Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Metode AOP – GAC dalam Penanganan Limbah Cair Batik di Kalurahan Wijirejo, Kepanewon Pandak, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Iqbal Samusa Ihsan Usama; Andi Renata Ade Yudono; RR Dina Asrifah
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1163.389 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8836

Abstract

Seluruh aspek kehidupan memerlukan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satu daerah di Kalurahan Wijirejo, Kepanewon Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi sentra batik dengan skala rumah tangga di DIY. Kegiatan pengolahan batik akan menghasilkan limbah yang berasal dari proses pewarnaan dan pelorodan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan metode Advanced Oxidation Processes (AOP) – Granular Activated Carbon (GAC) untuk mendegradasi parameter BOD5 , COD, dan Fenol. Hasil penelitian dengan metode AOP –GAC yaitu injeksi ozon dengan larutan H2O2 (50%) sebanyak 1,5 ml dalam 1 liter limbah selama 30 menit merupakan waktu efektif. Penggunaan karbon aktif yang efektif yaitu sebanyak 6 gram dalam 1 liter limbah menghasilkan efisiensi yang dapat menurunkan 98,5% pada parameter BOD5 , COD sebanyak 98,6 %, dan Fenol sebanyak 99,5 %. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa AOP - GAC efektif untuk menurunkan parameter BOD5 , COD, dan Fenol pada limbah Batik.Kata Kunci: Industri Batik; Limbah Cair; AOP – GAC; IPAL; Ozonisasi; Adsorpsi
Konservasi Mata Air Berdasarkan Potensi Mata Air untuk Kebutuhan Domestik di Dusun Pendul, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta Perwira Mutaqi; Conradus Danisworo; Andi Renata Ade Yudono
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 1, No 1 (2019): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-I
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.474 KB) | DOI: 10.31315/psb.v1i1.9038

Abstract

Mata Air Gayam dan Mata Air Sendangrejo digunakan untuk memenuhi kebutuhan air domestik oleh penduduk di Dusun Pendul, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kedua mata air tersebut menjadi sumber air utama karena air di sumur gali menjadi menurun kuantitasnya saat musim kemarau. Pemanfaatan kedua mata air juga kurang efisien dan efektif karena penduduk harus mendatangi lokasi mata air untuk memanfaatkannya. Metode yang digunakan dalam penelitian itu adalah metode survei dan pemetaan lapangan, metode wawancara, metode matematis dan uji laboratorium, dan metode evaluasi. Potensi mata air dikaji berdasarkan kuantitas (debit) mata air dan kualitas mata air. Parameter-parameter yang digunakan dalam penentuan kualitas mata air meliputi parameter fisik, parameter kimia, dan parameter biologi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kedua mata air dalam memenuhi kebutuhan domestik di Dusun Pendul tergolong rendah dalam pemenuhan kebutuhan air penduduk 10 tahun kedepan. Kualitas Mata air Gayam sudah memenuhi baku mutu, tetapi Mata air Sendangrejo tercemar ringan. Konservasi mata air yang dapat diterapkan yaitupenanaman tanaman penutup tanah, pembuatan teras gulud, pembangunan bak, penampung mata air, pembuatan hidran umum, pendekatan sosial, dan pendekatan institusi.
Karakteristik Air dan Perkiraan Suhu Reservoir Panas Bumi di Desa Kalibeber, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah Veronika Cendi Prameswari Putri; Agus Bambang Irawan; Andi Renata Ade Yudono
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8828

Abstract

Desa Kalibeber merupakan salah satu desa di Kabupaten Wonosobo yang memiliki manifestasi panas bumiberupa mata air panas. Interaksi yang terjadi antara batuan dengan larutan hidrotermal dapat mengakibatkanterubahnya mineral yang dapat mempengaruhi karakteristik mata air panas. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui karakteristik dan suhu bawah permukaan air panas bumi di daerah penelitian. Metode yangdigunakan adalah survei dan pemetaan, uji laboratorium dan analisis geokimia air. Hasil penelitian menunjukkanbahwa mata air panas memiliki karakteristik yaitu termasuk tipe mata air tahunan, debit kelas V, mata air panasdengan suhu 39oC, tipe air bikarbonat serta batuan pada lokasi penelitian belum mengalami alterasi. Potensimata air berdasarkan kualitas mata air secara fisik yaitu, tidak berbau, tidak berasa dan berwarna kuning. Suhubawah permukaan sekitar 172oC yang termasuk entalpi sedang sehingga fluida panas bumi hanya dapatdigunakan secara langsung.Kata Kunci: Panas Bumi, Mata Air Panas; Karakteristik; Suhu; Geokimia
Analisa Kualitas dan Penentuan Status Mutu Airtanah pada Daerah Aktivitas Peternakan Sapi di Kalurahan Kulwaru, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY Isna Rahma Indah Sari; Andi Renata Ade Yudono; Aditya Pandu Wicaksono; Ayu Utami; Ika Wahyuning Widiarti
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8841

Abstract

Kegiatan peternakan sapi di Kalurahan Kulwaru, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta masih banyak dijumpai dengan dibuktikan adanya 33 aktivitas peternakan sapi yang dilakukan oleh masyarakat setempat secara mandiri di pekarangan rumah warga dekat dengan sumur gali warga yang biasanya digunakan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air sehari-hari. Ditemukannya sumur berbau dan keruh di dekat lokasi ternak sapi menjadi salah satu indikasi telah masuknya bahan polutan ke airtanah. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kualitas dan status mutu airtanah terhadap aktivitas peternakan sapi di Kalurahan Kulwaru. Penentuan status mutu airtanah dengan analisis dan perhitungan Indeks Pencemaran (IP) serta melakukan pengambilan tiga sampel airtanah berdasarkan arah aliran muka airtanah serta keberadaan sumur gali masyarakat. Pengujian kualitas airtanah nantinya akan dibandingkan dengan baku mutu air kelas I menurut Pergub DIY No.20 Tahun 2008 meliputi parameter fisik dan kimia berupa TDS, TSS, pH, BOD, COD, Ammonia, dan Sulfida. Berdasarkan hasil uji laboratorium dan perhitungan nilai IP, ketiga sampel airtanah yang diuji memiliki status mutu air tercemar sedang dengan beberapa parameter yang melebihi baku mutu pada lokasi Lp1 TDS 1832 mg/L, TSS 13,2 mg/L, COD 28,2267 mg/L, ammonia 1,0977 mg/L, dan sulfida 0,015 mg/L, kualitas pada lokasi Lp2 TSS 12 mg/L, ammonia 0,8807 mg/L, dan sulfida 0,041 mg/L, dan kualitas pada lokasi Lp3 TSS 8 mg/L, COD 13,7432 mg/L, ammonia 0,7686 mg/L, dan sulfida 0,035 mg/L.Kata kunci: Airtanah; Kualitas Air; Status Mutu Air; Indeks Pencemaran; Peternakan Sapi
ASSESSMENT OF THE GROUNDWATER RECHARGE POTENTIAL AREAS USING GIS IN KAJOR KULON HAMLET, SELOPAMIORO, IMOGIRI, BANTUL, YOGYAKARTA Saputra, Deni Rahman; Yudono, Andi Renata Ade; Partoyo, Partoyo
Jurnal Geografi Lingkungan Tropik (Journal of Geography of Tropical Environments) Vol. 4, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Groundwater balance occurs in the presence of recharge and discharge. The process of entering the water in soil takes place with an infiltration-percolation to aquifers. The groundwater recharge area is identified by lithology, land use, slope, rainfall, land, and landform. Kajor Kulon Hamlet, Selopamioro Village, Imogiri Sub-district, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta becomes an area with hilly morphology, active fault areas, and including drought-prone regions. Change of the land function in hilly areas by making settlements and un-irrigation field for farming may cause decreased ability as a recharge area. Research aim sare to assessing, determining, and analyzing the conditions of the establishment in the research area. The variables used include land use, the slope of the land, rainfall, and soil texture as thematic maps to analysis its land ability. Data collection methods are measurement, inquiry, and mapping. Furthermore, the method of analysis is based on the Geographic Information Systems (GIS) with scoring-weighted overlay method. The results showed the classification of the between low, medium, and high. The medium class is currently occupying 67% of the area in the research area with an area of 719,916.03 m2 . The distribution of each class is expressed through the groundwater recharge area map. The GIS is very efficient and effective in facilitating groundwater recharge area analysis
Pemodelan Dispersi Gas SO2 dan NO2 Dari Cerobong PLTSa Merah Putih, Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat Menggunakan AERMOD View Bumi Lloyd Marsha Sugiarto; Ika Wahyuning Widiarti; Wisnu Aji Dwi Kristanto; Andi Renata Ade Yudono
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11636

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) merupakan salah satu pengelolaan sampah yang terdapat di TPST Bantargebang. PLTSa merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah tangga sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik Akan tetapi, eksistensi PLTSa memberikan dampak negatif, yaitu penurunan kualitas udara. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dispersi gas SO2 dan NO2 menggunakan model dispersi Gaussian. Terdapat dua sampel yang diukur, yaitu sampel gas emisi dan parameter meteorologi. Metode pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling. Pengukuran gas emisi dilakukan di cerobong PLTSa. Pengelolaan hasil data pengukuran menggunakan AERMOD View untuk dispersi gas emisi. Pemodelan dispersi setiap gas emisi dilakukan dengan dispersi selama 1 jam, 24 jam, dan 1 tahun. Konsentrasi gas SO2 2,61 mg/Nm3 dan konsentrasi gas NO2 149 mg/Nm3 masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan dalam PERMENLHK Nomor 15 Tahun 2019, dengan baku mutu gas SO2 adalah 210 mg/Nm3 dan gas NO2 adalah 470 mg/Nm3. Hasil dari pemodelan dispersi menggunakan AERMOD View menunjukan bahwa dispersi gas emisi cenderung menetap pada sumber pencemar atau PLTSa dan konsentrasi gas menurun seiring bertambahnya jarak dari PLTSa.
Status Mutu Air Sungai Temulawak dan Air Tanah di sekitar PT X Kalurahan Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Muhammad Rizky Yunianto; Ayu Utami; Andi Renata Ade Yudono; Rr. Dina Asrifah; Eni Muryani
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11631

Abstract

 Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan manusia karena digunakan untuk kegiatan sehari-hari dan kegiatan lain. Industri tekstil di Kalurahan Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan informasi dari masyarakat limbah yang dibuang ke Sungai Temulawakmenimbulkan bau tidak sedap dan menyebabkan air tanah di selatan industri menjadi lebih keruh. Faktor lain penyebab menurunnya kualitas air sungai dan air tanah adalah jenis penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status mutu air sungai dan air tanah di sekitar industri tekstil. Metode yang digunakan pada penelitian secara umum merupakan metode kuantitatif. Beberapa metode yang digunakan seperti survei dan pengamatan, pengambilan sampel dengan metode purposive sampling, pengolahan data menggunakan metode Indeks Pencemaran. Hasil analisis diketahui bahwa selain limbah cair industri tekstil, status mutu air sungai dan air tanah dipengaruhi oleh faktor lain yaitu penggunaan lahan di daerah penelitian. Status mutu air sungai menunjukkan terdapat 1 sampel air sungai yang masuk ke dalam kategori tercemar ringan. Status mutu air tanah menunjukkan terdapat 3 sampel air tanah yang masuk ke dalam kategori tercemar ringan.
Efektivitas Penyisihan Mangan (Mn) Dengan Kombinasi Pengolahan Secara Aktif Dan Pasif Pada Air Asam Tambang Distika Pratiwi; Rr. Dina Asrifah; Ayu Utami; Andi Renata Ade Yudono
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11644

Abstract

Salah satu permasalahan dari banyaknya pertambangan batubara di Indonesia adalah potensi terbentuknya air asam tambang yang harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Dampak negatif Air asam tambang adalah mencemari lingkungan dengan kandungan logam beratnya. Salah satu logam berat yang ada di air asam tambang adalah Mangan (Mn) yang menjadi tantang tersendiri karena hanya dapat disisihkan jika pH sudah (pH = 5). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengolahan terhadap penurunan mangan (Mn) pada air asam tambang dengan kombinasi antara metode pengolahan aktif dengan pembubuhan kapur tohor dan pasif dengan tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes) sistem kontinyu. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survey, rancangan percobaan, dan metode analisis menggunakan perhitungan efektivitas penurunan Mn. Penelitian ini menggunakan 3 variasi media yaitu tanpa pengolahan, tanaman eceng gondok, dan kombinasi kapur tohor dan eceng gondok dengan waktu tinggal 7 hari dan 4 kali periode percobaan. Uji coba penelitian ini menghasilkan efektivitas penurunan logam Mangan (Mn) yang paling efektif pada R3 dengan nilai 71,20%. Sedangkan pada R2 penurunan kadar Mn tertinggi pada minggu ketiga untuk tanaman eceng gondok dengan nilai 50,59 %.
Analisis Kualitas Udara Akibat Kegiatan Penambangan Batuan Sirtu di Desa Gemampir, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah Wiwik Wulandari; Agus Bambang Irawan; Andi Renata Ade Yudono; Titi Tiara Anasstasia; Rr. Dina Asrifah
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11656

Abstract

Kegiatan produksi pertambangan di daerah penelitian dapat menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan, salah satunya ialah terjadi penurunan kualitas udara di sekitar lokasi pertambangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas udara berdasarkan baku mutu udara ambien yang sesuai dengan PP RI No. 22 Tahun 2021 dan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) pada lokasi penelitian. Kualitas udara yang akan dianalisis mencakup parameter Total Suspended Particulates (TSP), Particulate Matter 2,5 µm (PM2,5), dan Particulate Matter 10 µm (PM10) yang didapat dari 3 titik lokasi yaitu area tambang, jalan tambang, dan jalan permukiman. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa parameter TSP pada 2 lokasi, yaitu jalan tambang dan jalan permukiman tidak melebihi baku mutu, sedangkan TSP pada area tambang dengan nilai yang didapatkan sebesar 369,2 µg/m3 melebihi baku mutu. Parameter PM2,5 dan PM10 pada 3 lokasi masih tidak melebihi baku mutu. Berdasarkan analisis nilai ISPU pada 3 lokasi termasuk ke dalam kategori baik dengan status berwarna hijau. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi penurunan kualitas udara di sekitar lokasi penelitian yaitu dengan melakukan penyiraman secara berkala di sekitar area tambang dan sepanjang jalan angkut bahan galian.
Rancangan Teknis Reklamasi Lahan Bekas Tambang Batubara di Pit Tutupan HW 3 PT Adaro Indonesia Dhiya Ulhaq Rozani Amir; Suharwanto Suharwanto; Muammar Gomareuzzaman; Wisnu Aji Dwi Kristanto; Andi Renata Ade Yudono
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11646

Abstract

Kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan yang berpotensi besar menimbulkan risiko dan dampak negatif terhadap lingkungan. Kegiatan pertambangan yang beroperasi di lokasi penelitian yakni Pit Tutupan HW 3 PT Adaro Indonesia memiliki permasalahan yaitu belum dilakukannya upaya reklamasi pada lahan seluas 25,65 ha. Menurut PP No. 78 Tahun 2010 pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa pemegang IUP dan IUPK yang telah menyelesaikan kegiatan studi kelayakan diharuskan melakukan pengajuan terkait permohonan persetujuan rencana reklamasi dan rencana pascatambang sehingga reklamasi menjadi kewajiban. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan perencanaan teknis kegiatan reklamasi yang sesuai di lokasi penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif yang didalamnya mencakup pengumpulan data dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas area penataan lahan seluas 256.500 m2 dengan volume tanah yang di gali (cut) sebesar 755.054,128 BCM dan volume tanah yang di timbun (fill) sebesar 38.709,307 CCM. Volume tanah pucuk yang ditebar sebagai media pengakaran yaitu 51.300 m3. Saluran drainase yang digunakan berupa 2 jenis saluran yaitu saluran pengelak sebanyak 3 unit dan saluran pembuangan air (SPA) sebanyak 1 unit dengan debit limpasan masing-masing sebesar 0,89 m3/s, 1,45 m3/s, 1,07 m3/s, dan 1,04 m3/s. Rencana kegiatan revegetasi menggunakan tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) sebanyak 16.929 batang, mahoni (Mahogany) sebanyak 8.465 batang, dan durian (Durio zibethinus) sebanyak 2.822 batang dengan jarak tanam 3 m x 3 m