Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Identification of Adverse Drug Reactions in Congestive Heart Failure Patients in a Tertiary Care Hospital, West Nusa Tenggara, Indonesia Lupitaningrum, Dita Marina; Ramdaniah, Putri; Yuliana, Depi
Pharmaceutical Sciences and Research Vol. 8, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Congestive Heart Failure (CHF) is a progressive health problem with high mortality and morbidity and has the potential to develop adverse drug reactions (ADRs). This study was conducted to determine the prevalence of potential ADRs, the types of drugs that cause ADRs, the types of ADRs, and the risk factors that affect the ADRs in CHF patients. Data were collected using medical record of hospitalized patient at the West Nusa Tenggara (NTB) Provincial Hospital, Indonesia, in 2017 to 2019. The assessment of the causality and severity of ADRs used the Naranjo algorithm and the Hartwig and Siegel scale. This study used 325 CHF patients’ data. Of 325 CHF patients, 223 patients (69%) were recorded as having ADRs with 446 total cases of ADRs, consisted of 4 (0.9%) highly probable, 187 (41.9%) probable, and 255 (57.2%) possible. The drugs that cause ADRs with a highly probable status are bisoprolol and ramipril. The most ADRs categories were level 1 (76.0%), followed by level 2 (17.3%), level 3 (6.5%), and level 4A (0.2%). The most affected organ systems were the muscles, joints, and nervous system (n=136, 37.7%), followed by renal, and gastrointestinal system. No association between ADRs with several risk factors, such as gender, age, and comorbidities. The prevalence of ADRs in CHF patients in this study was 69%, with the highly probable category in causing ADRs were bisoprolol and ramipril. ADRs that mostly occurred were in the mild category. ADRs monitoring in CHF patients is especially important to achieve optimal therapeutic results.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Perilaku Swamedikasi Putri, Tursina Kamila; Bayani, Faizul; Apriani, Laili; Yuliana, Depi
Empiricism Journal Vol. 3 No. 2: December 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/ej.v3i2.1065

Abstract

Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan upaya masyarakat dalam menangani keluhan penyakit yang dialami. Pengobatan sendiri akan menimbulkan masalah terhadap obat atau yang biasa disebut dengan istilah Drug Related Problems (DRP’s), hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap obat dan fungsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap perilaku swamedikasi di Dusun Muara Putat Desa Pemenang Timur Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara Tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan teknik cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan non random sampling dengan teknik pusposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 83 responden. Hasil penelitian ini menunjukan bawa responden memiliki pengetahuan tergolong rendah sebesar 4,82%, 72,29% responden tergolong sedang, dan 22,89% tergolong baik. Kemudian perilaku swamedikasi menunjukan 12,05% responden memiliki perilaku swamedikasi tergolong rendah, 62,65% responden tergolong sedang, dan 25,30% tergolong tinggi. Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh hasil yang tidak signifikan dengan nilai P value yakni sebesar 0,063 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi. Relationship between Community Knowledge Level and Self-Medication Behavior Abstract Self-medication or self-medication is a community effort in dealing with complaints of the disease they are experiencing. Self-medication will cause problems with drugs or what are commonly referred to as Drug Related Problems (DRP's), this is due to a lack of understanding of drugs and their functions. This study aims to determine the relationship between the level of public knowledge and self-medication behavior in Muara Putat Hamlet, Pemenang Timur Village, Pemenang District, North Lombok Regency in 2022. This research is an analytic survey study using a cross sectional technique. Sampling using non-random sampling with purposive sampling technique. The sample used in this study was 83 respondents. The results of this study indicate that respondents have low knowledge of 4.82%, 72.29% of respondents are classified as moderate, and 22.89% are classified as good. Then self-medication behavior shows that 12.05% of respondents have low self-medication behavior, 62.65% of respondents are classified as moderate, and 25.30% are high. Based on the results of the Chi-Square test, insignificant results were obtained with a P value of 0.063 which indicated that there was an insignificant relationship between the level of knowledge and self-medication behavior.
Mengubah Limbah Menjadi Berkah: Pelatihan Pengolahan Limbah Organik Sebagai Media Budidaya Jamur dan Sayuran Organik Hulyadi, Hulyadi; Muhali, Muhali; Khaeruman, Khaeruman; Bilad, Muhammad Roil; Samsuri, Taufik; Bayani, Faizul; Yuliana, Depi
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2394

Abstract

Pengabdian ini bertujuan melaitih mitra memanfaatkan limbah organik jerami, ampas sagu dan serbuk gergaji sebagai media tanam jamur merang. Selanjutnya limbah jamur diolah sebagai media tanam sayur mayur. Permasalahan utama yang dihadapi mitra adalah belum mampu memanfaatkan limbah organik menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomis. Teknik yang digunakan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat ini adalah PRA (Participatori Rural Appraisal) dimana dalam pelaksanaannya melibatkan masyarakat sekitar dalam seluruh kegiatan dan stakeholder setempat. Keunggulan metode ini adalah mampu meningkat keterampilan mitra karena terlibat langsung dalam proses produksi jamur merang. Penggunaan teknik ini bertujuan agar masyarakat dapat saling berbagi dan meningkatkan pengetahaun mereka tentang kondisi dan kehidupan masyarakat, membuat rencana dan bertindak. Keberhasilan proses pengabdian dinilai dari kompetensi mitra dalam budidaya jamur dan sayur mayur pada limbah jamur merang. Mitra telah mampu membudidayakan jamur merang dan sayur mayur ini terbukti dari hasil panen jamur yang sangat baik. Sayur mayur juga tumbuh subur pada media limbah jamur jika dibandingkan dengan media tanah. Suhu yang dijaga tetap setabil pada kumbung mikro terbukti mampu meningkatkan produksi 5 kg setiap raknya. Jika dipersentasekan secara keseluruhan terjadi peningkatan produksi 10% jika dibandingkan ukuran kumbung yang biasa dipakai oleh petani jamur merang. Berdasarkan hasil panen dan uji coba tanaman cabe pada limbah jamur merang dapat disimpulkan masyarakat desa Bengkaung telah mampu memanfaatkan limbah organik menjadi media tanam jamur merang serta mampu memanfaatkan limbah jamur sebagai media tanam sayur. Turning Waste into Blessings: Training on Processing Organic Waste as a Media for Cultivating Organic Mushrooms and Vegetables Abstract This service aims to train partners to utilize organic waste straw, sago dregs and sawdust as a growing medium for straw mushrooms. Next, the mushroom waste is processed as a vegetable growing medium. The main problem faced by partners is that they have not been able to utilize organic waste into materials that have economic value. The technique used in this community empowerment activity is PRA (Participatory Rural Appraisal) where the implementation involves the local community in all activities and local stakeholders. The advantage of this method is that it can improve the skills of partners because they are directly involved in the straw mushroom production process. The aim of using this technique is so that people can share and increase their knowledge about the conditions and life of the community, make plans and act. The success of the service process is assessed from the partner's competency in cultivating mushrooms and vegetables from straw mushroom waste. Partners have been able to cultivate straw mushrooms and vegetables as proven by the excellent mushroom harvest. Vegetables also grow well on mushroom waste media when compared to soil media. The temperature that is kept stable in micro barns has been proven to be able to increase production by 5 kg per shelf. If taken as a whole, there was a 10% increase in production compared to the size of the kumbung usually used by straw mushroom farmers. Based on the harvest results and trials of chili plants on straw mushroom waste, it can be concluded that the people of Bengkaung village have been able to use organic waste as a growing medium for straw mushrooms and are able to use mushroom waste as a medium for growing vegetables.
Program Kemitraan Masyarakat: Menumbuh Literasi dan Keterampilan Mengekstrak Tanaman Obat Melalui Teknologi Sederhana Berorientasi Kearifan Lokal Bayani, Faizul; Yuliana, Depi; Jupriadi, Lalu; Hamdani, Ade Sukma; Hulyadi, Hulyadi; Verawati, Ni Nyoman Sri Putu; Gargazi, Gargazi
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2403

Abstract

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dan keterampilan masyarakat Desa Bengkaung dalam mengekstrak tanaman obat melalui penggunaan teknologi sederhana yang berbasis kearifan lokal. Pendekatan yang digunakan dalam program ini melibatkan pemanfaatan bahan-bahan lokal, seperti kayu manis, kayu gaharu, kulit kayu Bridellia micrantha, serta alat tradisional gerabah untuk proses ekstraksi tanaman obat. Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan praktis dalam pengolahan tanaman obat, tetapi juga untuk melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal yang sudah ada di desa tersebut. Variabel utama yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi peningkatan keterampilan ekstraksi, pemanfaatan bahan lokal, kesadaran terhadap pelestarian kearifan lokal, dan penggunaan alat tradisional yang ramah lingkungan. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program ini meliputi pelatihan langsung kepada masyarakat melalui workshop dan pendampingan, serta evaluasi hasil melalui metode pre-test dan post-test. Hasil dari program ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam kemampuan masyarakat Desa Bengkaung dalam mengekstrak tanaman obat dengan alat sederhana. Para peserta pelatihan dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan bahan-bahan lokal secara efektif untuk proses ekstraksi, serta memahami pentingnya keberlanjutan dan pelestarian kearifan lokal. Selain itu, penggunaan alat tradisional gerabah sebagai media ekstraksi juga terbukti tidak hanya efektif dalam menghasilkan produk ekstraksi, tetapi juga mendukung upaya pelestarian budaya lokal yang ramah lingkungan. Dengan demikian, PKM ini memberikan kontribusi penting dalam pemberdayaan masyarakat Desa Bengkaung, tidak hanya dalam aspek keterampilan teknis, tetapi juga dalam penguatan nilai-nilai kearifan lokal yang berbasis pada keberlanjutan dan penggunaan bahan-bahan alami. Program ini juga berpotensi menjadi model bagi pengembangan masyarakat berbasis kearifan lokal lainnya dalam rangka meningkatkan literasi dan keterampilan berbasis budaya yang berkelanjutan. Community Partnership Program: Fostering Literacy and Skills in Extracting Medicinal Plants Through Simple Technology with a Focus on Local Wisdom  Abstract This Community Partnership Program (PKM) aims to enhance the literacy and skills of the residents of Bengkaung Village in extracting medicinal plants using simple technology based on local wisdom. The approach employed in this program involves utilizing local materials, such as cinnamon, agarwood, and the bark of Bridellia micrantha, as well as traditional clay tools for the medicinal plant extraction process. The program not only aims to improve practical skills in processing medicinal plants but also seeks to preserve and develop the local wisdom already present in the village. The key variables analyzed in this study include the improvement of extraction skills, the utilization of local materials, awareness of preserving local wisdom, and the use of environmentally friendly traditional tools. The methods applied in the implementation of this program include direct training through workshops and mentoring, as well as evaluating the outcomes using pre-test and post-test methods. The results of the program show a significant improvement in the abilities of Bengkaung Village residents in extracting medicinal plants using simple tools. Participants were able to identify and effectively utilize local materials for the extraction process and understand the importance of sustainability and preserving local wisdom. Additionally, the use of traditional clay tools as extraction media proved not only effective in producing extraction products but also supported efforts to preserve environmentally friendly local cultural practices. Thus, this PKM has made a significant contribution to empowering the Bengkaung Village community, not only in terms of technical skills but also in strengthening values of local wisdom based on sustainability and the use of natural materials. This program also has the potential to serve as a model for other community development initiatives based on local wisdom to enhance literacy and skills in a sustainable cultural framework.
Antioxidant Activity Analysis of Ethanol Extract from Melandean Leaves (Bridelia micrantha) Using the DPPH Assay Bayani, Faizul; Rahayu, Lale Budi Hutami; Rahayu, Supiani; Huaida, Nurul; Yuliana, Depi; Hulyadi, Hulyadi; Gargazi, Gargazi
Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia Vol 12, No 6 (2024): December 2024
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/hjkk.v12i6.13855

Abstract

The increasing global prevalence of oxidative stress-related diseases such as cardiovascular disease, diabetes, and neurodegenerative disorders underscores the importance of developing effective antioxidant strategies. In this study, samples of ethanol extract from Bridelia micrantha (Melandean) leaves were used which were then evaluated using the DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) test, a method that is widely known for assessing free radical scavenging activity. The ethanol extract sample was obtained through maceration with a yield of 15.84%. Based on the DPPH test, it shows that the extract has dose-dependent inhibition of DPPH radicals, with a maximum inhibition of 66.13% at a concentration of 25 ppm. The IC50 value, calculated from regression analysis, confirmed the antioxidant potential of the extract, although it was less effective than that of vitamin C, which was used as a positive control. These findings suggest that Bridelia micrantha leaves, rich in phytochemicals such as flavonoids, tannins, and saponins, have the potential as a source of natural antioxidants for managing oxidative stress-related health conditions.
Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Diagnosa ISPA Dengan Metode Gyssens di Puskesmas Bagu Rahayu, Supiani; Ramdaniah, Putri; Yuliana, Depi; Hamdani, Ade Sukma; Fazirah, Fazirah
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 1 (2025): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v5i1.987

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang berbagai bagian saluran pernapasan, seperti hidung, sinus, faring, trakea, bronkus, paru-paru, dan epiglotis yang disebabkan oleh bakteri dan virus. Namun, penyalahgunaan antibiotik dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Salah satu pendekatan untuk mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan antibiotik secara rasional, sehingga perlu melakukan evaluasi dengan metode Gyssens. Tujuan penelitian: Untuk memberi sebuah gambaran tentang evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik pasien anak diagnosa ISPA dengan metode gyssens di Puskesmas Bagu. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif kemudian dianalisis menggunakan metode gyssens. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 86 sampel dari 601 populasi. Hasil Penelitian: Berdasarkan penelitian penggunaan antibiotik dengan metode gyssen menunjukkan penggunaan antibiotik yang rasional (kategori 0) sebanyak 51 pasien (59,3%), penggunaan tidak tepat dosis (kategori II A) sebanyak 9 pasien (10,5%), ada antibiotik yang lebih efektif (kategori IV A) sebanyak 9 kasus (10,5%), tidak ada indikasi terhadap penggunaan antibiotik (kategori V) sebanyak 17 kasus (19,7%). Kesimpulan: Penggunaan antibiotik pada pasien ISPA anak di Puskesmas Bagu tahun 2023 diantaranya masih belum rasional dengan jumlah presentase sebanyak 40,7 %.
Evaluasi Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Lombok Tengah Berdasarkan Kemenkes No.1027/MENKES/SK/IX/2004 NTB Ningrum, Dwi Monika; Zainudin, Ahmad -; Yuliana, Depi; Bayani, Faizul
Jurnal Kesehatan Qamarul Huda Vol. 6 No. 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Qamarul Huda Badaruddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37824/jkqh.v6i2.2018.39

Abstract

Pharmacists in carrying out their duties at the Pharmacy need to comply with Kepmenkes No.1027 / Menkes / SK / IX / 2004, concerning Pharmaceutical Service Standards at the Pharmacy. These standards are structured as guidelines for the practice of pharmacists in carrying out their work, so that the public is protected from unprofessional services and minimizes the occurrence of medication errors. This study aims to determine the standard application of pharmaceutical services at the Pharmacy. This study was designed in a non-experimental manner, in which the results were displayed descriptively. Sampling process was using the Slovin formula, therefore from 67 pharmacies that existed in this particular area were obtained sample of 38 pharmacies in Central Lombok. Data collection was based on the results of interviews with pharmacists and direct observation to determine compliance with the standard technical implementation of pharmaceutical services at the pharmacy (SK No.1027 / Menkes / SK / IX / 2004). Scoring was done by summing the value of each indicator in each Pharmacy which includes human resources, services and evaluation of service quality. The results of the assessment indicate that there is 1 Pharmacy (2.33%) in the good category, 13 Pharmacies (30.23%) in the sufficient category and 29 Pharmacies (67.44%) in the less category.
Kepuasan Pasien Di Apotik Dahlia Berdasarkan Karakteristik Pasien Dengan Model SERVQUAL Ningrum, Dwi Monika; Bayani, Faizul; Yuliana, Depi; Mukhlishah, Neneng Rachmalia Izzatul; Istri Widya Utamiswari, Cokorda
Jurnal Kesehatan Qamarul Huda Vol. 8 No. 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Qamarul Huda Badaruddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37824/jkqh.v8i2.2020.216

Abstract

Pharmacy services at the pharmacy are an integral part of the implementation of health efforts, which play an important role in improving the quality of health services for the community. The demands of patients and society for improving the quality of pharmaceutical services require an expansion from the old paradigm that is product oriented (drug oriented) to a new paradigm that is patient oriented (patient oriented) with a philosophy of pharmaceutical care. The purpose of this study was to see the level of patient satisfaction with prescription services at Dahlia Pharmacy Mataram. The sample in this study is part of the entire population who redeem prescriptions at the Dahlia Pharmacy with ages 19-65 years. The determination of the sample size with a confidence level of 99% using the Slovin formula. The results obtained by the level of patient satisfaction seen from each dimension include direct evidence (tangible), reliability, responsiveness, assurance, empathy shows that on average patients give a satisfied response to the service provided. This shows that the services provided by pharmacy officers are good enough. The study showed that the largest percentage of patients were satisfied with the services provided by the dahlia pharmacy by 67.96% and very satisfied with the percentage of 23.94%. It is known that the level of satisfaction obtained by customers is closely related to the quality standards of the goods or services they enjoy. The nature of satisfaction is subjective, but can be measured through the customer and community satisfaction index.
Peran Tenaga Kefarmasian dalam Proses Penanggulangan Wabah Covid-19 di Apotek Kota Mataram Tahun 2020 Ningrum, Dwi Monika; Haryanto, Dedent Eka Bimma; Yuliana, Depi; Mukhlishah, Neneng Rachmalia Izzatul; Permana, Denih Agus Setia; Ulandari, Atri Sri
Jurnal Kesehatan Qamarul Huda Vol. 10 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Qamarul Huda Badaruddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37824/jkqh.v10i1.2022.289

Abstract

Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK), merupakan tenaga kesehatan yang berada di garda depan  pelayanan kefarmasian baik di apotek, puskesmas, rumah sakit dan sarana pelayanan kefarmasian lainnya.  Dalam penanggulangan Covid-19 ini, tenaga medis dan tenaga kesehatan lain berada di garis depan, membantu anggota masyarakat yang terserang tertular penyakit. Sebab itu, tenaga kesehatan terutama TTK harus mengerti dan paham betul apa yang mesti mereka lakukan pada masyarakat agar mendapat pencerahan, mereka harus memperoleh informasi yang benar dari tenaga kesehatan yang terpercaya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pemilihan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus sesuai untuk meneliti tentang Peranan TTK Dalam Proses Penanggulangan Wabah Covid-19 dalam komunikasi informasi dan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Observasi terhadap peran TTK dilakukan selama bulan April 2020 sampai dengan bulan Juli 2020 di beberapa Apotek di Kota Mataram. Subjek yang diamati terdiri dari TTK dengan kualifikasi pendidikan Sekolah Menengah Farmasi, Diploma-III dan Apoteker. Objek yang dikaji merupakan uraian tugas yang tertuang dalam dokumen disertai dengan pengamatan langsung berupa pelayanan yang diberikan oleh TTK di tempat kerja/sarana kefarmasian. Hasil yang  diperoleh dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa TTK cukup berperan dalam proses penanggulangan wabah Covid-19 dengan prosentase sebesar 70,25%.
Evaluasi Kepuasan Pasien Ditinjau Dari Kinerja Tenaga Teknis Kefarmasian Di Apotek Pagesangan Mataram Yuliana, Depi; Wikandari, Deasi; Ramdaniah, Putri; Ningrum, Dwi Monika; Bayani, Faizul; Mukhlishah, Neneng Rachmalia Izzatul; Nuratni, Ni Made
Jurnal Kesehatan Qamarul Huda Vol. 10 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Qamarul Huda Badaruddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37824/jkqh.v10i1.2022.305

Abstract

Salah satu indikator kepuasan pasien dalam bidang kesehatan adalah tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kepuasan akan terpenuhi bila pelayanan yang diberikan dalam suatu apotek dirasakan telah sesuai dengan harapan pasien, sehingga kepuasan pasien akan memberikan keuntungan dan dampak yang sangat penting bagi manajemen apotek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian meliputi kecepatan pelayanan, komunikasi informasi dan edukasi (KIE), serta keramahan petugas di Apotek Pagesangan Mataram. Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan rancangan deskriptif kuantitatif dan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang dilakukan pada variabel terikat dan variabel bebas. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling yaitu pasien yang kebetulan datang menebus obat dan sesuai sebagai sumber data dengan besar sampel sebanyak 95 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pasien yang menebus obat di Apotek Pagesangan  Mataram memiliki nilai rata-rata berturut-turut per dimensi (Kecepatan Pelayanan, KIE, Keramahan Petugas) sebesar (90,22%, 85,36%, 99,5%). Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai pemacu pelayanan kefarmasian yang lain untuk mempertahankan serta memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien untuk menjadi lebih baik lagi.Salah satu indikator kepuasan pasien dalam bidang kesehatan adalah tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kepuasan akan terpenuhi bila pelayanan yang diberikan dalam suatu apotek dirasakan telah sesuai dengan harapan pasien, sehingga kepuasan pasien akan memberikan keuntungan dan dampak yang sangat penting bagi manajemen apotek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian meliputi kecepatan pelayanan, komunikasi informasi dan edukasi (KIE), serta keramahan petugas di Apotek Pagesangan Mataram. Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan rancangan deskriptif kuantitatif dan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang dilakukan pada variabel terikat dan variabel bebas. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling yaitu pasien yang kebetulan datang menebus obat dan sesuai sebagai sumber data dengan besar sampel sebanyak 95 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pasien yang menebus obat di Apotek Pagesangan  Mataram memiliki nilai rata-rata berturut-turut per dimensi (Kecepatan Pelayanan, KIE, Keramahan Petugas) sebesar (90,22%, 85,36%, 99,5%). Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai pemacu pelayanan kefarmasian yang lain untuk mempertahankan serta memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien untuk menjadi lebih baik lagi.