Prof. Dr.I Ketut Seken,MA .
Unknown Affiliation

Published : 126 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

AN ANALYSIS OF COMMUNICATION STRATEGIES USED BY FREELANCE GUIDES IN UBUD TOURISM OBJECT ., I Kadek Mudita; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., I Putu Indra Kusuma, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 5, No 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.11445

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) strategi komunikasi yang digunakan oleh guide freelance di obyek-obyek wisata di Ubud, (2) alasan mengapa para guide freelance menggunakan strategi komunikasi saat mereka berkomunikasi dengan tamu. Penelitian ini menggunakan teori dari Dornyei tentang klasifikasi dari strategi komunikasi. Subyek dari penelitian ini adalah tiga orang guide freelance yang telah diseleksi menggunakan purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada 93 ucapan yang bisa di klasifikasikan kedalam strategi komunikasi. Jenis-jenis strategi komunikasi yang digunakan oleh guide freelance adalah time gaining strategy, literal translation, circumlocution, language switch, appeal for assistance, approximation dan word coinage. Dalam menggunakan strategi komunikasi, para guide menggunakan strategi komunikasi karena kurangnya pemahaman tentang bahasa inggris dan beberapa dari mereka menggunakan strategi komunikasi karena mereka perlu waktu untuk berfikir karena keterbatasan pengetahuan kosakata. Para guide juga menggunakan strategi komunikasi sebagai strategi untuk menjaga komunikasi.Kata Kunci : Strategi komunikasi, freelance guide This present study was aimed to discover (1) the communication strategy used by freelance guides in Ubud’s tourism object, (2) the reason why the freelance guide used communication strategy when communicating with guest. This study used Dornyei classification of communication strategy. The subjects of this study were three freelance guide which selected by using purposive sampling. The result of this study found that there are 93 utterances that can be classified as communication strategy. The type of communication strategy used freelance guide were time gaining strategy, literal translation, circumlocution, language switch, appeal for assistance, approximation, and word coinage. In using the communication strategy, the guide used communication strategy because of the lack of understanding the language that is English, and some of them using communication strategy because of the need to think since the vocabulary are limited. The guide was also used communication strategy as a means to maintain communication.keyword : Communication strategy, freelance guide
THE COMPARISON OF MALE AND FEMALE STUDENTS’ ENGLISH ACHIEVEMENT IN RELATION TO LEARNING STYLE AT THE EIGHT GRADE OF SMP LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA ., I Gst. Ayu Agung Mirah Meyliana; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Drs.Gede Batan,MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.2861

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian Ex-post facto Korelasi yang bertujuan untuk menguji ada tidaknya kontibusi signifikan dari perbandingan prestasi belajar bahasa inggris siswa laki-laki dan perempuan terhadap gaya belajar pada siswa kelas delapan sekolah menengah pertama laboratorium Undiksha Singaraja semester dua pada tahun akademik 2013/2014. Jumlah populasi 30 siswa dan jumlah sampel sebesar 15 siswa laki laki dan 15 siswa perempuan. Sampel penelitian dilakukan melalui teknik proportional random sampling. Data gaya belajar siswa diperoleh dari PLSPQ (Reid,1984) dan untuk prestasi bahasa inggris siswa diperoleh dari dokumentasi yaitu nilai raport siswa. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferential. Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data variabel yang diperoleh dan statistik inferensial digunakan untuk uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang negatif dari siswa perempuan terhadap prestasi bahasa inggris mereka (ρ
THE COMPARISON OF MALE AND FEMALE STUDENTS’ ENGLISH ACHIEVEMENT IN RELATION TO LEARNING STYLE AT THE EIGHT GRADE OF SMP LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA ., I Gst. Ayu Agung Mirah Meyliana; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Drs.Gede Batan,MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3162

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi ex-post facto yang bertujuan untuk menguji: (1) ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar Bahasa Inggris siswa laki-laki dan perempuan pada kelas delapan sekolah menengah pertama (SMP) Laboratorium Undiksha Singaraja tahun akademik 2013/2014; (2) ada tidaknya korelasi yang signifikan antara prestasi belajar Bahasa Inggris siswa laki-laki dan perempuan terhadap gaya belajar mereka; dan (3) ada tidaknya korelasi yang signifikan antara prestasi belajar Bahasa Inggris siswa dengan gaya belajar mereka. Jumlah populasi adalah 93 siswa yang merupakan jumlah keseluruhan kelas delapan. Jumlah sampel sebesar 30 yang terdiri dari 15 siswa laki laki dan 15 siswa perempuan. Sampel penelitian dipilih melalui teknik proportional random sampling. Data gaya belajar siswa diperoleh dari PLSPQ (Reid,1984) sedangkan prestasi Bahasa Inggris siswa diperoleh dari dokumentasi yaitu nilai raport siswa. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferential. Statistik Deskriptif digunakan untuk menggambarkan data variabel yang diperoleh dan statistik Inferensial digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan yang siginifikan antara hasil belajar Bahasa Inggris siswa perempuan dan laki-laki, dengan nilai rata-rata Bahasa Inggris siswa perempuan yaitu 86,4 dan siswa laki-laki 81,4; (2) gaya belajar siswa perempuan berkolerasi negatif terhadap prestasi Bahasa Inggris mereka (ρ
A STUDY ON CLASSROOM INTERACTION IN THE PROCESS OF ENGLISH TEACHING AND LEARNING AT CLASS VIII.14 IN SMP NEGERI 2 SINGARAJA ., Ni Nengah Suastini; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Drs. Asril Marjohan,MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3234

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi jenis interaksi yang digunakan oleh guru bahasa Inggris dan siswa selama proses belajar mengajar di kelas VIII.14 di SMP Negeri 2 Singaraja dan bertujuan (2) mengidentifikasi tujuan dari jenis-jenis interaksi yang digunakan selama proses belajar dan mengajar. Objek penelitian ini adalah interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Data yang berupa interaksi antara siswa dan guru bahasa Inggris dikumpulkan melalui tehnik rekam, observasi, dan interview. Kemudian, data yang berhasil dikumpulkan dianalisis dengan model analisis Sinclair dan Coulthard. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa (1) terdapat enam jenis interaksi kelas yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, yakni: pertanyaan, arah, tanggapan, dorongan, pengabaian, dan pengakuan. dan (2) terdapat delapan tujuan dari dilakukanya jenis-jenis interaksi tersebut, yakni: elisitasi (el), pemeriksaan (ch), pengarahan (d), balasan (rep), komentar (com), tawaran (b), petunjuk (cl), nominasi (n) penerimaan (acc).Kata Kunci : Interaksi Kelas , Sinclair dan Coulthard Teori , I-R-F This is a descriptive qualitative study which aimed at describing: (1) the types of classroom interaction used by the English teacher and students during teaching and learning process at class VIII.14 in SMP Negeri 2 Singaraja and describing (2) the purposes of those types of classroom interaction during teaching and learning process. In order to analyze the data, the model of classroom interaction study, I-R-F, proposed by Sinclair and Coulthard theory was used to identify the classroom interaction. Some methods were used in collecting the data, such as: video recording during the classroom interaction, observation, and interview. According to the results of this study (1) six types of classroom interaction were used by the teacher and students in teaching and learning process, which consisted of Questions, Direction, Response, Prompt, Ignoring, Acknowledgment and (2) eight types of acts were produced to identify the purposes of the types of classroom interaction in the process of teaching and learning which consisted of Elicitation (el), Check (ch), Directive (d), Reply (rep), Bid (b), Clue (cl), Nomination (n), Accept (acc).keyword : Classroom Interaction, Sinclair and Coulthard Theory, I-R-F
AN ANALYSIS OF TOPICS AND SPEECH FEATURES IN THE ACTIVITY OF GOSSIPING BY FEMALE PARTICIPANTS IN INTERMEDIATE LEVEL OF SANTHI BUDAYA ART FOUNDATION NORTH BALI IN YEAR 2014/2015 ., I Gusti Made Gari Mahardika; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3316

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembicaraan tentang fitur-fitur sosiolinguistik dan topik gosip yang digunakan oleh wanita dalam kehidupan sehari-hari. Objek dari penelitian ini adalah perempuan-perempuan yang tergabung dalam komunitas Santhi Budaya, umur 14-17 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain multiple-case yang memungkinkan peneliti untuk mengkaji fenomena dalam penelitian. Terdapat 13 percakapan yang dianalisis dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan: partisipan perempuan di Santhi Budaya menggunakan empat kategori gossip, yaitu: house-talk, scandal, bitching, dan chatting. Sementara itu, dari 10 fitur-fitur pembicaraan yang diajukan dalam penelitian ini, hanya lima yang muncul dalam data, diantaranya lexical hedges, intensifiers, tag question dan swear words. Semua topik itu muncul 21 kali dari 13 percakapan dan fitur-fitur pembicaraan muncul 99 kali. Dari hasil penelitian ini, dapat dikatakan jika partisipan dari percakapan ini cenderung mengganti topik dari satu ke yang lainnya ketika mereka bergosip.Kata Kunci : Fitur berbicara, gosip, topik, wanita This study aimed at analyzing speech in terms of sociolinguistic features and topics of gossiping which are usually shared by female participants in their daily conversations. The objects of this study were the female participants of Santhi Budaya, age 14-17 years in the intermediate level. This study used a qualitative approach and the design used multiple-case study which allowed the researcher to explore the phenomena under study. There were 13 conversations analyzed in this study. The findings showed that: The female participants of Santhi Budaya applied four categories of gossip, namely; house-talk, scandal, bitching and chatting. On the other side, from ten speech features proposed in this study, only five emerged in data. They are Lexical hedges, intensifiers, tag question, question intonation and swear words. All those topics emerged 21 times from 13 conversations and the speech features emerged 99 times. From these findings, it could be ascertained that the participants of the conversations occasionally tended to switch the topic from one to another while they were gossiping and more frequent a topic emerges in a conversation, the higher its chances of having various speech features.keyword : Female, Gossiping, Speech Features, Topics
The Verb- Forming Affixation in Cempaga Dialect of Balinese: A Morphophonemic Analysis ., Ni Komang Yuli Arisma Dewi; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Drs.Gede Batan,MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3320

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis imbuhan pembentuk kata kerja yang mengalami perubahan secara morfofonemik pada dialek Bahasa Bali Cempaga. Penelitian ini merupakan analisis bahasa deskriptif. Enam narasumber di pilih berdasarkan kriteria tertentu. Alat-alat yang digunakan yaitu: peneliti, 2 daftar kata yaitu: Swadesh dan Northofer, dan daftar kalimat. Data di kumpulkan melalui rekaman percakapan, daftar kata, dan daftar kalimat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Awalan {N-} memiliki 4 anggota morpheme yaitu: ŋ-|, |ñ-|, |n-| dan |m-|. Pembentukan kata kerja yang melibatkan prefix {ma-} menghasilkan perubahan secara morfofonemik ketika ditambahkan dengan kata yang berawalan dengan /u/, /i/, and /e/.Pembentukan kata kerja yang melibatkan suffix {-aŋ} menghasilkan perubahan secara morfofonemik. Phoneme /h/ dilesapkan, sementara kombinasi dari // dan /ʌ/ menghasilkan phoneme /ɔ/. Pembentukan kata kerja yang melibatkan suffix {-a} menghasilkan perubahan secara morfofonemik. Suffix {-a} membentuk kata kerja ketika ditambahkan dengan kata yang berakhiran /t/, /r/, /s/, kata yang berakhiran dengan /ʌ/ berubah menjadi /ɔ/. Pembentukan kata kerja oleh awalan dibentuk dengan penambahan kata kerja dan kata benda pada dialek Bahasa Bali Cempaga, sedangkan pembentukan kata kerja oleh akhiran dibentuk dengan penambahan kata kerja, kata benda, dan kata sifat. Makna dari awalan ketika ditambahkan dengan kata dasar tertentu yaitu: 1).mengerjakan sesuatu dengan menggunakan alat, 2).Menyatakan sebuah perbuatan yang berhubungan dengan kata dasar. Makna dari akhiran ketika ditambahkan dengan kata dasar tertentu yaitu: 1).menyatakan sebuah perbuatan yang dilakukan untuk orang lain, 2).Meminta untuk merubah posisi seseorang dan benda yang berhubungan dengan kata dasar. Kata Kunci : Afiksasi, Morfofonemik, Imbuhan, Kata kerja. This study aimed at finding out the verb- forming affixation that involves morphophonemic changes in Cempaga Dialect of Balinese. This study was designed in a descriptive qualitative research. There were six informants chosen based on a set of criteria. The instruments used were the researcher, two word lists namely: Swadesh and Northofer, and sentence lists. The data collected through the record of conversation, word lists, and sentence lists. Prefix {N-} has four allomorphs namely: |ŋ-|, |ñ-|, |n-| and |m-|. The verb- forming process that involves the prefix {ma-} results in a morphophonemic change when it is added to the bases which have the initial vowels /u/, /i/, and /e/. The verb- forming process that involves the suffix {-aŋ} results the morphophonemic changes. Phoneme /h/ was omitted, meanwhile the combination between // and /ʌ/ results /ɔ/. Suffix {-a} forms a verb when it is added to the bases ended by /t/, /r/, /s/, /ʌ/ in the base is changed into /ɔ/. The verb- forming process that involves the prefixes is formed by adding verbs and nouns. The verb- forming process that involves the suffixes is formed by adding verbs, nouns, and adjective. The semantic contents of the prefixes when they are added to the particular bases are: 1). doing something with some tools, 2). stating an action that is related to the bases. The semantic contents of suffixes when they are added to the particular bases are: 1). Stating an action that is done for others, 2). Asking to move the position of someone and things which is related to the bases. keyword : Affixation, Morphophonemic process, Affixes, verb.
An Analysis of Indonesian-English Code Mixing Used in Gaul Tabloid ., Ni Putu Risma Listyariani; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Drs. Asril Marjohan,MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3324

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis-jenis code mixing yang digunakan pada tabloid Gaul berdasarkan teori Ho (2007) dan Kannaovakun (2003), faktor-faktor penyebab penggunaan code mixing di artikel dan apakah penggunaan code mixing tersebut dapat dimengerti oleh pembaca atau tidak. Pengumpulan data dilakukan melalui dokumen. Penelitian ini menganalisis tiga rubrik, yaitu, “Sampul Gaul”, “Gaul Ilmiah”, dan “Ada Apa” pada tiga edisi tabloid Gaul. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh jenis code mixing yang digunakan dalam tabloid Gaul berdasarkan teori Ho. Sementara itu, hanya ditemukan empat jenis code mixing yang digunakan dalam tabloid berdasarkan teori Kannaovakun. Faktor penyebab penggunaan code mixing pada tabloid Gaul antara lain psycholinguistic motivation yaitu relative ease of accessibility, dan sociopragmatic motivation yang mencakup specificity, bilingual punning, dan the principle of economy. Setelah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa penggunaan code mixing pada tabloid tidak menimbulkan hambatan kepada para pembaca dalam memahami informasi yang terdapat di dalam teks. Selain itu, penggunaan code mixing dapat menambah perbendaharaan kata bahasa Inggris pembaca.Kata Kunci : Indonesian-English code mixing, Gaul tabloid. This study was a descriptive qualitative research. The aims of this study were analyzing the types of English code mixing used in Gaul tabloid based on Ho’s (2007) and Kannaovakun’s (2003) classifications framework, the factors that cause the use of code mixing in the articles, and whether or not code mixing can be understood by the readers. The data were collected through documents. This study analyzed three rubrics such as “Sampul Gaul”, “Gaul Ilmiah”, and “Ada Apa” in the three editions of Gaul tabloid. The data obtained were analyzed descriptively. The result of this study showed that there were seven types of code mixing which were used in the tabloid based on Ho’s classifications framework. Meanwhile, based on Kannaovakun’s classifications framework, there were only four types occurring from six types stated by Kannaovakun. The factors that caused the use of code mixing in Gaul tabloid were psycholinguistic motivation which covered relative ease of accessibility, and sociopragmatic motivation which covered specificity, bilingual punning, and the principle of economy. After being analyzed it can be concluded that the use of code mixing in the tabloid does not cause any obstacles to the readers in understanding the information contained in the text and it can enrich vocabulary bank of the readers.keyword : Indonesian-English code mixing, Gaul tabloid.
IMPROVING WRITING COMPETENCY OF THE TENTH GRADE STUDENTS IN SLB/B NEGERI SINGARAJA BY QUANTUM LEARNING INTEGRATED WITH MIND MAPPING TECHNIQUE ., Made Yunita Parmawati; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3328

Abstract

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendeskripsikan aplikasi dari metode Quantum Learning yang diintegrasikan dengan Mind Mapping teknik dalam meningkatkan kompetensi menulis siswa kelas X Sekolah Luar Biasa Bagian B Negeri Singaraja (SLB/B Negeri Singaraja). Tindakan dilakukan dalam 2 tahapan siklus dimana setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan, dua pertemuan untuk proses pengajaran dan satu pertemuan untuk pelaksanaan post-test dan kuisioner. Peneliti, tes, dan kuisioner adalah instrumen pengumpulan data pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Quantum Learning yang diintegrasikan dengan Mind Mapping teknik dapat meningkatkan kompetensi menulis siswa secara signifikan. Hal ini terbukti dari adanya peningkatan jumlah siswa yang lulus dari indikator ketercapaian dimana semula tidak ada siswa yang lulus (0%) pada pre-observasi, lalu pada siklus 1 terdapat 3 siswa (60%) yang lulus dan pada siklus 2 seluruh siswa ( 5 siswa/ 100%) lulus dari indikator ketercapaian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode yang diterapkan merupakan solusi yang bagus untuk menangani masalah menulis siswa tunarungu di SLB/B Negeri Singaraja utamanya dalam menulis kalimat Simple Present Tense. Kata Kunci : Quantum Learning, Mind Mapping, Kompetensi Menulis, SLB/B Negeri Singaraja The purpose of this classroom action-based research was to describe the applicability of quantum learning integrated with mind mapping technique in improving the writing competency of the tenth grade students of Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja (SLB/B Negeri Singaraja). The action was done in 2 cycles in which each cycle consisted of 3 sessions, two sessions for teaching process and one session for administering post test and questionnaire. The researcher, tests and teaching questionnaire were the instrument used to gather the data for this study. The findings indicated that quantum learning implementation in students’ writing activity could significantly improve the students’ writing skill. It was proven that the percentage of students who passed the success indicator from 0% in the preliminary observation was increased from 60% in Cycle 1 to 100% in cycle 2. Therefore, it could be concluded that quantum learning implementation integrated with mind mapping technique was a good method to solve the deaf students’ problems in writing Simple Present Tense sentences.keyword : Quantum Learning, Mind Mapping, Writing Competency, SLB/B Negeri Singaraja
AN ANALYSIS OF FIGURATIVE LANGUAGES USED IN SIMPLE PLAN'S SONG LYRICS IN THE ALBUM ENTITLED "GET YOUR HEART ON!" ., Ni Made Yudi Harsini; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3330

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan macam-macam majas yang digunakan dalam lirik lagu Simple Plan dan makna yang tersirat berdasarkan penggunaan majas dalam lirik-lirik lagu tersebut. Untuk mengaplikasikan penelitian ini, 13 lagu dalam album Simple Plan yang berjudul “Get Your Heart On!” telah dipilih untuk dianalisis menggunakan teori oleh Laurence Perrine (1982). Rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif diimplementasikan dalam penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat sembilan macam majas yang dipergunakan dalam lirik-lirik lagu Simple Plan dalam album mereka yang berjudul “Get Your Heart On!”, yaitu: Metaphor, Simile, Personification, Overstatement/ Hyperbole, Understatement, Metonymy, Paradox, Symbol dan Verbal Irony; (2) makna yang tersirat dalam penggunaan majas dalam lirik-lirik tersebut sebagian besar berkaitan dengan makna konotatif.Kata Kunci : Majas, Lirik-lirik Lagu, Makna Tersirat. This study aimed to find out the kinds of figurative language used in Simple Plan’s song lyrics and the meaning implied based on the use of figurative language in those lyrics. To administer this study, 13 songs in Simple Plan’s album entitled “Get Your Heart On!” were selected to be analyzed by using Laurence Perrine’s theory (1982). Descriptive design within qualitative approach was implemented in this study. This study reveals: (1) there are nine kinds of figurative language are used in Simple Plan’s song lyrics in their album entitled “Get Your Heart On!”, such as: Metaphor, Simile, Personification, Overstatement/ Hyperbole, Understatement, Metonymy, Paradox, Symbol, and Verbal Irony; (2) the meaning implied based on the use of figurative language in those lyrics mostly deal with connotative meaning.keyword : Figurative Language, Song Lyrics, Meaning Implied.
Indonesian-English Code Mixing Used by Characters in Films Written by Raditya Dika ., I Ketut Agus Widhi Yoga Nugraha; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3338

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis tipe dari campur kode Indonesia-Inggris yang digunakan oleh para karakter dalam film yang ditulis oleh Raditya Dika berdasarkan kerangka klassifikasi Ho (2007). Penelitian ini juga berfokus untuk menganalisis faktor penyebab penggunaan campur kode dalam film. Dalam kerangka klasifikasi Ho, terdapat tujuh tipe campur kode, yaitu (1) huruf alfabet, (2) bentuk pendek, (3) kata benda sesuai, (4) kata leksikal. (5) frasa, (6) kalimat tidak lengkap, dan (7) kalimat lengkap. Penelitian ini menggunakan tiga film yang ditulis oleh Raditya Dika sebagai objek penelitian, dengan judul Kambing Jantan (2009) Cinta Brontosaurus (2013) dan Manusia Setengah Salmon (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 139 bentuk campur kode yang digunakan dalam tiga film yang ditulis oleh Raditya DIka. Berdasarkan kerangka klasifikasi Ho, hasil penelitian mengindikasikan bahwa jenis campur kode yang paling sering digunakan adalah kata leksikal, diikuti oleh frasa, kata benda sesuai, kalimat tidak lengkap, huruf alfabet, dan kalimat lengkap. Sementara itu, jenis campur kode dengan frekuensi penggunaan terkecil adalah bentuk pendek. Terdapat enam faktor yang mempengaruhi penggunaan campur kode oleh karakter dalam film, yaitu (1) kurangnya perbendaharaan kata, (2) domain komunikasi, (3) jarak sosial dan status karakter, (4) situasi komunikasi, (5) martabat karakter, dan (6) tujuan dari interaksi.Kata Kunci : Campur kode, film yang ditulis oleh Raditya Dika, karakter. This study was a descriptive qualitative research, which aimed at investigating the types of Indonesian-English code mixing used by characters in films written by Raditya Dika based on classification framework used by Ho (2007). This study was also concern with analyzing the factors motivating the use of the code mixing. Ho’s classification framework covers seven types of code mixing, namely: (1) letters of alphabet, (2) short forms, (3) proper nouns, (4) lexical words, (5) phrases, (6) incomplete sentences, and (7) single full sentences. This study examined three films written by Raditya Dika as the objects of the study, entitled respectively: Kambing Jantan (2009), Cinta Brontosaurus (2013), and Manusia Setengah Salmon (2013). The result of the study indicated that there were 139 code mixing items used in the three films. Based on Ho’s classification framework, the finding showed the most frequently used code mixing pattern was lexical words, followed by phrases, proper nouns, single full sentence, incomplete sentences, and letters of alphabets. The least frequently used pattern of code mixing was short form. There were six factors to be the causes of code mixing based on Holmes’ (2000) and Napitupulu’s (2010) conceptions, namely: (1) lack of vocabulary, (2) domain of the communication, (3) social distance and status of the characters (4), situation of the communication, (5) prestige of the characters, and (6) goal of interaction.keyword : Code mixing, film written by Raditya Dika, characters.
Co-Authors ., Gusti Ayu Andiani ., Gusti Ayu Andiani ., Gusti Komang Dewi Tirtayani ., Gusti Komang Dewi Tirtayani ., I Dewa Made Yuda Mahendra ., I Dewa Made Yuda Mahendra ., I Gusti Ayu Ngurah Shanti Ningrum ., I Gusti Ayu Ngurah Shanti Ningrum ., I Gusti Putu Eka Suputra Mahardika ., I Gusti Putu Eka Suputra Mahardika ., I Kadek Mudita ., I Putu Hendra Adi Sutika ., I Putu Hendra Adi Sutika ., I Putu Rika Adi Putra ., I Putu Rika Adi Putra ., Ida Ayu Made Dwi Srawasti ., Ida Ayu Made Dwi Srawasti ., Luh Gede Kirana Sukma ., Luh Gede Kirana Sukma ., Luh Made Wina Jayanti ., Luh Made Wina Jayanti ., Ni Made Dwi Darmetri ., Ni Putu Astri Pradnyandari ., Ni Putu Astri Pradnyandari ., Nurlita Habibah ., Nurlita Habibah ., Pt Maysadevi Kusuma ., Pt Maysadevi Kusuma ABDUL MAJID . Ahmad . Dewa Ayu Eka Agustini Dewa Putu Ramendra Drs. Asril Marjohan,MA . Drs.Gede Batan,MA . EFENDI . Gede Surya Ulandara . Gusti Ayu Putu Shintia Anggrakusuma ., Gusti Ayu Putu Shintia Anggrakusuma I Gede Budasi I Gst. Ayu Agung Mirah Meyliana . I Gusti Ayu Ketut Yustriantari ., I Gusti Ayu Ketut Yustriantari I Gusti Made Gari Mahardika . I Kadek Utama Putra ., I Kadek Utama Putra I Ketut Agus Widhi Yoga Nugraha . I Made Liantana Riasa ., I Made Liantana Riasa I Nyoman Adi Jaya Putra I Putu Citra Yudha ., I Putu Citra Yudha I Putu Indra Kusuma I Putu Yoga Purandina I Wayan Suarnajaya Iga Putu Sukasari ., Iga Putu Sukasari Jamaludin . Kadek Adyatna Wedananta Komang Yudi Sulistiani . Luh Ayu Purnayatri ., Luh Ayu Purnayatri Luh Diah Surya Adnyani LUH MEGA SAFITRI . Luh Putu Artini M.Pd ., I Nyoman Pasek Hadi Saputra, S.Pd., M.Pd Made Yunita Parmawati . Mas Arya Suwardana . Ni Komang Yuli Arisma Dewi . Ni Luh Anggun Wisma Yanthi . Ni Made Ayuni Wulandari ., Ni Made Ayuni Wulandari Ni Made Ratminingsih NI MADE WAHYU SUPRABA WATHI . Ni Made Yudi Harsini . Ni Nengah Suastini . Ni Nyoman Manik Puspita . Ni Putu Ana Agusthini . Ni Putu Risma Listyariani . Ni Putu Yeni Andriyani . Ni Wayan Novita Yuliantari . NI WAYAN SATRI ADNYANI . Ni Wayan Suarini ., Ni Wayan Suarini Ni Wayan Sugitariani ., Ni Wayan Sugitariani NURUDDIN . PIPIT OLVA ANDAYANI . Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi,MA . PUTU CANDRAWATI . Putu Kerti Nitiasih Ratu Gistri Oqania . S.Pd. I Nyoman Pasek Hadi Saputra . S.Pd. Putu Eka Dambayana S. .