (BPR) of 264.7 and the heat exchanger coefficient and heat exchange (UA) of 10.546 are needed. Based on those values, the difference between the inlet and outlet temperature of reactor core is not so big and still in stable con-dition to maintain the material structure integrity of the core.
Studi Radiolisis Air Ringan dan Pengukuran Laju Dosis Bahan Bakar Terhadap Jarak Sumber Radiasi Pada Kolam Penyimpanan Bahan Bakar Bekas (ISSF) Cyntia Agustin; M Romli; Sofia Loren Butar-butar; Rahayu Kusumastuti; Sriyono Sriyono; Geni Rina Sunaryo
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 22, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.512 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2018.22.2.4488

Abstract

Studi Literatur Radiolisis Air Ringan dan Pengukuran Laju Dosis Bahan Bakar Terhadap Jarak Sumber Radiasi  Pada Kolam Penyimpanan Bahan Bakar Bekas (ISSF). . Elemen bahan bakar bekas masih mengandung sejumlah uranium diperkaya dengan paparan radiasi yang sangat tinggi, sehingga digunakan air sebagai media penyimpanan bahan bakar bekas pada kolam ISSF agar paparan radiasi bahan bakar tidak keluar ke lingkungan.Paparan radiasi dalam air dapat menyebabkan adanya pembentukan oksidator yang dapat menyebabkan korosi pada material bahan ISSF. Laju dosis dapat terukur dalam suatu sumber radiasi terhadap besarnya penahan radiasi. Laju dosis ini digunakkan sebagai input parameter untuk reaksi radiolysis sehingga konsentrasi pembentukan oksidator dalam air dapat diprediksi. Hubungan antara laju dosis teradap jarak sumber radiasi (tebal penahan) menjadi penting untuk penerapan proteksi radiasi. Metode untuk mengukur laju dosis pada kolam ISSF dilakukan pada rak bahan bakar bekas serta uji cicip pada sebuah kelongsong bahan bakar bekas. Laju dosis diukur dengan detector radiagem dengan kabel yang terbungkus plastik. Data hasil percobaan didapatkan bahwa hubungan antara laju dosis radiasi terhadap sumber radiasi yaitu semakin besar jarak detektor terhadap sumber radiasi semakin kecil laju dosis yang terukur dan bersifat eksponensial.Kata Kunci : Kolam ISSF, radiasi, radiolysis air, laju dosis, detector
STUDI PERILAKU OKSIDASI ALLOY-617, HAYNES-230, HASTELLOY-X PADA LINGKUNGAN HELIUM TEMPERATUR TINGGI HTGR Sriyono Sriyono
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 12, No 4 (2008): November 2008
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/sigma.2008.12.4.2939

Abstract

HTGR adalah reaktor generasi ke IV yangpanasnya dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dan produksi hidrogen. Dalam menjamin keselamatanpengoperasian HTGR dibutuhkan material yang handal pada lingkungan helium temperatur tinggi. Ada 3 jenismaterial paduan berbasiskan nikel (nickel base alloy) yang dipertimbangkan akan digunakan sebagai bahanstruktur dan komponen HTGR. Ketiga material ini adalah Alloy-617, Haynes-230, dan Hastelloy-X. Kriteriapemilihan material tersebut berdasarkan pada kestabilan termal (thermal stability), kemudahan dibentuk(formability), kemudahan dilas (weldability), kekuatan lentur (creep strength) yang tinggi dan tahan (resistance)pada lingkungan helium termperatur tinggi. Kemungkinan terjadinya proses oksidasi pada helium bertemperaturtinggi telah banyak diteliti dan dikaji. Tujuan kajian adalah mengetahui ketahanan material tersebut terhadapproses oksidasi akibat adanya konsentrasi pengotor oksigen dalam helium. Metodologi kajian adalah denganmembandingkan hasil eksperimen di negara-negara maju yang telah mengoperasikan dan mendemonstrasikanHTGR. Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa Alloy-617, Haynes-230, dan Hastelloy-X ketiganyamempunyai ketahanan creep yang baik dengan tingkat ketahanan korosi yang sangat bagus pula. Apabiladitinjau berdasarkan perilaku oksidasinya didalam lingkungan helium beroksigen rendah maka kekuatan korositerbaik adalah Hastelloy-X, kemudian Haynes-230 dan terakhir adalah Alloy-617.
RANCANG BANGUN RAK KUPON PEMANTAU KOROSI PADA SISTEM PENDINGIN PRIMER DAN KOLAM ISFSF RSG-GAS Sriyono Sriyono
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 13, No 1 (2009): Februari 2009
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/sigma.2009.13.1.2947

Abstract

Telah dilakukan perancangan dan pembuatan rak kupon korosi yang akan digunakan untuk memantau pengaruh kualitas air terhadap material tangki kolam reaktor dan kolam ISFSF RSG Siwabessy. Rak kupon korosi yang telah dibuat sebanyak 12 buah, dengan setiap rak kupon tersusun dari 15 buah disk plat tipis dari bahan AlMg3, AlMg2, dan SS304. Enam buah rak terdiri dari rangkaian disk yang disusun secara horizontal dan 6 buah rak yang lain disusun secara vertikal. Setiap disk kupon dirangkai untuk melakukan pemantauan proses korosi uniform (merata), galvanis, dan korosi celah (denting). Material-material yang dipilih dan digunakan untuk membuat disk disesuaikan dengan sistem yang akan dipantau. Material AlMg3 adalah material tangki reaktor, AlMg2 adalah material kelongsong bahan bakar (cladding), dan SS304 adalah material pipa pendingin primer. Pada penelitian ini, ada 2 lokasi yang dimonitor proses korosinya yaitu air di dalam tangki reaktor dan air sistem ISFSF (Interim Spent Fuel Storage Facility). Setiap lokasi direncanakan dimasukkan 3 pasang rak kupon. Satu pasang rak terdiri dari sebuah rak disk horizontal dan sebuah rak disk vertikal. Tiga pasang rak kupon ini bertujuan untuk pemantauan selama 3 tahun, sehingga setiap tahunnya akan diambil dan dievaluasi sepasang rak kupon yang sudah direndam.
ANALISIS KANDUNGAN RADIONUKLIDA PADA GAS BUANG CEROBONG REAKTOR SERBAGUNA G.A. SIWABESSY Sriyono Sriyono
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 22, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.887 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2018.22.2.4947

Abstract

ANALISIS KANDUNGAN RADIONUKLIDA PADA GAS BUANG CEROBONG REAKTOR SERBAGUNA G.A. SIWABESSY. RSG-GAS adalah reaktor penelitian yang telah berumur lebih dari 30 tahun. Gas buang yang berasal dari dalam gedung dibuang ke lingkungan melalui cerobong dan selalu dipantau kandungan radionuklidanya. Selama RSG-GAS beroperasi dimungkinkan ada sejumlah zat radioaktif terlepas ke atmosfer. Radionuklida yang terlepas ini dapat berasal dari aktivasi unsur-unsur yang terbawa dalam pendingin dan juga kemungkinan lepasan dari gas produk fisi dari teras reaktor. Tujuan pemantauan terhadap lepasan radionuklida agar tidak membahayakan pekerja dan lingkungan sekitar reaktor. Analisis ini dilakukan berdasarkan Laporan Operasi Reaktor (LOR) 10 tahun terakhir. Batas paparan maksimum dari gas buang adalah 1 x 1015 Bq/m3. Ada 2 kondisi operasi yang disampling, yaitu kondisi operasi 0 MW dan kondisi operasi 15 MW. Pada saat reaktor shutdown nilai paparan radionuklida dari cerobong jauh lebih kecil dibandingkan pada saat operasi. Perbedaan itu diperkirakan rata-rata sebesar 5 x 103 Bq/m3. Pada saat operasi 15 MW, kenaikan paparan diperkirakan berasal dari perubahan sistem reaktor, dari sistem yang statis menjadi sistem dinamis. Hasil pengukuran paparan radiasi yang berasal dari gas mulia pada cerobong RSG GAS masih dibawah ambang batas yang ditetapkan pada LAK (Laporan Analisis Keselamatan) yaitu 1 x 1015 Bq/ m3.
ANALISIS PENGARUH TEKANAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PROSES PENYARINGAN CO2 DAN H2O PADA MOLECULAR SIEVE Arifal Arifal; Sriyono Sriyono; Sumijanto Sumijanto
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 16, No 3-4 (2012): Agustus - November 2012
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.953 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2012.16.3-4.2908

Abstract

RGTT200K adalah reaktor berpendingingas temperatur tinggi dengan daya 200 MWth kogenerasi, selain untuk menghasilkan listrik, panasyang dihasilkan dapat digunakan untuk mendukung berbagai proses seperti produksi hidrogen, desalinasi,gasifikasi/pencairan batubara, dll. Reaktor RGTT200K menggunakan gas helium sebagaipendingin. Kemurnian helium harus dijaga selama reaktor beroperasi dengan Sistem Pemurnian Helium(SPH). Ada 4 tahapan proses dalam sistem ini yaitu penyaringan partikulat padat, oksidasi gaspengotor, penyaringan molekuler, dan absorbsi k
ANALISIS KETEBALAN PIPA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG–GAS Roziq Himawan; Sriyono Sriyono; Syafrul Syafrul; Hendra Prasetya
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 12, No 3 (2008): Agustus 2008
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/sigma.2008.12.3.2936

Abstract

Telah dilakukan analisis ketebalan pipa pada sistem pendingin sekunder Reaktor Serba Guna. Siwabessy (RSG GAS) dalam rangka pelaksanaan program manajemen penuaan. Analisis dilakukan melalui inspeksi visual, pengukuran ketebalan dengan metode ultrasonik dan analisis unsur kimia. Lokasi analisis ditetapkan berdasarkan kondisi aliran fluida di dalam pipa dan susunan perpipaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pipa pada sistem pendingin sekunder telah mengalami penipisan yang disebabkan oleh proses korosi, yaitu korosi homogen dan korosi sumuran. Untuk memperlambat laju penipisan agar tercapai umur desain maka perlu dilakukan peningkatan kualitas air untuk memperlambat terjadinya proses korosi pada pipa.
INHIBITION CHARACTER ANALYSIS OF CORROSION INHIBITOR ON CARBON STEEL MATERIALS IN 1M HCL SOLUTION USING THE EIS METHOD Rahayu Kusumastuti; Yustinus Purwamargapratala; Sofia Butarbutar; Sagino Sagino; Sriyono Sriyono; Abdul Hafidz
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 19, No 1 (2015): Februari 2015
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.84 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2015.19.1.2894

Abstract

Research on the effect of the concentration of the inhibitor on the corrosion behavior of carbon-steel material has been done. The research was started by immersing the prepared carbon-steel plate in a 1 M HCl en-vironment. After that, corrosion inhibitor was added with several concentrations, which are 0, 100, 200, 300, and 400 ppm in to that environment, to be stirred using a magnetic stirrer at 300 rpm for 30 minutes under room temperatur condition. The effect of the added inhibitor was then analyzed using the Electrochemical Impedance Spectroscopies (EIS) method. The experiment results showed that the greater the concentration of the inhibitor, the greater the resistance, so that the metal is more pro-tected from corrosion attack. The calculation results showed that the inhibitor efficiency is directly proportional to the concentration of inhibitor that is achieved at a concentration of 400 ppm with an efficiency of 71.24%.