Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Analisis Kualitas Air Tanah dengan Diagram Piper Kloosterman di Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta Aila Triana Devi; Suharwanto Suharwanto; Andi Renata Ade Yudono; Wisnu Aji Dwi Kristanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11668

Abstract

Keterdapatan air payau di Kalurahan Gilangharjo merupakan hal yang tidak lazim mengingat daerah ini memiliki jarak dengan laut cukup jauh (±12 km) serta masih dipergunakannya air tanah payau oleh masyarakat yang dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan sehingga diperlukan kajian mengenai karakteristik air payau berdasarkan kualitas air tanah, dan genesa air payau. Metode yang digunakan berupa survei dan pemetaan untuk mengetahui karakter geologi fisik dan kimia, metode laboratorium digunakan untuk mengetahui kualitas air payau (TDS, DHL, kekeruhan, salinitas, pH, Na, Ca, Mg, K, Cl, SO4, HCO3, CO3, dan kesadahan) yang disesuaikan dengan baku mutu PerMenKes No 492/menkes/Per/IV/2010 dan Pergub DIY No 20 Tahun 2008, metode matematis dilakukan untuk menghitung nilai meq/L tiap parameter kemudian diplot ke dalam diagram piper Kloosterman. Berdasarkan 4 sampel air tanah yang terindikasi payau terdapat 1 sampel yang merupakan air payau yaitu kode sampel S2, pembentukan air tanah payau di daerah penelitian disebabkan adanya connate water yang berdasarkan diagram piper Klosterman adalah tipe air tanah berjenis air fosil (IV).
Analisis Kualitas Air Permukaan Akibat Limbah Peternakan Menggunakan Metode CCME WQI di Kalurahan Wijimulyo, Kapanewon Nanggulan, DIY Sefira Sertiteny; Andi Renata Ade Yudono
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11634

Abstract

Peternakan memiliki dampak positif bagi masyarakat dalam menunjang perekonomian, tetapi peternakan bisa memiliki dampak negatif jika limbah dari peternakan tidak diolah melainkan langsung dibuang ke lingkungan terutama badan air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air permukaan akibat limbah peternakan di Kalurahan Wijimulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Metode yang digunakan pada penelitian yaitu Purposive Sampling dengan teknik Grab Sampling dengan pengambilan sesaat pada 2 titik dan pengambilan sampel sebanyak 4 kali. Perhitungan kualitas air permukaan menggunakan metode Canadian Council of Miniters of The Environment Water Quality Index (CCME). Hasil pengambilan sampel air permukaan didapatkan parameter BOD, COD, dan TSS melebihi baku mutu dengan nilai tertinggi BOD sebesar 209,5 mg/L di titik 1 pada pengambilan ke-4. Nilai COD tertinggi sebesar 304,5 mg/L di titik 1 pada pengambilan ke-3, serta parameter TSS tertinggi dengan nilai 569 mg/L di titik 1 pada pengambilan ke-1. Pada parameter pH dan Amoniak (sebagai Nitrogen) tidak melebihi baku mutu. Nilai kualitas pencemaran pada titik 1 sebesar 33,24 dengan klasifikasi Buruk, dan titik 2 sebesar 50,16 dengan klasifikasi Kurang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi penelitian lebih lanjut serta menjadi acuan dalam pengolahan limbah peternakan.
Analisis Laju Erosi serta Pengelolaannya Pada Area Reklamasi Pasca Tambang Tahun Tanam 2020 pada Pertambangan Batubara Bramantio Dzaki Wirayuda; Andi Renata Ade Yudono; Johan Danu Prasetya; Aditya Pandu Wicaksono; Nandra Eko Nugroho
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11647

Abstract

Perusahaan pertambangan batubara yang menggunakan sistem tambang terbuka (open pit mining) dapat mengakibatkan perubahan fisik sehingga terjadi penurunan kualitas lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya kegiatan reklamasi untuk memperbaiki kualitas lingkungan tersebut. Salah satu dampak dari aktifitas pertambangan yaitu tingginya tingkat laju erosi sehingga dapat menurunkan tingkat produktivitas tanah. Analisis laju erosi perlu dilakukan serta pengelolaannya, agar permasalahan penurunan kualitas lingkungan dapat teratasi. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah survey dan pemetaan lapangan, metode tongkat untuk pengukuran erosi, uji laboratorium, metode matematis, dan metode konservatif. Hasil yang didapat pada lahan pengukuran erosi area reklamasi pasca tambang tahun tanam 2020 yaitu 344,913 Ton/Ha/Tahun dan perlu dilakukan pengelolaan. Pengelolaan yang dilakukan dalam mengurangi laju erosi dengan mengacu pada Permen Kehutanan Nomor P.4/Menhut-II/2011 yaitu membuat guludan bersaluran dan menanam tanaman lokal daur panjang dengan jenis tanaman pulai dengan jarak tanam 4m x 8m dan tanaman cover crop jenis Calopogonium mucunoides.
KAJIAN PEMANFAATAN DAN TEKNIK KONSERVASI MATA AIR DI DESA GIRIPURWO, KECAMATAN GIRIMULYO, KABUPATEN KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pradani, Yulanda Kurnia; Pratiknyo, Puji; Yudono, Andi Renata Ade
Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL
Publisher : Mulawarman University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtlunmul.v7i2.13362

Abstract

Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup untuk menjalankan segala aktivitas kehidupan. Jumlah manusia yang menggunakan air semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Pada lokasi penelitian terdapat tiga mata air yang mempunyai tipe aliran perenial yang terbentuk dari rekahan batuan. Pada saat musim kemarau masyarakat sekitar kesulitan mencari air bersih untuk mencukupi kebutuhan air bersih. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik (sebaran mata air, tipe mata air, dan kualitas air), potensi mata air dalam pemenuhan kebutuhan, dan teknik konservasi yang tepat dalam pengelolaan mata air pada daerah tersebut. Parameter kesesuaian lokasi untuk bangunan tampungan air adalah kemiringan lereng, topografi, bentuklahan, dan penggunaan lahan dengan metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Hasil penelitian nilai imbangan air pada sebagian besar padukuhan di lokasi penelitian tidak kritis. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketiga mata air masih mampu mencukupi kebutuhan air bersih pada lokasi penelitian. Sehingga arahan manajemen mata air yang tepat adalah pembuatan teras individu dan pembuatan bangunan tampungan air berupa embung. Lokasi pembuatan teras individu yaitu berada di daerah hulu (recharge area) pada kemiringan lereng >40% dengan bentuklahan perbukitan dan penggunaan lahan hutan. Bangunan tampungan air berupa embung dengan volume total yang dibutuhkan 129523,8 m3 dengan kedalaman 6 m, lokasi embung berada pada daerah hilir (discharge area) kemiringan lereng 8 hingga 15% dengan bentuklahan dataran dan penggunaan lahan tegalan
Environmental Degradation Analysis of Former Bengawan Solo River Lake Ecosystem Ade Yudono, Andi Renata; Suntoro, Suntoro; Danisworo, Conrad; Ikhsan, Cahyono
Indonesian Journal of Geography Vol 56, No 3 (2024): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijg.97906

Abstract

The ecosystem of the former river section lake in the research area formed by the straightening of the river and located in the Sub-Urban area, faces significant environmental degradation such as pollution, erosion, and water shrinkage that threaten its sustainability. The magnitude of environmental degradation that occurs needs to be studied because it can result in a reduction in clean water and shallowing of the lake. Compared with lakes such as Poyang Lake in China, which has experienced a decline in water quantity and quality due to seasonal fluctuations, climate change and waste, this study offers a similar perspective by highlighting the interaction of natural and human factors, and adds a new dimension related to degradation caused by erosion. This study uses a comprehensive approach, namely by combining image analysis, field measurements using measuring sticks, USV, geodetic GPS, laboratory analysis, and interviews. The results of the study indicate that the lake water quality status ranges from "moderately polluted" to "heavily polluted," while the groundwater quality varies from "meets quality standards" to "lightly polluted." The high water quality status is caused by human activities and land conditions, as well as the high rate of erosion around the lake reaching 289.63 tons/ha/year, with an average soil loss of 0.11 tons/year. In addition, the lake in the study area has shrunk by up to 72% due to seasonal fluctuations and climate change. Based on this, effective management is needed to maintain the ecological balance and environmental health of the former river section lake.
Analisis Pengaruh Ketersediaan Air Permukaan Terhadap Debit Mata Air Sukmawati, Anak Agung Nila; Yudono, Andi Renata Ade; Gomareuzzaman, Muammar
Jurnal Lingkungan Kebumian Indonesia Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/kebumian.v1i1.2058

Abstract

Springs are one of the water sources that people can use to meet their clean water needs. The Balinese people in particular, apart from using spring water to fulfill their daily needs, also use it as a means of religious ceremonies so that its sustainability is strictly maintained. One of the springs that can be found in Bali is the Tirta Salaka spring. Tirta Salaka spring is located in Sading Village, Mengwi District, Badung Regency, Bali Province. The purpose of this study was to analyze the effect of surface water availability on Tirta Salaka springs. The method used in the research is a combination of quantitative and analytical methods. Based on calculations, the discharge value of the Tirta Salaka spring is smaller than the general water balance value from November to March. The discharge value of the Tirta Salaka spring from November 2022 to March 2023 is included in class VI with values of 1.111.931 liters/month, 1.196.208 liters/month, 1.413.677 liters/month, 1.036.800 liters/month, and 914.717 liters/month. This shows that the amount of discharge from the Tirta Salaka spring is influenced by rainfall. The higher the rainfall value, the higher the discharge of the Tirta Salaka spring
Arahan Reklamasi Lahan Pascatambang Tanah Liat (Clay) PT X Desa Temandang Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban Jawa Timur Jatmiko, Novani Rahayu Ramadhanti; Lukito, Herwin; Suharwanto; Kristanto, Wisnu Aji Dwi; Yudono, Andi Renata Ade
Jurnal Lingkungan Kebumian Indonesia Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/kebumian.v1i1.2060

Abstract

The clay mining activities carried out by PT X have resulted in an excavation pit, if there is no post-mining management that is carried out, it will decrease the productive land of the community along with native flora and fauna. This research aims to provide recommendations for post-mining reclamation direction of clay. The method used is survey and mapping method refers to Matric 17 of the Decree of The Minister of Energy and Mineral Resources of The Republic of Indonesia Number 1827 K/30/MEM/2018 about Reclamation Assessment Guidelines for Production Operation and the things to be analyzed are the stages of reclamation activities that have been carried out and purposive sampling method for soil sampling which will later be tested in the laboratory and then the results obtained will be matched with criteria for soil analysis results. Based on the results the land stewardship that carried out was leveling, stocking top soil, making drainage, and channel repairment. The revegetation carried out was planting of klampis, vetiver, and trembesi around the mine road. The final completion carried out is treatment up to two years of age, fertilization, and checking of reclaimed plants. The recommended clay post-mining land reclamation direction is revegetation with vetiver plants (cover crops) with spacing of (1x1) meter, eucalyptus (fast-growing plant) with spacing of (3x1) meter, and peanut (local plants) with spacing of (30x30) cm, then will be planted with a pot system.